Sop Askep
Sop Askep
No Dokumen
No. Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Mengukur suhu pasien dengan menggunakan alat pengukur suhu badan (thermometer)
Tujuan
1.
Kebijakan
Prosedur
Untuk mengetahui :
Pengerti dan Pemahaman etika penerimaan pasien baru
Dalam memberikan pelayanan kepada pasien baru harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
1.
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
2.
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
Persiapan alat :
Buku Penerimaan Pasien.
Status Pasien.
Kartu Tunggu.
Alat tulis.
Termometer.
Tensimeter.
Tempat tidur.
Stetoskop.
Pelaksanaan.
Petugas meminta surat tanda pendaftaran.
Menulis pada buku penerimaan pasien.
Memberikan penjelasan tentang paraturan UPT. Puskesmas Kupang.
Pasien dipersilahkan tidur di tempat tidur yang telah disediakan.
Mengkaji tentang;
Tanda-tanda vital.
b) Alasan masuk Puskesmas.
Riwayat kesehatan pasien.
2.6 Melakukan pemeriksaan fisik;
Inspeksi.
b)
Palpasi.
Auskultasi.
d)
Perkusi.
2.7 Mengidentifikasi kelainan.
2.8 Merumuskan diagnosa.
2.9 Melakukan pemeriksaan penunjang diagnosa.
2.10
2.11
2.12
2.13
2.14
Unit Terkait
Pemasangan Infus
UPT. Puskesmas
Kupang
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
2
Di Tetapkan
Kebijakan
Prosedur
Dalam memberikan pelayanan pemasangan infus pada pasien harus berdasarkan S.O.P yang
tersedia.
1.
10)
11)
12)
13)
14)
2.
1)
2)
3)
3.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
Unit Terkait
Persiapan alat :
Infus set steril.
Jarum suntik steril / abocat disesuaikan dengan ukuran.
Kasa steril.
Kapas alkohol 70%.
Cairan infus yang diperlukan.
Betadin.
Tourniquet.
Korentang steril.
Plester, gunting, verban.
Standart infus.
Bidal / spalk.
Bengkok.
Jam tangan / jam dinding
Alat tulis dan lembar observasi cairan.
Persiapan penderita :
Petugas memperkenalkan diri.
Menjelaskan tujuan pemasangan infus.
Menyiapkan posisi penderita.
Penatalaksanaan
Alat didekatkan dengan pasien.
Cairan yang diperlukan digantung pada standart infus dan tersambung dengan infus set.
Pasang tourniquet.
Desinfeksi tempat yang dilakukan penusukan dengan alkohol kemudian betadin.
Pastikan vena tersebut dapat dipasang infus.
Jarum infus ditusukkan ke dalam vena.
Madrin jarum infus ditarik sedikit
mengontrol apakah sudah masuk vena.
Tourniquet dilepas.
Kanula jarum infus disambung dengan selang infus dan keluarkan cairan infus.
Fiksasi dan tulis tanggal, jam pemasangan dan nama petugas.
Atur tetesan infus sesuai program.
Pasang spalk / bidal bila perlu.
Isi lembar observasi cairan.
Bereskan alat-alat.
Medis, Perawat
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Untuk mengetahui :
Banyaknya / jumlah tetesan infus.
Menghitng banyaknya / jumlah tetesan infus dalam 1 menit berdasarkan S.O.P yang tersedia.
Prosedur
1.
1)
2.
1)
2)
3)
Persiapan alat :
Jam yang ada jarum detaknya.
Langkah-langkah :
Menjelaskan tujuan menghitung tetesan infus.
Mengatur dan melihat posisi jarum infus, apakah tetesn infus lancer atau tidak.
Menghitung banyaknya / jumlah tetesan dalam 1 menit sesuai dengan program dokter
dengan rumus :
Volume Total Infus x Faktor tetesan
Total Waktu Infus dalam Menit
3. Sikap
1)
Teliti.
2)
Sabar.
4. Penyelesaian
Merapikan alat.
Merapikan pasien.
Pencatatan dan pelaporan.
