A. Definisi
Nefropati diabetik didefinisikan sebagai sindrom klinis pada pasien DM yang
ditandai dengan albuminuria menetap (> 300 mg/24 jam atau > 200 ig/menit) pada
minimal dua kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3 6 bulan. Di Amerika dan Eropa,
nefropati diabetik merupakan penyebab utama gagal ginjal terminal. Di Amerika, nefropati
diabetik merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di antara semua komplikasi
DM (Sudoyo, 2006)
B. Klasifikasi
Perjalanan penyakit serta kelainan ginjal pada DM lebih banyak dipelajari pada DM
tipe 1 daripada tipe 2, dibagi menjadi 5 tahapan (Sudoyo, 2006).
Tahap 1
Pada tahap ini LFG meningkat sampai dengan 40% di atas normal yang
disertai dengan hiperfiltrasi dan hipertropi ginjal. Albuminuria belum nyata
dan tekanan darah biasanya normal. Tahap ini masib reversible dan
berlangsung 0-5 tahun sejak awal diagnosis DM tipe 1 ditegakkan. Dengan
pengendalian glukosa darah yang ketat, biasanya kelainan fungsi maupun
mungkin dicegah dengan kendali glukosa dan tekanan darah yang kuat.
Tahap 4
Tahap ini merupakan tahap nefropati yang sudah lanjut. Perubahan histologis
lebih jelas, seperti yang ditunjukkan Gambar 1, dan juga timbul hipertensi
pada sebagian besar pasien. Sindroma nefrotik sering ditemukan pada tahap
ini. LFG menurun, sekitar 10 ml/menit/tahun dan kecepatan penurunan ini
berhubungan dengan tingginya tekanan darah.
Tahap 5
Ini adalah tahap gagal ginjal atau End Stage Renal Failure, saat LFG
sudah sedemikian rendah sehingga penderita menunjukkan tanda-tanda
sindrom uremik, dan memerlukan tindakan khusus yaitu terapi pengganti,
dialysis maupun cangkok ginjal.
C. Etiologi
Hingga saat ini, hiperfiltrasi masih dianggap sebagai awal dari mekanisme patogenik
dalam laju kerusakan ginjal. Hiperfiltrasi yang terjadi pada sisa nefron yang sehat lambat
laun akan menyebabkan sklerosis dari nefron tersebut (Sudoyo, 2006).
Mekanisme terjadinya peningkatan LFG pada nefropati diabetik masih belum jelas,
tetapi diduga disebabkan oleh dilatasi arteriol aferen oleh efek yang tergantung glukosa.
Hiperglikemia kronik dapat menyebabkan terjadinya glikasi nonenzimatik asam amino
dan protein (reaksi Mallard dan Browning). Proses ini akan terus berlanjut sampai terjadi
Kurang terkendalinya kadar gula darah (gula darah puasa> 140-160 mg/dl
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
D. Diagnosis
Pada saat diagnosa DM ditegakkan, kemungkinan adanya penurunan fungsi ginjal
juga harus diperiksa, demikian pula saat pasien sudah menjalani pengobatan rutin DM.
Pemantauan yang dianjurkan oleh ADA antara lain pemeriksaan terhadap adanya
mikroalbuminuria serta penentuan kreatinin serum dan klirens kreatinin. Untuk
mempermudah evaluasi klirens kreatinin, dapat digunakan perhitungan LFG dengan
menggunakan rumus dari Cockroft-Gault, yaitu (Sudoyo, 2006).:
Klirens Kreatinin
masih
normoalbuminuria,
sudah
terjadi
mikroalbuminuria
atau
makroalbuminuria.
2. Terapi
Pada prinsipnya pendekatan utama tatalaksana nefropati diabetik adalah dengan:
1.
2.
3.
Perbaikan fungsi ginjal (diet rendah protein, pemberian ACE inhibitor dan atau
ARB);
4.
Tatalaksana nonfarmakologis nefropati diabetik berupa gaya hidup yang sehat yang
meliputi olahraga rutin, diet, menghentikan kebiasaan merokok serta membatasi konsumsi
alkohol. Olahraga rutin yang dianjurkan ADA adalah dengan berjalan 3 5 km/hari
dengan kecepatan sekitar 10 12 menit/km, 4 sampai 5 kali seminggu. Pembatasan asupan
garam dianjurkan sebanyak 4 5 g/hari (atau 68 85 meq/hari) serta asupan protein
hingga 0,8 g/kg/berat badan ideal/hari (Sudoyo, 2006).
Target tekanan darah pada nefropati diabetik adalah < 130/80 mmHg. Obat anti
hipertensi yang dianjurkan antara lain ACE inhibitor atau ARB, sedangkan pilihan lain
adalah diuretik, kemudian beta blocker atau calcium channel blocker (Sudoyo, 2006).
Pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal yang berjalan terus, saat LFG mencapai
10 12 ml/menit (setara dengan klirens kreatinin < 15 ml/menit atau serum kreatinin > 6
mg/dl), dianjurkan untuk memulai dialisis (hemodialisis atau peritoneal dialisis), walaupun
masih ada perbedaan pendapat mengenai kapan sebaiknya dialisis dimulai. Pilihan
pengobatan lain untuk gagal ginjal terminal adalah cangkok ginjal, dan di negara-negara
maju sudah sering dilakukan cangkok ginjal dan pankreas sekaligus (Sudoyo, 2006).
Hendromartono. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV :Nefropati Diabetik.
Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
Sudoyo, Aru W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2006. Komplikasi Kronik
Diabetes : Mekanisme Terjadinya, Diagnosis, dan Strategi Pengelolaan dalam Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. FK UI : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam hal 1184-88.