SKENARIO 1
CYANOSIS
Oleh:
Kelompok A
Ni Putu Ricca Tiara S
(072010101004)
Ainun Amaliah
(072010101010)
Noverio Haris S
(072010101020)
Nimas F Riza
(072010101025)
Widya Waskito
(072010101028)
Bambang Eko S
(072010101034)
Rahayu Wilujeng
(072010101036)
Astri Taufi R
(072010101037)
Dyah Febriyanti
(072010101038)
(072010101046)
Siti Rochmanah O S
(072010101049)
Rachman Efendi
(072010101052)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2008
SKENARIO 1
CYANOSIS
1. SKENARIO
Bayi perempuan usia 2 hari dibawa ibunya ke UGD karena setiap kali
menangis nampak bibirnya berubah warna menjadi kebiruan. Bayi tersebut
gerak tangisnya lemah, tangisnya terdengar seperti merintih. Hasil
pemeriksaan fisik jantung (auskultasi) didapatkan dan bising jantung. Dokter
yang memeriksa menyimpulkan adanya kelainan jantung.
2. KEYWORD
Cyanosis: dislokasi kebiruan, khususnya pada kulit dan membran mukosa
akibat konsentrasi deoxyhemoglobin yang berlebih dalam darah.
3. MASALAH
ANATOMI
PEMBULUH
DARAH
PARU
JANTUNG
ORGAN
YANG TERLIBAT
STRUKTUR
HISTOLOG
I
2
FISIOLOGI
KULIT
SIANOSIS
BISING
JANTUNG
TANGIS
MELEMAH
BAYI
USIA 2
HARI
KELAINAN
JANTUNG
SIANOSIS
Tetralogi Fallot
Syndrome
Eisenmenger
4. ANALISIS MASALAH
POTENSIAL
SIANOSIS
ASD
VSD
PDA
ANATOMI JANTUNG
A. Anatomi
1. Ukuran dan bentuk
- Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak
antara kedua paru-paru dibagian tengah rongga thoraks. Dua pertiga
jantung terletak disebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi
-
mediastinum
Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya.
Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (basis) mengarah
ke bahu kanan, ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke
panggul kiri.
2. Pelapis
- Pericardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan
mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini
paru.
Terdiri atas lapisan fibrosa dan serosa. Lapisan fibrosa tersusun dari
serabut kolagen yang membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk
melindungi jantung. Lapisan Serosa terdirir atas Visceral (epicardium)
menutup permukaan jantung, dan parietal melapisi bagian dalam Fibrosa
pericardium.
Cavitas Pericardium adalah ruang potensial antara membrane visceral dan
parietal. Mengandung cairan pericardial yang disekresi lapisan Serosa
memompa darah.
Ketebalan miokard bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang yang
lainnya.
Serabut otot yang tersusun dalam berkas-berkas spiral melapisi ruang
jantung.
c. Endokardium tersusun dari lapisan endothelial yang terletak diatas
jaringan ikat. Lapisan ini melapisi jantung, katup, dan menyambung
dengan lapisan endothelial yang melapisi pembuluh darah yang memasuki
dan meninggalkan jantung.
B. Ruang Jantung
1. Atrium (dipisahkan oleh septum intratrial)
- Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima
darah dari seluruh jaringan kecuali paru. Vena cava superior dan Inferior
membawa darah dari seluruh tubuh ke jantung. Sinus koroner membawa
-
3. Trabeculae Carnae
Merupakan bubungan otot bundar atau tidak teratur yang menonjol dari
permukaan bagian dalam kedua ventrikel ke rongga ventricular.
- Otot Papilaris adalah penonjolan trabeculae carnae ke tempat perlekatan
-
C. Katup Jantung
1. Tricuspid
Terletak antara atrium kanan dan Ventrikel kanan. Memiliki 3 daun katup
(kuspis) jaringan ikat fibrosa irregular yang dilapisi endokardium.
- Bagian ujung daun katup yang mengerucut melekat paa korda tendinae,
yang malekat pada Otot papilaris. Chorda tendinae mencegah pembalikan
-
Terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini melekat pada Chorda
tendinae dan otot papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katup tricuspid.
3. Semilunar aorta dan pulmonal
Terletak di jalur keluar ventricular jantung sampai ke aorta dan truncus
pulmonalis.
