Anda di halaman 1dari 20

V.

PEMBAHASAN
Mesin pendingin adalah mesin konversi energi yang dipakai untuk memindahkan
kalor dari reservoir panas bertemperatur tinggi menuju reservoir panas bertemperatur
lebih tinggi dengan menambahkan kerja kalor dari luar. Secara jelasnya, mesin
pendingin merupakan peralatan yang digunakan dalam proses pendinginan suatu
materi (fluida) sehingga mencapai temperatur dan kelembapan yang diinginkan
dengan jalan menyerap panas (kalor) dari meteri (fluida) yang dikondisikan atau
dengan kata lain menyerap panas dari suatu panas dari reservoir dingin dan diberikan
ke reservoir panas (Karyanto, 2004).
5.1 Macam Mesin Pendingin
Berdasarkan penggunaannya, mesin pendingin dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu :
1. Air conditioner
Untuk mempertahankan kelembapan relatif di dalam suatu ruangan,
sehingga diperoleh kesegaran serta kenyamanan. Mesin ini banyak
digunakan pada laboratorium, tempat tinggal, kantor, dll
2. Cold storage
Mesin ini digunakan untuk menjaga kestabilan temperatur ruangan
(menjaga temperatur dan kelembapan). Berfungsi untuk menyimpan
bahan makanan dan minuman, alat kedokteran, dan yang lainnya.
3. Freezer
Mesin ini berfungsi untuk mendapatkan temperatur yang sangat rendah
dan biasanya mencapai 00 C. Digunakan pada pembuatan es, untuk
pengawetan daging, ikan, dan lainnya.
Menurut cara kerjanya, mesin pendingin dibagi menjadi :
a. Mesin pendingin dengan siklus kompresi uap
Mesin ini menggunakan kompresor untuk menaikkan tekanan uap zat
pendingin dari evaporator kemudian mendorongnya ke dalam
kondensor agar mudah diembunkan. Siklus pada mesin ini hampir
menggunakan kebalikan dari siklus rankine, perbandingannya adalah

siklus ini menggunakan klep yang menghasilkan penurunan tekanan


secara isoenthalpy.

Gambar 1. Sistem Pendinginan Kompresi Uap


Sumber : Refrigerasi dan Pengkondisian Udara (W.F.Stoecker,1996 : 187)
b. Mesin pendingin dengan siklus pendinginan absorbsi
Mesin ini menggunakan zat penyerap, generator, dan absorbsi fluida.
Kerja sistem zat pendingin yang bertekanan rendah dihisap oleh
larutan cair dalam absorber. Proses absorbsi dilakukan secara adiabatis,
suhu larutan naik dan absorbsi uap akan berhenti. Untuk mengaitkan
proses absorbsi, absorber didinginkan oleh udara atau air lalu melepas
kalor ke udara bebas. Lalu dipompakan ke tekanan tinggi. Di dalam
generator uap dikeluarkan dan larutan penyerap dengan menambahkan
kalor. Larutan cairan dikembalikan ke absorber melalui katup throttle
untuk menurunkan tekanan.

Gambar 2. Sistem Pendinginan Absorbsi


Sumber : Refrigerasi dan Pengkondisian Udara (W.F.Stoecker,1992 : l87)

5.2 Bagian Utama Mesin Pendingin Kompresi Uap


1. Kompresor
Alat yang digunakan untuk mengkompresikan refrigerant (zat
pendingin) yang berbentuk uap ke dalam kondensor sehingga
tekanannya naik dan mudah diembunkan.
a. Kompresor positif
Gas masuk ke dalam silinder dan dikompresikan
b. Kompresor dinamik
Gas yang dihisap masuk dipercepat alirannya oleh sebuah impeler
yang kemudian merubah energi kinetik untuk menaikkan tekanan
Kompresor dapat digolongkan berdasarkan spesifikasinya antara lain :
1. Berdasarkan metode kompresi terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
a. Metode kompresi positif dibagi menjadi 4 yaitu :
- Kompresi torak bolak-balik

Gambar 3. Kompresi torak bolak-balik


Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 1985 : 127)
- Kompresi tingkat ganda bolak-balik

