I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan komoditas penting
bagi masyarakat karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi terutama untuk
petani tebu di Indonesia, hasil olahan dari tanman tebu sangat penting bagi
masyarakat karena menjadi kebutuhan pokok sehari-hari maupun sebagai bahan
baku industri makanan atau minuman, selain kepentingan tersebut tanaman tebu
juga sebagai salah satu penyumbang peningkatan perekonomian nasional.
Peningkatan jumlah penduduk yang semakin cepat mengakibatkan
kebutuhan gula juga meningkat pada setiap tahunya tetapi saat ini kebutuhan akan
gula masih belum dapat terpenuhi oleh produksi dalam negri, maka peningkatan
produksi tanaman tebu untuk menghasilkan gula di Indonesia ini harus
ditingkatkan agar dapat memenuhi kebutuhan gula minimalnya kebutuhan dalam
negeri sendiri.Peningkatan produksi gula dapat dilaksanakan asalkan
melalui
generatif
dilakukan
dengan
menggunakan
biji,sedangkan
yang sehat dan berada di tengah. Bahan bibit berupa bud chip berasal dari mata
tunas yang diambil dengan cara memotong sebagian ruas batang tebu dengan alat
pemotong bud chip (Hunsigi, 2001). Panjang bahan bibit berupa bud chip sekitar
2 cm dengan ketebalan 3,3 cm (Loganandhan, 2012).
Kita ketahui dalam melakukan budidaya tebu memerlukan input dan
tenaga kerja yang banyak sehingga biaya yang dikeluarkan juga tinggi , untuk itu
kita harus memilih bibit yang berkualitas baik tetapi juga ekonomis ringan untuk
di budidayakan oleh petani termasuk juga dengan input ke lahan yang
minimum,dari ketiga perbanyakan bibit tebu yang umum tersebut bahan bibit bud
chip yang paling efektif dan ekonomis dibandingkan metode lainnya
pengangkutan bibit bud chip tiga kali lebih hemat biaya dibandingkan
pengangkutan bibit tebu pada umumnya, selain itu pemakaian mata tunas tunggal
sebagai bahan tanam dapat meningkatkan produktivitas tebu karena dapat
menghasilkan jumlah anakan per tanaman yang lebih banyak dan dapat tumbuh
serempak atau seragam dibandingkan dengan menggunakan bibit konvensional
atau bagal. Bibit mata tunas tunggal dapat menghasilkan 10 anakan tiap tanaman
dibandingkan dengan bibit bagal hanya 5 anakan tiap tanaman.
Tetapi perbanyakan dengan metode bud chip hanya untuk petani yang
bermitra dengan pabrik dan petani tebu biasa tetap menggunakan bibit bagal
karena petani biasa tidak bisa membibitkan bibit sendiri karena keterbatasan alat
dan perlakuan yang rumit untuk membibit tebu dengan bud chip selain itu juga
dari beberapa sumber menyatakan bahwa metode bagal lebih murah dari pada bud
chip.Dalam
permasalahan
ini
maka
diharapkan
menggunakan
metode
perbanyakan bibit tebu dengan metode bud chip atau bagal asalkan berkualitas
baik dapat meningkatkan rendemen dan produksi tanaman tebu untuk tercapainya
kemandirian akan kebutuhan gula yang meningkat karena pertambahan jumlah
penduduk pada setiap tahunya.
1.2 Tujuan
Dalam kegiatan magang kerja
ini bertujuan untuk menamabah
pengetahuan mahasiswa tentang budidaya tanaman tebu dengan menggunakan
metode bibit bud chip dan bagal,dapat mengetahui bagaimana perbanyakan bibit
tebu dengan bud chip dan bagal , dapat membandingkan bibit tebu manakah yang
lebih baik dan efisien untuk budidaya tebu sehingga menghasilkan produksi tingi.
1.3 Hipotesis
Dengan melakukan magang kerja di PG Merijan Kediri mahasiswa dapat
mempelajari cara budidaya tebu yang baik dan dengan menggunakan metode bibit
tebu bud chip dapat meningkatkan produktivitas tanaman tebu.selain itu metode
ini terbukti lebih efisien dan ekonomis dibandingkan dengan dengan metode
pembibitan tanaman tebu bagal.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Tanaman Tebu
Sejarah
pergulaan
Indonesia
dimulai
ketika
Belanda
mulai
Batang tanaman tebu tidak bercabang dan terbagi atas dua bagian
yaitu
buku
dan
ruas.