- Katup semilunar pulmonary terletak antara ventrikel kanan dan truncus
-
pulmonal
Katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
D. Tanda Permukaan
1. Sulkus Coronarius (atrioventricular) mengelilingi jantung diantara atrium dan
ventrikel.
2. Sulkus interventricular anterior dan posterior menandai letak septum
interventrikuler yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan.
E. Rangka Fibrosa Jantung
Tersusun dari nodul-nodul fibrokartilago dibagian atas septum interventricular
dan cincin jaringan ikat rapat di sekeliling bagian dasar trunkus pulmonary
dan aorta. Kerangka fibrosa ini berfungsi sebagai tempat perlekatan otot dan
katup jantung.
F. Sirkulasi yang memperdarahi dinding Jantung
1. Arteri koroner kanan
Cabang aorta tepat diatas katup semlunar aorta, diatas sulkus koroner.
Cabang utama :
- A. interventricular posterior yang mensuplai darah untuk kedua dindin
-
ventrikel.
A. marginalis kanan yang mensuplai darah untuk atrium kanan dan
ventrikel kanan.
2. Arteri koroner kiri
Cabang utama :
- A. interventricular anterior yang mensuplai darah ke bagian anterior
-
GAMBAR:
HISTOLOGI
Pada sistem kardiovaskuler atau peredaran darah jantung terdapat 2 struktur yang
berperan yaitu:
1.Pembuluh darah
2.Jantung
I. PEMBULUH DARAH
a. kapiler
b. arteri
c. vena
a. Kapiler
Terdapat 2 jenis:
kapiler fenestra
kapiler kontinu
Gambar
b. Arteri
1. Arteriol
Tunika intima
-
selapis endotel.
Tunika media
2. Arteri kecil
Tunika intima
-
selapis endotel.
Tunika media
-
Tunika adventitia
-
terdiri atas jaringan ikat kendor yang mengandung sabut-sabut elastis yang
teranyam kendor.
3. Arteri sedang
Tunika intima
-
selapis endotel.
Tunika media
-
Tunika adventitia
-
Gambar
10
4. Arteri besar
Tunika intima
-
Tunika media
-
sabut-sabut elastis.
Tunika adventitia
-
c. Vena
11
Katup +.
1. venule
Tunika intima
-
Tunika media
-
Selapis endotel.
Tunika adventitia
-
Relatif tebal.
Tunika intima
-
Selapis endotel.
Tunika media
-
Tipis, kadang .
Tunika adventitia
12
II. JANTUNG
Selapis endotel
Lapisan subendotel
Terdiri dari jaringan ikat dengan sabut-sabut elastis & sel-sel fibroblast.
dibawah
endokardium,
menghubungkan
endokardium
&
myokardium.
- Tediri dari jaringan ikat kendor dengan pembuluh darah, sabut purkinye +.
b. Myokardium
Intercalated disc.
c. Epikardium
13
Terdiri atas:
Mesotelium.
Jaringan ikat yang mengandung sabut elastis, sabut kolagen, makrofag, dsb.
Lapisan sel-sel lemak.
14
V. KATUP JANTUNG
a. Atrio-ventricular valve
Lipatan endocard pada sisi atrium lebih tebal dibanding sisi ventrikel.
valvula tricuspidalis
valvula bicuspidalis
b. Semilunar valve
FISIOLOGI
SIKLUS JANTUNG SEBAGAI POMPA
Siklus jantung sebagai pompa berkaitan dengan kontraksi dan pengosongan ventrikel
yang disebut sistole, serta pengisian dan relaksasi ventrikel yang disebut diastole.
Dalam siklusnya, jantung menghasilkan dua suara, yaitu:
Suara jantung I (lubb), yaitu suara yang ditimbulkan oleh penutupan dari
valvula bicuspidalis dan valvula tricuspidalis (katup atrioventrikular),
menimbulkan suara panjang.
15
Suara jantung II (dupp), yaitu suara yang ditimbulkan oleh penutupan dari
valvula semilunaris aorta dan valvula semilunaris pulmonal, menimbulkan
suara pendek dan tajam.
Katup-katup tersebut akan membuka dan menutup secara pasif disebabkan oleh
perbedaan tekanan antara atrium dengan ventrikel, maupun antara ventrikel dengan
aorta ataupun trunkus pulmonalis.