Gambar 4. Kompresi tingkat ganda bolak-balik


Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 1985 : 129)

- Kompresor putar

Gambar 5. Mekanisme Kompresor Putar


Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 1985 : 127)
- Kompresor Sekrup

Gambar 6. Mekanisme Kompresor Sekrup


Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 1985 : 131)
b. Metode Kompresi sentrifugal dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
- Kompresor sentrifugal tunggal
- Kompresor sentrifugal tingkat ganda
2. Penggolongan berdasarkan bentuk :
- Kompresor vertikal
- Kompresor horizontal
- Kompresor sumbu banyak
3. Penggolongan berdasarkan kecepatan putar :

- Jenis kecepatan tinggi


- Jenis kecepatan rendah
4. Penggolongan berdasarkan refrigerant
- Kompresor amonia
- Kompresor freon
- Kompresor CO2
5. Penggolongan berdasarkan konstruksi
- Jenis terbuka
- Jenis hermetik
Pada dasarnya kompresor hermetik hampir sama dengan
kompresor

semi

hermetik.

Perbedaannya

terletak

pada

penyambungan rumah baja kompresor dengan stator motor


penggeraknya. Pada kompresor jenis semi hermetik rumah tersebut
terbuat dari besi tuang dan bagian penutup dan penyambungnya
masih dapat terbuka. Sebaliknya kompresor hermetik rumah
kompresor dibuat dari baja dengan sambungan las sehingga tidak
dapat terbuka.

Gambar 7. Kompresor Hermetik


Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 1985 : 131)

2. Kondensor
Alat yang berfungsi untuk mengubah refrigerant (zat pendingin)
yang mempunyai fase/wujud uap menjadi cair pada tekanan konstan
(sebagai alat pengembun refrigerant). Kondensor dibagi menjadi 4,
yaitu
a. Kondensor tabung dan pipa horizontal
Banyak digunakan pada unit pendinginan air dan penyegar udara
baik untuk amonia maupun freon. Untuk amonia pipa pendingin
biasanya terbuat dari pipa baja. Sedangkan pada freon pipa
pendingin menggunakan pipa tembaga. Jika dikehendaki adanya
ketahanan korosi sebaiknya digunakan pipa kuningan atau cupro
nikel dan pelat pipa kuningan.

Gambar 8. Kondensor tabung dan pipa horizontal


Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 1985 : 150)
b. Kondensor tabung dan pipa coil
Banyak digunakan pada unit freon sebagai refrigerant berkapasitas
kecil misal pada penyegar udara jenis paket pendinginan air dan
sebagainya. Pipa pendinginan terbuat dari tembaga dengan atau
tanpa sirip. Pipa itu mudah dibuat dan harganya murah.

Gambar 9. Kondensor tabung dan koil


Sumber : Penyegaran Udara,(Wiranto Aris, 1985 : 151)
c. Kondensor jenis pipa ganda
Merupakan susunan dari dua pipa koaksial yang dipakai pada pipa
refrigerasi berkapasitas rendah dan freon sebagai refrigerant-nya.
Digunakan pipa dalam dan pipa luar terbuat dari pipa tembaga dan
bersirip.

Gambar 10. Kondensor Jenis Pipa Ganda


Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 1985 : 152)
d. Kondensor Pendingin Udara Koil Bersirip Pelat
Terdiri dari koil pipa pendingin bersirip pelat dengan sirip
alumunium atau pipa tembaga dan sirip tembaga.

Gambar 11. Kondensor Pendingin Udara Koil Bersirip Pelat


Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 1985 : 152)
3. Katup Ekspansi
Mempunyai fungsi untuk menguapkan cairan refrigerant agar mudah
menguap jika mendapat panas. Ada 3 jenis katup ekspansi, yaitu :
a. Katup Ekspansi Otomatik Termostatik Jenis Pengaman

Gambar 12. Katup Ekspansi Otomatik Termostatik Jenis Pengaman


Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 1985 : 163)

b. Katup Ekspansi Manual


Adalah katup ekspansi dengan throttle yang diatur secara manual
yaitu menggunakan katup jarum yang berbeda dengan katup stop
biasa.