Buku
adalah
bagian
dari
batang
yang
Pada gamabar 2 daun tanaman tebu diatas kita ketahui daun tebu
berbentuk
rumput gajah dan dari daunya ini ternyata juga bisa digunakan untuk pakan ternak
panjang daunya bisa mencapai 1 meter dan lebarnya mencapai 10 cm.
2.2.2 Syarat Tumbuh Tebu
Tebu termasuk dalam tumbuhan yang dapat ditanam di daerah tropis dan
subtropis, lebih kurang pada daerah antara 350 LS dan 390 LU.Di daerah tropis,
tanaman tebu dibudidayakan di negara-negara seperti Thailand, Filipina,
Malaysia, India, dan Indonesia. Sedangkan di daerah subtropis budidaya tebu
banyak dijumpai di Amerika Tengah, Amerika Selatan, Australia, dan Hawai (Tim
Penulis PTPN XI, 2010). Di Indonesia, sentra perkebunan tebu terutama di daerah
Jawa Timur, Jawa Tengah, DI-Yogyakarta, Sumatera Selatan, Sumatera Utara,
Lampung, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo (Direktorat Jenderal Perkebunan,
2009).
Tebu dapat hidup dengan baik pada ketinggian 5 500 meter di
ataspermukaan laut, daerah beriklim panas dan lembab dengan kelembaban lebih
dari11-70%, hujan yang merata setelah tanaman berumur 8 bulan dan suhu udara
berkisarantara 28 340 C (Slamet, 2004). Tetapi pada ketinggian mulai +1200 m
(dpl) pertumbuhan tebu akan lambat. Curah hujan yang optimum untuk tanaman
tebu adalah 1.500-2.500 mm per tahun dengan hujan tersebar merata.Produksi
yang maksimum dicapai pada kondisi yang memiliki perbedaan curah hujan yang
ekstrim antara musim hujan dan musim kemarau. Suhu yang baik untuk tanaman
tebu berkisar antara 240C hingga 300C, dengan kelembaban nisbi yang
dikehendaki adalah 65-70%, dan pH tanah 5,5-7,0. Kecepatan angin yang
optimum untuk pertumbuhan tebu kurang dari 10 km/jam, karena angin dengan
kecepatan lebih dari 10 km/jam akan merobohkan tanaman tebu (Tim Penulis
PTPN XI, 2010).
Menurut Sudiatso (1982), tekstur tanah yang cocok untuk tanaman tebu
adalah tekstur tanah ringan sampai agak berat dengan kemampuan menahan air
yang cukup. Kedalaman (solum) tanah untuk pertumbuhan tanaman tebu minimal
50 cm dengan tidak ada lapisan kedap air.Syarat topografi lahan tebu adalah
berlereng panjang, rata, dan melandai.Bentuk permukaan lahan yang baik untuk
pertumbuhan tebu adalah datar sampai bergelombang dengan kemiringan lereng
0 8 %.
2.3 Manfaat Tanaman Tebu
Pada jaman sekarang ini banyak penelitian yang telah dilakukan
dengan
antioksidan
yang
cocok
untuk
menangkal
penyakit
Seluruh batang tebu dapat diambil dan dijadikan 3 stek.Atau tebu yang akan
digiling berumur 12 bulan diambil pucuknya untuk dijadikan bibit. Jumlah mata
(bakal tunas baru) yang diambil 2-3 sepanjang 20 cm. Daun kering yang
membungkus batang tidak dibuang agar melindungi mata tebu. Biaya bibit lebih
murah karena tidak memerlukan pembibitan, bibit mudah diangkut karena tidak
mudah rusak, pertumbuhan bibit pucuk tidak memerlukan banyak air, 1 hektar
tanaman kebun bibit bagal dapat menghasilkan bibit untuk keperluan 10
hektar.sekitar 6 - 8 ton bibit tebu per ha. Besarnya jumlah bahan tanam ini merupakan
sebuah masalah besar dalam transportasi, penanganan, dan penyimpanan bibit
tebu(Darmojo, 1988).
budidaya tebu yang baru di harapkan bisa meningkatkan hasil produksi, sehingga
kesejahteraan petani meningkat. Keunggulan menggunakan benih bud chip vs
konvensional adalah sebagai berikut:
Tabel1.
