dilengkapi dengan Surat Ijin Pengeluaran dari Menteri Pertanian (Bibit Tanaman
tertentu). e. Tidak dilengkapi dengan CITES (untuk tanaman langka yang
dilindungi).
14. Komoditas yang bersangkutan, tidak dapat diberikan Sertifikat Pelepasan
Karantina Tumbuhan Luar Negeri karena: a. Tidak dapat memenuhi persyaratan
negara Indonesia untuk pemasukannya. b. Tidak dapat dibebaskan dari OPT yang
dicegah pemasukkannya ke Wilayah Negara Republik Indonesia. c. Tidak
dilengkapi dengan Surat Ijin Pemasukan dari Menteri Pertanian (Bibit Tanaman).
15. Phytosanitary Certificate dan Setifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan Luar
Negeri, pencetakannya menjadi tanggung jawab Petugas Pelayanan Depan,
setelah siap (sudah ditandatangani oleh pejabat POPT yang ditunjuk )
didistribusikan kepada : a. Asli dan lembar kedua kepada Pemilik Barang. b.
Lembar ketiga dan keempat ke Pelaksana data untuk bahan pelaporan serta arsip.
c. Lembar kelima untuk Bendaharawan Penerima sebagai dasar penarikan jasa dan
penerbitan kuitansi penerimaan.
16. Bendahara penerima, walaupun jasa karantina yang harus dibayar pemilik
barang telah dihitung oleh sistern, Bendaharawan Penerima wajib menghitung
ulang besarnya biaya yang harus diterimanya.
17. Penyerahan Phytosanitary Certificate dan Setifikat Pelepasan Karantina
Tumbuhan Luar Negeri, setelah membayar jasa karantina pemilik akan langsung
menerima Phytosanitary Certificate danSetifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan
Luar Negeri dan kuitansi pembayaran jasa dari Petugas Pelayanan Depan.
PETUNJUK PENGISIAN SERTIFIKAT
TUMBUHAN LUAR NEGERI
PELEPASAN
KARANTINA
Bagi importir, isian untuk Sertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan Luar Negeri
sudah tersedia di dalam sistem KARTUMAS. Untuk itu bagi importir hendaknya
menyerahkan semua persyaratan bagi pemasukan komoditas kepada Balai
Karantina Tumbuhan Kelas I Tg Emas dengan data yang terpercaya dan
mempunyai bukti yang sah.