Secara klinis, sistole adalah periode yang terjadi diantara suara jantung I dengan
suara jantung II, sedangkan diastole adalah periode yang terjadi diantara suara
jantung II dengan suara jantung I.
Siklus jantung sebagai pompa adalah sebagai berikut:
Darah masuk melalui vena-vena besar menuju atrium, lalu dari atrium itu darah akan
mengalir langsung ke dalam ventrikel melalui valvula bicuspidalis dan valvula
tricuspidalis yang terbuka sebelum terjadi kontraksi atrium. Fase ini disebut fase
pengisian pada diastolik (passive ventricular filling mid-diastole), dimana volume
darah dari atrium yang masuk ke ventrikel baru sebanyak 75%.
Selanjutnya, atrium akan berkontraksi dan memompa 25% darah lagi masuk ke dalam
ventrikel sehingga ventrikel menjadi penuh 100% atau sebesar 120 mL (Ending
Diastolik Volume), fase ini merupakan akhir dari diastole.
Kontraksi yang tadinya terjadi pada atrium (karena potensial aksi) akan menjalar
merangsang ventrikel. Miokardium dari ventrikel akan berkontraksi tetapi kedua
valvula semilunaris masih tertutup dan volume dari ventrikel masih tetap seperti
sebelumnya. Fase ini disebut dengan fase kontraksi isovolumetrik, dimana terjadi
peningkatan tekanan pada ventrikel melebihi tekanan pada atrium, akibatnya valvula
bicuspidalis dan valvula tricuspidalis jadi tertutup (menimbulkan suara jantung I).
Tekanan ventrikel yang meningkat akan menyebabkan kedua valvula semilunaris jadi
membuka, dimana tekanan ventrikel sinistra akan melebihi tekanan aorta saat
mencapai sekitar 80 mmHg, sedangkan tekanan ventrikel dextra akan melebihi
16
tekanan arteri pulmonalis saat mencapai sekitar 10 mmHg, inilah yang menyebabkan
valvula semilunaris aorta dan valvula semilunaris pulmonal jadi membuka.
Pembukaan kedua valvula semilunaris tersebut akan memulai fase ejeksi pada
sistolik.
Pada fase ejeksi ini tekanan ventrikel sinistra dan aorta mencapai tekanan maksimum
yang berkisar 120 mmHg. Sebagian besar volume sekuncup akan dipompakan secara
cepat selama fase awal, dan kecepatan aliran pada aorta akan meningkat hingga
mencapai maksimum. Tekanan ventrikel tersebut kemudian mulai turun (volume
sekuncup yang tersisa dipompakan lebih lambat) sampai akhirnya di bawah tekanan
aorta dan arteri pulmonalis, ini menyebabkan kedua valvula semilunaris menutup
(menimbulkan suara jantung II). Dari fase ini tidak semua darah dipompa keluar dari
ventrikel menuju aorta dan arteri pulmonalis, tapi ada darah yang masih tersisa dalam
ventrikel sebagai volume residu yang banyaknya sekitar 40 mL (Ending Sistolik
Volume). Perlu diingat bahwa pada fase ejeksi ini valvula atrioventrikular tetap
tertutup agar ketika darah dipompa ventrikel ke aorta dan arteri pulmonalis dengan
tekanan yang besar darah tersebut tidak kembali ke atrium.
Diastole sekarang dimulai dengan fase relaksasi isovolumetrik, pada fase ini kedua
valvula semilunaris dan valvula atrioventrikular masih tertutup, miokardium pun
mengalami relaksasi. Pada fase ini darah dari atrium telah terisi kembali karena ada
suatu proses yang menghasilkan efek menghisap akibat turunnya tekanan valvula
atrioventrikular selama fase ejeksi sebelumnya. Tekanan ventrikel pun menurun tajam
sedangkan sebaliknya, tekanan atrium telah naik (karena darah yang telah masuk ke
atrium), hal ini menyebabkan valvula bicuspidalis dan valvula tricuspidalis terbuka
kembali.