Unit Terkait
Medis, Perawat
Vena Sectie
UPT. Puskesmas
Kupang
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Prosedur
Vena Sectie
1.
1)
2)
3)
Persiapan alat :
Meja atau baki dengan pengalas.
Bisturi.
Gunting vena.
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
Arteri klem.
Nalfoder.
Pinset cirurgis.
Pinset anatomis.
Pinset anatomi kecil.
Bengkok.
Klem duk.
Jarum vena sectie.
Duk lubang.
Spuit dan jarum secukupnya dalam bak steril.
Kasa steril dan lidi waten dalam tempatnya.
Lidocain.
Catgout.
Benang zyde.
Abbocat.
Sarung tangan steril pada tempatnya.
Alcohol.
Betadin.
Infus set.
Cairan infus.
Korentang.
Plester.
Standart infus.
Gunting kasa.
Verban.
Spalk siap pakai.
2.
1)
2)
3.
1)
2)
3)
4)
Persiapan Pasien :
Pasien dijelaskan tentang prosedur dan tujuan tindakan yang dilakukan.
Posisi pasien diatur senyaman mungkin.
Pelaksanaan :
Alat-alat didekatkan pada pasien.
Cairan infus disiapkan sesuai dengan persiapan pemasangan infus.
Petugas memakai sarung tangan.
Permukaan kulit yangakan disayat di desinfeksi, mula-mula dengan betadin kemudian
dengan alcohol.
Duk lubang dipasang pada daerah yang akan disayat.
Lakukan anastesi pada daeran yang akan disayat.
Lakukan vena sectie sampai selesai, kemudian infus dipasang.
Luka sayat dijahit bila perlu, kemudian luka ditutup dengan kasa steril dan diplester,
selanjutnya dipasang spalk bila perlu.
Pasien dirapika kembali.
Alat-alat dibereskan, petugas cuci tangan.
Perhatian !
Perhatikan keadaan umum pasien.
Perhatikan teknik dan aseptic.
Hindari tindakan yang membuat pasien lelah.
Perhatikan jumlah tetesan cairan infus.
5)
6)
7)
8)
9)
10)
1.
2.
3.
4.
Unit Terkait
Medis, Perawat
Pemasangan Kateter
UPT. Puskesmas
Kupang
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Prosedur
Pemasangan Kateter
1.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
2.
1)
2)
3)
Persiapan alat :
Pincet anatomis steril.
Sarung tangan steril.
Pengalas.
Bengkok.
Jelly K Y.
Aqua dest / PZ
Spuit 5 10 cc.
Plester.
Kapas savion 3%.
Cateter sesuai ukuran.
Urine bag bila perlu.
Cucing.
Korentang.
Gunting verban.
Kasa steril.
Pendekatan dengan Penderita :
Petugas memperkenalkan diri.
Menjelaskan pemasangan kateter.
Menanyakan penderita untuk dipasangan kateter.
3.
1)
2)
10)
11)
4.
1)
2)
3)
4)
Unit Terkait
Pelaksanaan :
Persiapan alat.
Mengatur posisi pasien :
Laki-laki : terlentang
Wanita : Dorsal recumbent
Memasang pengalas.
Memakai sarung tangan.
Membersihkan daerah genetalia dengan kapas savion 3%.
Menentukan lokasi.
Membasahi kateter dengan jelly 3 5 dari ujung (lubang yang tertutup).
Memasukkan kateter secara pelan, pasien disuruh tarik nafas.
Memasukkan cairan steril pada balon kateter bila kateter sudah mengalir air kencing
(sebagai pengunci).
Fiksasi dengan jenis kelamin :
Laki-laki : Ante abdominal
Wanita : Lurus di paha.
Membersihkan alat-alat.
Catatan :
Bila ada kesulitan pemasangan kateter konsul tim medis.
Bila konsul tim medis tidak ada, diperkenankan untuk melakukan pemsangan kateter sampai
nomor terkecil, sampai melakukan juga tindakan blass pungsi (surat tindakan persetujuan).
Pada penderita dengan indikasi refered causa cidera otak diperkenankan pemsangan kateter.
