TINJAUAN TEORITIS
A.
Definisi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau
lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan
tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
B.
1.
Anatomi
Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas
kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercostalis
kelima kiri pada linea midclavicular.
Hubungan jantung adalah:
Atas- : pembuluh darah besar
Bawah- : diafragma
Setiap sisi : paruBelakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ. Arteri
terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan elastin/otot:
aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan tengah yang terdiri dari
jaringan elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih
kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang disampaikan
pada suatu organ).
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh
yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang
terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada
saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara
waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam
tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika:
Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan
air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan
tekanan darah ke normal.
Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan
air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang
disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensin, yang selanjutnya
akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu
berbagai penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan
darah tinggi.
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri
renalis) bisa menyebabkan hipertensi.
Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa
menyebabkan naiknya tekanan darah.
Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot
dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi diameter
pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada jaringan/organ
berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan meningkat
Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga
sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan sel
sistem retikulo-endotelial. Pada tempat adanya sinusoid, darah mengalami
kontak langsung dengan sel-sel dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang
jaringan
2.
Fisiologi
C.
Kategori
Systole (mmHg)
Dan/atau
Diastole(mmHg)
Normal
<120
dan
<80
Prehipertensi
120-139
Atau
80-89
Hipertensi tahap 1
140-159
Atau
90-99
Hipertensi tahap 2
>=160
Atau
>=100
Atau
<90
Selain itu manifestasi klinik pada penderita hipertensi adalah sebagia berikut:
D.
Etiologi
Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.
Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan
darah meningkat.
Stress Lingkungan.
Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran
pembuluh darah
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 510% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 12%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu
(misalnya pil KB).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres,
alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada
orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan
kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka
tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Penyakit Ginjal
Stenosis arteri renalis
Pielonefritis
Glomerulonefritis
Tumor-tumor ginjal
Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
Kelainan Hormonal
Hiperaldosteronisme
Sindroma Cushing
Feokromositoma
Obat-obatan
Pil KB
Kortikosteroid
Siklosporin
Eritropoietin
Kokain
Penyalahgunaan alkohol
Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
Penyebab Lainnya
Koartasio aorta
Preeklamsi pada kehamilan
Porfiria intermiten akut
Keracunan timbal akut.
E.
Patofisiologi
F.
Faktor Predisposisi
G.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laborat
i.
Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko
seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
ii.
H.
Penatalaksanaan
I.
1.
Proses keperawatan
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber,
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam,
2001).
1)
Biodata
2)
Riwayat kesehatan
a)
Keluhan Utama
Pada kasus hipertensi, ditemukan keluhan utama adanya pusing yang hebat.
b)
Pada kasus hipertensi ditemukan adanya pusing yang tak tertahankan di seluruh
bagian kepala
S
= savety; yaitu intensitas dari keluhan utama, apakah sampai
mengganggu aktivitas atau tidak, seperti bargantug pada derajat beratnya.
c)
Saat dikaji pasien hipertensi biasanya didapat riwayat penyakit jantung koroner,
merokok, penyalahgunaan obat, tingkat stress yang tinggi, dan gaya hidup yang
kurang beraktivitas.
d)
e)
Aspek psikologis
Pada aspek psikologis, ditemukan adanya tingkat stress yang tinggi pada klien,
emosi yang labil.
f)
Aspek Sosial
Pada aspek social tidak ditemukan hubungan ketergantungan karena klien masih
bisa melakukan aktifitasnya namun agak sedikit terganggu.
g)
Aspek spiritual
2.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Kaji tingkat kesadaran ( GCS ) kehilangan sensasi, susunan saraf dikaji (Nevrus IXII )gangguan penlihatan, gangguan ingatan
Mengkaji tanda-tanda vital
Kesadaran bisa compos mentis sampai mengalami penurunan keadaran
kehilangan sensasi, susunan saraf dikaji (I-XII) gangguan penglihatan, gangguan
ingatan, tonus otot menurun dan kehilangan reflek tonus, BB biasanya
mengalami penurunan, tanda-tanda vital biasanya melebihi batas normal.