17
Setelah valvula atrioventrikular tersebut terbuka, darah dari atrium mengalir ke ventrikel
tanpa kontraksi dari atrium, jadi pada fase ini siklus jantung sebagai pompa kembali pada
fase pengisian pada diastolik dan seterusnya berurutan melewati fase-fase seperti yang sudah
dijelaskan di atas.
18
Annulus fibrosus memisahkan jantung dan ventrikel baik secara anatomis maupun
elektris.
Terdapat jalur konduksi khusus yang menjamin rangsangan ritmis dan sinkron
atrium kanan dekat muara vena kava sup, nodus ini diebut sebagai pemacu alami.
Impuls selanjutnya menyebar dari SA node ke system penghantaran khusus
19
Nodus SA mempunyai daya pacu 60-100 dpm, jika SA node gagal maka bagian
lain dapat mengambil alih perannya sebagi pacu alami. AV node mapu
menghasilkan impuls 40-60 dpm, sedangkan system purkinje 20-40 dpm.
ELEKTROFISIOLOGI
Aktivitas
listrik
dari
jantung
merupakan
akibat
perubahan-perubahan
sel.
Ion keluar masuk melalui kanal cepat dank anal lambat. Ada 3 ion yang sangat
berperan yaitu K, Na, Ca. Kalium merupakan kation utama intra sel, sedangkan
diekstrasel adalah Calsium.
Potensial Aksi
Terdiri dari 5 fase elektrofisiologi:
1. Fase istirahat- fase 4: pada keadaan istirahat bagian dalam sel relative
negative sedangkan bagian luar relative positif. Membrane sel akan lebih
permeable terhadap kalium dibandingkan natrium, karena itu sejumlah kecil
ion K akan merembes keluar(dari kadar yang tinggi ke kadar yang rendah K).
dengan hilangnya ion K dari intrasel maka bagian dalam sel menjadi relative
negative.
2. Depolarisasi cepat- fase 0(upstroke): depolarisasi sel adalah akibat
permebilitas membrane terhadap natrium sangat meningkat. Na diluar sel
akan mengalir cepat masuk ke dalam sel melalui saluran cepat sehingga
mengubah muatan negative di sepanjang membrane sel, bagian luar menjadi
negative dan bagian dalam menjadi positif.
3. Repolarisasi parsial-fase 1 (spike): segera sesudah depolarisasi maka terjadi
sedikit perubahan mendadak dari kadar ion dan timbul suatu muatan listrik
relative. Tambahan muatan negative di dalam sel menyebabkan muatan positif
nya agak berkurang. Sebagai efeknya sebagian sel itu mengalami repolarisasi.
Terjadi inaktifasi dari saluran cepat Na.
20
SIANOSIS
Warna kebiruan pada kulit dan membrane mukosa yang disebabkan oleh kadar
hemoglobin terdeoksigenasi (deoxygenated hemoglobin) dalam kapiler
melebihi 5g%.
Terdiri dari:
1. Sianosis perifer
Sianosis perifer tampak pada ekstremitas, terutama ujung-ujung jari,terjadi
karena:
21
22
darah dari ventrikel kiri masuk ke aorta desenden lewat duktus yang
terpatensi.
BISING JANTUNG
Bising jantung terjadi akibat aliran turbulen darah melalui jalan yang sempit,
baik pemnyempitan mutlak/organic maupun penyempitan relative (jumlah darah yang
berlebih melalui lubang yang normal).
Untuk menentukan adanya bising, seluruh dinding thorax harus diperiksa
secara sistematis dan cermat, bahkan juga daerah leher dan abdomen.
Pada setiap bising harus diperinci berturut-turut:
1. Waktu terjadinya bising pada siklus jantung, apakah ada fase sistolik, diastolic
atau terus-menerus.
2. Kontur bising, apakah platu, kresendo, Dekresendo atau kresendo-dekresendo.
3. Derajat bising, yang dinilai dengan skala 1-6
Derajat 1: bising sangat lemah, hanya terdengar oleh pemeriksa yang
23
luas.