Pada pasien rawat jalan dengan indikasi menolak perasi (kasus BPH, striktura utera),
diperkenankan memasang kateter.
Medis, Perawat
Pemberian Sabu
UPT. Puskesmas
Kupang
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Prosedur
1.
10)
11)
2.
3.
1)
2)
3)
Unit Terkait
Persiapan alat :
Alkohol
Betadin.
Duk steril.
Mess lancip.
Sarung tangan.
Desinfektan (PZ).
Tourniquet.
Spuit dan sabu.
Obat anastesi lokal.
Kasa perban.
Spalk.
Persiapan Penderita :
Persiapan alat atas posisi penderita.
Pasang torniquet
Desinfeksi alkohol, kemudian betadin.
Anastesi lokal, pasang duk steril.
Incisi atau cross incisi.
Luka tertutup betadin.atau kasa PZ.
Penjelasan perawatan dan kontrol ulang.
Bila perlu MRS.
Dosis Pemberian Sabu :
Sebelum pemberian sabu skin tes dulu
dosis diberikan di sekitar luka.
dosis diberikan im.
Jika perlu dengan ditambah 1 dosis drip.
Medis, Perawat
No Dokumen
No. Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
Mengukur suhu pasien dengan menggunakan alat pengukur suhu badan (thermometer)
Untuk mengetahui :
1. Suhu badan pasien.
2. Adanya kelainan pada tubuh.
3. Membantu menentukan diagnosa.
4. Perkembangan penyakit.
Kebijakan
Prosedur
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P yang
tersedia.
1.
1.1
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
1.2
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Langkah-langkah
Memberitahu pasien.
Membawa alat ke dekat pasien.
Petugas mencuci tangan.
Meminta pasien membuka mulut.
Meletakkan thermometer di bawah lidah pasien dari sudut mulut.
Menyuruh pasien menutup bibirnya rapat-rapat dan bernafas melalui hidung.
Thermometer diangkat setelah 3 menit, dilap dengan tisu kearah reservoir.
Membaca dan mancatat hasilnya.
Meletakkan thermometer, rapikan tempat semula.
Petugas cuci tangan.
Unit Terkait
No Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Persiapan.
1.1 Persiapan alat :
a. Tensimeter.
b. Stetoskop.
c. Buku Catatan.
1.2 Persiapan pasien :
a. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan.
Pelaksanaan :
a. Lengan baju dibuka atau digulung.
b. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada di sisi luar lengan.
c. Manset dipasang tidak terlalu kuat atau terlalu longgar.
d. Pompa tensimeter dipasang.
e. Sekrup balon ditutup, pengunci air raksa dibuka selanjutnya balon dipompa denyut arteri tidak
terdengar lagi dan air raksa di dalam pipa gelas naik.
f.
Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, selanjutnya air raksa turun perlahan-lahan sambil
memperhatikan turunnya air raksa dengarkan bunyi denyut pertama.
g. Skal permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan pertama disebut tekanan systole
(misalnya; 120 mmHg).
Perhatian !
a. Memasang manset harus tepat diatas permukaan dinding arteri brachialis.
b. Menempatkan stetoskop jangan terlalu keras dan penggunaannya harus betul-betul tepat.
c. Bila kedua tangan tidak bisa untuk pemasangan manset, maka ditempatkan pada persendian
kaki dan mendengarkan arteri dorsalis pedis hasil (-) 15%.
d. Sebelum menutup tensimeter masukkan dulu air raksa ke dalam resorvoirnya. Manset dan
balon disusun pada tempatnya untuk mencegah pecahnya tabung air raksa.
e. Pada anak-anak digunakan manset khusus.
f.
Bilamana menggunakan tensimeter elektronik, penggunaannya sesuaikan petunjuk yang
ada`secara tepat dan benar.
Medis, perawat
Menghitung Denyut Nadi
UPT. Puskesmas
Kupang
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Menghitung denyut nadi melalui arteria : radialis, brachialis, temporalis, fernoralis, frontalis,
dorsalis pedis.
Tujuan
Kebijakan
Dalam asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
Prosedur
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
2.1
a.
b.
