1.1.
Definisi
Glomerulonefritis progresif cepat (chrescentic) adalah suatu syndrome
dan bukan bentuk spesifik GN. Secara klinis, penyakit ini ditandai dengan
penurunanan fungsi ginjal yang cepat dan pregresif dan disertai oliguria
berat dan (jika tidak diterapi) kematian akibat gagal ginjal dalam
beberapa minggu sampai bulan. Apapun penyebabnya, gambaran
histologi ditandai dengan adanya bulan sabit sebagian besar glomerulus
(GN chrescentic) bulan sabit ini sebagian besar disebabkan oleh
proliferasi sel epitel parietal dikapsula bowman dan sebagian besar dari
sebukan monosit dan makrofak.
1.2. Pathogenesis
Glomerulonefritis chrescentic (CrGN) mungkin disebabkan oleh
sejumlah penyakit berbeda, yang sebagaian terbatas diginjal dan
sebagian lagi bersifat sistemik. Meskipun tidak ada satu mekanisme yang
dapat menjelaskan semua kasus, tidak diragukan lagi bahwa pada
sebagian besar kasus cedera glomerulus disebabkan oleh proses
imonologi. Oleh karena itu klafikasi praktis membagi (CrGN) dibagi
menjadi 3 kelompok berdasarkan temuan imunologik . pada setiap
kelompok, penyakit mungkin berkaitan dengan penyakit tertentu atau
bersifat idiopatik.
CrGN tipe 1
sebaiknya diingat sebagai penyakit anti GBM dan ditandai dengan
endapan liniear IgG dan pada banyak kasus, c3 diGBM seperti
dijelaskan sebelumnya. Pada sebagian pasien, antibody-GBM juga
berkaitan dengan membrane basah tapi tapiler arterus paru sehingga
menimbulkan gambaran klinis perdarahan paru disertai dengan gagal
ginjal. Para pasien ini dikatakan mengidap syndrome good pasture,
untuk membedakannya dengan kasus idiopatik yang kelainan ginjalnya
tidak disertai oleh penyakit paru antibiody-GBM terdapat pada serum
dan bermanfaat untuk diagnosis. CrGN tipe 1 perlu dikenali, karena
para pasien dapat memperoleh manfaat dari plasmaferesis, yang
membersihan antibody patogenik dari sirkulasi.
CrGN tipe 2
suatu penyakit yang diperantarai oleh komplek imun.penyakit ini dapat
merupakan penyulit semua nefritis komplek imun, termasuk GN
pascastrepcocus, SLE, Nefropati IgG dan purpura Henoch-schonlen.
Pada beberapa kasus, komplek imun dapat dibuktikan, tetapi
penyebab yang mendasarinya tidak diketahuinya. Pada semua kasus
pemeriksaan imunofluoresens memperlihatkan pola pewarnaan
glanuler yang khas (lumpybumpy) pasien biasanya tidak dapat diobati
dengan plasma feresis, dan mereka memrlukan terapi untuk penyakit
yang mendasari.
CrGN tipe 3
CrGN tipe 3 yang disebut juga CrGN tipe pausi imun, didefinisikan oleh
tidak adanya antibody anti-GBM atau komplek imun pada pemeriksaan
Definisi
penyakit ini mengenai anak dan dewasa muda dan berawal sebagai
hematuria makroskopik yang terjadi dalam satu atau duahari setelah
infeksi saluran nafas nonspesifik. Biasanya hematuria menetap selama
beberapa hari dan kemudian mereda, tetapi kambuh setiap beberapa
bulan, gejala ini sering disertai nyeri di daerah lipat paha. Nefropatik IgA
merupakan salah satu penyebab umum hematuria mikroskopik dan
makroskopik berulang dan merupakan penyakit glomeroulus tersering
diseluruh dunia. Tanda utama patogenik adalah pengendapan IgA di
mesangium. Sebagian orang menganggap penyakit berger sebagian
varian local purpura Henoch-Chonlein adalah suatu sindrom sistemik yang
mengenai ( Ruam purpura ), saluran cerna ( nyeri abdomen), sendi
(artritis), dan ginjal
1.2. Pathogenesis
Semakin banyak bukti yang mengisyaratkan bahwa nefropatiIgA
berkaitan
dengan
pembentukan
dan
pembersihan
IgA.
IgA,
immunoglobulin utama dalam sekresi mukosa, kadarnya rendah dalam
serum normal, tetapi meningkat pada 50% pasien nefropatik IgA. Pasien
dengan
nefropatik
IgA
memperlihatkan
peningkatan
produksi
immunoglobulin di sum-sum tulang selain itu, pada sebagian pasien
ditemukan kompleks imun yang mengandung IgA di dalam darah.
