Anda di halaman 1dari 8

PEMBERIAN NUTRISI PARENTAL

No. Dokumen : 440/ /103.02/2022


No. Revisi :
SOP
Tgl. Terbit :
Halaman : 1-4
UPT Puskesmas Rejotangan SULIASIH, SKM.
Kabupaten Tulungagung NIP. 19750818 199903 2 005

1. Pengertian Pemberian nutrisi parental adalah Suatu kegiatan pemberian nutrisi


berupa cairan infus yang diberikan langsung melalui pembuluh darah
vena baik sentral (untuk nutrisi parenteral total) atau vena perifer
(untuk nutrisi parenteral parsial) pada pasien yang tidak dapat
memeneuhi keutuhan nutrisinya melalui oral atau enteral
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk p emberian nutrisi
parental di UPT Puskesmas Rejotangan
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Rejotangan Nomor
188.4/5/103.02/2022 tentang Jenis dan Jadwal Pelayanan di Puskesmas
Rejotangan.
4. Referensi 1. Pedoman Pelayanan Antenatal Persalinan, Nifas dan Bayi Baru
Lahir Revisi
2. Kementerian Kesehatan RI. 2020.
3. Petunjuk Praktis Layanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru lahir
5. Prosedur Alat-alat :
a. Alat steril
1) Bak instrument berisi handscoon dan kasa steril
2) Infus set steril
3) Jarum/wingnedle/abocath dengan nomer yang sesuai
4) Korentang dan tempatnya
5) Kom tutup berisi kapas alcohol
b. Alat tidak steril
1) Standart infuse
2) Perlak dan alasnya
3) Pembendung (tourniquet)
4) Plester
5) Gunting verban
6) Bengkok
7) Jam tangan
c. Obat-obatan
1) Alcohol 70%
2) Cairan sesuai anjuran dokter

1
Pelaksanaan
A. Fase Orientasi:
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan kepada klien
4. Menjelaskan prosedur
5. Menanyakan kesiapan klien
B. Fase Kerja:
a. Mengisi selang infus:
1) Perawat mencuci tangan dan memakai handscoon
2) Desinfeksi karet penutup botol
3) Menusukkan infus set ke dalam botol infuse
4) Pengatur tetesan infus ditutup, jarak 24 cm dibawah tempat
tetesan
5) Menggantungkan botol infuse di standart infus
6) Ruang tetesan diisi setengah (Jangan sampai terendam)
7) Selang infus diisi cairan infus dan dikeluarkan udaranya
b. Melakukan kateterisasi vena (prosedur kateterisasi vena di
lengan bawah)
1) Pasang perlak kecil dan alasnya dibawah bagian yang akan
dipungsi
2) Pasang torniket di sebelah proksimal vena yang akan
dipungsi
3) Tentukan vena yang akan dikateter bila perlu dipalpasi
4) Lakukan tindakan antisepsis dengan kapas alcohol 70%
pada lokasi vena tempat masuk kateter dan sekitarnya
5) Regangkan kulit kearah distal. Tusukkan jarum dengan
sudut 200 terhadap permukaan kulit. Lubang menghadap
keatas. Masukkan jarum sesuai dengan arah garis vena.
6) Tahan kanula dan tarik jarum sedikit. Bila tampak darah
keluar berarti kanula telah masuk ke vena. Tahan jarum dan
dorong kanula kateter
7) Lepaskan torniket, tempelkan kapas ditempat pungsi
8) Pasang selang infus berisi cairan infus yang telah
dipersiapkan sebelumnya
9) Fiksasi kateter dan selang infus dengan plester
10) Mengatur tetesan dalam satu menit sesuai intruksi
11) Tutup kulit dengan kassa steril
12) Merapikan pasien
13) Melepas handscoon dan mencuci tangan
14) Mencatat: tanggal dan jam pemberian cairan, macam cairan
C. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan:
c. Tanyakan keadaaan dan kenyamanan pasien setelah
tindakan
d. Obsevasi adanya komplikasi setelah pemasangan infus/
terapi intravena (flebitis, infiltrasi, iritasi vena, hematoma,
tromboflebitis, thrombosis, spasme vena, dan kerusakan
syaraf, tendon dan ligament).
e. Pencegahan komplikasi pemasangan terapi intravena
1) Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set
infus baru
2) Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan
evaluasi tanda infeksi
3) Observasi tanda / reaksi alergi terhadap infus atau
komplikasi lain
4) Jika infus tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada lokasi
penusukan
5) Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir
6) Tekan lokasi penusukan menggunakan kasa steril, lalu
cabut jarum infus perlahan, periksa ujung kateter
terhadap adanya embolus
7) Bersihkan lokasi penusukan dengan anti septik. Bekas-
bekas plester dibersihkan memakai kapas alcohol
8) Gunakan alat-alat yang steril saat pemasangan, dan
gunakan tehnik sterilisasi dalam pemasangan infuse
9) Hindarkan memasang infus pada daerah-daerah yang
infeksi, vena yang telah rusak, vena pada daerah fleksi
dan vena yang tidak stabil
10) Mengatur ketepatan aliran dan regulasi infus dengan
tepat
11) Penghitungan cairan yang sering digunakan adalah
penghitungan millimeter perjam (ml/h) dan
penghitungan tetes permenit
2. Menyampaikan tindak lanjut  jika ada keluhan bisa
menghubungi perawat di ruangan
3. Berpamitan
6. Unit Terkait 1. Loket Pendaftaran
2. Pelayanan KIA/KB
3. Apotek
7. Diagram Alir
Anamnesa

