PENDAHULUAN
Daging ayam merupakan salah satu bahan makanan utama mayoritas
masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh karena harga daging ayam dapat
dijangkau oleh masyarakat luas. Daging ayam mengandung protein yang tinggi
serta berlemak rendah. Sueparno (1992) memaparkan bahwa daging ayam juga
memiliki tekstur yang lebih halus dan lebih lunak jika dibandingkan dengan
daging sapi dan ternak lain sehingga lebih mudah dicerna. Beberapa faktor yang
berpengaruh dalam budidaya ayam pedaging komersil diantaranya pengelolaan
pemeliharaan, pemberian pakan, pencegahan dan penanggulangan terhadap
penyakit, pengangkutan, pemotongan, dan faktor-faktor lain.
Teknik pemotongan hewan dapat menjadi salah satu penyebab kualitas
dari gizi yang ditawarkan pada daging berkurang. Hal yang perlu diperhatikan
dalam pemotongan diantaranya tidak diperlakukan secara kasar, tidak mengalami
stress, penyembelihan dan pengeluaran darah harus sempurna, kerusakan daging
yang bagus harus diminimalkan, bersih, ekonomis dan aman bagi orang yang
berada pada tempat pemotongan.
Metode pemotongan yang biasa digunakan di Indonesia adalah metode
Kosher, yaitu memotong arteri karotis, vena jugularis dan esophagus. Kualitas
daging juga dipengaruhi dari kondisi ayam sebelum dipotong dan setelah
pemotongan. Kondisi daging sebelum pemotongan dan sesudah pemotongan
harus diperhatikan agar didapatkan daging ayam yang berkualitas. Daging ayam
yang berkualitas akan memberikan rasa yang lebih enak dibandingkan dengan
yang kurang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan kualitas antara
daging ayam potong yang sebelumnya mengalami stress dan yang tidak
mengalami stress sebelum pemotongan. Praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui teknik pemotongan ayam dan perecahan karkas.
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penanganan daging segar yaitu ayam yang
masih hidup dan kemudian disembelih. Alat-alat yang digunakan antara lain
adalah timbangan atau neraca, pisau tajam, ember, panci, kompor, baskom, talenan
dan plastik.
Metode
Metode yang dilakukan yaitu eksperiment penanganan daging segar.
Dilakukan di salah satu laboratorium teknologi pengolahan pangan, Fakultas
Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.
Prosedur
Penanganan daging seagar dimulai dengan penimbangan ayam yang masih
dari bulu, kaki, leher/kepala, organ dalam, ekor (kelenjar minyak) yaitu 75% dari
bobot hidup ayam (Ensminger, 1998). Pengurangan berat badan yang tidak sesuai
literatur dapat disebabkan kualitas karkas dan daging yang dipengaruhi oleh faktor
sebelum pemotongan, antara lain genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis
kelamin, umur, dan pakan.
Hasil pengamatan menunjukkan beberapa organ dalam yang terdapat pada
ayam yaitu hati, jantung, ampela, dan usus. Jeroan merupakan hasil ikutan yang
dapat dimakan, biasanya terdiri dari hati, jantung dan ampela. Hati merupakan
organ yang berfungsi sebagai alat penyaring zat-zat makanan yang diserap
sebelum masuk dalam peredaran darah dan jaringan-jaringan. Untuk mendapatkan
persentase karkas dilakukan perhitungan, berikut cara perhitungannya :
Persentase karkas
Bobot karkas yang telah dipisahkan dari bulu, kaki, leher/kepala, organ
dalam, ekor (kelenjar minyak) yaitu sekitar 60,1% dari bobot hidup ayam
(Ensminger, 1998). Dibandingkan dengan persentase karkas yang dihasilkan pada
saat praktikum memiliki hasil yang mendekati literatur.
Proses pemotongan karkas yang pertama adalah memotong bagian paha
kanan dan kiri menjadi dua bagian dengan memotong mengikuti ujung posterior
rusuk terakhir dan dilanjutkan melalui veterbral colum. Sayap dipisahkan melalui
sendi bahu dan dapat dibagi dengan memotong bagian distal terhadap tulang
radius dan ulna. Bagian dada terdiri dari sternum dan otot terkait yang bisa berupa
bentuk utuh atau dibelah menjadi dua bagian (dada kiri dan dada kanan). Paha
dipisahkan pada acetabulum dengan otot pelvic tanpa tulang pelvic. Paha dapat
dibagi dua dengan memotong pada persendian antara femur dengan tibia, bagian
proximal disebut thigh (paha gending) dan distal disebut drumstick. Sisa
bagiannya berupa punggung utuh yang meliputi tulang pelvic, scapula bagian
dorsal dari rusuk dan vertebrae dari bagian posterior leher sampai ekor (Soeparno,
1992).
Rendemen
78,125%
75%
Tekstur: Kenyal
Aroma:Amis
3&7
8 Bagian
Sebelum
penyembelihan
Setelah
Penyembelihan
Setelah
pemotongan
karkas
Karakteristik
4&8
8 Bagian
Sebelum
penyembelihan
Setelah
Penyembelihan
Setelah
pemotongan
karkas
Karakteristik
1,30 kg
1,25 kg
0,95 kg
73,077%
Warna: Putih
Kekuningan
Tekstur: Kenyal
Aroma: Amis
1,25 kg
1,21 kg
1,07 kg
85,6%
ternak.