Pengaruh genetic diisyaratkan oleh munculnya penyakit ini dalam satu
keluarga Dan pada saudara kandung yang HLA-nya identic, serta oleh
peningkatan frekuensi fenotipe komplemen dan HLA tertentu pada
sebagian populasi. Penelitian juga menunjukan kelainan dalam glikosilasi
immunoglobulin A, suatu proses yang menyebabkan penurunan
pembersihan IgA plasma sehingga imunoglobin ini mudah mengendap di
mesangium. Menonjolnya pengendapan IgA di mesangium menunjukan
terperangkapnya kompleks imun IgA di mesangium, dan tidak ada nya J1q
dan C4 di glomerulus mengisyaratkan pengaktifan jalur komplemen
alternative. Secara bersama-sama, petunjuk ini mengisyaratkan kelainan
imunologik yang bersifat genetic atau didapat , yang menyebabkan
peningkatan sistesis IgA sebagai respon terhadap terpajannya saluran
nafas atau cerna kebahan dilingkungan(missal, virus, bakteri, protein
makanan). IgA dan kompleks IgA kemudian terperangkap di mesangium
tempat zat ini mengaktifkan jalur komplemen alternative dan memicu
cedera glomerulus. Yang mendukung scenario ini adalah meningkatnya
frekuensi nefropatik IgA pada pasien dengan penyakit siliak; pada
keadaan tersebut terjadi reflek mukosa usus, dan pada penyakit hati
dengan gangguan pembersihan komplek IgA oleh system hepatobiliar
(nefropati IgA sekunder).
1.3. Perjalanan penyakit
Penyakit mengenai anak dan dewasa muda. Lebih dari separuh pasien
datang dengan hematuria makroskopik setelah suatu infeksi saluran nafas
atas atau , yang lebih jarang, salur cerna atau kemih ; 30%-40% hanya
mengalami hematuria mikroskopik, dengan atau tanpa proteinuria serta
5% sampai 10% mengalami syndrome nefritik akut khas. Hematuria
biasanya berlangsung selama beberapa hari dan kemudian mereda
namun kambuh setiap beberapa bulan. Perjalanan selanjutnya sangat
bervariasi. Banyak pasien tetap memiliki fungsi ginjal yang normal selama
berpuluh-puluh tahun. Perkembangan lambat menuju gagal ginjal kronis
terjadi pada 25% sampai 50% kasus dengan periode sekitar 20 tahun.
Nefritis Herediter
1.1.
Definisi
Nefritis herediter mengacu pada sekelompok penyakit ginjal familiar
herediter yang terutrama berkaitan dengan cedera glomerulus. Entitas yang
paling banyak diteliti adalah syndrome Alport, yang nefritisnya disertai tuli saraf
dan berbagai kelainan mata,termasuk dislokasi lensa, katarak posterior, dan
distrofi kornea. Laki-laki cenderung lebih sering terkena dan lebih parah
dibandingkan dengan perempuan dan lebih besar kemungkinannya mengalami
gagal ginjal. Pasien datang pada usia 5 sampai 20 tahun dengan hematuria
makroskopik atau mikroskopik dan proteinuria, sedangkan gagal ginjal terjadi
pada usia antara 20 dan 50 tahun. Pada sebagaian besar silsilah, perwarisnya
adalah heterogen, yaitu terkait X, resesif autosomal, atau dominan autosomal.
GLOMERULONEFRITS KRONIS
Setelah membahas berbagai bentuk penyakit glomerulus, kita akan beralih
kesalah satu hasil akhirnya yang parah,CrGN kronis. CrGN kronis adalah salah satu
penyebab penting penyakit ginjal stadium akhir yang bermanifestasi sebagai gagal
ginjal kronis. Tiga puluh sampai lima puluh persen pasien yang memerlukan
hemodialysis kronis atau transplantasi ginjal di diagnosis mengidap CrGN kronis.
Saat CrGN kronis ditemukan, kelainan glomerulus telah sedemikian lanjut sehingga
sulit diketahui sifat lesi awal. CrGN kronis mungkin mencerminkan stadium akhir
sebagai entitas, yng terutama adalah RPGN, FSG, MGN, dan MPGN. Diperkirakan
20% kasus timbul tanpa riwayat gejala penyakit ginjal. Meskipun mungkin timbul
pada semua usia, CrGN kronis biasanya pertama kali diketahui saat dewasa muda
atau usia pertengahan.