2.2
a.
b.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
Unit Terkait
UPT. Puskesmas
Kupang
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Menghitung nafas pasien pada`saat pasien mengambil nafas atau mengelarkan nafas.
Tujuan
Menghitung pernafasan pasien dalam 1 menit guna mengetahui keadaan umum pasien.
Kebijakan
Dalam asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
Prosedur
1. Persiapan.
a. Arloji tangan dengan petunjuk detik.
b. Buku catatan.
2. Persiapan pasien.
a. Pasien diberitahu tentang yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Perhitungan pernafasan dilakukan bersamaan dengan pengukuran suhu dan denyu nadi.
b. Penghitungan dilakukan dalam 1 menit dan hasilnya dicatat.
c. Bila ada`kelainan segera laporkan pada yang bertanggung jawab di ruangan atau yang
bersangkutan.
Unit Terkait
Medis, perawat.
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No Dokumen
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
Memberikan rasa nyaman kepada pasien yang mengalami peningkatan suhu tubuh atau nyeri.
Tujuan
a.
a.
b.
c.
d.
Kebijakan
Umum :
Dengan memebrikan suhu dingin, maka pembulh darah akan menyempit sehingga yang
mengalir melalui daerah yang didinginkan itu akan menurun.
Khusus :
Menurunkan suhu tubuh pasien.
Mengurangi perasaan nyeri yang dialami pasien.
Mencegah perluasan infeksi.
Penghentikan perdarahan.
Dalam asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.
Prosedur
1.
1.1
a.
b.
c.
d.
1.2
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
d.
Unit Terkait
Persiapan.
Persiapan alat :
Kantong es / waslap.
Butir-butir es pada tempatnya / mangkok berisi air dingin / air es.
Sarung kantong es.
Perlak kecil dan alasnya.
Persiapan pasien :
Akan dilakukan dan pasien diatur sesuai kebutuhan.
Pelaksanaan :
Perlak dan alas dipasang pada tempat yang akan dikompres.
Eskap diisi butir-butir es secukupnya diberi udara kemudian ditutup rapat. Sarung kantong es
dipasang, waslap dibasahi dengan air dingin secukupnya dan letakkan ditempat yang akan
dikompres.
Dilakukan observasi pada pasien.
Setelah selesai, petugas cuci tangan.
Kompres diganti kalau tidak dingin (jika masih diperlukan).
Melakukan pencatatan tindakan dan hasil observasi.
Medis, perawat.
Suntikan Intramuskuler
UPT. Puskesmas
Kupang
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
a.
b.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
c.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Penatalaksanaan
Indikasi
1.
Pada pasien memerlukan suntikan i.m.
2.
Atas perintah dokter.
Persiapan
Disp. Spuit.
Kapas alkohol.
Bengkok.
Aquabidest steril.
Gergaji ampul.
Tempat sampah / bengkok.
Obat yang dibutuhkan.
Bak instrument.
Pelaksanaan
Inform concent.
Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan kebutuhan.
Cocokkan nama obat dan nama pasien.
Baca sekali lagi sebelum menyuntikkan pada pasien.
Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90 derajat
Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.
Obat disemprotkan perlahan-lahan.
Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik dengan cepat.
Kulit ditekan dengan kapas alkohol sambil melakukan mamase.
Pasien dirapikan.
Perhatian :
Penyuntikan harus tepat dan betul. Bila salah akan mengenai saraf
Unit Terkait
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
a.
b.
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Mempercepat penyembuhan.
Mencegah gangguan rasa nyaman bagi yang bersangkutan maupun bagi pasien lain terutama
bila luka nekrose dan berbau.
Menyiapkan alat-alat :
Alat-alat steril (dalam tempat steril).
Pinset anatomis 1 buah.
Pinset chirurgis 2 buah.
Gunting lurus / bengkok.
Kapas lidi.
Kasa penekan / kapas bulat.
Kasa steril secukupnya.
Mangkok kecil 2 buah.
Alat-alat tidak steril
Gunting pembalut.
Plester.
Botol berisi alkohol 70% dan bethadine.
