DDT Dermaga PDF
DDT Dermaga PDF
Salah satu jenis pondasi dalam yang digunakan adalah pondasi tiang pancang. Sistem
tiang diasumsikan sebagai pile group untuk mentransfer beban-beban horizontal dan
vertikal pada dermaga ke lapisan tanah keras yang lebih dalam agar dapat dicapai daya
dukung tanah yang lebih baik. Untuk menahan gaya lateral akibat beban berthing dan
mooring kapal juga gaya gempa diasumsikan ditahan oleh tiang miring dan tiang tegak
untuk menahannya.
7.1.2
Daya dukung pondasi tiang pancang terdiri atas daya dukung ujung (end bearing) dan
daya dukung friksi. Dalam laporan tugas akhir ini daya dukung dihitung berdasarkan data
N-SPT dengan menggunakan rumus Meyerhof (1976) sebagai berikut :
Berdasarkan data N-SPT:
Pult = 2r l + A p q p
= 0 .2 N
q p = 40 N < 1600 t / m 2
N + N2
N = 1
P( )all =
Pult
SF
dimana :
Pult
P(-) all
Ap
7-1
N1
N2
SF
= faktor keamanan
Perhitungan kapasitas aksial tiang pancang yang digunakan sebagai pondasi dermaga
Pulau Kalukalukuang dihitung berdasarkan data tanah hasil survei mekanika tanah di
Pulau Kalukalukuang.
Berikut ini merupakan perhitungan kapasitas aksial tiang pancang yang digunakan
sebagai pondasi dermaga dan trestle di Pulau Kalukalukuang.
Data perhitungan :
Diameter tiang
45,72 cm
Ketebalan dinding
1,2 cm
= 1640,9 cm2
Tiang pancang direncanakan dipancang sampai terdapat lapisan tanah keras yaitu pada
kedalaman -14 m dari seabed.
Langkah langkah perhitungan daya dukung aksial tiang pancang adalah seperti berikut :
1. Perhitungan N1
Nilai qc rata-rata sepanjang 10D di atas ujung tiang dihitung mulai kedalaman 9.5
meter sampai dengan 14 meter. Berdasarkan hasil N-SPT mulai kedalaman 9.5
meter sampai 14 meter nilai N rata-rata adalah 49.
2. Perhitungan N2
Nilai qc rata-rata sepanjang 4D dari ujung tiang bawah dihitung mulai kedalaman 14
meter sampai dengan kedalaman 16 meter. Berdasarkan hasil N-SPT mulai
kedalaman 14 meter sampai 16 meter nilai N rata-rata adalah 62 .
Daya dukung ujung dihitung sebagai berikut :
N + N 2 0.45722
49 + 62
Pujung = Ap 40 1
40
=
2
4
2
7-2
l (m)
N-SPT
2
2
2
2
2
2
2
13
14
16
29
36
49
62
= 0.2N
2.6
2.8
3.2
5.8
7.2
9.8
12.4
Pfriksi = 2r l
4. Perhitungan P ultimate
P ultimate dihitung berdasarkan rumus berikut ini :
Pult
;SF = 2, 5
SF
490, 08
=
2, 5
= 196, 032 ton
Pijin =
Pijin
Pijin
Baja
Volume
Tiang Baja
(0,45722 -0,43322
m 2 21,72 m
W=7,85 ton/m3
W = 2, 86 ton
Total beban pada tiang pancang adalah (PTotal) = 121, 37 + 2, 86 = 124, 23 ton
7-3
Nilai ini merupakan penjumlahan dari reaksi perletakan arah vertikal dengan berat
tiang pancang sendiri. Untuk pengecekan apakah kapasitas tiang pancang
sesungguhnya tidak melebihi P ultimate maka dibandingkan antara keduanya
sebagai berikut :
(PTotal) = 124,32 ton
Pijin
= 196,03 ton
Nilai (PTotal) < Pijin , sehingga pondasi tiang pancang dermaga mampu menahan
beban yang bekerja.
7. Pengecekan Tiang Pancang Trestle
Berdasarkan hasil analisis struktur menggunakan SAP2000 didapat nilai reaksi
perletakan pada arah vertikal maksimum di struktur untuk struktur trestle sebesar
74,24 ton.
Sedangkan berat tiang pancang sepanjang 21,42 meter (didapat dari panjang total)
adalah sebagai berikut :
Perhitungan berat pile :
W =
Baja
Volume
Tiang Baja
(0,45722 -0,43322
m 2 21,42 m
W=7,85 ton/m3
W = 2, 82 ton
Nilai ini merupakan penjumlahan dari reaksi perletakan arah vertikal dengan berat
tiang pancang sendiri. Untuk pengecekan apakah kapasitas tiang pancang
sesungguhnya tidak melebihi P ultimate maka dibandingkan antara keduanya
sebagai berikut :
(PTotal) = 77,06 ton
Pijin
= 196,03 ton
Nilai (PTotal) < Pijin , sehingga pondasi tiang pancang trestle mampu menahan beban
yang bekerja.
