Anda di halaman 1dari 7

III.

CARDENOLIN DAN BUFADIENOL


A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaan
alamnya, terutama keanekaragaman tumbuhan yang dapat dikembangkan
sebagai salah satu sumber obat tradisional. Obat tradisional berasal dari
alam, baik dari tumbuhan, hewan maupun bahan-bahan mineral.
Disamping pelayanan kesehatan formal, pengobatan secara tradisional dan
pemakaian obat tradisional masih banyak dilakukan oleh masyarakat
Indonesia secara luas baik di daerah pedesaan maupun daerah perkotaan.
Hal ini muncul sebagai akibat banyak dijumpainya efek samping yang
tidak dikehendaki dari penggunaan obat kimia sintetis. Selain itu
penggunaan obat tradisional lebih menguntungkan karena dapat diperoleh
secara mudah, harga yang relatif murah, dan pengolahan yang cukup
sederhana.
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan
fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya
hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal.
Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung mencakup
keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir, atau
menurunkan kontraktilitas miokardium. Kontraktilitas miokardium dapat
menurun pada infark miokardium dam kardiomiopati.
Obat inotropik positif bekerja dengan meningkatkan kontraksi otot
jantung (miokardium) dan digunakan untuk gagal jantung, yakni keadaan
dimana jantung gagal untuk memompa darah dalam volume yang
dibutuhkan tubuh, karena jantung bekerja terlalu berat atau karena suatu
hal otot jantung menjadi lemah. Beban yang berat dapat disebabkan oleh
kebocoran katup jantung, kekakuan katub, atau kelainan sejak lahir
dimana sekat jantung tidak terbentuk dengan sempurna. Ada 2 jenis obat
inotropik positif, yaitu glikosida jantung adalah alkaloid yang berasal dari

19

tanaman seperti tanaman untuk pengobatan asam urat yang kemudian


diketahui berisi gugus gula deoksi dan gugus laktosa . Keduanya bekerja
sebagai inotropik positif pada gagal jantung. Jenis obat inotropik lainnya
yaitu

penghambat

fosfodiesterase

merupakan

penghambat

enzim

fosfodiesterase yang selektif bekerja pada jantung. Glikosida adalah


senyawa yang menghasilkan satu atau lebih gula (kon) diantara produk
hidrolisisnya dan sisanya berupa senyawa bukan gula (aglikon).
Laporan praktikum ini akan membahas lebih lanjut tentang gugus
gula deoksi dan gugus laktosa sebagai salah satu pilihan obat untuk terapi
gagal jantung. Gugus gula deoksi dan gugus laktosa dapat diketahui
melalui uji Cardenolin dan Bufadienol yang terdiri dari uji LebermannBurchard, uji Keller-Killiani dan uji Kedde. Diketahuinya gugus gula
deoksi dan gugus laktosa untuk mengetahui seberapa bahayanya ekstrak
asam urat bagi jantung.
2. Tujuan
Praktikum Uji Cardelolin dan Bufadienol bertujuan untuk:
a. Mengetahui senyawa cardelolin dan bufadienol melalui

uji

LiebermanBufadienol pada ekstrak asam urat.


b. Mengetahui gugus gula deoksi melalui uji Keller Killiani pada ekstrak
asam urat.
c. Mengetahui gugus laktosa melalui uji Kedde pada ekstrak asam urat.
B. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Praktikum Uji Cardelolin dan Bufadienol dilaksanakan pada hari
Senin, 29 Agustus 2016 pukul 08.00 WIB yang bertempat di Laboratorium
Fitokimia Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional (BP2TO-OT) Tawangmangu.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Tabung reaksi
2) Pipet
3) Spatula
4) Pengaduk
5) Tangas air
6) Cawan porselin
7) Gelas ukur
8) Corong kaca

b. Bahan
1) Ekstrak daun jambu biji
2) Hexan
3) Asam sulfat pekat
4) Kloroform
5) Reagen Kedde
3. Cara Kerja
a. Uji Pendahuluan Cardenolin dan Bufadienol (Uji LibermannBurchard)
1) Mengambil sedikit ekstrak daun jambu biji menggunakan spatula.
2) Menambahkkan larutan hexan hingga larutan hexan tidak berwarna
dengan mengaduknya dan fase hexan dibuang.
3) Memanaskan residu di tangas air untuk menguapkan sisa hexan.
4) Menambahkan 2 mL CHCl3, mengaduknya dan didekantasi untuk
5)
6)
7)
8)
9)

mengambil lapisan CHCl3.


