BAB I
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Benjolan
Pembesaran jaringan yang abnormal akibat tanda peradangan, dimana
pertumbuhan baru jaringan yang multiplikasi selnya tidak terkontrol dan
progresif.
(Dorland, 2014)
2. Indeks Wayne
Dilakukan untuk mendiagnosa penyakit hipertiroid, yang merupakan suatu
checklist yang berisi ada atau tidaknya gejala-gejala hipertiroid.
(Setiabudi, 2006)
3. Indeks New Castels
Indeks yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit hipertiroid.
(Setiabudi, 2006)
4. Obat Propanolol
Obat penghambat adenoreseptor beta (Beta Blocker) berfungsi menurunkan
tekanan darah pada hipertensi ringan dan sedang mencegah takikardi yang sering
timbul pada pengobatan dengan kardiovaskuler.
(Katzung, 2004)
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
BAB III
CURAH PENDAPAT
1. Mengapa di leher depan Ny.Cantik terdapat benjolan?
Benjolan leher adalah setiap massa baik kongenital maupun didapat yang
timbul di segitiga anterior atau posterior leher, di antara klavikula pada bagian
inferior, dan mandibula serta dasar tengkorak pada bagian superior.
Menurut Grace (2007), benjolan pada leher 50% berasal dari tiroid, 40%
benjolan leher disebabkan oleh keganasan (80% merupakan metastasis yang
berasal dari lesi primer di atas klavikula; 20% neoplasma primer: limfoma, tumor
kelenjar saliva) dan 10% benjolan leher berasal dari peradangan atau kelainan
kongenital.
Penyebab benjolan di leher umumnya tidak berbahaya. Tapi pemeriksaan
teliti tetap diperlukan karena bisa jadi benjolan itu ternyata adalah gejala
penyakit serius.
1. Pembengkakan pada kelenjar tiroid
Kelenjar yang bentuknya mirip kupu-kupu ini berada di leher dan tepat
berada di depan leher. Kelenjar tiroid biasanya tidak terlihat, tapi karena
beberapa sebab, kelenjar dapat membengkak dan menimbulkan benjolan di
leher yang kerap disebut gondok. Pembengkakan ini bisa disebabkan oleh
banyak hal seperti kekurangan yodium, kelenjar yang terlaluaktif atau kurang
aktif, dan kanker tiroid.
2. Pembengkakan pada kelenjar getah bening
Pembengkakan biasanya terjadi ketika tubuh mengalami infeksi antara
lain infeksi tenggorokan, infeksi gigi, pilek, campak, TBC, autoimun (lupus)
dan sifilis. Benjolan dapat kempes dengan sendirinya ketika kondisi kesehatan
mulai membaik.
3. Kista
Jika diusap terasa bentuknya kecil, teraba seperti sebuah kacang dan
bergeser di bawah kulit bila ditekan, bisa jadi benjolan disebabkan oleh kista
jinak. Hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena kemungkinan benjolan
dapat hilang dengan sendirinya tanpa bantuan pengobatan.
4. Infeksi
Dapat berupa infeksi akut maupun menahun. Bila yang terjadi infeksi
akut ditandai dengan adanya gejala panas dibadan, rasa sakit dan adanya warna
kemerahan pada benjolan tersebut.
5. Neoplasma
Merupakan suatu penyakit pertumbuhan sel. Neoplasma terdiri dari sel
sel baru yang mempunyai bentuk, sifat dan kinetika berbeda dari sel normal.
Pertumbuhannya yang berlebihan, autonom dan terlepas dari kendali
pertumbuhan sel normal. Neoplasma bersifat jinak. Bila bersifat ganas disebut
kanker.