Gambar 13. Katup Ekspansi Manual


Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 1985 : 163)
c. Katup ekspansi tekanan konstan
Katup digerakkan oleh tekanan evaporator untuk mempertahankan
tekanan konstan di evaporator.

Gambar 14. Katup Ekspansi Tekanan Konstan


Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 1985 : 163)

4. Evaporator
Berfungsi untuk menyerap panas dari udara luar sehingga refrigerant
berubah fase menjadi uap. Evaporator dibagi dalam beberapa golongan
sesuai dengan refrigerant yang ada di dalamnya, yaitu :
a. Jenis ekspansi kering
Cairan yang diekspansikan melalui katup ekspansi pada waktu
masuk ke dalam evaporator sudah dalam keadaan campuran dengan
uap sehingga keluar dari evaporator dalam keadaan kering.
b. Jenis setengah basah
Evaporator dengan kondisi refrigerant antara evaporator jenis
ekspansi kering dan evaporator jenis basah. Dalam evaporator jenis
basah selalu ada refrigerant dalam pipa penguapannya.
c. Basah
Dalam evaporator ini sebagian besar evaporator terdiri oleh cairan
refrigerant.
Evaporator memiliki 3 macam konstruksi, yaitu :
a. Evaporator Tabung Dan Koil
Dipakai pada mesin pendingin kecil. Terdapat pipa koil
tunggal atau pipa ganda di dalam sebuah silinder.

Gambar 15. Evaporator Tabung Dan Koil

Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 1985 : 157)


b. Evaporator Tabung Dan Pipa Jenis Ekspansi Kering
Menggunakan banyak pipa yang dipasang di dalam tabung
seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 16. Evaporator Tabung Dan Pipa Jenis Ekspansi Kering


Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 1985 : 157)
c. Evaporator Kecil Dengan Pendingin Udara
Terdiri dari pipa koil bersirip di bagian luarnya. Ada 2 macam
koil dengan pendinginan udara ekspansi langsung. Pada ekspansi
langsung refrigerant diuapkan langsung di pipa evaporator.
Sedangkan pada ekspansi tak langsung udara didinginkan dulu oleh
refrigerant.

Gambar 17. Evaporator Kecil Dengan Pendingin Udara


Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 1985 : 160)

5.3 Siklus Mesin Pendingin

Siklus termodinamika mesin pendingin yang ideal adalah siklus


mesin carnot terbalik, tetapi siklus ini sulit untuk dicapai.

Gambar 18. : Diagram T-S Siklus Mesin Pendingin


Sumber : Refrigerasi dan Pengkondisian Udara (W.F.Stoecker,1992 : 187)
Keterangan :
1 - 2 : kompresi adiabatis reversible dari Tb ke Ta
2 - 3 : proses pelepasan panas pada temperatur dan tekanan konstan
3 - 4 : proses ekspansi secara isentropik
4 - 1 : proses penguapan refrigerant pada temperatur dan tekanan konstan
Untuk siklus pendingin aktual dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 19. : Siklus Aktual


Mesin Pendingin
Sumber : Refrigerasi dan Pengkondisian Udara (W.F.Stoecker,1992 : 184)
Keterangan :
1 - 2 : kompresi adiabatis reversible di kompresor

2 - 3 : proses pelepasan panas pada tekanan konstan


(proses kondensasi pada kondensor)
3 - 4 : proses ekspansi secara isoenthalpy pada expansion valve
4 - 1 : proses penyerapan panas secara isobaris dan penguapan refrigerant
yang berlangsung secara isobaris pada evaporator.
Pada komponen-komponen mesin pendingin terjadi perubahanperubahan, yaitu :

pada kompresor (1 - 2)

- Enthalpy, tekanan, dan temperatur naik


- entropy konstan
- perubahan fase dari uap jenuh ke uap panas lanjut
- terjadi pelepasan kalor

pada kondensor (2 - 3)

- Enthalpy, tekanan, dan temperatur turun


- tekanan konstan
- perubahan fase dari uap panas lanjut ke cair jenuh
- terjadi pelepasan kalor

pada expansion valve (3 - 4)