INDIKATOR
KONVENSIONAL
(BAGAL)
BUDCHIP / SBP
Tingkat kecepatan
perbanyakan
Kesehatan Benih
Keseragaman
Sifat Genetik
Produktivitas
Seragam
Sesuai dengan induknya
Hasil Tebu 25,5 % lebih tinggi
di bandingkan Bibit Asal
Bagal
Hasil Gula 19,2 % lebih tinggi
di bandingkan bibit asal bagal
Lebih mudah dan biaya
pengiriman lebih
10
tebu yang menggunakan metode konvensional atau bagal dari tabel dapat
diketahui pertumbuhan dan kesehatan benih bud chip lebih unggul,hingga
efisiensi biaya untuk packaging dan pengirimannya juga lebih hemat karena lebih
mudah dan ringan .
2.5 Teknik Budidaya Tanaman Tebu
Perbanyakan tanaman tebu dilakukan secara vegetatif dalam bentuk stek,
yakni stek batang tebu yang mempunyai ruas dengan bakal tunasnya. Perbanyakan
melalui vegetatif akan mempunyai konsekuensi diperolehnya karakteristik
keturunan yang identiksama
digunakan harus baik, yakni harus sehat dan segar. Kemurnian varietas harus
diatas 99% dan daya tumbuh 95%.
Pembukaan dan penanaman dimulai dengan pembuatan got-got. Ukuran
got standar untuk got-got keliling atau mujur lebar 60 cm dan dalam 70 cm
sedangkan untuk got malang atau palang lebar 50 cm dan dalam 60 cm. Tanah
yang akan digunakan untuk menanam diberikan TSP sebanyak 1 kuintal/ha. Tanah
digaris menggunakan alat yang runcing dengan kedalaman 5-10 cm kemudian
bibit dimasukkan ke dalam bekas garisan dengan mata bibit menghadap ke
samping.Bibit tersebut ditimbun dengan tanah.Waktu tanam yang tepat di lahan
kering atau tegalan pada periode I adalah awal musim bulan Mei-Agustus
sedangkan
periode
II
adalah
awal
musim
hujan
bulan
September-
Nopember.Sulam dilakukan 5-7 hari setelah tanam untuk mengetahui bibit yang
mati. Memasuki minggu 3-4 dilakukan pembumbunan tanah dengan cara
membersihkan rumput dan membalik tanah. Pelepasan daun kering dari ruas-ruas
tebu dilakukan selama tiga kali agar ruas-ruas tebu bersih dan akar-akar baru
segera tumbuh dari ruas-ruas yang paling bawah.Batang-batang tebu yang roboh
atau miring perlu diikat, baik silang dua maupun silang empat. Pemupukan
dengan memberikan pupuk ZA dengan ketentuan standar tebang I 0,5-1 kuintal/ha
dan tebang II (tebu tunas) 1,5-2 kuintal/ha(Satuan Kerja Pengembangan Tebu
Jatim, 2005)
Panen tebu dilakukan pada tingkat kemasakan optimum, yaitu pada saat
tebu dalam kondisi mengandung gula tertinggi.Umur panen tanaman tebu
berbeda-beda tergantung jenis tebu. Varietas genjah masak optimal pada umur
lebih dari 12 bulan, varietas sedang masak optimal pada umur 12-14 bulan,dan
11
varietas dalam masak optimal pada umur lebih dari 14 bulan. Panen dilakukan
pada bulan Agustus saat rendemen maksimal dicapai.
Tanaman tebu yang telah memasuki umur cukup untuk panen kemudian
dilakukan tebang angkut.Kegiatan tebang angkut harus tepat karena penanganan
yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian cukup besar.Panen tebu dilakukan
dengan menebang batang-batang tebu yang sehat, mengumpulkan dan
mengangkut ke pabrik gula untuk digiling.Penebangan dapat dilakukan secara
manual maupun secara mekanis atau tenaga mesin.Penebangan tebu secara
manual dilakukan dengan caramembongkar guludan tebu dan mencabut batangbatang tebu secara utuh kemudian dibersihkan dari akar, pucuk, daun kering, dan
kotoran lainnya. Tebangan yang baik harus memenuhi standar kebersihan tertentu
yaitu kotoran tidak lebih dari 5% (IPB, 2013(Satuan Kerja Pengembangan Tebu
Jatim, 2005)
12
Kegiatan magang kerja akan dilaksanakan pada bulan Juli - Oktober 2016.