Derajat 5: bising yang keras, yang juga terdengar bila stetoskop tidak
24
Jenis bising
Bising ejeksi basal
Tipe
Ejeksi
Lokasi
Tepi kiri atas
Sifat
Sedikit menjalar
Mirip dengan
Stenosis
sternum
pulmonal, defek
Kedua tepi
Menjalar ke
septum atrium
Stenosis
fisiologik pada
bagian atas
punggung dan
pulmonal
neonates
Bising vibrasi
Sistolik
sternum
Tepi kiri
aksila
Menjalar
perifer
Defek septum
(bising still)
dini
bagian bawah
sepanjang tepi
ventrikel kecil
sternum
sternum, vibrasi
Bising pulmonal
Ejeksi
25
Dengung vena
Kontinu
(venous hum)
kasar
2 puncak, hilang
Duktus
atas sternum
bila berbaring,
arteriosus,
malformasi
berubah pada
arteri- vena
perubahan posisi
Bruit supra
Ejeksi
leher
klavikular
kepala
Berkurang pada
Stenosis aorta
hiperekstensi
Bising
Sistolik
kardiorespiratorik
Tepi kiri
kepala
Sebenarnya suara
Defek septum
sternum
ventrikel
napas ditahan
TETRALOGI FALLOT
Tetralogi Fallot (TF) merupakan kelainan jantung sianotik yang ditandai oleh:
VSD besar
Overriding Aorta
TF termasuk urutan keempat dari CHD (Penyakit Jantung Bawaan) setelah VSD,
ASD, PDA.
I. ETIOLOGI
Rubella
26
Sinar X
II. PATOFISIOLOGI
Tetralogi fallot adalah kelainan daerah konotrunkal yang paling sering dijumpai.
Cacatnya disebabkan oleh pemisahan konus yang tidak merata, karena pergeseran
letak sekat trunkus dan konus ke depan. Sehingga pergeseran itu menimbulkan empat
perubahan kardiovaskuler, yaitu :
-
overriding aorta ( aorta yang keluar langsung di atas sekat yang cacat).
hipertrofi dinding ventrikel karena tekanan sisi kanan yang lebih tinggi.
27
Karena adanya VSD yang besar dan stenosis pulmonal maka akan terjadi perubahan
hemodinamik. Stenosis pulmonal yang terjadi itu menyebabkan darah yang berasal
dari vena cava superior dan inferior seluruhnya akan tertampung dalam ventrikel
kanan. Kemudian masuk ke aorta tanpa membebani ventrikel kiri, sehingga timbul
hipertrofi ventrikel kanan sedangkan ventrikel kiri relatif kecil. VSD tersebut
menyebabkan terjadinya shunt kanan ke kiri sehingga timbul sianosis. Stenosis
pulmonal menyebabkan aliran darah ke pulmo jadi menurun sehingga terjadi
hipoksemia yang dikompensasi dengan polisitemia.
III. GAMBARAN KLINIS
IV. DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Anamnesis yang dilakukan menyangkut anamnesis pediatrik secara menyeluruh
kemudian baru dilakukan anamnesis khusus yang mengarah pada kelainan
kardiovaskuler. Bila terjadi sianosis maka perlu ditanyakan kapan mulai timbul,
frekuensinya, lamanya setiap kali serangan dan faktor pencetusnya. Ada atau tidaknya
hambatan perkembangan diketahui dengan menanyakan perkembangan fisis, motorik
serta mental dan kemudian membandingkannya dengan nilai-nilai normal untuk umur
yang sesuai.
PEMERIKSAAN FISIK
28
Pada palpasi didapatkan impuls ventrikel kanan jelas, sering teraba getaran bising
sepanjang tepi sternum kiri. Sedangkan pada auskultasi didapatkan bunyi jantung 1
keras, bunyi jantung II lemah pada sela iga II kiri, keras dan split pada sela iga IV
kiri. terdapat bising sistolik ejeksi dengan punctum maksimum di sela III dan IV kiri
dengan puncak segera setelah bunyi jantung I (berbeda dengan PS valvular).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Elektrokardiogram
Tampak deviasi aksis ke kanan dan hipertrofi ventrikel kanan, kadang disertai
hipertrofi atrium kanan.
2. Ekokardiogram
Tampak defek septum ventrikel jenis perimembranous dengan overriding aorta
kurang lebih 50% dan penebalan infundibulum ventrikel kanan.
3. Foto Torak
Gambaran pembuluh darah paru berkurang (oligemia) dan konfigurasi jantung
yang khas yakni seperti sepatu boot (boot shape).
