tersebut sebagai hadits yang kurang valid [kurang sahih/dhoif[lemah kekuatannya untuk
dijadikan sandaran dalam amal agama].
Al hadits adalah berita yang disandarkan pada ucapan, perbuatan dan persetujuan
Nabi Muhammad saw. Para sahabat yang melihat dan mendengar langsung perbuatan dan
ucapan Beliau menyampaikan apa yang dialaminya tersebut pada murid-muridnya yang
disebut tabiin dengan caranya masing-masing. Demikian juga para tabiin, mereka
menyampaikan apa yang diberitakan sahabat pada muridnya tabiuttabiiin. Penyampaian
berita ini terulang dari guru pada muridnya hingga pada para pencatat dan pengumpul
hadits yang mana karangannya dapat kita baca hingga saat ini, seperti shohih al Bukhori,
Shohih Muslim, Sunan at Tirmidzi, dll.
Berbeda dengan al Quran yang disampaikan dari guru pada muridnya secara
mutawatir dan dijaga lafazh-lafazhnya, al Hadits disampaikan tidaklah selalu demikian. Al
hadits mungkin saja disampaikan hanya pada beberapa orang atau bahkan satu orang, al
hadits mungkin saja disampaikan dengan lafazh yang berbeda karena beberapa sebab atau
bahkan hanya maknanya saja yang sama.