ditempuh
dengan
mengkonsumsi
obat
tradisional,
yaitu
dengan
dan buah serta mengurangi daging. Hal ini untuk melunakkan faeces, sehingga
mempermudah defekasi dan mengurangi mengedan. Semua makanan yang
merangsang kinerja pencernakan seperti durian, pete, daging kambing dan cabe
sebaiknya dihindari. Hemorrhoid intern dengan prolaps (benjolan tidak dapat
masuk) istirahat baring, kompres lokal rendam dengan cairan hangat dan
dimasukkan perlahan-lahan, dapat juga diberi salep anus dan suppositoria tetapi
ini sebagai analgetik saja, bukan sebagai pengecil benjolan. Terapi tindakan, yaitu
dengan skleroterapi (menyuntikkan larutan kimia ke jaringan submukosa di
bawah hemorrhoid supaya terjadi ja ringan parut) dan bedah beku.
yang
ditemukan
dalam
tumbuh-tumbuhan.
Senyawa
flavonoid
dan dalam larutan yang sangat encer. Zat ini sangat beracun untuk ikan.
(Robinson, 1995).
Tanin merupakan sejenis kandungan tumbuhan yang bersifat fenol
mempunyai rasa sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit (Robinson,
1995). Letak tanin di dalam tumbuhan terpisah dari protein dan enzim sitoplasma,
tetapi bila jaringan rusak, misalnya bila hewan memakannya, maka reaksi
penyamakan dapat terjadi. Reaksi ini menyebabkan protein lebih sukar dicapai
oleh cairan pencernaan hewan (Sastrohamidjojo, 1995).
Botani
Sinonim : Graptophyllum hortense Nees
Klasifikasi
Kingdom
Subkingdom
Superdivisio
Divisio
Kelas
Sub-kelas
: Plantae (tumbuhan)
: Tracheobionta (berpembuluh)
: Spermatophyta (menghasilkan biji)
: Magnoliophyta (berbunga)
: Magnoliopsi
da (berkeping dua / dikotil)
: Asteridae
Ordo
: Scrophulariales
Familia
: Acanthaceae
Genus
: Graptophylum
Spesies
: Graptophylum pictum (L.) Griff
Nama umum/ dagang : Daun ungu
Nama daerah
Sumatera : Pudin (Simalur)
Jawa : Daun ungu (Jawa Tengah) Handeleum (Sunda), Karaton (Madura)
Bali : Temen
Maluku : Kadi-kadi (Ternate) Dongo-dongo (Tidore)
Deskripsi
Habitus : Perdu, tinggi 2 m
Batang : Berkayu, beruas, permukaan licin, ungu kehijauan
Daun : Tunggal, berhadapan, bulat telur, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, pertulangan
menyirip, permukaan atas mengkilat, panjang : 15-25 cm, lebar : 5-11 cm, ungu,
ungu tua
Bunga : Majemuk, di ujung batang, pangkal kelopak berlekatan, bagian ujung berbagi lima, ungu,
benang sari empat, melekat pada mahkota bunga, tangkai sari ungu, kepala sari
ungu kehitaman, putik bentuk tabung, ujung bertaju lima, ungu
Buah : Kotak, lonjong, ungu kecoklatan
Biji : Bulat, putih
Akar : Tunggang, coklat muda
terbaik untuk menghambat plak, bakteri, dan cendawan terjadi pada konsentrasi
kandungan daun ungu sebanyak 40%.
Oleh masyarakat Bali, daun ungu kerap dimanfaatkan dalam pembuatan
banten. Misalnya, untuk membuat banten pesucian, sakaruna, perangkatan, samsam,
sesarik
dan
sejumlah
banten
lainnya.
(http://pojok-
bali.blogspot.com/2007/12/)
Haid yang tidak lancar juga bisa diatasi oleh daun ungu ini. Caranya, daun
ungu dikeringkan dan ambil sekitar tiga sendok. Daun ungu itu kemudian direbus
dengan tiga gelas air sampai mendidih hingga tinggal satu gelas saja. Setelah itu
disaring dan diminum tiga hari menjelang datang bulan. Bukan hanya itu,
reumatik atau encok juga bisa disembuhkan dengan daun yang dalam bahasa Jawa
dikenal dengan nama demung, tulak dan ungu ini. Cara pengolahannya pun sangat
sederhana. 1-2 genggam daun ungu ditumbuk sampai halus dan oleskan pada
bagian yang sakit sebagai param. Daun ungu juga berkhasiat untuk mengobati
sakit bisul, yaitu dengan memanfaatkan beberapa lembar daun ungu yang sudah
diolesi minyak kelapa kemudian memanggangnya di atas api. Kemudian
dioleskan di atas bagian yang sakit.
Gambar
Graptophyllum pictum Griff
KESIMPULAN
Daun Ungu memiliki kandungan yang memberi manfaat sebagai tanaman
tradisional yang mampu mengobati hemorrhoid (ambeien) sehingga pada terapi
ambeien tidak perlu dilakukan dengan operasi. Pelestarian tanaman tradisional
seperti ini perlu dikaji sebagai alternatif pengobatan yang efektif bagi penderita,
tanpa menanggung resiko yang besar.
Daftar Pustaka
Ahmad, S.A., 1990. Flavonoid dan Phytonedica, Kegunaan, dan Prospek. Yayasan
Pengembangan Obat Alam Hyitomedika, Jakarta.
blog DARFAHERBA, diakses pada tanggal 20 Januari 2009
Depkes RI, 1981. Daftar Tanaman Obat (I). Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Harborne, J.B., 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Penerbit ITB. Bandung.
http://pojok-bali.blogspot.com/2007/12/, diakses pada tanggal 20 Januari 2009
http://www.plantamor.com/spcdtail.php?recid=642, diakses pada tanggal 20 Januari
2009
Robinson, T., 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Penerbit ITB. Bandung.
Sastrohamidjojo, H., 1995. Sintesis Bahan Alam. UGM Press, Yogyakarta
www.id.answer.com, diakses pada tanggal 20 Januari 2009
www.mer-c.org, diakses pada tanggal 20 Januari 2009