bahkan dapat berakhir pada kematian. Kematian terjadi akibat dampak hipertensi itu sendiri
atau penyakit lain yang diawali oleh hipertensi. Penyakit yang dimaksud sebagai berikut.
Kerusakan Ginjal
Tekanan darah dipengaruhi oleh senyawa kimia yang dihasilkan oleh ginjal bernama
angiostin. Saat tekanan darah tidak terkendali, produksi angiostin melonjak tajam sehingga
ginjal kelelahan dan akhirnya mengalami kerusakan. Kerusakan ginjal ditandai oleh beberapa
macam gejala berupa keringat berlebihan, kram otot, letih, sering berkemih, serta denyut
jantung menjadi cepat dan tidak teratur. Gejala tersebut datang secara bertahap atau
berbarengan.
Kerusakan ginjal dapat dipicu oleh hipertensi. Namun, hipertensi juga dapat terjadi akibat
kerusakan ginjal. Mana yang lebih dulu terjadi itulah yang menjadi faktor risiko dari kedua
penyakit tersebut. Hipertensi yang tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan gagal
ginjal. Sebaliknya, penyakit ginjal kronis menyebabkan berkembangnya hipertensi kronis
yang imbasnya antara lain berupa gagal ginjal.
Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi saat arteri gagal bekerja, sehingga jantung berdetak cepat agar dapat
memompa darah lebih banyak. Namun, arteri tidak dapat diajak bekerja sama karena rusak
atau hilang elastisitasnya. Arteri tersebut gagal menyuplai darah yang kaya oksigen ke
jantung dan otak sehingga memicu peningkatan tekanan darah.
Banyak faktor berpotensi memicu serangan jantung. Namun, hipertensi merupakan faktor
risiko mayor yang perlu mendapat perhatian serius. Banyak kematian akibat serangan jantung
dialami oleh penderita hipertensi. Penurunan tekanan darah merupakan upaya tepat untuk
menurunkan risiko kematian akibat serangan jantung.
Stroke
Salah satu dampak buruk hipertensi yang ditakuti banyak orang adalah stroke. Hipertensi
merupakan faktor risiko mayor penyebab stroke. Stroke iskemik dan stroke hemoragik dapat
disebabkan hipertensi. Seorang penderita hipertensi berisiko tinggi mengalami stroke. Tekana
darah tinggi jangan dianggap enteng karena tanpa disadari lonjakan tekanan darah dapat
memicu stroke, baik yang disertai atau tanpa disertai pendarahan otak.
Risiko tersebut meningkat jika memiliki faktor risiko lain, seperti diabetes, penyakit jantung,
gangguan pembuluh koroner, polisitemia, hiperkolosterolemia, hiperurisemia, obesitas,
fibrinogen tinggi, hematokrit tinggi, terbiasa merokok, dan kurang berolahraga. Jalan terbaik
untuk mencegah stroke adalah menjaga kestabilan tekanan darah. Tekanan sistolik yang
tinggi berisiko memicu stroke.
Tekanan darah tinggi yang melejit berpotensi menimbulkan stoke. Namun, bukan berarti
hipertensi kategori ringan bebas dari bahaya stroke. Salah satu yang perlu diwaspadai adalah
kebiasaan tidur mendengkur. Walaupun anda bukan termasuk penderita hipertensi berat tetapi
jika anda terbiasa tidur mendengkur anda harus waspada.
Mendengkur menjadi pertanda terganggunya pernapasan saat tidur. Penyebabnya adalah
kelainan hidung sampai trakea yang menyebabkan saluran napas menyempit saat tidur.
Penyempitan saluran napas tersebut menyebabkan aliran oksigen ke paru-paru terganggu,
sehingga pasokan oksigen ke jantung dan otak juga terganggu.
Mendengkur bukan saja dapat menyebabkan serangan otak atau stroke , tetapi juga dapat
memicu serangan jantung, bahkan mati mendadak pada saat tidur. Kondisi buruk tersebut
terjadi karena penurunan kadar oksigen dalam darah atau disebut hipoksemia. Kejadian
seperti ini banyak dialami penderita hipertensi stadium menengah hingga stadium akhir.
Glaukoma
Salah satu komplikasi hipertensi adalah gangguan retinopati, yang dikenal dengan istilah
glaukoma. Penyakit mata yang ditandai dengan penyempitan arteriol kecil ini dapat dipicu
oleh hipertensi. Glaukoma dapat dijadikan sebagai indikator untuk menentukan risiko
hipertensi. Pemeriksaan mata yang dilakukan oleh dokter pada pasien yang diduga
mengalami hipertensi dapat dilihat dari kondisi retina mata pasien yang bersangkutan.
Penyempitan arteriol kecil dijadikan sebagai petunjuk awal hipertensi. Pre hipertensi sudah
mengarah ke glaukoma. Sebelumnya akhirnya menjadi hipertensi , arteriol kecil sudah
mengalami penyempitan terlebih dahulu. Pemeriksaan terhadap kondisi arteriol kecil sring
dilakukan oleh dokter sebagai petunjuk awal hipertensi.
Glaukoma terjadi karena tekanan darah tinggi yang berlangsung dalam jangka waktu cukup
panjang meningkatan tekanan intraokular mata, arteriol yang menyuplai darah ke mata
menyempit. Hubungan antara peningkatan tekanan intraokular dan tekanan darah merupakan
hubungan langsung yang berbanding lurus satu dengan yang lain.
Disfungsi ereksi
Salah satu keluhan yang dilontarkan kaum pria penderita hipertensi adalah disfungsi ereksi
yang mereka alami. Penurunan fungsi seksual tersebut terkait dengan penurunan produksi NO
akibat hipertensi yang dialaminya. Kondisi tersebut bertambah parah jika pria bersangkutan
juga menderita diabetes dan mengalami obesitas.
Upaya terbaik untuk menyembuhkan disfungsi ereksi adalah dengan mengatasi persoalan
hipertensi karena keduanya bertalian. Mengkonsumsi obat-obatan afrodisiak atau yang akrab
disebut obat kuat sangat berisiko terhadap keselamatan jiwa penderita hipertensi. Obat-obatan
semacam itu akan menggerakkan tekanan darah ke level yang sanggat tinggi dan
memungkinkan untuk mendorong serangan jantung, meskipun yang bersangkutan bukan
seorang penderita penyakit jantung koroner . Beberapa obat lain juga berpotensi
menyebabkan stoke.