- Enthalpy konstan
- entropy naik
- perubahan fase dari cair januh menjadi uap basah

pada evaporator (4 - 1)

- tekanan dan temperatur konstan


- Enthalpy dan entropy naik
- perubahan fase dari uap basah menjadi uap jenuh
Pada siklus aktual terjadi penyimpangan-penyimpangan yang disebabkan
oleh :

Sub cooling, terjadi karena jumlah panas yang diambil dari refrigerant
oleh air pada kompresor terlalu berlebihan sehingga menyebabkan
penyimpangan dari titik 3 ke 3.

Superheating, terjadi karena jumlah panas yang diserap oleh refrigerant


terlalu banyak sehingga terjadi penyimpangan dari titik 1 ke 1.

Pressure drop pada kondensor dan evaporator, terjadi karena uap


refrigerant masuk ke ruang yang lebih besar, adanya losses akibat
belokan, gesekan antara fluida dan dinding pipa, kebocoran, atau isolasi
yang kurang baik pada saluran atau pompa sehingga proses tidak
isobarik.

Gambar 20. Daur kompresi uap nyata dibandingkan dengan daur standar
Sumber : Refrigerasi dan Pengkondisian Udara (W.F.Stoecker,1992 : 191)
5.4 Refrigerant
Refrigerant adalah zat yang pada tekanan 1 atm mempunyai titik
didih sangat rendah sampai -157 oC. refrigerant bertindak sebagai media
penghantar kalor pada proses pemindahan kalor dari produk yang
diinginkan ke media pendingin. Refrigerant mengalir dalam refrigerator
dan bersirkulasi melalui komponen fungsional untuk menghasilkan efek
mendinginkan dengan cara menyerap panas melalui ekspansi dan
evaporasi.

Macam macam Refrigerant


1. Berdasarkan penggunaan refrigerant dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Refrigerant Primer

Refrigerant yang digunakan pada sistem kompresi uap (R-22,


R-134).
b. Refrigerant Sekunder
Cairan-cairan yang digunakan untuk membawa energi kalor
bersuhu rendah dari suatu lokasi ke lokasi lain.
2. Berdasarkan komponen penyusun
a. Senyawa Holocarbon
Mempunyai satu atau lebih atom dari salah satu halogen
(klorin, flourin, bromin)
Tabel 2.1 Penamaan refrigerant
Nomor Refrigerant
11
12
13
Persamaan :

Nama Kimia
Rumus Kimia
Trikloro monofluoro metana
cc | 3 F
Dikloro difluoro metana
cc | 2 F2
Trikloro triploro metana
cc | 2Fcc | F2

Nomor pertama dari kanan : Jumlah atom florida pada


senyawa (F)
Nomor kedua dari kanan : Jumlah atom H dikurangi satu dari
jumlah atom hydrogen
Nomor ketiga dari kanan : Jumlah atom C ditambah 1 dari
jumlah

atom

hydrogen

dari

senyawa
b.

Anorganik
Merupakan refrigerant terdahulu yang masih digunakan pada
saat ini, contoh : amonia (NH3), air (H2O), udara, CO2, SO2.
c. Hidrocarbon
Banyak senyawa hidrocarbon yang digunakan sebagai
refrigerant,

khususnya

untuk

dipakai

pada

industri

perminyakan dan petrokimia. Diantaranya adalah metana


(CH4), propana (C3H8) dan etana (C2H6).

d. Azeotrop
Suatu senyawa azeotrop dua substansi adalah campuran yang
dapat dipisahkan komponen-komponennya secara destilasi.
Azeotrop menguap dan mengembun sehingga suatu substansi
tunggal

yang

sifat-sifatnya

berbeda

dengan

unsur

pembentuknya. Misal : refrigerant SO2 yang merupakan


campuran 48,8% R-22 dengan 51,2% R-115.