Perjalanan Penyakit. Umumnya, GN kronis berkembang secara perlahan dan
baru ditemukan pada tahap akhir perjalanannya, setelah munculnya insufiensi
ginjal. Kelainan ginjal hamper selalu pertama kali dicurigai karena temuan
ptoteinurinaria, hipertensi, atau azotemia saat pemeriksaan medis rutin. Pada
sebagian pasien, perjalanan penyakit ditandai dengan episode syndrom nefritik
atau nefrotik yang sesaat. Beberapa pasien ini mungkin datang berobat karena
edema. Seiring dengan makin banyaknya glomerulus yang mengalami obliterasi,
jalan keluar untuk protein semakin berkurang sehingga syndrome nefrotik menjadi
semakin jarang seiring dengan perkembangan penyakit. Namun, pada semua
kasus, sedikit banyak mengalami proteinuria. Hipertensi sangat sering, dan efeknya
mungkin mendominasi gambaran klinis. Walaupun hematuria mikroskopik biasanya
ditemukan, urin yang jelas berdarah jarang terjadi pada tahap penyakit ini.
Tanpa pengobatan, prognosis buruk; terjadi peburukan menuju uremia dan
kematian. Namun, laju perburukan sangat bervariasi dan mungkin diperlukan waktu
sampai 10 tahun antara onset gejala pertama hingga gagal ginjal terminal yang
memerlukan penggantian ginjal. Dialysis ginjal mengganti ginjal dan transplantasi
ginjal, tentu saja, mengubah perjalanan ini dan memungkinkan pasien bertahan
hidup.
PENYAKIT YANG MENGENAI TUBULUS DAN INTERSTISIUM
NEFRITIS TUBULOINTERSTISIUM
Nefritis tubulointerstisium (TIN) mengacu pada sekelompok penyakit
peradangan ginjal yang terutama mengenai intersstisium dan tubulus. Glomerulus
mungkin sama sekali tidak terkena atau hanya terkena setelah stadium lanjut
penyakit. Pada sebagian besar kasus TIN yang disebabkan oleh infeksi bakteri,
pelvis ginjal terkena cukup berat sehingga muncul nama yang lebih deskriptif
pieonefritis (dari pylo, panggul ). Istilah nefritis interstisialis umumnya
dicadangkan untuk kasus yang penyebabnya buakan infeksi. Kasus ini mencakup
cedera tubulus akibat obat, penyakit metabolik seperti hypokalemia, cedera fisik,
seperti akibat iradiasi, dan reaksi imun. Berdasrkan gambaran klinis dan karakter
eksudat peradangan, TIN, apapun penyebabnya, dapat dibagi menjadi kategori akut
dan kronis. Dalam kegiatn berikut kita akan membahas pielonefritis pertama kali
diikuti oleh bentuk nefritis interstisium noninfeksi lainnya.
imunogenik. Oleh karena itu, cedera yang terjadi disebabkan oleh reaksi imun yang
diperantarai oleh IgE dan sel terhadap sel tubulus atau membran basalnya.
Patogenesis
Dasar memburuknya hipetensi ini masih belum jelas, tetapi diperkirakan
rangkaian kejadian berikut berperan. Kejadian awal tampaknya adalah suatu
kerusakan vascular diginjal. Hal ini paling sering disebabkan oleh hipertensi benigna
kronis, yang akhirnyaa menyebabkan cedera pada dinding arteriol, atau oleh
arteritis. Pada kedua kasus, akibatnya adalah terjadi peningkatan permeabilitas
pembuluh darah kecil terhadap fibrinogen dan protein plasma lain, cedera endotel ,
dan pengendapan trombosit. Hal ini menimbulkan gambaran nekrosis fibrinoid di
arterio dan arteri kecil serta thrombosis intravaskuler. Factor mitogenik dari
thrombosit (misal, platelet-derifet growth factor) dan plasma menyebabkan
Perjalanan penyakit
Obstruksi bilateral total menyebabkan anuria yang menyebabkan pasien segera
berobat. Apabial obstruksi dibawah kandung kemih, gejala dominan adalah keluhan
peregangan kandung kemih. Obstruksi bilateral inkomplit menyebabkan polyuria
bukan oliguria. Sayangnya, hidronefrosis unilateral dapat asymtomatik dalam
jangka lama, kecuali apabila ginjal lain tidak berfungsi karena suatu sebab. Ginjal
yang membesar ditemukan tidak sengaja pada pemeriksaan fisik rutin. Penyebab