Magang kerja tersebut akan dilaksanakan di PG. Meritjan PTPN X yang terletak
di Jalan MerbabuKelurahan Mrican Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Propinsi
Jawa Timur.
3.2 Metode Pelaksanaan
Magang kerja yang akan dilakukan yaitu meliputi beberapa kegiatan yang
relevan dengan tujuan kegiatan magang kerja. Berbagai kegiatan yang
berhubungan dengan produksi bibit tebu,perawatan dan pengelolaan bibit tebu
hingga penanaman tanaman tebu yang akan dilaksanakandi PG. Meritjan PTPN
Xmeliputi :
a. Praktik Kerja Langsung
Praktik kerja langsung ini dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung dan pencatatan hasil pengamatan
pengamatan di lahan pertanian atau lahan pembibitan benih yang dimiliki PG.
Meritjan PTPN Xserta ikut berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh pihak pabrik.
b. Observasi Lapang
Observasi lapang merupakan kegiatan observasi yang dilakukan terhadap
keadaan umum lokasi magang kerja yang meliputi penentuan lokasi, luas area,
struktur organisasi, jumlah tenaga kerja, kegiatan budidaya tanaman tebu hingga
proses panen dan pasca panen tebu.
c. Diskusi dan Wawancara
Diskusi dan Wawancara akan dilakukan dengan ketua lapang pembimbing
lapangdi PG. Meritjan secara langsung dengan tujuan untuk memperoleh
informasi teknis yang berkaitan dengan kegiatan lapang yang akan dilakukan
dalam melaksanakan magang kerja.
d. Pengambilan Data Sekunder
Pengambilan data sekunder berasal dari hasil mencatat data-data yang ada
dan diberikan dari PG. Meritjan atau pun melalui studi pustaka baik dari hasil
penelitian, percobaan maupun buku, jurnal maupun media elektronik sebagai
literatur penunjang tentang tanaman tebu.Setelah itu mahasiswa membandingkan
13
data yangada dilapangan dengan teori yang ada di dalam buku maupun sumber
literatur lainnya.
3.3 Jadwal Kegiatan
Kegiatan magang kerja yang akan dilakukan secara umum bertujuan
untuk mengetahui bagaimana poses pembibitan tanaman Tebu dengan metode bud
chipdan bagal yang akan dilaksanakan atau diselenggarakan selama 3 bulan mulai
dari bulan juli hingga bulan oktoberrancangan kegiatan magang kerja sebagai
berikut:
Tabel 2. Rancangan Kegiatan Magang Kerja
No
Waktu
Kegiatan
Awal kegiatan magang kerja (briefing,
1.
Minggu ke-1
pengenalan kegiatan, pengenalan lokasi, ,
pengenalan dengan tenaga kerja)
Pembibitan tanaman tebu dengan metode bud
2.
Minggu ke-2
chip dan bagal
Perawatan dan pemeliharaan bibit tebu
Perawatan bibit
3.
Minggu ke-3
Persiapan media tanam bibit
Penanaman bibit
Perawatan bibit, meliputi penyiangan gulma,
4.
Minggu ke-4
dan pengairan.
Pemindahan bibit bud chip dari bedengan ke
5.
Minggu ke-5
krey.
Perawatan dan pemeliharaan tanaman,
6.
Minggu ke-6
meliputi penyiraman, penyiangan gulma,
pemupukan dan pengendalian hama penyakit
Pemeliharaan bibit bud chip, meliputi
7.
Minggu ke-7
penyiraman, penyiangan gulma, pemupukan
Supervisi
Pemeliharaan bibit tebu meliputi meliputi
8.
Minggu ke-8
penyiraman,
penyiangan
gulma,
dan
pengendalian hama penyakit
Pemeliharaan bibit tebu, meliputi penyiraman,
9.
Minggu ke-9
penyiangan gulma, pemupukan
Pemeliharaan bibit tebu meliputi meliputi
penyiraman, penyiangan gulma.
Minggu ke-10
10.
Pengumpulan data dan pembuatan laporan
sementara
DAFTAR PUSTAKA
14
15