Rhinosinusitis kronis dengan polip (Chronic Rhinosinusitis with NP/ CRSwNP/
RSK dengan polip) merupakan suatu rhinosinusitis kronis bilateral, dengan
endoskopi terlihat polip pada meatus media. Untuk diagnosis RSK dengan polip, dibutuhkan diagnosis pada RSK terlebih dahulu, yakni gejala yang muncul lebih dari 12 minggu dengan dua atau lebih tanda, salah satunya haruslah obstruksi saluran napas (blokade/ obstruksi/ kongesti) atau discharge nasal (anterior/ post nasal drip). Nyeri pada frontal bisa mungkin didapatkan, gangguan penghidu juga mungkin didapatkan. Pada pemeriksaan endoskopi didapatkan polip pada meatus media. Setelah ditegakkan RSK dengan polip, perlu ditentukan derajat keparahan RSK, yaitu: 1. Derajat Ringan (VAS 0-3; tidak ada kerusakan mukosa yang berat pada endoskopi) Tatalaksana yang dianjurkan yakni steroid topikal (spray), lalu di lakukan pemeriksaan ulang setelah 3 bulan. Jika ada perbaikan, steroid topikal dilanjutkan, lalu dilakukan pemeriksaan ulang setelah 6 bulan. Jika tidak ada perbaikan dalam 3 bulan pertama, dosis steroid perlu dinaikkan dan dapat diberikan juga doksisiklin (Setelahnya dilakukan pemeriksaan ulang setelah 3 bulan). Jika masih tidak ada perbaikan juga, perlu dipertimbangkan CT Scan (derajat diubah menjadi berat). 2. Derajat Sedang (VAS 3-7; ada kerusakan mukosa pada endoskopi) Tatalaksana yang diberikan yakni steroid topikal (spray) dan juga doksisiklin. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan ulang setelah 3 bulan,
jika membaik, tatalaksana dilanjutkan sesuai tatalaksana derajat
ringan. Jika tidak membaik dalam 3 bulan pertama, perlu dipertimbangkan CT Scan (derajat diubah menjadi berat). 3. Derajat Berat (VAS 7-10; ada kerusakan mukosa pada endoskopi) Tatalaksana yang diberikan yakni steroid topikal (spray) dan steroid oral selama 1 bulan. Jika terjadi perbaikan, terapi dilanjutkan sesuai tatalaksana derajat sedang. Jika tidak membaik dalam 1 bulan pertama, perlu dilakukan CT Scan, setelahnya dapat dipertimbangkan untuk tindakan pembedahan. Setelah tindakan pembedahan perlu dilakukan irigasi nasal secara rutin, steroid topikal dan oral, serta antibiotik jangka panjang. Selain itu perlu diperhatikan tanda-tanda lain yang dapat dianggap kedaruratan seperti: gejala yang unilateral, perdarahan, krusta, kakosmia, gejala pada orbita (edema periorbita/ eritema, bola mata tergeser, pandangan ganda/ berkurang, optalmoplegi), nyeri kepala frontal berat, bengkak pada frontal, tanda-tanda meningitis, gejala neurologis. Jika terdapat tanda-tanda tersebut, perlu dilakukan investigasi dan intervensi segera mengenai kemungkinan diagnosis yang lain.