Bensin dalam tempatnya.
Obat-obatan desinfektan : perhydrol, savlon, PK.
Pembalut secukupnya.
Bengkok / kantong plastik..
Menyiapkan pasien.
Memperkenalkan diri.
Menjelaskan tujuannya dilakukan prosedur.
Menjelaskan langkah perasat.
Meminta persetujuan pasien.
Menyiapkan pasien sesuai kebutuhan.
Pelaksanaan.
Menempatkan alat-alat kedekat pasien.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah perasat.
Alat-alat disiapkan sesuai kebutuhan.
Pembalut dibuka dengan pinset dan dibuang pada tempatnya.
Bekas plester dibersihkan dengan yodi bensin.
Luka dicuci/dibersihkan dengan kapas desinfektan sesuai advis dokter (perhydrol, savton,
PK) sampah bersih, bila perlu diakukan juga nekrotomi, kemudian bilas dengan bwc/pz).
Kompres luka dengan bwc / bethadine sesuai advis dokter, kemudian tutup dengan kasa steril
lalu dibalut / diplester rapi.
Pasien dirapikan.
Alat-alat dibereskan.
Mengamati respon pasien baik verbal maupun non verbal.
Rawat Jalan, UGD, Pustu, Perawat Ponkesdes.
Penanganan Gastroentritis
UPT. Puskesmas
Kupang
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Mengetahui gejala, tanda tingkat dehidrasi dan prinsip tindakan atau (rehiran)
Tujuan
Sebagai acuan tatalaksana penderita G.E agar petugas menyatakan tanda, gejala tingkat
dehidrasi dan mampu mengukur kebutuhan cairan bagi penderita.
Kebijakan
Sikap petugas harus mampu menyatakan tanda gejala dan tingkat dehidrasi serta mampu
mengukur kebutuhan cairan bagi penderita.
Prosedur
1.
Gejala yang menonjol dari G.E adalah muntah dan berak serta berulang, sehingga berakibat
kehilangan cairan / dehidrasi.
2. Dehidrasi secara klinik dibedakan 3 langkah.
a.
Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2 5% BB).
b.
Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5 8% BB).
Gambaran klinik : Turgon jelip suara serak, nadi cepat, nafas cepat, preshok.
c.
Dehidrasi berat (kehilangan cairan 8 10% BB)
Gambaran klinik : syok, apatis, syonotik, kejang, sampai koma.
3. Prinsip tindakan adalah Rehidrasi sesuai dengan tingkatan dehidrasi.
a.
Dehidrasi ringan dilakukan rehidrasi peroral.
b.
Dehidrasi sedang dan berat dilakukan rehidrasi parenteral dengan infus cairan.
4. Penderita di MRS kan.
Dalam 3 jam pertama diharapkan penderita berubah status tingkat dehidrasi menjadi dehidrasi
ringan.
Unit Terkait
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tersangka TB adalah pasien dengan keluhan batuk berdahak lebih dari 2 minggu dengan
atau tanpa keluhan dan tanda yang lain, seperti; demam, BB menurun tanpa sebab yang jelas,
keringat malam tanpa aktivitas, sesak nafas, nyeri dada, batuk darah dan lainnya.
Bila tersangka TB datang ke Ponkesdes, maka lakukan rujukan diagnosis dengan mengirim
pasien ke Puskesmas induk atau Pustu yang ditunjuk oleh Puskesmas Penata Tk. I.
Rujukan diagnosis TB Paru ditetapkan dengan cara mendengar keluhan pasien dengan
batuk berdahak lebih dari 2 minggu.
Memberikan penjelasan bahwa dia diduga terinfeksi TB dan untuk memastikan harus
diperiksa dahak sebanyak 3 kali di Puskesmas.
Pasien dirujuk dengan surat rujukan dengan diagnosis sementara suspek TB dan meminta
untuk pemeriksaan dahak diagnosis (SPS).
Pasien TB mendapat pengobatan dapat mengambil obat yang dititipkan Puskesmas di
Ponkesdes.