Menambahkan NaSO4, kemudian menyaringnya.
Membagi filtrat menjadi 2, salah satunya menjadi blanko.
Menambahkan 3 tetes CH3COOH, kemudian mengocoknya.
Menambahkan H2SO4 pekat lewat dinding tabung.
Hasil positif jika terbentuk warna biru berubah menjadi hijau, pink,

merah atau ungu.


b. Uji Penegasan Cardenolin dan Bufadienol
1) Uji Keller-Killiani
a) Mengambil sedikit ekstrak daun jambu biji menggunakan
spatula.
b) Menambahkkan larutan hexan hingga larutan hexan tidak
berwarna dengan mengaduknya dan fase hexan dibuang.
c) Memanaskan residu di tangas air untuk menguapkan sisa
hexan.
d) Menambahkan 1 mL FeCl3 pada residu dan mengaduknya.
e) Menambahkan melalui dinding tabung 3 tetes asam sulfat pekat
dan mengamati pertemuan kedua larutan.
f) Hasil positif menunjukkan adanya gugus gula deoksi jika
terbentuk warna cokat kemerahan, kadang berubah menjadi
biru atau ungu.
2) Uji Kedde
a) Mengambil sedikit ekstrak daun jambu biji menggunakan
spatula.
b) Menambahkan 2 ml kloroform dan mengaduk campuran
ekstrak dan kloroform.

c) Menambahkan 4 tetes reagen Kedde.


d) Hasil positif menunjukkan adanya gugus lakton tak jenuh jika
tebentuk warna biru.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Hasil pengujian senyawa cardenolin dan bufadienol
No
Test
Teori
Blanko
Uji
Kesimpulan
Test Kellera
Killiani
Ekstrak cuci
Merah
Hijau
Merah
heksan ad heksan kecoklatan Kecoklata
Positif
kecoklatan
jernih
berubah
n
Residu ditambah
reagen FeCl3,
Biru atau
tambah Na2SO4
ungu
anh. Saring
Tambah
CH3COOH,
Merah
tambah 1 ml
Positif
kecoklatan
H2SO4 conc.
diamkan
Test Liebermann
b
burchard
Ekstrak cuci
heksan ad heksan
Hijau
jernih
Residu ditambah
CHCl3, kocok,
Hijau Tua
tambah Na2SO4
anh. Saring
Tambah
Biru, hijau,
CH3COOH,
merah,
Hijau Tua
Positif
tambah H2SO4
pink, ungu,
conc.
violet
Test Kedde
Endapan
c
orange
Ekstrak ditambah
CHCl3,
Tambah reagen
Hijau
Kedde
Biru violet Hijau Tua Kecoklata Negatif
n
Sumber: Laporan Sementara
2. Pembahasan

Menurut Fauzi (2013), Skrining fitokimia merupakan suatu


analisa kualitatif kandungan kimia tumbuhan atau bagian tumbuhan.
Skrining fitokimia atau penapisan kimia adalah tahapan awal untuk
mengidentifikasi kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan,
karena pada tahap ini kita bisa mengetahui golongan senyawa kimia yang
dikandung tumbuhan yang sedang kita uji/teliti.
Uji Kardenolin dan bufadienol. Uji Kardenolin dan Bufadienol
menggunakan

metode

yaitu

metode

Keller

Killiani,

metode

Liebeman-Burchard dan metode Kedde .


(i) Metode Keller-Killiani yaitu dengan menguapkan 2 mL sampel, dan
mencucinya dengan heksana sampai heksana jernih. Residu yang
tertinggal dipanaskan diatas penangas air kemudian ditambahkan
3 mL pereaksi FeCl3 dan 1 mL H2SO4 pekat. Jika terlihat
cincin merah bata menjadi biru atau ungu maka identifikasi
menunjukkan adanya kardenolin dan bufadienol.
(ii) Metode Lieberman-Burchard yaitu dengan cara menguapkan
sampel sampai kering. Kemudian ditambahkan kedalamnya 10
mL heksana, diaduk selama beberapa menit lalu biarkan.
Selanjutnya diuapkan diatas penangas air dan ditambahkan 0,1 g
Na2S04 anhidrat lalu diaduk. Larutan disaring sehingga diperoleh
filtrat. Kemudian filtrat dipisahkan menjadi 2 bagian, A dan B.
Filtrat A sebagai blangko dan filtrat B ditambahkan 3 tetes
pereaksi asam asetat glasial dan H2SO4, senyawa kardenolin
dan bufadienol akan menunjukkan warna merah sampai ungu.
(iii) Metode Kedde yaitu dengan cara menguapkan sampel sampai
kering kemudian menambahkan 2 mL kloroform, lalu dikocok dan
disaring. Filtrat dibagi menjadi 2 bagian, A dan B. Filtrat A
sebagai blangko, dan filtrat B ditambah 4 tetes reagen Kedde.
Senyawa kardenolin dan bufadienol akan menunjukkan warna ungu
(Marliana, 2005).
Kandungan terpenoid atau steroid dalam tumbuhan dapat diuji
dengan menggunakan metode Liebermann-Bucchard yang nantinya akan