4. Kateterisasi jantung dan angiokardiogram
Kateterisasi jantung ini dilakukan untuk menilai arteri pulmonalis dengan cabangcabangnya, anomali arteri koroner baik asal maupun jalannya dan defek septum
ventrikel tambahan bila ada.
V. PENATALAKSANAAN
29
Tindakan bedah merupakan suatu keharusan bagi semua penderita TF. Pada
bayi dengan sianosis yang jelas, sering pertama-tama dilakukan operasi
pintasan atau langsung dilakukan pelebaran stenosis transventrikel. Koreksi
total dengan menutup VSD seluruhnya dan melebarkan PS pada waktu ini
sudah mungkin dilakukan. Umur optimal untuk koreksi total pada saat ini
adalah 7-10 tahun. Tapi operasi semacam ini selalu disertai risiko yang besar.
VI. PROGNOSIS
Tanpa operasi prognosis tidak baik. Rata-rata mencapai umur 15 tahun, tapi semua ini
bergantung kepada besar kelainan. Ancaman pada anak dengan TF adalah abses otak
pada umur 2-3 tahun. Gejala neurologis disertai demam dan leukositosis memberikan
kecurigaan akan adanya abses otak. Anak dengan TF cenderung untuk menderita
perdarahan banyak karena mengurangnya trombosit dan fibrinogen kemungkinan
timbulnya endokarditis bakterialis selalu ada.
SINDROM EISENMENGER
1. Definisi
Sindrom Eisenmenger diderita pada penderita dengan VSD yang berat,
yaitu ketika tekanan ventrikel kanan sama dengan ventrikel kiri, sehingga
shuntnya sebagian atau seluruhnya telah menjadi dari kanan ke kiri sebagai
akibat terjadinya penyakit vaskuler pulmonal.
2. Klasifikasi
Klasifikasi sindrom Eisenmenger ini didasarkan pada perubahan
patologis yang terjadi pada arteriole dan tunika muskular. Ada 4 tipe, yaitu:
30
5. Pemeriksaan Fisik
6. Pemeriksaan Penunjang
pulmonal bertambah.
Kateterisasi : tampak shunt dua arah pada sisi defek.
31
7. Penatalaksanaan
- Terapi oksigen.
- Bedah pelenyapan komunikasi besar intrakardial atau aorta selama
-
masa bayi.
Transplantasi paru-jantung atau paru-paru bilateral.
Definisi
Atrium Septum Defect adalah keadaan dimana terjadi defek pada bagian septum antar
atrium sehingga terjadi komunikasi langsung antara atrium kanan dan kiri.
32
inferior.
Defek septum atrium primum
Bagian dari defek septum atrioventrikular dan pada bagian atas berbatas
dengan fosa ovalis sedangkan bagian bawah dengan katup atrioventrikular.
Etiologi
Sulit ditentukan,terjadi akibat interaksi genetik yang multi faktorial dan sistem
lingkungan,sehingga sulit untuk ditentukan satu penyebab spesifik.
Patofisiologi
Darah dari atrium kiri masuk ke atrium kanan beban pada ventrikel
Manifestasi klinik
Asimtomatik.
Sesak nafas dan rasa capek.
Infeksi nafas yang berulang.
Sesak pada saat aktivitas dan berdebar-debar akibat takiaritmia atrium.
Pertumbuhan fisik normal.
33
Pemeriksaan fisik
tekanan pulmonal.
Bising-bising yang terjadi pada ASD merupakan bising fungsional akibat
besar
,defek
sinus
Elektrokardigrafi
Menunjukkan aksis ke kanan akibat defek ostium primum,blok bundel
kanan,hipertrofi ventrikel kanan,interval PR memanjang,aksis gelombang P
abnormal.
Foto Rontgen Dada
- Pada foto lateral terlihat daerah retrosternal terisi,akibat pembesaran
ventrikel kanan.
- Dilatasi atrium kanan.
- Segmen pulmonal menonjol,corakan vaskular paru prominen.
Ekokardiografi
- Dengan menggunakan ekokardiografi transtorakal(ETT) dan doppler
berwarna dapat ditentukan lokasi defek septum ,arah pirau,ukuran atrium
dan ventrikel kanan,keterlibatan katup mitral misalnya prolaps yang
-
34
lain.