Pemeriksaan fisik

Penegakan diagnosa

Penatalaksanaan (terapi dan rencana tindak lanjut)

Kriteria rujukan

8. Hal-hal yang 1. Jadwal pelayanan


harus 2. Waktu tunggu 10 menit
diperhatikan
9. Dokumen 1. Buku KIA ibu
Terkait 2. E-kohort / kohort ibu
3. Buku catatan kunjungan Pelayanan + Bolpoin
4. Komputer untuk entri data
10. Catatan Historis
Tanggal Mulai
No. Yang diubah Isi Perubahan
Perubahan diberlakukan
1. Nama
Puskesmas
2. Kebijakan
3. Langkah-
Langkah
4. Diagram Alir
PEMBERIAN NUTRISI PARENTAL
No. Dokumen : 440/ /103.02/2022
DAFTA No. Revisi :
R TILIK Tgl. Terbit :
Halaman : 1-2
UPT Puskesmas SULIASIH, SKM.
Rejotangan
Kabupaten Tulungagung NIP. 19750818 199903 2 005

Unit / Program : …………………………………………………………


Nama Petugas : …………………………………………………………
Tanggal Pelaksanaan : …………………………………………………………

KEADAAN
TIDAK
VARIABEL
YA TIDAK
BERLAKU
Alat-alat :
a. Alat steril
1) Bak instrument berisi handscoon dan kasa steril
2) Infus set steril
3) Jarum/wingnedle/abocath dengan nomer yang sesuai
4) Korentang dan tempatnya
5) Kom tutup berisi kapas alcohol
b. Alat tidak steril
8) Standart infuse
9) Perlak dan alasnya
10) Pembendung (tourniquet)
11) Plester
12) Gunting verban
13) Bengkok
14) Jam tangan
c. Obat-obatan
1) Alcohol 70%
2) Cairan sesuai anjuran dokter
Pelaksanaan
A. Fase Orientasi:
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan kepada klien
4. Menjelaskan prosedur
5. Menanyakan kesiapan klien
B. Fase Kerja:
a. Mengisi selang infus:
1) Perawat mencuci tangan dan memakai handscoon
2) Desinfeksi karet penutup botol
3) Menusukkan infus set ke dalam botol infuse
4) Pengatur tetesan infus ditutup, jarak 24 cm dibawah
tempat tetesan
5) Menggantungkan botol infuse di standart infus
6) Ruang tetesan diisi setengah (Jangan sampai terendam)
7) Selang infus diisi cairan infus dan dikeluarkan udaranya
b. Melakukan kateterisasi vena (prosedur kateterisasi vena di
lengan bawah)
1) Pasang perlak kecil dan alasnya dibawah bagian yang
akan dipungsi
2) Pasang torniket di sebelah proksimal vena yang akan
dipungsi
3) Tentukan vena yang akan dikateter bila perlu dipalpasi
4) Lakukan tindakan antisepsis dengan kapas alcohol 70%
pada lokasi vena tempat masuk kateter dan sekitarnya
5) Regangkan kulit kearah distal. Tusukkan jarum dengan
sudut 200 terhadap permukaan kulit. Lubang menghadap
keatas. Masukkan jarum sesuai dengan arah garis vena.
6) Tahan kanula dan tarik jarum sedikit. Bila tampak darah
keluar berarti kanula telah masuk ke vena. Tahan jarum
dan dorong kanula kateter
7) Lepaskan torniket, tempelkan kapas ditempat pungsi
8) Pasang selang infus berisi cairan infus yang telah
dipersiapkan sebelumnya
9) Fiksasi kateter dan selang infus dengan plester
10) Mengatur tetesan dalam satu menit sesuai intruksi
11) Tutup kulit dengan kassa steril
12) Merapikan pasien
13) Melepas handscoon dan mencuci tangan
14) Mencatat: tanggal dan jam pemberian cairan, macam
cairan
15) =
C. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan:
a. Tanyakan keadaaan dan kenyamanan pasien setelah
tindakan
b. Obsevasi adanya komplikasi setelah pemasangan infus/
terapi intravena (flebitis, infiltrasi, iritasi vena,
hematoma, tromboflebitis, thrombosis, spasme vena, dan
kerusakan syaraf, tendon dan ligament).
c. Pencegahan komplikasi pemasangan terapi intravena
1) Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan
set infus baru
2) Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan
evaluasi tanda infeksi
3) Observasi tanda / reaksi alergi terhadap infus atau
komplikasi lain
4) Jika infus tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada
lokasi penusukan
5) Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir
6) Tekan lokasi penusukan menggunakan kasa steril,
lalu cabut jarum infus perlahan, periksa ujung kateter
terhadap adanya embolus
7) Bersihkan lokasi penusukan dengan anti septik.
Bekas-bekas plester dibersihkan memakai kapas
alcohol
8) Gunakan alat-alat yang steril saat pemasangan, dan
gunakan tehnik sterilisasi dalam pemasangan infuse
9) Hindarkan memasang infus pada daerah-daerah yang
infeksi, vena yang telah rusak, vena pada daerah
fleksi dan vena yang tidak stabil
10) Mengatur ketepatan aliran dan regulasi infus dengan
tepat
11) Penghitungan cairan yang sering digunakan adalah
penghitungan millimeter perjam (ml/h) dan
penghitungan tetes permenit
2. Menyampaikan tindak lanjut  jika ada keluhan bisa
menghubungi perawat di ruangan
3. Berpamitan
Compliancerate (CR)…………………%.

Tulungagung,
Pelaksana / Auditor

(………………………………)

Anda mungkin juga menyukai