memberikan warna jingga atau ungu untuk terpenoid dan warna biru
untuksteroid. Uji ini didasarkan pada kemampuan senyawa triterpenoid
dan steroid membentuk warna oleh adanya H2SO4 pekat dalam pelarut
asetat glasial sehingga membentuk warna jingga (Marlinda, 2012). Metode
Lieberman - Burchard yaitu metode yang dilakukan dengan cara
menambahkan ekstrak asam urat dengan larutan hexan diaduk selama
beberapa menit lalu biarkan hingga larutan hexan yang dihasilkan tidak
berwarna. Selanjutnya diuapkan diatas penangas air sampai larutan
hexan menghilang dan ditambahkan 2 ml CHCl3 kemudian diaduk dan
didekantasi untuk mendapatkan lapisan CHCl3 yang kemudian lapisan
CHCl3 ditambahkan Na2S04. Larutan disaring sehingga diperoleh filtrat.
Filtrat dipisahkan menjadi 2 bagian A dan B. Filtrat A sebagai blanko
yang berwarna kuning dan filtrat B ditambahkan 3 tetes pereaksi
CH3COOH dan ditambahkan H2SO4 lewat dinding tabung reaksi. Larutan
tersebut jika terdapat senyawa

cardenolin

dan bufadienol akan

menunjukkan warna biru berubah menjadi hijau, pink, merah atau ungu
dan hasil yang didapatkan yaitu larutan menjadi berwarna hijau tua yang
artinya ekstrak asam urat mengadung senyawa cardenolin dan bufadienol.
Metode Keller-Killiani yaitu metode yang dilakukan dengan
menambahkan ekstrak asam urat dengan larutan hexan diaduk selama
beberapa menit lalu biarkan hingga larutan hexan yang dihasilkan tidak
berwarna. Selanjutnya diuapkan diatas penangas air sampai larutan
hexan menghilang dan ditambahkan. Residu yang tertinggal ditambahkan
pereaksi FeCl3 dengan diaduk dan 3 tetes H2SO4 pekat lewat dinding
tabung. Larutan yang dihasilkan, jika terlihat cincin coklat kemerahan
menjadi
cardenolin

biru

atau

ungu

maka identifikasi menunjukkan

adanya

dan bufadienol. Hasil positif pada uji Keller Kiliani

menunjukkan adanya deoksi gula untuk glikosida dan hasil yang


didapatkan yaitu

merah kecoklatan, warna merah yang terbentuk

kemungkinan disebabkan terbentuknya senyawa kompleks. Atom oksigen

yang mempunyai pasangan elektron bebas pada Fe3+ membentuk senyawa


kompleks.
Menurut Marliana et al. (2005), uji Kedde dilakukan untuk
menunjukkan adanya lakton tidak jenuh. Hasil positif pada uji Kedde
diperkirakan karena terjadi reksi antara lakton tidak jenuh pada cardenolin
atau bufadienol dengan pereaksi Kedde. Hasil positif dengan semua
pereaksi baru menunjukkan adanya gula jantung (cardenolin dan
bufadienol). Metode Kedde yaitu metode yang dilakukan dengan cara
menambahkan 2 mL kloroform sampel ekstrak asam urat, lalu diaduk dan
disaring, kemudian menambahkan 4 tetes reagen Kedde. Senyawa
cardenolin

dan bufadienol akan menunjukkan warna ungu yang

menandakan adanya gugus lakton. Warna yang dihasilkan pada praktikum


uji Kedde yaitu hijau kecoklatan bening dan mengental yang berarti
ekstrak asam urat tidak terdapat gugus lakton tak jenuh.
D. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Ekstrak daun jambu biji, positif mmengandung senyawa cardelolin dan
bufadienol melalui uji Liebermann Bufadienol yang dapat dilihat
dari warna hijau tua yang dihasilkan.
b. Ekstrak daun jambu biji, positif mengandung gugus gula deoksi
melalui uji Keller Killiani yang dapat dilihat dari warna merah
kecoklatan yang dihasilkan.
c. Ekstrak daun jambu biji, negatif mengandung gugus laktosa melalui
dengan uji Kedde yang dapat dilihat dari warna hijau kecoklatan yang
dihasilkan.
2. Saran
Saran untuk praktikum uji Cardenolin dan Bufadienol yaitu
diharapkan agar praktikan dapat menjaga kondisi tempat maupun media
agar tetap steril karena dapat mempengaruhi hasil dari uji Cardenolin dan
Bufadienol.

Anda mungkin juga menyukai