Estimasi Qp/Qs
Penatalaksanaan
Pada dewasa sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk keluhan,umur,ukuran
dan anatomi defek,adanya kelainan yang menyertai,tekanan arteri pulmonal serta
resistensi vaskular paru.
Indikasi Penutupan ASD:
sangat
besar
lebih
dari
40mm,atau
tipe
ASD
selain
tipe
35
Prognosis
-
36
37
naiknya tekanan kapiler ini masih reversibel (belum ada perubahan pada endotel dan
tunika muskularis arteri-arteri kecil paru. Akan tetapi, lama-lama pembuluh darah
paru menjadi sklerosis dan akan menyebabkan naiknya tahanan yang permanen. Bila
tahanan pada a.pulmonalis sudah tinggi dan permanen, tekanan pada ventrikel kanan
juga jadi tinggi dan permanen.
Bila ditinjau dari segi patofisiologi maupun klinis, ada 4 tipe VSD:
VSD besar dan sudah disertai hipertensi pulmonal yang dinamis hipertensi
pulmonal terjadi karena bertambahnya volume darah pada a.pulmonalis tetapi
belum ada kenaikan tahanan a.pulmonalis atau belum ada arteriosklerosis
a.pulmonalis.
VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang permanen karena pada kelainan
ini sudah disertai arteriosklerosis a.pulmonalis.
Pada waktu lahir, tahanan pembuluh darah paru dan tahanan pembuluh darah
sistemik sama. Sesudah 4-6 minggu, tahanan pembuluh darah paru menurun
perlahan-lahan. Dengan demikian, tekanan pada a.pulmonalis dan tekanan pada
ventrikel kanan menurun. Akibatnya, darah dari ventrikel kiri akan mengalir ke
ventrikel kanan karena defek.
3. Gejala-gejala
Pada VSD kecil: biasanya tidak ada gejala-gajala. Bising pada VSD tipe ini
bukan pansistolik,tapi biasanya berupa bising akhir sistolik tepat sebelum S2.
Pada VSD sedang: biasanta juga tidak begitu ada gejala-gejala, hanya kadangkadang penderita mengeluh lekas lelah., sering mendapat infeksi pada paru
sehingga sering menderita batuk.
38
Pada VSD besar: sering menyebabkan gagal jantung pada umur antara 1-3
bulan, penderita menderita infeksi paru dan radang paru. Kenaikan berat
badan lambat. Kadang-kadang anak kelihatan sedikit sianosis.
4. Pemeriksaan Fisik
I. VSD kecil
Palpasi:
Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba getaran bising pada SIC
III dan IV kiri.
Auskultasi:
Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi jantung II agak keras.
Intensitas bising derajat III s/d VI.
II. VSD besar
Inspeksi:
Pertumbuhan badan jelas terhambat,pucat dan banyak kringat bercucuran. Ujungujung jadi hiperemik. Gejala yang menonjol ialah nafas pendek dan retraksi pada
jugulum, sela intercostal dan regio epigastrium.
Palpasi:
Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising pada dinding dada.
Auskultasi:
Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dan sering diikuti click
sebagai akibat terbukanya katup pulmonal dengan kekuatan pada pangkal arteria
pulmonalis yang melebar. Bunyi jantung kedua mengeras terutama pada sela iga II
kiri.
5. Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiorafi
-
39
Pada VSD sedang dan besar biasanya gambaran EKGnya hipertensi ventrikel
kiri dengan hipertrofi atrium kiri atau hipertrofi biventrikular dengan
hipertrofi atrium kiri.
Radiologi
-
Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan.
Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif.
Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu
sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil.
Bila terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal,
operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12
kg.
Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya
pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya
menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat
selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu
penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6
bulan.
40
7. Prognosis
Penderita dengan VSD kecil diduga 50% menutup secara spontan dalam jangka
waktu 10 tahun.
