Disusun Oleh:
1
2
3
4
5
6
BAB 1
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu merupakan beban
masalah kesehatan masyarakat terutama ditemukan di daerah tropis dan
subtropis. DBD banyak ditemukan di wilayah urban dan semi-urban yang
diperkirakan menginfeksi 2,5 milyar sampai 3 milyar orang. Sepanjang
perjalanan penyakit dengue dilaporkan telah menyebar dilebih dari 100
negara di dunia.
Kejadian penyakit DBD semakin tinggi disertai dengan serangan yang
lebih berat (Guha-Sapir & Schimmer, 2005) (WHO, 2011). Penyakit DBD
telah dilaporkan pada permulaan tahun 992 SM di Cina, namun baru
pertama kali dilaporkan tahun 1653 di French West Indies (Kepulauan
Karibia). Serangan penyakit DBD pada tahun 1897 terjadi di Australia,
serta pada tahun 1931 dilaporkan di Italia dan Taiwan. Kejadian Luar
Biasa (KLB) dengue di Asia Tenggara pernah terjadi di tahun 1953 sampai
1954 yang ditemukan di Filipina. Setelah itu menyebar ke banyak negara
yang mencakup di dalam wilayah World Health Organization (WHO)
South-East Asia dan wilayah Western Pacific (WHO, 2011). WHO
mencatat terhitung mulai tahun 1968 hingga tahun 2009, di kawasan Asia
Tenggara dengan kasus DBD tertinggi yaitu di Indonesia (Kemenkes RI,
II.
III.
4. Untuk mengetahui
Sindrom
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari Dengue Syok
Sindrom
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Dengue Syok
Sindrom
7. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan dari Dengue Syok
Sindrom
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP MEDIS
1. DEFINISI
Penyakit Dengue Haemoragic Fever adalah penyakit Demam Dengue
dengan manifestasi perdarahan ( Sumarmo dkk;2008)
Penyakit Dengue Syock Syndrome adalah penyakit DHF yang
mengalami renjatan atau shock (Mansjoer, Arief.dkk;2001.428)
trombosit
150.000-450.000/mm3,
fungsinya
sebagai
Immunoglobulin
merupakan
bentuk
Fibrinogen
Protrombin.
Unsur-unsur pokok anorganik : Na, K, Cl, Magnesium, zat besi,
Iodin.
Unsur-unsur pokok organik : urea, asam urat, kreatinin, glukose,
lemak, asam amino, enzim, hormon.
5. PATOFISIOLOGI
6. MANIFESTASI KLINIK
demam
berdarah
maka
harus
segera
melaporkan
3)
4)
5)
6)
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Deteksi antigen pada jaringan terfineksi.
Antigen dapat terdeteksi dalam leukosit darah periper dari pasien
dengan dengue,khusunya pada pasien dengan dengue, khususnya
pada fase demam dari penyakit, antigen juga dapat ditemukan pada
heapar dan paru pada autopsy dan kadang pada timus, nodus limfe,
kulit, limpa, sum-sum tulang dan serosa.
b. Reverse transcription-PCR amplication of fengue RNA
Amplikasi PCR dapat digunakan untuk memperjelas RNA bila
transkrips ibalik RNA target pada Cdnadigunakan sebagai langkah
awal. bila, digunakan oligonukleotida primer spesifik-dengue,
reverse transcripsion PCR
baru
dari
spesimen
serum
tunggal,
diagnosis
diduga
sudah
terjadi
perdarahan;
maka
dapat
dihentikan
apabila
hematokrit
telah
(ditandai
dengan
penurunan
kadar
asidosis
dengan
natrium
bikarbonat,
maka
golongan
darah
cross-matching
harus
apakah
cairan
yang
diberikan
sudah
mencukupi.
-
volume
sirkulasi.Pentalaksanaan
ideal
dari
membrantas
sarang
dan
jentik-jentik
nyamuk.Saat
ini,
sulit dibersihkan
Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.
Menggunakan kelambu saat tidur.
Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk.
Menanam tanaman pengusir nyamuk.
Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah.
Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang
bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
Untuk itu, perlu menjaga kesehatan dengan meningkatkan
yang
dirasakan
pasien
saat
kembang?
6) Riwayat imunisasi
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi (berat badan,
panjang badan, usia).
2) Pemeriksaan per system
a) System persepsi sensori :
- Penglihatan : edema palpebra, air mata ada/tidak, cekung/normal
- Pengecapan : rasa haus meningkat/tidak, tidak lembab/kering.
b) System persyarafan : kesadaran, menggigil, kejang, pusing.
c) System pernafasan : epistaksis, dispneu, kusmaul, sianosis,
cupinghidung, odem pulmo, krakles.
d) System kardiovaskuler : takikardi, nadi lemah dan cepat/tak
teraba, kapilary refill lambat, akral hangat/dingin, epistaksis, sianosis
perifer, nyeri dada.
e) System gastrointestinal :
hipovolemik
berhubungan
dengan
permeabilitas
membran meningkat.
b. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
(viremia).
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan
cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler.
3. INTERVENSI
1. Syok
hipovolemik
berhubungan
dengan
permeabilitas
membran
meningkat
Tujuan : tidak terjadi hipovolemik
KH : tanda vital dalam batas normal
Intervensi :
a.
b.
c.
d.
Berikan kompres.
Berikan /anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc perhari.
Anjurkan keluarga agar mengenakan pakainyang tipis dan mudah
d.
e.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dengue Syok Sindrom (DSS) adalah kasus demam
berdarah
dengue
disertai
dengan
manifestasi
kegagalan
2. SARAN
Dengue Syok Sindrom bukan saja merupakan suatu
permasalahan kesehatan masyarakat yang menyebar dengan luas
dan tiba-tiba, tetapi juga merupakan permasalahan klinis. Krena
30-50% penderita demam berdarah dengue akan mengalami
renjatan dan berakhir dengan suatu kematian terutama bila tidak
ditangani secara dini dan adekuat. Bila pasien sudah masuk dalam
tahap DSS yaitu pada grade 3 atau 4 maka penatalaksanaan yang
terpenting adalah pengelolaan cairan. Cepat mempertahankan
volume vaskuler sehingga cepa tmengatasi syok
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Azis Alimul. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Buku 2.
Jakarta : Salemba Medika