Syarat syarat Refrigerant


Agar diperoleh sistem refrigerasi yang memiliki peforma

maksimum

maka

pemilihan

refrigerant

harus

benar-benar

diperhatikan. Adaoun syarat-syaratnya antara lain


1. Tekanan penguapan harus tinggi
Sebaiknya refrigerant memiliki temperatur penguapan pada
tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat dihindari kemungkinan
terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya efisiensi
volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi.
2. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi
Apabila

tekanan

pengembunannya

rendah,

maka

perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah sehingga


penurunan prestasi kompresor dapat dihindari. Mesin dapat
bekerja lebih aman.
3. Kalor laten penguapan harus tinggi
Karena menguntungkan untuk kapasitas refrigerasi yang sama
jumlah refrigerant bersirkulasi menjadi lebih kecil.
4. Volume spesifik (terutama dalam fase gas)
Memungkinkan

penguapan

langkah torak yang lebih kecil.


5. Koefisien prestasi harus tinggi.
6. Konduktivitas termal yang tinggi.

kompresor

dengan

volume

7. Viskositas yang rendah dalam fase cair maupun gas


8. Refrigerant harus stabil dan tidak bereaksi pada material
9. Tidak boleh mudah terbakar
10. Harga tidak mahal
11. Mudah diperoleh
12. Tidak berbau
13. Ramah lingkungan
14. Tidak boleh beracun

Kelebihan

dan

Kekurangan

Refrigerant

Hydrocarbon

dan

Holocarbon
a. Refrigerant Holocarbon
- Kelebihan
1. Kemudahan mengalir yang tinggi keadaan cair
2. Tidak menyebabkan ledakan
3. Tidak membawa aliran listrik
4. Tekanan kondensasi dan suhu keluar yang tinggi dalam mesin
refrigerant
- Kekurangan
1. Dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon dan pemanasan global
2. Jenis refrigerasi yang kurang aman untuk digunakan dalam proses
refrigerant
b. Refrigerant hydrocarbon
- Kelebihan
1. Ramah lingkungan yang ditunjukkan dengan nilai ozon depleting
potensial
2. Properti termofisika dan karakteristik perpindahan yang baik
3. Kerapatan fase uap yang rendah
4. Kelarutan yang baik
5. Dapat menurunkan konsumsi tenaga listrik 15 25%
- Kekurangan

1. Sifatnya mudah terbakar


Contoh perhitungan refrigrasi:
Suhu evaporasi -4oC dan kondensasi 48oC, hitung COP yang akan dihasilkan.
Dari tabel Properties of Saturated Liquid and Vapor R-134A (Lampiran) didapat nilai
tekanan (P):
T.kondensasi
P2 = 12,5273 Bar
T.evaporasi
P1 = 2,52643 Bar
Nilai P yang diperoleh digunakan untuk mencari entalpi (H1, H2, H3) pada diagram
Pressure Enthalpy of R-134A (Lampiran). Maka diperoleh:
H1
H2
H3

= 270 kj/kg
= 395 kj/kg
= 445 kj/kg

Untuk mencari nilai COP (Compressor of Performance) dari suatu sistem refrigerasi
adalah sebagai berikut:
h 2h 1
395270
COP= h3h 2 = 445395 = 2,5

VI.

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem refrigerasi merupakan metode pengkondisian temperatur ruangan
agar tetap berada dibawah temperatur lingkungan.
2. Sistem refrigerasi memiliki 4 siklus yaitu proses kompresi, kondensi,
ekspansi, dan evaporasi.
3. Sistem refrigerasi memiliki 4 komponen utama yaitu compressor,
condensor, ekspansion value, dan evaporator.
4. Berdasarkan hasil perhitungan sistem refrigerasi yang diamati memiliki
nilai COP 2,5.
5. Besarnya nilai COP suatu refrigerasi berbanding terbalik dengan daya
(kW) suatu refrigerasi yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA
Aris Munandar Wiranto, Saito Heizo, Penyegar Udara Pradnya Paramita, Jakarta.
1985
Karyanto. E, dkk., 2004, Penuntun Praktikum Teknik Mesin Pendingin, Restu Agung,
Jakarta.
W.F. Stoecker & J.W. Jones, 1996, Refrigerasi dan Pengkondisian Udara
edisi kedua.

Anda mungkin juga menyukai