7.1.3
Analisis gaya pada tiang yang tejadi akibat beban lateral merupakan permasalahan
yang kompleks karena melibatkan interaksi antara elemen bangunan dengan
elemen tanah di bawahnya dimana tiang akan mengalami deformasi baik bersifat
elastis maupun plastis.
Perhitungan daya dukung lateral pada pondasi tiang pancang didasarkan pada
kriteria daya dukung izin yang didapat melalui daya dukung batas dengan
memperhatikan mekanisme keruntuhan pondasi tiang. Mekanisme keruntuhan
pada tiang diklasifikasikan berdasarkan kekakuannya sebagai berikut :
7-4
a.
b.
c.
Selain faktor kekakuan tiang, dalam analisis daya dukung lateral pada tiang juga
diperhatikan jenis ikatan pada kepala tiang. Jenis ikatan pada kepala tiang
dibedakan menjadi dua yaitu freehead dan fixedhead. Iluistrasi jenis ikatan pada
tiang dapat dilihat pada Gambar 7.1 berikut ini .
Gambar 7.1 Reaksi tanah dan momen tekuk pada tiang panjang di tanah non-kohesif
(Broms)
Sumber : Pile Design and Construction Practice, M.J Tomlinson : Hal 231.
Untuk perencanaan dermaga dan trestle di Pulau Kalukalukuang, sistem ikatan tiang
adalah freehead. Untuk mengetahui jenis tiang termasuk tiang pendek (short pile )
atau tiang panjang (long pile ) dilakukan perhitungan karakteristik panjang sistem
tiang (T) sebagai berikut :
T=
EI
nh
L
> 4 = Long Pile
T
L
< 4 = Short Pile
T
Sumber : Pile Design and Construction Practice, M.J Tomlinson : Hal 224-225.
7-5
Keterangan :
T
nh
= modulus variasi (kN/m3) , nilainya tergantung dari jenis tanah ( Tabel 7.2).
Tabel 7.2 Nilai nh ( modulus variasi) untuk tanah pasir
nh (kN/m3)
Soil Type
Dry or Moist Sand
Submerged Sand
Loose :1800-2200
Medium : 5500-7000
Dense : 15000-18000
Loose :1000-1400
Medium : 3500-4500
Dense : 9000-12000
Sumber : Principles of Foundation Engineering, Braja M.Das : Table 8.13 Hal 488
Pada perencanaan pondasi dermaga dan trestle di Pulau Kalukalukuang ini, lapisan
tanah dimana tiang akan dipancang adalah pasir ( cohesionless soil) . Perhitungan
analisis daya dukung lateral tiang pancang adalah sebagai berikut :
Data Perhitungan
Dimensi Tiang Pancang :
Outside Diameter (OD) = 457,2 mm
Wall thickness
= 12 mm
= 433,2 mm
fy
= 400x103 kN/m2
= 210000 Mpa
I=
64
( OD
ID 4 ) = 41591, 23 cm 4
4
4
4
3
Z =
( OD ID ) = 1,819 10 m
32OD
Data Tanah :
C
=0
= 41,55o
= 1,695 t/m3
7-6
T=
EI
= 1, 79 m
nh
14
= 7,82 > 4
long pile
1, 79
SF = 2
M u = f y Z = 400 103 kN/m 2 1,819410-3 m3
M u = 727,75 kN - m
Perhitungan Kp ( Koefisien Tekanan Tanah Pasif)
( 2)
Kp = tan ( 45 + 41,55 )
2
Kp = tan 2 45 +
2
Kp = 4,94
Perhitungan Daya Dukung Lateral Ultimate (Hu)
Untuk tiang dengan jenis ikatan freehead nilai e=0. Rumus perhitungan yang
dipakai berdasarkan referensi Pile Design and Construction Practice, M.J Tomlinson :
Hal 224-225.
Mu
Hu =
e + 0,54
Hu
OD Kp
727,75
=
0 + 0,54
Hu
16,95 0, 4572 4,94
H ijin =
7.2
H u 1120,7
=
= 560,35 kN = 56,035 ton
SF
2
Fixity Point
Desain dermaga dengan tiang pancang vertikal dapat dibuat dengan menganalisa
kerangka rigid dari tiang pancang dan konstruksi atas tanah. Dalam hal ini dapat
diasumsikan bahwa tiang-tiang pancang ditetapkan pada 1
di bawah permukaan
dasar virtual. Ilustrasi fixity point dapat dilihat pada Gambar 7.2 berkut ini.
7-7
kh D
4 EI
(Sumber: OCDI 1980 Hal 214 dan M.J Tomlinson, Pile Design and Construction
Practice; Hal 224).
Zr
Kh
Perhitungan fixity point diperlukan untuk pemodelan struktur dengan SAP2000, oleh
karena itu dipakai data tanah di Pulau Kalukalukuang (Lampiran A) sebagai input
perhitungan, berikut ini adalah perhitungan fixity point untuk dermaga beton Pulau
Kalukalukuang :
Diameter = 45,72 cm
E = 2,1 *106 kg/cm2
I = 41612,33 cm4
N-SPT = 13
BAB 7 DAYA DUKUNG TANAH
7-8
kh D
4 EI
= 0,003996
Zr =
Zr = 2,5 m
Diambil nilai fixity point sebesar 2,5 meter.
7-9