Anda di halaman 1dari 6

Nama : Putu Tiasmara Pratama

NIM : 1404205050
Kelas : B

MUSEUM WAYANG

Gambar 1 Museum Wayang


Sumber : Dokumentasi Pribadi

LOKASI

Gambar 2 Peta Lokasi Museum Wayang


Sumber : https://www.google.co.id/maps/place/Museum+Wayang/

Museum Wayang merupakan sebuah bangunan yang berlokasi di Jl. Pintu Besar Utara No.27,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110. Museum Wayan Jakarta sendiri menempati sebuah bangunan
tua yang berada di sekitar Taman Fatahillah yang dimana hanya berjarak beberapa meter dari
Museum Sejarah Jakarta atau lebih sering Museum Fatahillah. Selain itu, Museum Wayang sendiri
terletak 1 area dengan museum,Museum Bank Mandiri dan juga Museum Keramik. Akses menuju
Museum Wayang ini tidak begitu sulit, untuk mengakses menuju bangunan ini bisa diakses dengan
kendaraan pribadi maupun bus transjakarta.

SEJARAH SINGKAT MUSEUM WAYANG

Pada mulanya gedung yang sekarang ditempati menjadi Museum Wayang ini bernama De Oude
Hollandsche Kerk (Dutch Old Church) atau Gereja
Lama Belanda yang dibangun pada tahun 1640. Pada
tahun 1732 gedung ini mengalami renovasi dana
namanya berubah menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk
(Dutch New Church) atau Gereja Baru Belanda dan
karena adanya gempa yang terjadi di Batavia pada tahun
1808 gedung ini menjadi hancur. Bangunan baru
kemudian didirikan pada tahun 1912 diatas reruntuhan
bangunan lama dan digunakan sebagai Museum Batavia
yang dibuka secara resmi oleh Jonkheer Meester Aldius
Warmoldus
Gambar 3 Museum Batavia
Sumber :

Lambertus

Tjarda

van

Starkenborg

Stachouwer yang merupakan Gubernur Jenderal Belanda


yang terakhir pada tanggal 22 Desember 1939. Baru pada

pada tanggal 13 Agustus 1975 gedung yang dulunya bernama Museum Batavia menjadi Museum
Wayang. Namun ciri khas ataupun kesan dari bangunan dulu masih terasa di beberapa bagian dalam
Gedung Museum Wayang.

PENJELASAN MENGENAI MUSEUM WAYANG

Museum Wayang sendiri menggunakan gaya Neo Renaissance. Pada umumnya bangunan
dengan gaya neo renaissance memiliki fungsi keagamaan seperti gereja dan kapel ( peninggalan dan
melanjutkan bangunan masa medieval ), bangunan bangunan istana, pusat pemerintahan dan
rumah rumah kediaman pendeta saudagar. Selain itu juga terdapat ciri ciri dari gaya arsitektur
Neo Renaissance yaitu konsep simetri yang kuat, mayoritas penggunaan bahan material dari
marmer pada interior dan warna bangunan yang cenderung monochrome.
Museum wayang sendiri sendiri memiliki koleksi lebih dari 4000 buah wayang dan boneka dari
berbagai jenis dan macam. Jenis wayang dipamerkan mulai dari Wayang Golek, Wayang Kulit,
Wayang Kardus, Wayang Rumput, Wayang Janur, Dan Wayang Beber, dll. Selain itu juga di
Museum Wayang sendiri terdapat koleksi lukisan, boneka luar negeri seperti boneka dari Thailand,
Suriname, Tiongkok, Vietnam, India, dan Kolombia, koleksi gamelan, dan topeng. Di lantai dasar
terdapat taman, disebutnya taman museum wayang. Disana terlihat beberapa prasasti peninggalan
Belanda diantaranya Jan Pieterszoon Coen tahun 1619 hanya beberapa meter dari pintu masuk
Museum Wayang Jakarta dan masih banyak prasasti lainnya yang dipajang di sekitar ruangan.
Dibagian luar bangunan terdapat beberapa cinderamata yang dapat dibeli oleh pengunjung
sebagai kenag kenangan. Dimana toko cinderamata tersebut menawarkan Wayang Kulit, Buku