Bila pasien datang, maka cek form TB 02 yang dibawa pasien, apakah nama dan jadwal
pengambilan obat telah sesuai bila pasien ada ditahap intensif.
Cocokkan TB 02 dan TB 01 pasien.
Ambil obat anti TB (OAT) untuk keperluan 1 minggu bila pasien ada di tahap intensif dan 2
minggu bila pasien berada di tahap lanjutan.
Mintalah pada pasien untuk meminum satu dosis untuk hari tersebut didepan petugas.
Sisa obat diberikan kepada pasien untuk dibawa pulang dan diminum didepan PMO
(Pengawas Menelan Obat).
Isi TB 01 sesuai dengan jumlah OAT yang dibawa.
Isi TB 02 sesuai dengan jadwal pengambilan obat berikutnya.
Sampaikan penyuluhan singkat sesuai dengan tahapan pengobatan.
Ucapkan terima kasih sebagai penghargaan.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Unit Terkait
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
08 12 2012
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
1.
2.
3.
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Demam thypoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi kuman
Salmonella Typhi.
1.
2.
3.
4.
Kriteria Diagnosis.
Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala.
Kesadaran menurun.
Lidah kotor, hepatosplenomegali, dan sebagainya.
Bradikardia relative.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
1.
2.
3.
Unit Terkait
Diagnosis Diferensial
Infeksi karena virus (dengue influenza).
Malaria.
Broncho pneumonia.
Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan Lab.
Hb, Leko, Diff, Trombosit, Ht.
Unrine lengkap.
Widal.
Terapi.
Tirah baring, diet lunak, chloramphenicol 2 gr/ hr atau kotrimoksasol 2x2 tablet diberikan
sampai 7 hari bebas panas atau quinohon.
Pemberian cairan infuse RL / D5%.
Penyulit
Toksis.
Perforasi usus mengakibatkan peritonitis.
Perdarahan dari usus.
Lama Perawatan
Umunya sampai 7 hari bebas panas.
Medis, Perawat.
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
Melakukan tindakan perawatan; mengganti balutan, membersihkan luka pada luka kotor.
1.
2.
Kebijakan
Prosedur
1.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
3.
a.
b.
c.
4.
a.
b.
c.
5.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
6.
a.
b.
c.
d.
e.
Unit Terkait
Mencegah infeksi.
Membantu penyembuhan luka.
PERSIAPAN ALAT :
Bak Instrumen yang berisi :
Pinset anatomi.
Pinset chirurgis.
Gunting debridemand.
Kasa steril.
Kom.
Peralatan Lain terdiri dari :
Sarung tangan.
Gunting plester.
Plester / perekat.
Alkohol 70% / Wash bensin.
Desinfektan.
NaCl 0,9%.
Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan.
Verband.
Obat luka sesuai kebutuhan.
Tahap Prainteraksi.
Melakukan verifikasi program terapi.
Mencuci tangan.
Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
Tahap Orientasi
Memberikan salam dan menyapa nama pasien.
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / pasien.
Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
Tahap Kerja
Menjaga privacy.
Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas.
Membuka peralatan.
Memakai sarung tangan.
Membasahi plester dengan alcohol/ wash bensin dan buka dengan pinset.
Membuka balutan lapis luar.
Membersihkan sekitar luka dan bekas plester.
Membuka balutan lapis dalam.
Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus.
Melakukan debridement.
Membersihkan luka dengan cairan NaCl.
Melalukan kompres desinfektan dan tutup dengan kasa.
Memasang plester atau verband.
Merapikan pasien.
Tahap Terminasi
Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
Berpamitan dengan klien.
Membereskan alat-alat.
Mencuci tangan.
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.
Rawat Jalan, UGD, Ponkesdes.
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Kriteria Diagnosis.
Mencret, ubun-ubun cekung, mulut / bibir kering, turgor menurun, nadi cepat, mata cekung,
nafas cepat dan dalam, oliguri.
Tujuan
Kebijakan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Prosedur
Unit Terkait
Diagnosis Diferensial
Mencret psikologi (shigella, V. Cholera, Salmonella, E. Coli, Raota virus, Can pilo bacter).