Kanker pada daerah leher dibedakan menjadi 3 macam berdasarkan asal
pertumbuhannya :
a. Kanker yang asal pertumbuhannya memang berasal dari daerah leher
tersebut. Misalnya yang paling sering adalah kanker kelenjar gondok,
kanker jaringan lunak.
b. Kanker yang terjadi didaerah leher, namun sebenarnya kaner induknya atau
asalnya ada ditempat lain, dengan kata lain merupakan metastasis tumor
dari kanker di tempat lain, yang letaknya bukan di leher. Misalnya kanker
nasofaring, kanker didaerah kepala, kanker dirongga mulut, yang umumnya
menyebabkan metastasis berupa adanya benjolan di leher.
c. Kanker didaerah leher yang sebenarnya merupakan penyakit sistemikyang
dapat terjadi diseluruh tubuh, yaitu kanker kelenjar getah bening.
6. Trauma
Trauma didaerah leher dapat terjadi akibat benturan benda tumpul
sehingga terjadi pembekuan darah atau hematom dan membentuk benjolan
seperti tumor.
2. Mengapa Ny.Cantik merasa berdebar-debar dan berkeringat?
Menurut Nelson-Piercy (2010), yang membuat pasien mengalami berdebardebar (palpitasi) adalah terjadinya mekanisme seperti berikut :
Hyperthyroid
Peningkatan T3 dan T4
Peningkatan metabolisme
Peningkatan Myosin
Suplai oksigen meningkat
dapat
menyebabkan syok
kardiogenik,
asma
bronkial,
brikadikardia dan blok jantung tingkat II dan III, gagal jantung kongestif. Hati
hati pemberian pada penderita biabetes mellitus, wanita hamil dan menyusui.
Efek samping propranolol yaitu
Indeks wayne merupakan suatu check list yang berisi ada atau
tidaknya gejala-gejala penyakit thyroid dengan cara mencocokkan hasil yang kita
dapat pada pasien dengan tabel berikut :
Lokasi
Onset dan kronologis
Kuantitas keluhan
Kualitas keluhan
Faktor-faktor yang memperberat keluhan
Faktor-faktor yang meringankan keluhan
Analisis sistem yang menyertai keluhan utama atau gejala penyerta
Selanjutnya dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Dimana pada
T4 serum
T3 serum
Tes T3 ambilan resin
Tes thyrotropin releasing hormone (TSH)
Tiroglobulin
Ambilan iodium radioaktif
Ultrasonografi
10
11
BAB IV
ANALISIS MASALAH
Ny.Cantik, 25 th
Anamnesis
Pemeriksaan
Fisik
Penatalaksanaan
Farmako :
Metimazol
Propiltiourasil
Tiomida
Non Farmako :
Istirahat
Diet
Tiroidektomi total,atau
subtotal
Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis Banding :
Grave Desease
Struma toksik
Tiroiditis
Karsinoma Tiroid
Adenoma Tiroid
Tumor hipofisis
Komplikasi
Krisis tiroktoksik
Penyakit jantung tiroid
Oftalmopati graves
Dermopati graves
Gangguan pertumbuhan
Diagnosis kerja
HIPERTIROID
ETIOLOGI
Karena sekresi berlebihan Glandula tiroid yaitu
sirkulasi darah,dikarenakan
BAB V :
Grave desease
Tumor
pada hipofisis
SASARAN
BELAJAR
Tumor pada glandula tiroid
Adenoma dan karsinoma tiroid
Malfungsi hipotalamus
Pengaruh obat (menyebabkan iodida
meningkat)
12
13
BAB VI
BELAJAR MANDIRI
14
BAB VII
HASIL BELAJAR
1. Jelaskan anatomi dan histologi kelenjar tiroid!
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih
kurang 18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan
oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih
kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai
lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam
folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon
disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan
arteri tiroidea inferior. (Eroschenko, 2010)
Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan
arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan
kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan
lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik
berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit
kalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin
dihasilkan oleh parafolikuler. Sel folikel yang tersusun membentuk sebuah
rongga yang dinamakan koloid. Koloid ini berisi molekul glikoprotein yang
disebut tiroglobulin.