Pewayangan, Pajangan, Gantungan Kunci, dll. Selain itu juga dibagian depan bangunan terdapat
tempat penyewaan sepeda bagi pengunjung untuk berkeliling Kota Tua. Museum Wayang sendiri
secara rutin mengadakan pagelaran wayang setiap minggu ke-2 dan 3 setiap bulan. Museum
wayang buka setiap hari selasa hingga minggu jam 09.00 15.00 WIB dengan harga tiket Rp.
20.000 rupiah untuk dewasa, Rp. 10.000 untuk mahasiswa dan Rp.600 rupiah untuk anak anak.
Museum Wayang mempunyai luas 935,25 m 2 yang terdiri dari 2 lantai, yaitu lantai 1 terdapat
ruang pamer dan pertunjukkan dan ruang lantai 2 terdapat ruang pamer dan kantor. Museum
Wayang merupakan sebuah bangunan yang terletak di kota yang menggunakan gaya arsitektur Neo
Renaissance. Bangunan Museum Wayang sendiri terlihat lebih modern dan tidak terlalu banyak
detail detail ( motif atau ukiran ) yang biasanya tercemin pada bentuk bangunan klasik eropa.
Walaupun begitu, ciri dari arsitektur eropa tidak hilang begitu saja, ini terlihat dari dinding tembok
yang tebal, langit langit yang tinggi, dan daun jendela atau pintu jendela yang lebar lebar, dan
pintu yang terbuat dari kayu jati. Hal menarik yang lainnya yaitu fasad bangunan dari Museum
Wayang ini mirip seperti 2 buah gunungan yang biasa digunakan dalam pertunjukan pewayangan.
Dimana bentuk fasad bangunan museum ini dibangun tahun 1912 dan belum pernah mengalami
perubahan.
Terdapat lampu taman yang berbentuk klasik seperti lampu taman jaman dahulu.
Gambar 4 Perspektif Museum Wayang
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Elemen Bawah pada bagian eksterior bangunan menggunakan bahan batu alam untuk menguatka

Terdapat Outdoor AC ( Kipas ) yang terletak disamping bangunan yang mengganggu pand

Gambar 5 Perspektif Museum Wayang


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Bentuk bangunan yang menyerupai sebuah gereja dan masih tetap terjaga keasliannya.

Warna bangunan Museum Wayang yang berwarna putih yang memberikan kesan selaras dengan

Material bangunan yang berwarna putih memberikan kesan klasik dan mengu

Dapat dsiimpulkan bahwa Museum Wayang merupakan wadah bagi pengunjung untuk
mengenal lebih dalam dan banyak mengenai koleksi Wayang wayang yang ada di Museum
Wayang baik yang berasal dari Indonesia maupun dari Mancanegara. Museum Wayang sendiri juga
merupakan satu satunya museum yang terletak di Indonesia yang mempunyai koleksi Wayang
terlengkap dari seluruh daerah di Indonesia seperti Banyumas, Cirebon, Gedog, dan daerah lainnya.
Dari tampak, layout, bentuk bangunan museum yang masih asli dan tidak ada perubahan sama
sekali yang membuat bangunan ini masuk ke dalam kategori bangunan cagar budaya yang wajib
untuk dipertahankan, dilestarikan, dan dijaga keasliannya. Namun, terdapat beberapa kendala yang
ada di sekitar bangunan Museum Wayang ( pada saat kunjungan ) yaitu banyaknya pedagang
pedagang yang berjualan di sekitaran jalur pejalan kaki yang mengganggu akses dari pengunjung

untuk berjalan dan juga memberikan kesan kumuh akibat sampah sampah yang ditimbulkan. Hal
itu merupakan sesuatu yang wajib ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar situs
cagar budaya ini bisa tetap bersih dan indah.

Anda mungkin juga menyukai