Umur
Suhu
Nadi
Pernafasan
TD
18th/lebih
37,0oC
70-75x/mnt
15-20x/mnt
120/80 mmHg
65th /lebih
36,0oC
70-75x/mnt
15-20x/mnt
140/90 mmHg
Respon membuka:
Spontan
Respon motorik:
Menurut perintah
Respon verbal:
Orientasi baik
NILAI:
15
: Compos mentis
12-14 : Somnolen
8-11
: Soporus
3-7
: Coma
System penciuman
System pernafasan
Adanya batuk atau hambatan jalan nafas, suara nafas tredengar ronki ( aspirasi
sekresi)
System kardiovaskular
Nadi, frekuensi dapat bervariasi (karena ketidakstabilan fungsi jantung atau
kondisi jantung), perubahan EKG, adanya penyakit jantung miocard infark,
rematik atau penyakit jantung vaskuler.
System pencernaan
Ketidakmampua menelan, mengunyah, tidak mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi sendiri.
System urinaria
Terdapat perubahan system berkemih seperti inkontinensia.
System persarafan
Nevrus 1 Olfaktori (penciuman)
Nevrus II Optic (penglihatan)
Nevrus III Okulomotor ( gerak ekstraokuler mata, kontriksi dilatasi pupil)
Nevrus IV Trokhlear (gerak bola mata ke atas ke bawah)
Nevrus V Trigeminal (sensori kulit wajah, penggerak otot rahang)
Nevrus VI Abdusen (gerak bola mata menyamping)
Nevrus VII Fasial (ekspresi fasial dan pengecapan)
Nevrus VIII Oditori (pendengaran)
Nevrus IX Glosovaringeal (gangguan pengecapan, kemampuan menelan, gerak
lidah)
Nevrus X Vagus (sensasi faring, gerakan pita suara)
System integument
Keadaan turgor kulit, ada tidaknya lesi, oedem, distribusi rambut.
J.
Analisa data
No.
Data focus
Etiologi
Masalah
1.
DS:
Riwayat hipertensi
Ateroskelosis
Epsodepalpitasi
Perpirasi
DO:
Kenaikan TD
Medulla
Saraf simpatis
Ganglia simpatis
Tekanan darah
Kontriksi
DS:
Kelemahan
Letih
Nafas pendek
DO:
Takipnea
Peningkatan CO
Peningkatan afterload
Kelelahan
Tachipnea
Aktivitas terhambat
Intoleransi aktivitas
3.
DS:
Gangguan penglihatan
DO:
Perubahan keterjagaan
Afek
Orientasi
Proses piker
Saraf simpatis
Ach
Aorepinefrine
Konriksi
Sakit kepala
DS:
DO:
Ginjal/rennin
Angiotention I
Angiotension II
Aldosteron
Intravascular
K.
Diagnosa keperawatan
Perencanaan
Diagnosa Keperawatan 1. :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
M. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari aapa yang sudah direncanakan dari
setiap diagnose yang muncul.
N.
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, proses yang continue yang
penting untuk menjamin kualitas dan ketetapan perawatan yang diberikan dan
dilakukan dengan meninjau respon pasien untuk menentukan keaktifan rencana
perawatan dan memenuhi kebutuhan pasien.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A.
Pengkajian
a.
Identitas klien
Nama
: Ny. U
Umur
: 60 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Agama
: islam
Pekerjaan
Alamat
No. medrek
: 055347
Ruangan
: cempaka
Dx. Medis
: hipertensi
Tanggal masuk
Tanggal pengkajian
b.
Nama
: Tn. E
Umur
: 40 tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
Tasikmalaya
c.
Keluhan utama
: anak
d.
Pada tanggal 07 April 2011 jam 11.00 WIB klien sedang beraktivitas seperti
biasa, beberapa saat kemudian klien merasakan sakit kepala, pada saat yang
bersamaan klien sedang flu. Kemudian sakit kepala yang dirasakan semakin
berat setelah klien mandi dengan mengguanakan air dingin. Kemudia pada
tanggal 08 April 2011 jam 08.30 WIB oleh keluarga klien dibawa ke UGD YARSI
Tasikmalaya dan dirawat di Ruang melati jam 09.00 WIB, pada saat dikaji jam
10.00 WIB keluarga klien mengatakan pada malam harinya klien tidak bias tidur
karena sakit kepala yang dirasakannya, ditambah juga klien merasa sakit perut.
Selama dirawat klien agak terbatas memenuhi ADL sehingga untuk
memenuhinya dibantu sebagian oleh keluarga.
e.
Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat hiperteni 5 tahun yang lalu
sejak usia klien 55 tahun, klien rutin mengontrol tekanan darahnya karena klien
mempumyai alat pengukur tekanan darah sendiri dirumahnya, terakhir sebelum
dibawa ke rumah sakit tekanan darahnya 170/100 mmHg. Klien juga mempunyai
penyakit maag karena pola makan yang tidak teratur.
f.
g.
Aspek psikologis
keluarga klien mengatakan klien mudah panic dan gelisah jika mendengar
sesuatu yang mengejutkan dan setelah itu tekanan darahnya akan naik.
h.
Aspek social
i.
Aspek spiritual
Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya klien
rajin beribadah, begitu juga selama dirawat di rumah sakit.
B.
Pemeriksaan fisik
a.
Pemeriksaan umum
Keadaan umum
: lemah
Kesadaran
: compos mentis
Nilai GCS
: 15
Respon membuka
:4
Respon motorik
:6
Repon verbal
:5
TD
: 180/100 mmHg
: 25x/menit
: 85x/menit
: 36oC
b.
System pengindraan
1)
Sistem penglihatan
Inspeksi
: bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien baik, saat
ada rangsangan cahaya miosis, konjungtiva tak anemis, sclera tidak ikterik,
gerakan bola mata baik.
Palpasi
2)
System pendengaran
Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran cukup baik
karena klien mampu mengerjakan apa saja yang diperintahkan.
3)
System penciuman
Bentuk dan letak simetris, klien di tes dengan mengguanakan alcohol dan kopi
disertai dengan tulisan alcohol dan kopi, klien dapat menunjuk dengan tepat bau
yang dirasakan.
4)
System pengecapan
Keadaan lidah sedikit kotor, klien dites dengan menggunakan garam dan gula
disertai tulisan garam dan gula, klien dapat menunjuk dengan tepat apa yang
dirasakan.
5)
System integument
Gastisitas/turgor kulit baik walaupun saat di tarik kulit klien kembali ke semuala
+/- 3-5 detik karena proses penuaan, tidak ada lesi, warna kulit putih,tidak ada
masa, tampilan umum kulit bersih, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata.
6)
System pencernaan
Bentuk mulut simetris, gigi tidak utuh beberapa sudah tanggal, jumlah gigi
sudah tanggal, jumlah gigi susu dan gigi taring 4, geraham premolar 2, gerakan
motor 12, jumlah gigi 26, mukosa bibir kering, reflek menelan ada, auskultasi
pada bising usus 10x/menit.
7)
System pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak tampak polip, tidak aa pernafasan cuping hidung,
retraksi dada negative, tidak ada nyeri tekan pada adda, tidak ada benjolan pada
dada, terdengar suara sonor pada dada sebelah kiri dan kanan, tidak ada
wheezing.
8)
System kardiovaskuler
Tachicardi, cyanotic negative pada akral bibir klien, tidak terdapat peningakatan
vena juularis, tidak ada bunyi tambahan.
9)
System perkemihan
Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka nyeri, tidak ada nyeri pada
aderah supra pubis, blas tidak teraba keras dan saat di palpasi tidak terasa
nyeri.
N1 (olfaktorius)
N2 (optikus)
dengan penuaan,
N3 (okulomotorius)
tidak terkena cahaya)
N4 (trakelis)
N5 (trigeminus)
: reflek mengunyah ada, kelopak mata(+), rahang
dapat mengatup secara simetris
N6 (abdusen)
kanan.
N7 (fasialis)
N8 (cochlealis)
: pendengaran baik.
N9 (glosopharingeus)
N10 (vagus)
N11 (accesorius)
dengan cukup baik.
N12 (hipoglosus)
Tidak ada kelumpuhan pada ekstermitas, kekuatan otot penuh, tidak ada nyeri
dan tidak ada luka.
C.
Kebiasaan sehari-hari
No.
Sebelum Masuk RS
Di RS
1.
Nutrisi
Makan
Frekuensi
Jenis
Porsi/Jumlah
Makanan pantangan
Minum
Frekuensi
Jumlah
3x/hari
Tidak Ada
6-7 gls/hari
Kalori
2.
Eliminasi
BAB
Frekuensi
Konsistensi
BAK
Frekuensi
Warna
Terpasang kateter
1-2 x/hari
Lembek
Jernih
Tidak
1 x/hari
Lembek
Tidak tentu
Jernih
Ya
3.