(Anderson, 2008)
2. Jelaskan fisiologi produksi hormone pada kelenjar tiroid!
Pembentukan hormon tiroid pada kelenjar tiroid di stimulasi oleh TRH dan
TSH. Ketika kadar T3 dan T4 dalam tubuh rendah, maka ini memberikan sinyal
ke hipotalamus untuk melepas TRH. TRH dilepaskan dan masuk ke kelenjar
hipofisis anterior melalui vena hypophysialis superior. TRH kemudian
merangsang hipofisis anterior untuk mensekresikan TSH. TSH kemudian sampai
pada kelenjar tiroid dan merangsang kelenjar tiroid untuk meningkatkan sekresi
hormon tiroid. Hormon tiroid kemudian meningkatkan metabolisme dalam
tubuh. Ketika metabolisme tubuh sudah normal kembali, T3 mulai meningkat
dalam tubuh dan merangsang hipotalamus untuk menghentikan sekresi TRH.
16
sebagai
tirotoksikosis
atau
Graves
yang
dapat
dingin, sesak napas. Selain itu juga terdapat gejala jantung berdebar-debar,
tremor pada tungkai bagian atas mata melotot (eksoftalamus), diare, haid tidak
teratur, rambut rontok, dan atrofi otot.
Berdasarkan klinisnya :
1. Struma toksik
Struma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu struma diffusa toksik dan
struma nodusa toksik. Istilah diffusa dan nodusa lebih mengarah kepada
perubahan bentuk anatomi dimana struma diffusa toksik akan menyebar luas
ke jaringan lain. Jika tidak diberikan tindakan medis sementara nodusa akan
memperlihatkan benjolan yang secara klinik teraba satu atau lebih benjolan
(struma multinoduler toksik) .
Struma diffusa toksik (tiroktosikosis) merupakan hipermetabolisme
karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam
darah.
Penyebab
tersering
adalah
penyakit
Grave
(gondok
struma
nodusa.
Struma
nodusa
tanpa
disertai
tanda-tanda
20
21
merupakan
faktor
penting
dalam
terjadinya
hipertiroidisme,
22
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilihat dari apakah terdapat struma dengan bruit,
berkeringat, kelemahan otot proximal, tremor halus, eksoftalmus, denyut nadi
cepat, retraksi kelopak mata, dan adanya gerakan hiperkinetik.
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
a) Kadar T3
b) Kadar T4
c) Kadar TSH
2) Pemeriksaan radiologi
a) Thyroid USG
b) Radioactive Iodine Uptake
c) CT Scan
23
(Grace, 2007)
3. Farmakodinamik tioamida
a. Bekerja melalui banyak mekanisme
b. Efek utama mencegah pembentukan hormon dgn menghambat reaksireaksi yg dikatalis oleh tiroid peroksidase dan menghambat organifikasi
iodium.
c. Menghambat penggabungan iodotirosin
d. Tidak menghambat penyerapan iodida oleh kelenjar
Efek samping obat obatan tersebut :
24
25
Tiroidektomi total
Pada prosedur ini dilakukan pengangkatan seluruh bagian
kelenjar tiroid. Dengan tidak adanya kelenjar tiroid yang memproduksi
hormon tiroid, pasien perlu mengonsumsi pengganti hormon tiroid
2.
26
yang sangat besar dan hal ini mengakibatkan takikardia, agitasi, tremor, dan
hipertermia. Apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian.
2. Penyakit Jantung Tiroid
Pada penyakit jantung tirois ini terdapat tanda-tanda dekompensasi
jantung dan hipertiroid. Dan didapatkan hasil EKG berupa atrium fibrilasi.
3. Periodic Paralysis Thyrotocsicosis (PPT)
Hal ini terjadi karena adanya hipokalemi akibat kalium terlalu banyak
masuk ke dalam sel otot. Biasanya aka terjadi kelumpuhan secara tiba-tiba
dan bersifat sementara.