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rutin tinja
Perawatan
Rawat inap bila terdapat dehidrasi berat / sedang.
Terapi
Rehidrasi oral / prenteral, antibiotic atas indikasi , diit.
Infromet Concent (tertulis).
Diperlukan pada tindakan invasive.
Lama Perawatan.
3 sampai 5 hari.
Masa Pemulihan.
2 sampai 3 minggu.
Out Put
Sembuh total
Terapi
Dehidrasi ringan : (BB s/d 5%).
Oralit.
Diit sesuai dengan umur.
Susu pengeceran (1T = 40 50cc).
Susu rendah lakstosa / bebesa laktosa.
Antibiotic : atas indikasi.
Dehidrasi sedang : (BB s/d 10%).
Infus RL
Dehidrasi berat : (BB s/d 15%).
Infus RL: 1 2 jam 120cc/ kgBB.
Selanjutnya sesuai jumlah cc/24 jam.
Rawat Inap, Pustu, Ponkesdes.
Penatalaksanaan Jenazah HIV / Aids
UPT. Puskesmas
Kupang
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
1. Semua kendali dan tanggung jawab ada pada tenaga medis dan paramedic.
2. Peralatan dalam keadaan steril saat digunakan diawal dan dilakukan strilisasi ulang saat
setelah pemakaian sesuai prosedur sterilisasi alat penanganan jenazah.
3. Prosedur disini dengan semua prosedur semua ditangani oleh petugas mulai saat
memandikan sampai menguburkan kecuali saat mensholati yang akan dipimpin oleh petugas
setempat.
4. Kewaspadaan dini dalam hal ini yang paling gencar saat ini adalah HIV AIDS dan FLU
burung, tetapi tidak menutup kemungkinan penyakit-penyakit lain yang berbahaya.
1.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
1.
Persiapan alat :
Sarung tangan.
Pelindung muka (masker dan kaca mata).
Gaun/jubah/apron.
Pelindung kaki.
Persiapan Pasien :
Pasien diberitahu.
Mengatur posisi pasien.
Memberitahu cara`bernafas selama pemasangan tampon.
Nier beken dipasang di bawah dagu.
Pelaksanaan :
Petugas melakukan cuci tangan dengan menggunakan antiseptik bisa pilih salah satu
antiseptik dan dilanjutkan dengan mencuci tangan kembali dengan air mengalir selama 2-5
Menit
2. Semua Petugas memakai alat pelindung semua alat harus dipakai pada saat menangani
jenazah untuk mengurangi pejanan darah dan cairan tubuh jenazah.
3. Petugas yang sudah berpakain lengkap mengangkat jenazah ke meja untuk dimandikan.
4. Setelah selesasi dimandikan jenazah disiram dengan larutan kaporit, tunggu 5 10 menit dan
bilas ulang dengan air sampai kering dengan dosis kaporit dengan konsentrasi 35 % : 14 dr
kaporit dalam 1 liter air, kaporit dengan konsentrasi 60% : 8 gr kaporit dalam 1 liter air,
kaporit dengan konsentrasi 70 % :7,1 % gr kaporit dalam 1 liter air.
5. Setelah jenazah kering dilakukan pengkafanan dengan bungkus kain kafan yang harus
dilakukan oleh petugas yang berpakaian lengkap.
6. Setelah dikafani pasien dibungkus dengan plastic.
7. Setelah petugas selesai mengkafani petugas menyerahkan ke modin setempat untuk
disholatkan.
8. Modin memimpin pelaksanaan sholat jenazah sesuai pelaksanaan sholat jenazah.
9. Selesai sholat, Selanjutnya jenazah diangkat oleh petugas ke keranda mayat untuk dibawa ke
pamakaman.
10. Pada saat sampai petugas menyerahkan kepada modin untuk melakukan ritual sesuai adat
setempat, dan apabila lubang kuburan sudah siap maka selanjutnya pelaksanaan penguburan
dapat dilaksanakan.
11. Penguburan dilakukan oleh petugas sampai jenazah berada di tanah untuk selanjutnya sesuai
penguburan di daerah setempat.
Medis, perawat