Istirahat Tidur
Siang
Lama Tidur
Siang
Masalah tidur
8 jam
1 jam
Tidak
8 jam
2 jam
: Malam
Tidak
4.
Personal Hygiene
Mandi
Frekuensi
Penggunaan Sabun
Cara
Oral Hygiene
Frekuensi
Cara melakukan
Pemeliharaan Rambut
Frekuensi
Penggunaan shampoo
Cara melakukan
Pemeliharaan Kuku
Frekuensi
Cara melakukan
2x sehari
Ya
Sendiri
2x sehari
Ya
Sendiri
2x Seminggu
Ya
Sendiri
Tidak tentu
sendiri
2x sehari
Ya
Sendiri
Tidak
Tidak
Tidak tentu
5.
Aktivitas
Klien mengatakan mulai beraktivitas pada jam 05.30 16.30 WIB sebagai Petani
D.
a.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium 08-04-2011
Hb
= 11,5 gr/dl
= 5.900/mm3
= 155.000/mm3
Ht
= 30 %
(40 48 %)
GD puasa
= 105 mg/dl
Kalium
Natrium
b.
= 4,05
= 146
(13,5 18 gr/dl)
(4.500 10.000/mm3)
(150.000 400.000/mm3)
Terapi 08-04-2011
Clorotiazid
21
Ctm
31
Antasida doen
31
Pct
31
B1
31
E.
Analisa data
No.
Data fokus
Etiologi
masalah
1.
DS:
DO:
TD klien meningkat
Medulla
Saraf simpatis
Ganglia simpatis
Tekanan darah
Kontriksi
Peningkatan TD
2.
DS:
Keluarga klien mengatakan klien merasa sakit kepala yang sangat hebat
DO:
Saraf simpatis
Ach
Aorepinefrine
Konriksi
Sakit kepala
Sakit kepala
3.
DS:
DO:
Saraf simpatis
insomnia
4.
DS:
Keluarga klien mengatakan klien merasa sakit perut karena klien tidak
makan apapun dan hanya minum saja sejak sakit kepala dirasakan.
DO:
Terpasang infus
Nyeri abdomenalis
Nyeri abdomenalis
F.
G.
Perencanaan
No.
Dx
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
DO:
TD klien meningkat
Tupan:
Tupen:
Pantau TD klien
Lakukan tindakan- tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher,
meninggikan kepla tempat tidur
Adanya pucat, dingin, kulit lembab, dan masa pengisian kapiler lambat mungkin
berkaitan dengan vasokontriksi atau mencerminkan deskompensasi / penurunan
CO.
Tiazid mungkin digunakan sendiri atau dicampur dengan obat lain untuk
menurunkan TD pada pasien dengan fungsi ginjal relative normal.
2.
Keluarga klien mengatakan klien merasa sakit kepala yang sangat hebat
DO:
Tupan:
Tupen:
DO:
Tupan:
Tupen:
Keluarga klien mengatakan klien tidak terbangun lagi pada malam hari.
Keluarga klien mengatakan klien merasa sakit perut karena klien tidak
makan apapun dan hanya minum saja sejak sakit kepala dirasakan.
DO:
Terpasang infuse
Setelah klien diberikan tindakan keperawatan selama 124 jam, dengan criteria:
Tupan:
Tupen:
Keluarga klien mengatakan klien sudah mau makan kembali sesuai diet
yang disarankan
H.
Implementasi
No.
Hari/tgl/jam
Dx
Implementasi
Paraf
1.
Senin,
08-04-2011
07.30 WIB
T = mengakaji TTV,
TD:170/100 mmHg
R = klien kooperatif
kelembaban(berkeringat
08.00 WIB
III
08.30 WIB
08.45 WIB
II
IV
11.30 WIB
12.00 WIB
III
13.00 WIB
R = klien kooperatif
16.00 WIB
18.30 WIB
R = klien kooperatif
20.00 WIB
IV
2.
Selasa,
09-04-2011
07.30 WIB
R = klien kooperatif
III
10.00 WIB
I.
Evaluasi
No.
Hari/tgl/jam
Dx
Catatan perkembangan
Paraf
1.
Selasa,
09-04-2011
10.30 WIB
A : masalah teratasi
P:
I:
II
A : masalah teratasi
P:
I:
III
A : masalah teratasi
P:
I:
IV
A : masalah teratasi
P:
I:
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Pengkajian
B.
Diagnosa Keperawatan