4. Oftalmopati Graves
Hal ini ditandai dengan adanya edema dari inflamasi otot-otot
ekstraokular dan meningkatnya jaringan ikat dan lemak orbita.
5. Dermopati Graves
Dermopati graves terjadi akibat stimulasi sitokin di dalam jaringan
fibroblast
di
daerah
pretibial
yang
menyebabkan
akumulasi
glikosaminoglikan.
6. Infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid
Hal ini dapat terjadi akibat pemberian obat antitiroid yang berlebihan.
7. Gangguan Pertumbuhan
Pada anak dengan hipertiroid meningkatnya metabolism basal
menyebabkan pertumbuhan yang cepat pula sehingga biasanya pada ana-anak
dengan hipertiroid pada masa anak-anak akan tumbuh lebih cepat
dibandingkan dengan anak seusianya. Cepatnya pertumbuhan menyebabkan
epifiseal line pada tulang menutup lebih cepat sehingga pertumbuhan anak
akan berhenti lebih dini ini menyebabkan saat usia dewasa terkadang individu
menjadi lebih pendek disbanding seusianya.
(FK UI, 2006)
9. Jelaskan mengenai krisis tiroid!
a. Definisi
Krisis tiroid adalah suatu keadaan hipertiroid yang mengalami eksaserbasi
yang ditandai oleh dekompensasi satu atau lebih sistem organ dengan keadaan
status hipermetabolik sehingga dapat mengancam kehidupan.
b. Etiologi
Penyebab tersering tirotoksikosis pada krisis tiroid adalah penyakit Graves.
Penyakit ini di mesiasi oleh antibodi reseptor tirotropin yang menstimulasi
27
sintesis hormon tiroid menjadi berlebihan dan tak terkendali. Penyebab jarang
krisis tiroid adalah hipersekresi karsinoma tiroid, teratoma, dan HCGsecreting hydatiform. Penyebab lainnya yaitu inteleukin 2, interferon alfa,
terpapar iodin, dan pemberian amiodaron. Pemberian interleukin 2 dan
interferon alfa dapat mengganggu ikatan tiroksin dengan globulin sehingga
meningkatkan kadar tiroksin yang bebas.
c. Gambaran klinis
Pada krisis tiroid terdapat 4 karakteristik, yaitu :
1) Demam
2) Variasi aritmia supraventrikuler (atrial fibrilasi)
3) Gejala susunan saraf pusat (agitasi, delirium, dan koma)
4) Gejala gastrointestinal (muntah dan diare)
Adapun skor dalam menegakkan krisis tiroid, skor ini menekankan pada 3
gejala pokok yaitu hipertermia, takikardi dan disfungsi susunan saraf. Berikut
ini adalah kriteria diagnostik untuk krisis tiroid menurut Burch dan Wartofsky
(1993) :
28
d. Penatalaksanaan
Beriku ini adalah penatalaksanaan krisis tiroid :
1) Perawatan suportif
2) Mengatasi faktor penyebab dengan segera
3) Mengkoreksi gangguan cairan dan elektrolit
4) Memberi kompres dan antipiretik, contohnya acetaminophen
5) Mengatasi gagal jantung dengan oksigen, diuretik dan digitalis
6) Menangani hipertiroid dengan cepat
29
e. Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari pembedahan adalah hipoparatiroid,
kerusakan nervus laryngeus rekurens, gangguan visual akibat oftalmopati
berat, gagal jantung, miksedema pretibial yang terlokalisir dan asidosis laktat
(jarang terjadi).
f. Prognosis
Krisis tiroid dapat berakibat fatal apabila tidak cepat ditangani. Angka
kematian krisis tiroid yaitu sekitar 10-20%.
