240210130007
V.
5.1
dalam jenis makanan yang mempunyai sifat agak basah sehingga dapat langsung
dimakan tanpa dibasahi terlebih dahulu (rehidrasi) dan cukup kering sehingga dapat
stabil dalam penyimpanan. Dodol termasuk jenis makanan setengah basah
(Intermediate Moisture Food) yang mempunyai kadar air 10-40 %; Aw 0,70-0,85;
tekstur lunak; mempunyai sifat elastis, dapat langsung dimakan, tidak memerlukan
pendinginan dan tahan lama selama penyimpanan (Astawan dan Wahyuni, 1991).
Ubi jalar merupakan bahan pangan sumber karbohidrat yang dapat digunakan
untuk menggantikan tepung terigu dalam membuat aneka macam olahan makanan.
Dodol ubi jalar adalah dodol yang menggunakan ubi jalar sebagai sumber pati utama.
Proses pembuatan dodol ubi ini, mula-mula ubi jalar dicuci hingga bersih dan
dikupas, kemudian ubi dihancurkan dengan menggunakan blender dan disaring
sehingga dihasilkan filtrat/bubur umbi. Bubur umbi ini dimasak bersama dengan
penambahan santan, gula pasir, tepung ketan dan garam. Pemasakan dilakukan
sampai bubur umbi mengental dan berminyak. Dodol ubi yang telah jadi dicetak
dalam loyang dan didinginkan selama 4-12 jam. Proses pendinginan untuk membuat
tekstur dodol menjadi lebih keras. Tahapan terakhir, dodol yang telah keras dipotong
dan dikemas.
Pembuatan dodol ubi menggunakan bahan-bahan pembantu yang memiliki
fungsi masing-masing. Tepung ketan berfungsi memperbaiki tekstur agar dodol tidak
liat. Pemilihan tepung ketan didasarkan atas dasar sifat tepung ketan yang hampir
seluruhnya terdiri dari amilopektin. Sifat molekul amilopektin ini berfungsi untuk
memperkuat pengikatan air dengan baik, sangat sesuai untuk pembuatan dodol.
Penambahan gula pada pembuatan dodol bertujuan agar memberikan rasa manis,
aroma yang enak, warna cokelat pada dodol, sebagai pengawet, dan membantu
pembentukan tekstur pada dodol yang dihasilkan, selain sebagai pemanis, gula juga
sebagai pengawet.
karena
kadar
lebih
besar
5.2 Pasta
Pasta adalah makanan dibuat dari tepung terigu yang merupakan hasil
gilingan biji gandum durum dicampur telur dan garam serta air sehingga sedikit
berwarna kuning cerah, dan bila dimasak dengan benar akan menghasilkan tekstur
yang sedikit kenyal. Pasta dapat digolongkan ke dalam produk emulsi berbentuk
spread (olesan).
Pembuatan pasta adalah dengan membuat adonan yang berbahan dasar dari
tepung terigu rendah protein, telur, garam dan air. Pasta pada praktikum kali ini
menggunakan tepung rendah protein karena dalam pembuatan pasta tidak terlalu
dibutuhkan pengembangannya, sebab apabila pasta menggunakan tepung tinggi prtein
produk pasta akan sangat mengembang dan hal itu tidak sesui dengan karakteristik
pasta pada umumnya. Telur yang ditambahkan memilii fungsi sebagai emulsifier,
sebagai sumber lemak yang mampu menjadikan adonan menjadi lebih kalis dan lebih
gurih/lezat.
Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat, melarutkan
garam, dan membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten akan mengembang dengan
adanya air. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 6 9, hal ini
disebabkan absorpsi air makin meningkat dengan naiknya pH. Makin banyak air yang
diserap, mie menjadi tidak mudah patah. Jumlah air yang optimum membentuk pasta
yang baik.
Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, meningkatkan
fleksibilitas dan elastisitas mieserta mengikat air. Garam dapat menghambat aktivitas
enzim protease dan amilase sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak
mengembang secara berlebihan.
tersebut. Pada praktikum kali ini adonan pasta di bentuk seperti mie yang kemudian
dipanggang menggunakan oven. Sebelum di oven adonan pasta diberi 2 perlakuan
yaitu, dengan tanpa pengukusan dan dengan pengukusan. Berikut merupakan hasil
pengamatan yang telah di dapatkan:
Aro
ma
Rasa
Tepu
ng
Hamb
ar
Tepu
ng
Hamb
ar
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang telah didapat berikut adalah kesimpulan dari