VSD
TETRALOGI FALLOT
41
Gangguan
Defek septum
Defek septum
VSD perimembranus
yang terjadi
atrium
ventrikel
Stenosis
Infundibular
Pulmonal
-
Overriding Aorta
RVH
(Right
Ventrikel
Hipertrofi)
Perubahan
Hipertrofi
Hipertrofi atrium
anatomi
ventrikel
kiri, hipertrofi
kanan disertai
biventrikular
dilatasi atrium
boot)
kanan
Widefixed
Biasanya normal,
splitting S2
Asal pulsasi
Ventrikel
dan S2 keras
Ventrikel kiri
Ventrikel kanan
Jenis bising
kanan
Bising ejeksi
(apeks cor)
Bising
jantung
Tipe bising
basal
Ejeksi
kardiorespiratorik
Sistolik
Sistolik ejeksi
jantung
Lokasi bising
jantung
sternum, di
Sifat bising
pulmonal
Sedikit
Puncaknya setelah S1
jantung
menjalar ke
ditahan
Akibat
apeks cor
Jarang
Potensial terjadi
sianosis (kec.
defek besar)
Bunyi jantung
daerah
42
terjadi penyakit
vaskuler paru &
Sindrom
Eisenmenger)
43
terjadilah aliran balik, dari a. pulmonalis menuju aorta Karena darah yang
terdeoxydasi masuk ke arteri sistemik, otomatis akan timbul sianosis.
Manifestasi klinis
- Sering batuk.
- Cepat lelah saat minum susu ( pada bayi yang mengalami ).
- Sesak napas.
- Pertumbuhan fisik lambat.
Pemeriksaan Fisik
Didapat keadaan:
- Takipnea jika aliran darah pirau besar.
- Sianosis kuku dan jari tangan kiri dan kedua kaki ( jika sudah terjadi Sindrom
-
Eisenmenger).
Nadi perifer terhentak, karena tekanan nadi meningkat.
Marchinary murmur dan teraba thrill pada ICS 2 kiri menjalar ke bawah
klavikula kiri.
S2 meningkat dan diastolic melemah atau hilang ( jika sudah terjadi hipertensi
pulmonal).
Pemeriksaan penunjang
Foto thoraks
- Kardiomegali atrium dan ventrikel kiri membesar.
- Aorta membesar dan arteri pulmonalis menonjol.
- Corakan vaskularisasi paru meningkat ( pletora ).
- Jika sudah terjadi hipertensi pulmonal, maka akan terjadi perubahan vaskuler
paru menjadi pruned tree (corak di bagian tepi berkurang ).
Elektrokardiogram
- Hipertrofi atrium dan ventrikel sinistra.
- Hipertrofi ventrikel sinistra jika sudah terjadi hipertensi pulmonal.
Ekokardiogram
- Pada M-Mode menunjukan dilatasi atrium dan ventrikel sinistra serta
menunjukan ventrikel sinistra yang hiperdinamik (pertanda secara tidak
-
langsung).
Pada ekokardiogram 2 dimensi PDA terlihat.
Pada Ekokardiogram Doppler berwarna dapat dilihat patensi dan aliran
darah PDA.
Kateterisasi jantung
44
Penatalaksanaan
Operasi secepatnya terutama jika sudakh tidak mungkin PDA untuk menutup
(14-16 minggu).
Jika usia < 10 hari berikan indometasin per oral ( dosis: 0,2 mg/kgBB/8
secara spontan.
Jika PDA tetap terbuka dan terdapat gagal jantung yang tidak dapat diatasi
operasi.
Jika gagal jantungnya teratasi tunda operasi hingga usia bayi 14-16 minggu
jangan dioperasi.
Operasi yang dilakukan dapat berupa ligasi ataupun pemotongan PDA.
Secara invasive dapat dilakukan Umbrella Duct Occluder Device menutup
PDA dengan memasukan alat berbentuk seperti paying.
DAFTAR PUSTAKA
45
Behrman, Kliegman dan Arvin, Nelson. 1996. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC
Despopoulos, Agamemnon dan Silbernagl, Stefan. 2003. Color Atlas of Physiology.
New York: Thieme
Ethel, Sloane. 2004. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC
Ghanie, Ali. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Guyton, Arthur C. 1987. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Jakarta: EGC
Junqueira, L. Carlos, dkk. 1997. Histologi Dasar.Jakarta: EGC
Price, Sylvia A dan Wilson, Lorraine M. 1994. Patofisiologi. Jakarta: EGC
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2.
Jakarta:Infomedika
Staf Pengajar Kardiologi FKUI. 1996. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta:Balai Penerbit FKUI
Wahab, Samik. 2003. Penyakit Jantung Anak Edisi III. Jakarta: EGC
46