(Schteingart, 2006)
B-
d. Manifestasi Klinis
1) Tiroiditis Akut
a) Nyeri dan pembengkakan leher anterior, demam, disfagia
b) Faringitis atau nyeri faring sering timbul
c) Kehangatan, eritema dan nyeri tekan kelenjar tiroid
2) Tiroiditis Subakut
a) Antenia yang nyata
b) Panas, malaise
c) Rasa saklit di leher, dapat meluas ke atas sampai angulus mandibula
atau ke daun telinga pada satu atau kedua sisi leher
d) Tiroid membesar secara simetris
31
klinis
toksisitas
termasuk
takikardi,
tremor,
dan
e. Penatalaksanaan
1) Tiroiditis Akut
Terapi antibakteri spesifik biasanya menyebabkan penyembuhan,
tetapi mungkin diperlukan drainase secara bedah.
2) Tiroiditis Subakut
Pada kasus yang ringan aspirin cukup untuk mengontrol gejala. Pada
kasus yang lebih berat, glukokortikoid (prednisone, 20 sampai 40 mg/hari).
Propanolol dapat digunakan untuk mengontrol tirotoksikosis yang
berkaitan. Pada kebanyakan kasus, hanya diperlukan terapi simtomatik,
contoh : asetaminofen 0,5 gram, 4x sehari.
32
BAB VIII
PENUTUP
1. Kesimpulan
Nyonya cantik yang berusia 25 tahun ada benjolan di leher depan sudah 6
bulan,ditambah sering berkeringat banyak dan jantung berdebar-debar. Nyonya
cantik berdasarkan pemeriksaan megalami Hipertiroidisme,yang dikarenakan
sekresi hormon tiroid yang berlebihan yang mengsekresikan Hormon T4 dan T3
ke dalam sirkulasi darah. T3 dan T4 akan berikatan dengan sel target yang
mempunyai reseptor dari hormon T4 dan T3 itu sendiri. Di dalam sel tepatnya di
dalam nukleus T4 dan T3 akan akan berikatan dengan reseptor tiroid hormone
33
dan retinoid x, lalu T4 ini akan diubah menjadi T3 yang merupakan bentuk
hormon aktifnya. Hipertiroid ini disertai dengan struma toksik,yang tepatnya
struma
diffuse
toksik.
Penatalaksanaannya
untuk
farmakologi
dengan
34
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Paul D. 2008. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : EGC
Baskin, H.J., dkk. 2002. Medical Guidelines for Clinical Practice for the Evaluation
and Treatment of Hyperthyroidism and Hypothyroidism. America : American
Association of Clinical Endocrinologists
Bhattacharyya, N. 2002. Assesment of the Morbidity and Complications of Total
Thyroidectomy, Arch Otolaryngol Head Neck Surg. California : California Press
Cady B, Rossis S. 1991. Surgery of Thyroid and Parathyroid Gland. London : WB
Saunders Company
Eroschenko, Victor P. 2010. Atlas Histologi diFiore. Jakarta : EGC
FK UI. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FK UI
Grace, A. Pierce dan Neil R. Borley, 2007. At a Glance Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta :
Erlangga
Hardywinoto, Setiabudi. 2006. Panduan Gerontologi : Tinjauan dari Berbagai
Aspek. Jakarta : Gramedia
Harrison. 2000. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC
Katzung, B. G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi II. Jakarta : Salemba
Medika
Nafrialdi, Setawati, A. 2007. Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Jakarta : Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI
35
Price, Sylvia. 2016. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Vol II.
Jakarta : EGC
Schteingart, D.E. 2006. Gangguan Kelenjar Tiroid. Jakarta : EGC
Sherwood, Lauralee. 2015. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC
Sjamsuhidajat, R, dkk. 2000. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC
Sudoyo, Aru W. 2006. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan
Fakultas Ilmu Penyakit Dalam FK UI
Taris, Emir. 2006. Pembedahan pada Kelenjar Tiroid. Medan : FK USU
Tortora, G.J. 2012. Principles of Anatomy and Physiology. Danvers : John Willey &
Sons, Inc
36