Anda di halaman 1dari 3

Protein adalah zat organik yang mengandung karbon hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfur,

dan fosfor. Zat tersebut merupakan zat makan utama yang mengandung nitrogen (Anggorodi,
1994).
Molekul protein adalah sebuah polimer dari asam asam amino yang digabungkan dengan
ikatan-ikatan peptide. Biasanya berat molekul protein adalah tinggi, protein mungkin saja
mempunyai berat molekul 10.000 atau kurang dan terdiri atas asam-asam amino atau kurang zatzat ini lebih tepat disebut polipeptida (Hernaman, 2015).
Protein dalam bahan makanan, termasuk dalam zat-zat yang mengandung nitrogen.
Untuk mengetahui kadar protein dari bahan makanan tersebut perlu ditentukan kadar nitrogennya
secara kimiawi. Kemudian angka tersebut dikalikan dengan faktor 6,25. Faktor tersebut
digunakan karena zat nitrogen mewakili kurang lebih 16% dari protein (Anggorodi, 1994).
Biasanya protein mengandung 100-1000 molekul asam amino dan mempunyai berat
molekul 16000-1.0000.0000. Komposisi dasar dari protein sekitar 55 % karbon, 7 % hidrogen,
23 % oksigen, 16 % nitrogen, 1 % sulfur dan kurang dari 1 % fosfor. Protein dapat digolongkan
menurut struktur susunan molekulnya, larutannya, adanya senyawa lain dalam molekul, tingkat
degradasinya dan fungsinya (Winarno
, 1984)
Dedak padi merupakan limbah dalam proses pengolahan gabah menjadi beras yang
mengandung bagian luar beras yang tidak terbawa tetapi tercampur dengan bagian penutup
beras, hal ini mempengaruhi tinggi atau rendah kandungan serat kasar dedak. Kandungan serat
kasar dedak padi sebesar 13%, dan protein kasar sebesar 13,5% (Rasyaf, 1992). Dedak padi
mengandung protein 9,5-13,5%, kaya akan thiamin dan niasin (Anggorodi, 1994). Kandungan
protein kasar padi sebesar 8,96% (Erizal , 2011.).
Proses penggilingan padi dapat menghasilkan beras giling sebanyak 65% dan limbah
hasil gilingan sebanyak 35%, yang terdiri dari sekam 23%, dedak dan bekatul sebanyak 10%.
Protein dedak berkisar antara 12-14%, lemak sekitar 7-9%, serat kasar sekitar 8-13% dan abu
sekitar 9-12% (Murni dkk., 2008). Kandungan protein kasar dedak kasar sebesar 6,53% dan

dedak halus 9,80% (Tim Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB,
2012).
Kelemahan utama dedak padi adalah kandungan serat kasarnya yang cukup tinggi, yaitu
13,0% dan adanya senyawa fitat yang dapat mengikat mineral dan protein sehingga sulit dapat
dimanfaatkan oleh enzim pencernaan. Inilah yang merupakan faktor pembatas penggunaannya
dalam penyusunan ransum. Namun, dilihat dari kandungan proteinnya yang berkisar antara 1213,5 %, bahan pakan ini sangat diperhitungkan dalam penyusunan ransum unggas. Dedak padi
mengandung energi termetabolis berkisar antara 1640 1890 kkal/kg. Kelemahan lain pada
dedak padi adalah kandungan asam aminonya yang rendah, demikian juga halnya dengan
vitamin dan mineral (Rasyaf, 2004).
Proses analisis serat kasar dilakukan dengan methode kjeldahl yaitu dengan prinsip
destruksi (yaitu tahap penghancuran bahan menjadi komponen sederhana), Destilasi (Tahap
Pemisahan), dan Titrasi (yaitu tahap penetapan nilai nitrogen).
Proses oksidasi dilakukan dalam labu kjeldahl dengan cara memanaskan bahan tersebut
dengan asam sulfat pekat untuk membentuk CO 2 dan air untuk melepaskan N sebagai amonia.
Amonia dalam larutan asam sulfat terdapat sebagai amonium sulfat tetapi CO2 dan airnya terus
menguap (Anggorodi, 1994).
Proses penyulingan dilakukan setelah larutan menjadi jernih dan berwarna hijau, labu
destruksi dididihkan dan larutan dimasukan kedalam labu penyuling dan kemudian diencerkan
dengan 300 ml air. Penyulingan terus dilakukan hingga semua N dari cairan tertangkap oleh
H2SO4 yang terdapat dalam labu erlenmeyer (Anggorodi, 1994).
Labu erlenmeyer yang berisi sulingan diambil dan kelebihan H 2SO4 yang digunakan
untuk menangkap N dititrasi dengan NaOH yang mempunyai titran tertentu (Anggorodi, 1994).
Fungsi-fungsi protein dalam tubuh yaitu membangun dan menjaga atau memelihara
protein jaringan dan organ tubuh, menyediakan asam-asam amino makanan, menyediakan energi
dalam tubuh, menyediakan sumber lemak badan, menyediakan sumber gula darah, sumber
glikogen darah, sumber enzim tubuh, sumber beberapa hormon dalam tubuh, menyediakan

bangunan dasar untuk setidak-tidaknya satu vitamin B kompleks, menyediakan komponen


tertentu dari DNA, menyediakan komponen tertentu dari RNA, menyediakan komponen tertentu
dari ATP dan sumber bulu, wool, tanduk, dan kuku (Tillman, dkk., 1989).
RUMUS
DAPUS
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta

Erizal, 2011. Analisis Kandungan Nutrisi Ransum Dari Limbah Perkebunan Kelapa Sawit Dan
Agroindustri Yang Difermentasi Menggunakan Probiotik Dengan Lama Pemeraman
Berbeda. Skripsi. Fakultar Pertanian Dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.
Hernaman, Iman. 2015. Lipida Dan Metabolismenya Dalam Tubuh Hewan. Fakultas
Peternakan, Universitas Padjadjaran. Sumedang.
Murni, R., Suparjo, Akmal, dan B. L. Ginting. 2008. Buku Ajar Teknologi Pemanfaatan Limbah
Untuk Pakan. Laboratorium Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Jambi.
Jambi.
Rasyaf, M. 1992. Seputar Makanan Ayam Petelur. Kanisius. Yogyakarta.
Rasyaf, M. 2004. Seputar Makanan Ayam Kampung. Cetakan ke-8, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta
Tillman, Allen dan Hari Hartadi. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Tim Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB. 2012. Pengetahuan
Bahan Pakan Ternak. Fakultas Peternakan IPB, Bogor.
Winarno, F.G., 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai