Anda di halaman 1dari 27

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWAT

Menerima Pasien Baru


UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

No. Revisi

Halaman

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian

Mengukur suhu pasien dengan menggunakan alat pengukur suhu badan (thermometer)

Tujuan
1.
Kebijakan
Prosedur

Untuk mengetahui :
Pengerti dan Pemahaman etika penerimaan pasien baru

Dalam memberikan pelayanan kepada pasien baru harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
1.
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
2.
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5

Persiapan alat :
Buku Penerimaan Pasien.
Status Pasien.
Kartu Tunggu.
Alat tulis.
Termometer.
Tensimeter.
Tempat tidur.
Stetoskop.
Pelaksanaan.
Petugas meminta surat tanda pendaftaran.
Menulis pada buku penerimaan pasien.
Memberikan penjelasan tentang paraturan UPT. Puskesmas Kupang.
Pasien dipersilahkan tidur di tempat tidur yang telah disediakan.
Mengkaji tentang;
Tanda-tanda vital.
b) Alasan masuk Puskesmas.
Riwayat kesehatan pasien.
2.6 Melakukan pemeriksaan fisik;
Inspeksi.
b)
Palpasi.
Auskultasi.
d)
Perkusi.
2.7 Mengidentifikasi kelainan.
2.8 Merumuskan diagnosa.
2.9 Melakukan pemeriksaan penunjang diagnosa.

2.10
2.11
2.12
2.13
2.14
Unit Terkait

Melaporkan hasil pengkajian.


Melakukan advis dokter.
Memesan kamar pada pasien rawat inap.
Alat-alat dibereskan pasien dirapikan.
Petugas cuci tangan.
Medis, Perawat

Pemasangan Infus
UPT. Puskesmas
Kupang

STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No Dokumen

Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

2
Di Tetapkan

Kepala UPT. Puskesmas Kupang


02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan

Memasang infus pada pasien


Untuk mengetahui :
1. Tata cara pemasangan infus pada pasien.

Kebijakan

Prosedur

Dalam memberikan pelayanan pemasangan infus pada pasien harus berdasarkan S.O.P yang
tersedia.
1.

10)
11)
12)
13)
14)
2.
1)
2)
3)
3.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
Unit Terkait

Persiapan alat :
Infus set steril.
Jarum suntik steril / abocat disesuaikan dengan ukuran.
Kasa steril.
Kapas alkohol 70%.
Cairan infus yang diperlukan.
Betadin.
Tourniquet.
Korentang steril.
Plester, gunting, verban.
Standart infus.
Bidal / spalk.
Bengkok.
Jam tangan / jam dinding
Alat tulis dan lembar observasi cairan.
Persiapan penderita :
Petugas memperkenalkan diri.
Menjelaskan tujuan pemasangan infus.
Menyiapkan posisi penderita.
Penatalaksanaan
Alat didekatkan dengan pasien.
Cairan yang diperlukan digantung pada standart infus dan tersambung dengan infus set.
Pasang tourniquet.
Desinfeksi tempat yang dilakukan penusukan dengan alkohol kemudian betadin.
Pastikan vena tersebut dapat dipasang infus.
Jarum infus ditusukkan ke dalam vena.
Madrin jarum infus ditarik sedikit
mengontrol apakah sudah masuk vena.
Tourniquet dilepas.
Kanula jarum infus disambung dengan selang infus dan keluarkan cairan infus.
Fiksasi dan tulis tanggal, jam pemasangan dan nama petugas.
Atur tetesan infus sesuai program.
Pasang spalk / bidal bila perlu.
Isi lembar observasi cairan.
Bereskan alat-alat.
Medis, Perawat

Menghitung Tetesan Infus


UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian

Menghitung tetesan infus

Tujuan

Kebijakan

Untuk mengetahui :
Banyaknya / jumlah tetesan infus.
Menghitng banyaknya / jumlah tetesan infus dalam 1 menit berdasarkan S.O.P yang tersedia.

Prosedur

1.
1)
2.
1)
2)
3)

Persiapan alat :
Jam yang ada jarum detaknya.
Langkah-langkah :
Menjelaskan tujuan menghitung tetesan infus.
Mengatur dan melihat posisi jarum infus, apakah tetesn infus lancer atau tidak.
Menghitung banyaknya / jumlah tetesan dalam 1 menit sesuai dengan program dokter
dengan rumus :
Volume Total Infus x Faktor tetesan
Total Waktu Infus dalam Menit
3. Sikap
1)
Teliti.
2)
Sabar.
4. Penyelesaian
Merapikan alat.
Merapikan pasien.
Pencatatan dan pelaporan.

Unit Terkait

Medis, Perawat

Vena Sectie
UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian
Prosedur

Vena Sectie
1.
1)
2)
3)

Persiapan alat :
Meja atau baki dengan pengalas.
Bisturi.
Gunting vena.

4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)

Arteri klem.
Nalfoder.
Pinset cirurgis.
Pinset anatomis.
Pinset anatomi kecil.
Bengkok.
Klem duk.
Jarum vena sectie.
Duk lubang.
Spuit dan jarum secukupnya dalam bak steril.
Kasa steril dan lidi waten dalam tempatnya.
Lidocain.
Catgout.
Benang zyde.
Abbocat.
Sarung tangan steril pada tempatnya.
Alcohol.
Betadin.
Infus set.
Cairan infus.
Korentang.
Plester.
Standart infus.
Gunting kasa.
Verban.
Spalk siap pakai.

2.
1)
2)
3.
1)
2)
3)
4)

Persiapan Pasien :
Pasien dijelaskan tentang prosedur dan tujuan tindakan yang dilakukan.
Posisi pasien diatur senyaman mungkin.
Pelaksanaan :
Alat-alat didekatkan pada pasien.
Cairan infus disiapkan sesuai dengan persiapan pemasangan infus.
Petugas memakai sarung tangan.
Permukaan kulit yangakan disayat di desinfeksi, mula-mula dengan betadin kemudian
dengan alcohol.
Duk lubang dipasang pada daerah yang akan disayat.
Lakukan anastesi pada daeran yang akan disayat.
Lakukan vena sectie sampai selesai, kemudian infus dipasang.
Luka sayat dijahit bila perlu, kemudian luka ditutup dengan kasa steril dan diplester,
selanjutnya dipasang spalk bila perlu.
Pasien dirapika kembali.
Alat-alat dibereskan, petugas cuci tangan.
Perhatian !
Perhatikan keadaan umum pasien.
Perhatikan teknik dan aseptic.
Hindari tindakan yang membuat pasien lelah.
Perhatikan jumlah tetesan cairan infus.

5)
6)
7)
8)
9)
10)
1.
2.
3.
4.
Unit Terkait

Medis, Perawat

Pemasangan Kateter
UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian
Prosedur

Pemasangan Kateter
1.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
2.
1)
2)
3)

Persiapan alat :
Pincet anatomis steril.
Sarung tangan steril.
Pengalas.
Bengkok.
Jelly K Y.
Aqua dest / PZ
Spuit 5 10 cc.
Plester.
Kapas savion 3%.
Cateter sesuai ukuran.
Urine bag bila perlu.
Cucing.
Korentang.
Gunting verban.
Kasa steril.
Pendekatan dengan Penderita :
Petugas memperkenalkan diri.
Menjelaskan pemasangan kateter.
Menanyakan penderita untuk dipasangan kateter.

3.
1)
2)

10)

11)
4.
1)
2)
3)
4)
Unit Terkait

Pelaksanaan :
Persiapan alat.
Mengatur posisi pasien :
Laki-laki : terlentang
Wanita : Dorsal recumbent
Memasang pengalas.
Memakai sarung tangan.
Membersihkan daerah genetalia dengan kapas savion 3%.
Menentukan lokasi.
Membasahi kateter dengan jelly 3 5 dari ujung (lubang yang tertutup).
Memasukkan kateter secara pelan, pasien disuruh tarik nafas.
Memasukkan cairan steril pada balon kateter bila kateter sudah mengalir air kencing
(sebagai pengunci).
Fiksasi dengan jenis kelamin :
Laki-laki : Ante abdominal
Wanita : Lurus di paha.
Membersihkan alat-alat.
Catatan :
Bila ada kesulitan pemasangan kateter konsul tim medis.
Bila konsul tim medis tidak ada, diperkenankan untuk melakukan pemsangan kateter sampai
nomor terkecil, sampai melakukan juga tindakan blass pungsi (surat tindakan persetujuan).
Pada penderita dengan indikasi refered causa cidera otak diperkenankan pemsangan kateter.
Pada pasien rawat jalan dengan indikasi menolak perasi (kasus BPH, striktura utera),
diperkenankan memasang kateter.
Medis, Perawat

Pemberian Sabu
UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Prosedur

1.

10)
11)
2.

3.
1)
2)
3)
Unit Terkait

Persiapan alat :
Alkohol
Betadin.
Duk steril.
Mess lancip.
Sarung tangan.
Desinfektan (PZ).
Tourniquet.
Spuit dan sabu.
Obat anastesi lokal.
Kasa perban.
Spalk.
Persiapan Penderita :
Persiapan alat atas posisi penderita.
Pasang torniquet
Desinfeksi alkohol, kemudian betadin.
Anastesi lokal, pasang duk steril.
Incisi atau cross incisi.
Luka tertutup betadin.atau kasa PZ.
Penjelasan perawatan dan kontrol ulang.
Bila perlu MRS.
Dosis Pemberian Sabu :
Sebelum pemberian sabu skin tes dulu
dosis diberikan di sekitar luka.
dosis diberikan im.
Jika perlu dengan ditambah 1 dosis drip.
Medis, Perawat

Mengukur Suhu Badan


UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

No. Revisi

Halaman

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian
Tujuan

Mengukur suhu pasien dengan menggunakan alat pengukur suhu badan (thermometer)
Untuk mengetahui :
1. Suhu badan pasien.
2. Adanya kelainan pada tubuh.
3. Membantu menentukan diagnosa.
4. Perkembangan penyakit.

Kebijakan

Prosedur

Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P yang
tersedia.
1.
1.1
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
1.2
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Mengambil suhu tubuh di ketiak.


Persiapan :
Thermometer pada tempatnya.
Botol berisi larutan sabun.
Botol berisi larutan lysol 5% dasar botol diberi kasa / kapas.
Botol berisi air bersih dasar botol diberi kasa / kapas.
Potongan tisu pada tempatnya.
Vaselin pada tempatnya.
Catatan suhu.
Handuk kecil.
Bengkok.
Hand schoon.
Pelaksanaan.
Pasien diberi tahu.
Alat dibawa kedekat pasien.
Petugas cuci tangan memakai sarung tangan.
Ketiak pasien dikeringkan dengan handuk.
Memeriksa air raksa apakah air raksa turun sampai ke reservoirnya (jika belum turunkan
dulu).
Mengempitkan ujung thermometer di tengah-tengah ketiak.
Menekankan tangan pasien yang ada thermometer pada dada dengan tangannya memegang
bahu sebelahnya. Sedang tangan yang lain menekan siku, dengan demikian ketiak akan
tertutup rapat.
Membaca naiknya air raksa dan dicatat.
Thermometer diletakkan pada bantal tisu kemudian ke air sabun, ke air bersih, kemudian
dilap dengan tisu.
Alat dibereskan.
Petugas cuci tangan.

Yang perlu diperhatikan !


Tidak boleh dilakukan pada bayi.
Pasien yang sangat kurus.
Pasien yang luka atau kudis di ketiak dan operasi pada payudara.
Pasien harus tenang dan berada di tempat tidur.

2. Mengambil suhu di pelepasan.


2.1 Persiapan.
a. Thermometer pada tempatnya.
b. Botol berisi larutan sabun.
c. Botol berisi larutan lysol 5% dasar botol diberi kasa / kapas.
d. Botol berisi air bersih dasar botol diberi kasa / kapas.
e. Potongan tisu pada tempatnya.
f. Vaselin pada tempatnya.
g. Catatan suhu.
h. Bengkok.
2.2 Pelaksanaan.
a. Pasien diberitahu.
b. Alat didekatkan pada pasien.
c. Petugas cuci tangan, memakai hand schoon.
d. Melepaskan pasien yang menutup bokong.
e. Miringkan pasien.
f. Menekukkan kaki pasien sebelah atas ke arah lutut.
g. Mengoleskan vaselin pada ujung thermometer.
h. Membuka belahan pantat bagian atas dengan tangan kiri sehingga pelepasan terlihat jelas.
i. Masukkan thermometer ke dalam pelepasan kira-kira 3cm (batas reservoir air raksa).
j. Mengangkat thermometer setelah 5 menit.
k. Dilap dengan tisu ke arah reservoir.
l. Membaca hasil dan dicatat.
m. Merapikan pasien, membersihkan thermometer.
n. Petugas cuci tangan.
Yang perlu diperhatikan !
- Pengambilan suhu pelepasan dilakukan pada bayi, anak-anak dan pasien dalam keadaan
parah.
- Atas instruksi dokter.
- Bila tidak dapat dilakukan pada bagian tubuh lain.
- Pengambilan suhu pelepasan tidak boleh dilakukan pada pasien yang luka pada daerah anus
dan pasien yang berpenyakit kelamin.
- Selama mengukur suhu, pasien harus dijaga untuk menghindari pecahnya reservoir dan
untuk mempertahankan reservoir selama waktu pengambilan suhu.
3. Pengambilan suhu di mulut.
3.1 Persiapan.
a. Thermometer pada tempatnya.
b. Botol berisi larutan sabun.
c. Botol berisi larutan lysol 5% dasar botol diberi kasa / kapas.
d. Botol berisi air bersih dasar botol diberi kasa / kapas.
e. Potongan tisu pada tempatnya.
f. Vaselin pada tempatnya.
g. Catatan suhu.
h. Bengkok.
3.2 Pelaksanaan suhu di mulut dilakukan :
a. Menurut kebiasaan rumah sakit.
b. Bila tidak dikerjakan di bagian tubuh yang lain.
c. Atas instruksi dokter.
3.3
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Langkah-langkah
Memberitahu pasien.
Membawa alat ke dekat pasien.
Petugas mencuci tangan.
Meminta pasien membuka mulut.
Meletakkan thermometer di bawah lidah pasien dari sudut mulut.
Menyuruh pasien menutup bibirnya rapat-rapat dan bernafas melalui hidung.
Thermometer diangkat setelah 3 menit, dilap dengan tisu kearah reservoir.
Membaca dan mancatat hasilnya.
Meletakkan thermometer, rapikan tempat semula.
Petugas cuci tangan.

Unit Terkait

Yang perlu diperhatikan !


Tidak boleh dilakukan pada pasien yang tidak sadar / gelisah.
10 menit sebelum pengambilan suhu, pasien tidak boleh makan dan minum.
Selama thermometer di mulut pasien dilarang bicara karena thermometer bisa pecah dan
pecahnya melukai selaput lendir mulut dan air raksanya bisa tertelan.
Medis, Perawat

Mengukur Tekanan Darah


UPT. Puskesmas
Kupang
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No Dokumen

Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan

Kebijakan
Prosedur

Unit Terkait

Mengukur tekanan darah pasien dengan alat pengukur tekanan darah.


a.
b.
c.

Untuk mengetahui tekanan darah pasien.


Untuk mendeteksi perubahan pasien.
Untuk menentukan BMR
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.

Persiapan.
1.1 Persiapan alat :
a. Tensimeter.
b. Stetoskop.
c. Buku Catatan.
1.2 Persiapan pasien :
a. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan.
Pelaksanaan :
a. Lengan baju dibuka atau digulung.
b. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada di sisi luar lengan.
c. Manset dipasang tidak terlalu kuat atau terlalu longgar.
d. Pompa tensimeter dipasang.
e. Sekrup balon ditutup, pengunci air raksa dibuka selanjutnya balon dipompa denyut arteri tidak
terdengar lagi dan air raksa di dalam pipa gelas naik.
f.
Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, selanjutnya air raksa turun perlahan-lahan sambil
memperhatikan turunnya air raksa dengarkan bunyi denyut pertama.
g. Skal permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan pertama disebut tekanan systole
(misalnya; 120 mmHg).
Perhatian !
a. Memasang manset harus tepat diatas permukaan dinding arteri brachialis.
b. Menempatkan stetoskop jangan terlalu keras dan penggunaannya harus betul-betul tepat.
c. Bila kedua tangan tidak bisa untuk pemasangan manset, maka ditempatkan pada persendian
kaki dan mendengarkan arteri dorsalis pedis hasil (-) 15%.
d. Sebelum menutup tensimeter masukkan dulu air raksa ke dalam resorvoirnya. Manset dan
balon disusun pada tempatnya untuk mencegah pecahnya tabung air raksa.
e. Pada anak-anak digunakan manset khusus.
f.
Bilamana menggunakan tensimeter elektronik, penggunaannya sesuaikan petunjuk yang
ada`secara tepat dan benar.
Medis, perawat
Menghitung Denyut Nadi
UPT. Puskesmas
Kupang

STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No Dokumen

Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian

Menghitung denyut nadi melalui arteria : radialis, brachialis, temporalis, fernoralis, frontalis,
dorsalis pedis.

Tujuan

Mengetahui jumlah denyut nadi dalam 1 menit.

Kebijakan

Dalam asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.

Prosedur

1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
2.1
a.
b.
2.2
a.
b.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.

Unit Terkait

Menghitung denyut nadi dengan meraba :


Arteri radialis pada pergelangan tangan.
Arteri brachialis pada siku bagian dalam.
Arteri parotis pada leher.
Arteri temporalis pada kepala.
Arteri femoralis pada lipatan paha.
Arteri dorsalis pedis pada kaki.
Arteri frontalis pada ubun-ubun.
Persiapan.
Persiapan alat :
Arloji tangan dengan petunjuk detik.
Buku catatan suhu dan nadi.
Persiapan pasien :
Pasien diberi penjelasan supaya tenang.
Pada waktu mengukur nadi pasien pada posisi berbaring atau duduk.
Pelaksanaan.
Dengan mengukur suhu badan pasien.
Pada waktu menghitung denyut nadi, pasien harus benar-benar istirahat dalam posisi
berbaring atau duduk.
Perhitungan dilakukan dengan menempelkan jari telunjuk dan jari tengah di atas arteri
selama setengah menit dan hasilnya dikalikan dua.
Khusus untuk anak-anak, perhitungan dilakukan selama 1 menit.
Hasil perhitungan dicatat pada buku catatan suhu dan nadi.
Perhatian !
Perhatikan isi volume denyut nadi, iramanya teratur atau tidak dan tekanannya keras atau
lemah.
Menghitung denyut nadi tidak boleh dilakukan bila tangan petugas baru saja memegang gas.
Medis, perawat.
Menghitung Pernafasan

UPT. Puskesmas
Kupang

STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No Dokumen

Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian

Menghitung nafas pasien pada`saat pasien mengambil nafas atau mengelarkan nafas.

Tujuan

Menghitung pernafasan pasien dalam 1 menit guna mengetahui keadaan umum pasien.

Kebijakan

Dalam asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.

Prosedur

1. Persiapan.
a. Arloji tangan dengan petunjuk detik.
b. Buku catatan.
2. Persiapan pasien.
a. Pasien diberitahu tentang yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Perhitungan pernafasan dilakukan bersamaan dengan pengukuran suhu dan denyu nadi.
b. Penghitungan dilakukan dalam 1 menit dan hasilnya dicatat.
c. Bila ada`kelainan segera laporkan pada yang bertanggung jawab di ruangan atau yang
bersangkutan.

Unit Terkait

Medis, perawat.

Memberikan Kompres Dingin


UPT. Puskesmas
Kupang

STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No Dokumen

Tanggal Terbit

02 - 01 - 2014

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns


Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian

Memberikan rasa nyaman kepada pasien yang mengalami peningkatan suhu tubuh atau nyeri.

Tujuan
a.
a.
b.
c.
d.
Kebijakan

Umum :
Dengan memebrikan suhu dingin, maka pembulh darah akan menyempit sehingga yang
mengalir melalui daerah yang didinginkan itu akan menurun.
Khusus :
Menurunkan suhu tubuh pasien.
Mengurangi perasaan nyeri yang dialami pasien.
Mencegah perluasan infeksi.
Penghentikan perdarahan.
Dalam asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.

Prosedur

1.
1.1
a.
b.
c.
d.
1.2
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
d.

Unit Terkait

Persiapan.
Persiapan alat :
Kantong es / waslap.
Butir-butir es pada tempatnya / mangkok berisi air dingin / air es.
Sarung kantong es.
Perlak kecil dan alasnya.
Persiapan pasien :
Akan dilakukan dan pasien diatur sesuai kebutuhan.
Pelaksanaan :
Perlak dan alas dipasang pada tempat yang akan dikompres.
Eskap diisi butir-butir es secukupnya diberi udara kemudian ditutup rapat. Sarung kantong es
dipasang, waslap dibasahi dengan air dingin secukupnya dan letakkan ditempat yang akan
dikompres.
Dilakukan observasi pada pasien.
Setelah selesai, petugas cuci tangan.
Kompres diganti kalau tidak dingin (jika masih diperlukan).
Melakukan pencatatan tindakan dan hasil observasi.
Medis, perawat.

Suntikan Intramuskuler
UPT. Puskesmas
Kupang

STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No Dokumen

Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I

NIP. 19620518 198303 1 006


Pengertian

Injeksi intramuskuler adalah suntikan ke dalam otot

Tujuan

Sebagai acuan tindakan suntikan ke dalam otot / intramuskular

Kebijakan

Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter

Prosedur
a.
b.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
c.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Penatalaksanaan
Indikasi
1.
Pada pasien memerlukan suntikan i.m.
2.
Atas perintah dokter.
Persiapan
Disp. Spuit.
Kapas alkohol.
Bengkok.
Aquabidest steril.
Gergaji ampul.
Tempat sampah / bengkok.
Obat yang dibutuhkan.
Bak instrument.
Pelaksanaan
Inform concent.
Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan kebutuhan.
Cocokkan nama obat dan nama pasien.
Baca sekali lagi sebelum menyuntikkan pada pasien.
Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90 derajat
Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.
Obat disemprotkan perlahan-lahan.
Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik dengan cepat.
Kulit ditekan dengan kapas alkohol sambil melakukan mamase.
Pasien dirapikan.
Perhatian :
Penyuntikan harus tepat dan betul. Bila salah akan mengenai saraf

Unit Terkait

Rawat Jalan, UGD, Kaber, Polindes, Ponkesdes.

Perawatan Luka Gangren


UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian

Merawat luka terinfeksi :


a. Luka + serum.
b. Luka + pus.
c. Luka + pus + nekrose.

Tujuan

a.
b.

Kebijakan
Prosedur

Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter


1.
1.1
a.
b.
c.
d.
e.
g.
1.2
a.
b.
c.
d.
e.
g.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
g.
h.

Unit Terkait

Mempercepat penyembuhan.
Mencegah gangguan rasa nyaman bagi yang bersangkutan maupun bagi pasien lain terutama
bila luka nekrose dan berbau.

Menyiapkan alat-alat :
Alat-alat steril (dalam tempat steril).
Pinset anatomis 1 buah.
Pinset chirurgis 2 buah.
Gunting lurus / bengkok.
Kapas lidi.
Kasa penekan / kapas bulat.
Kasa steril secukupnya.
Mangkok kecil 2 buah.
Alat-alat tidak steril
Gunting pembalut.
Plester.
Botol berisi alkohol 70% dan bethadine.
Bensin dalam tempatnya.
Obat-obatan desinfektan : perhydrol, savlon, PK.
Pembalut secukupnya.
Bengkok / kantong plastik..
Menyiapkan pasien.
Memperkenalkan diri.
Menjelaskan tujuannya dilakukan prosedur.
Menjelaskan langkah perasat.
Meminta persetujuan pasien.
Menyiapkan pasien sesuai kebutuhan.
Pelaksanaan.
Menempatkan alat-alat kedekat pasien.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah perasat.
Alat-alat disiapkan sesuai kebutuhan.
Pembalut dibuka dengan pinset dan dibuang pada tempatnya.
Bekas plester dibersihkan dengan yodi bensin.
Luka dicuci/dibersihkan dengan kapas desinfektan sesuai advis dokter (perhydrol, savton,
PK) sampah bersih, bila perlu diakukan juga nekrotomi, kemudian bilas dengan bwc/pz).
Kompres luka dengan bwc / bethadine sesuai advis dokter, kemudian tutup dengan kasa steril
lalu dibalut / diplester rapi.
Pasien dirapikan.
Alat-alat dibereskan.
Mengamati respon pasien baik verbal maupun non verbal.
Rawat Jalan, UGD, Pustu, Perawat Ponkesdes.

Penanganan Gastroentritis
UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian

Mengetahui gejala, tanda tingkat dehidrasi dan prinsip tindakan atau (rehiran)

Tujuan

Sebagai acuan tatalaksana penderita G.E agar petugas menyatakan tanda, gejala tingkat
dehidrasi dan mampu mengukur kebutuhan cairan bagi penderita.

Kebijakan

Sikap petugas harus mampu menyatakan tanda gejala dan tingkat dehidrasi serta mampu
mengukur kebutuhan cairan bagi penderita.

Prosedur

1.

Gejala yang menonjol dari G.E adalah muntah dan berak serta berulang, sehingga berakibat
kehilangan cairan / dehidrasi.
2. Dehidrasi secara klinik dibedakan 3 langkah.
a.
Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2 5% BB).
b.
Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5 8% BB).
Gambaran klinik : Turgon jelip suara serak, nadi cepat, nafas cepat, preshok.
c.
Dehidrasi berat (kehilangan cairan 8 10% BB)
Gambaran klinik : syok, apatis, syonotik, kejang, sampai koma.
3. Prinsip tindakan adalah Rehidrasi sesuai dengan tingkatan dehidrasi.
a.
Dehidrasi ringan dilakukan rehidrasi peroral.
b.
Dehidrasi sedang dan berat dilakukan rehidrasi parenteral dengan infus cairan.
4. Penderita di MRS kan.
Dalam 3 jam pertama diharapkan penderita berubah status tingkat dehidrasi menjadi dehidrasi
ringan.

Unit Terkait

Rawat Inap, Polindes, Ponkesdes.

PPTB dalam Gedung Ponkesdes


UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian

Tata Cara Penjaringan Suspek TB pada Pasien Dewasa.

Tujuan

Sebagai acuan untuk melakukan penjaringan suspek TB pada pasien dewasa.

Kebijakan

Sebagai acuan untuk melakukan penjaringan suspek TB pada pasien dewasa.

Prosedur

Tersangka TB adalah pasien dengan keluhan batuk berdahak lebih dari 2 minggu dengan
atau tanpa keluhan dan tanda yang lain, seperti; demam, BB menurun tanpa sebab yang jelas,
keringat malam tanpa aktivitas, sesak nafas, nyeri dada, batuk darah dan lainnya.
Bila tersangka TB datang ke Ponkesdes, maka lakukan rujukan diagnosis dengan mengirim
pasien ke Puskesmas induk atau Pustu yang ditunjuk oleh Puskesmas Penata Tk. I.
Rujukan diagnosis TB Paru ditetapkan dengan cara mendengar keluhan pasien dengan
batuk berdahak lebih dari 2 minggu.
Memberikan penjelasan bahwa dia diduga terinfeksi TB dan untuk memastikan harus
diperiksa dahak sebanyak 3 kali di Puskesmas.
Pasien dirujuk dengan surat rujukan dengan diagnosis sementara suspek TB dan meminta
untuk pemeriksaan dahak diagnosis (SPS).
Pasien TB mendapat pengobatan dapat mengambil obat yang dititipkan Puskesmas di
Ponkesdes.
Bila pasien datang, maka cek form TB 02 yang dibawa pasien, apakah nama dan jadwal
pengambilan obat telah sesuai bila pasien ada ditahap intensif.
Cocokkan TB 02 dan TB 01 pasien.
Ambil obat anti TB (OAT) untuk keperluan 1 minggu bila pasien ada di tahap intensif dan 2
minggu bila pasien berada di tahap lanjutan.
Mintalah pada pasien untuk meminum satu dosis untuk hari tersebut didepan petugas.
Sisa obat diberikan kepada pasien untuk dibawa pulang dan diminum didepan PMO
(Pengawas Menelan Obat).
Isi TB 01 sesuai dengan jumlah OAT yang dibawa.
Isi TB 02 sesuai dengan jadwal pengambilan obat berikutnya.
Sampaikan penyuluhan singkat sesuai dengan tahapan pengobatan.
Ucapkan terima kasih sebagai penghargaan.

10.
11.
12.
13.
14.
15.
Unit Terkait

Rawat Jalan, Pustu, Ponkedes.

Mengobati Luka Tusuk Paku


UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

08 12 2012
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian

Tatacara Mengobati Luka Tusuk Paku

Tujuan

1.
2.
3.

Kebijakan
Prosedur

Unit Terkait

Memberi rasa aman.


Mencegah komplikasi dan infeksi nosekomial.
Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka tusuk paku.
Perawat dan alat-alat yang lengkap.

1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
2.
a.
b.
c.
d.
e.

Persiapan Alat Steril


Pinset anatomi.
Pinset chirurge.
Gunting.
Bengkok.
Kom kecil.
Kassa.
Kapas.
Hand scoen.
Spuit
NaCl.
Mess.
Bak / Poley Berisi Alat Non Steril
Gunting balutan.
Plester.
Verban.
Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine).
Tempat sampah.
Lidokain injeksi sebagai anasthesi.
3. Pelaksanaan.
a.
Memberitahu pasien dan keluarga.
b.
Perawat cuci tangan.
c.
Mengatur posisi (memakai hand scoen), perawat membersihkan luka.
d.
Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl.
e.
Memberikan Diclor Ethil atau lidokain.
Membut luka tusuk paku pada luka / cros incise.
g.
Dikeluarkan darahnya dan dibersihkan dengan bethadine .
h. Tutup luka dengan kasa steril.
Mencatat kegiatan dan hasil observasi.
Klien dirapikan, Alat dibereskan dan dibersihkan.
k.
Perawat cuci tangan.
Medis, Perawat.
Penanganan Demam Thypoid
UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian

Demam thypoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi kuman
Salmonella Typhi.
1.
2.
3.
4.

Kriteria Diagnosis.
Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala.
Kesadaran menurun.
Lidah kotor, hepatosplenomegali, dan sebagainya.
Bradikardia relative.

Tujuan

Sebagai Acuan Tatalaksana Penderita Thypoid

Kebijakan

Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter

Prosedur
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
1.
2.
3.

Unit Terkait

Diagnosis Diferensial
Infeksi karena virus (dengue influenza).
Malaria.
Broncho pneumonia.
Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan Lab.
Hb, Leko, Diff, Trombosit, Ht.
Unrine lengkap.
Widal.
Terapi.
Tirah baring, diet lunak, chloramphenicol 2 gr/ hr atau kotrimoksasol 2x2 tablet diberikan
sampai 7 hari bebas panas atau quinohon.
Pemberian cairan infuse RL / D5%.
Penyulit
Toksis.
Perforasi usus mengakibatkan peritonitis.
Perdarahan dari usus.
Lama Perawatan
Umunya sampai 7 hari bebas panas.
Medis, Perawat.

Perawatan Luka Kotor


UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian
Tujuan

Melakukan tindakan perawatan; mengganti balutan, membersihkan luka pada luka kotor.
1.
2.

Kebijakan

Dilakukan pada luka kotor.

Prosedur
1.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
3.
a.
b.
c.
4.
a.
b.
c.
5.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
6.
a.
b.
c.
d.
e.
Unit Terkait

Mencegah infeksi.
Membantu penyembuhan luka.

PERSIAPAN ALAT :
Bak Instrumen yang berisi :
Pinset anatomi.
Pinset chirurgis.
Gunting debridemand.
Kasa steril.
Kom.
Peralatan Lain terdiri dari :
Sarung tangan.
Gunting plester.
Plester / perekat.
Alkohol 70% / Wash bensin.
Desinfektan.
NaCl 0,9%.
Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan.
Verband.
Obat luka sesuai kebutuhan.
Tahap Prainteraksi.
Melakukan verifikasi program terapi.
Mencuci tangan.
Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
Tahap Orientasi
Memberikan salam dan menyapa nama pasien.
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / pasien.
Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
Tahap Kerja
Menjaga privacy.
Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas.
Membuka peralatan.
Memakai sarung tangan.
Membasahi plester dengan alcohol/ wash bensin dan buka dengan pinset.
Membuka balutan lapis luar.
Membersihkan sekitar luka dan bekas plester.
Membuka balutan lapis dalam.
Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus.
Melakukan debridement.
Membersihkan luka dengan cairan NaCl.
Melalukan kompres desinfektan dan tutup dengan kasa.
Memasang plester atau verband.
Merapikan pasien.
Tahap Terminasi
Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
Berpamitan dengan klien.
Membereskan alat-alat.
Mencuci tangan.
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.
Rawat Jalan, UGD, Ponkesdes.

Penanganan Diare Akut


UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian

Kriteria Diagnosis.
Mencret, ubun-ubun cekung, mulut / bibir kering, turgor menurun, nadi cepat, mata cekung,
nafas cepat dan dalam, oliguri.

Tujuan

Sebagai acuan tentang penatalaksanaan tentang diare akut

Kebijakan

Dibawah tanggung jawab UGD dan Rawat Jalan.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Prosedur

Unit Terkait

Diagnosis Diferensial
Mencret psikologi (shigella, V. Cholera, Salmonella, E. Coli, Raota virus, Can pilo bacter).
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rutin tinja
Perawatan
Rawat inap bila terdapat dehidrasi berat / sedang.
Terapi
Rehidrasi oral / prenteral, antibiotic atas indikasi , diit.
Infromet Concent (tertulis).
Diperlukan pada tindakan invasive.
Lama Perawatan.
3 sampai 5 hari.
Masa Pemulihan.
2 sampai 3 minggu.
Out Put
Sembuh total
Terapi
Dehidrasi ringan : (BB s/d 5%).
Oralit.
Diit sesuai dengan umur.
Susu pengeceran (1T = 40 50cc).
Susu rendah lakstosa / bebesa laktosa.
Antibiotic : atas indikasi.
Dehidrasi sedang : (BB s/d 10%).
Infus RL
Dehidrasi berat : (BB s/d 15%).
Infus RL: 1 2 jam 120cc/ kgBB.
Selanjutnya sesuai jumlah cc/24 jam.
Rawat Inap, Pustu, Ponkesdes.
Penatalaksanaan Jenazah HIV / Aids

UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian

Jenazah adalah seseorang yang meninggal karena penyakit HIV / AIDS

Tujuan

1. Upaya pencegahan standar atau pencegahan dasar pada semua kondisi


2. Mencegah penularan secara kontak pada petugas atau masyarakat umum

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

1. Semua kendali dan tanggung jawab ada pada tenaga medis dan paramedic.
2. Peralatan dalam keadaan steril saat digunakan diawal dan dilakukan strilisasi ulang saat
setelah pemakaian sesuai prosedur sterilisasi alat penanganan jenazah.
3. Prosedur disini dengan semua prosedur semua ditangani oleh petugas mulai saat
memandikan sampai menguburkan kecuali saat mensholati yang akan dipimpin oleh petugas
setempat.
4. Kewaspadaan dini dalam hal ini yang paling gencar saat ini adalah HIV AIDS dan FLU
burung, tetapi tidak menutup kemungkinan penyakit-penyakit lain yang berbahaya.
1.

2.
a.
b.
c.
d.
3.
1.

Persiapan alat :
Sarung tangan.
Pelindung muka (masker dan kaca mata).
Gaun/jubah/apron.
Pelindung kaki.
Persiapan Pasien :
Pasien diberitahu.
Mengatur posisi pasien.
Memberitahu cara`bernafas selama pemasangan tampon.
Nier beken dipasang di bawah dagu.
Pelaksanaan :
Petugas melakukan cuci tangan dengan menggunakan antiseptik bisa pilih salah satu
antiseptik dan dilanjutkan dengan mencuci tangan kembali dengan air mengalir selama 2-5
Menit
2. Semua Petugas memakai alat pelindung semua alat harus dipakai pada saat menangani
jenazah untuk mengurangi pejanan darah dan cairan tubuh jenazah.
3. Petugas yang sudah berpakain lengkap mengangkat jenazah ke meja untuk dimandikan.
4. Setelah selesasi dimandikan jenazah disiram dengan larutan kaporit, tunggu 5 10 menit dan
bilas ulang dengan air sampai kering dengan dosis kaporit dengan konsentrasi 35 % : 14 dr
kaporit dalam 1 liter air, kaporit dengan konsentrasi 60% : 8 gr kaporit dalam 1 liter air,
kaporit dengan konsentrasi 70 % :7,1 % gr kaporit dalam 1 liter air.
5. Setelah jenazah kering dilakukan pengkafanan dengan bungkus kain kafan yang harus
dilakukan oleh petugas yang berpakaian lengkap.
6. Setelah dikafani pasien dibungkus dengan plastic.
7. Setelah petugas selesai mengkafani petugas menyerahkan ke modin setempat untuk
disholatkan.
8. Modin memimpin pelaksanaan sholat jenazah sesuai pelaksanaan sholat jenazah.
9. Selesai sholat, Selanjutnya jenazah diangkat oleh petugas ke keranda mayat untuk dibawa ke
pamakaman.
10. Pada saat sampai petugas menyerahkan kepada modin untuk melakukan ritual sesuai adat
setempat, dan apabila lubang kuburan sudah siap maka selanjutnya pelaksanaan penguburan
dapat dilaksanakan.
11. Penguburan dilakukan oleh petugas sampai jenazah berada di tanah untuk selanjutnya sesuai
penguburan di daerah setempat.
Medis, perawat

Anda mungkin juga menyukai