PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat
berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh bidan untuk menapis
adanya resiko ini yaitu melakukan pendeteksial dini adanya komplikasi atau penyakit
yang mungkin terjadi selama hamil muda (Yuni Kusmiati, dkk :2009).
Kehamilan Trimester III sering kali disebut periode menunggu dan waspada
karena ibu sudah merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya dan mulai khawatir
dengan diri dan bayinya pada saat melahirkan. Pada saat itu juga merupakan saat
persiapan aktif untuk menunggu kelahiran bayi dan menjadi orang tua.
Persiapan persalinan merupakan bagian terpenting dari proses persalinan yang ditujukan
untuk meningkatkan kesehatan optimal menjelang persalinan dan segera dapat
memberikan laktasi (Manuaba, 1998 : 141).
Persiapan persalinan meliputi persiapan fisik, psikologis dan materi. Persiapan fisik
merupakan persiapan yang berhubungan dengan aspek persiapan tubuh untuk
mempermudah persalinan dan laktasi, persiapan psikologis adalah persiapan yang
berhubungan dengan ketahanan mental terhadap rasa takut dan kecemasan serta aspek
kognitif tentang persalinan sedangkan persiapan materi merupakan persiapan ibu dan
keluarga untuk mendukung kelancaran persalinan dari aspek finansial (Christina I, 1999 :
21).
Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu
hamil,sebuah waktu yang menyenangkan namun disisi lain merupakan hal yang paling
menebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan namun disisi lain merupakan hal
yang paling mendebarkan. Persalianan terasa akan menyenangkan karena sikecil yang
selama sembilan bulan bersembunyi didalam perut akan muncul terlahir kedunia. Disisi
lain persalinan menjadi mendebarkan khusus bagi calon ibu baru, dimana terbayang
proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak dan
sebuah perjuangan yang cukup melelahkan dan memiliki cemas dalam memberikan ASI
dengan baik dan benar.
Menyusui adalah suatu proses yang alamiah namun tetap harus dipelajari
bagaimana cara menyusui yang baik dan benar, karena menyusui sebenarnya tidak saja
1
memberikan kesempatan kepada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara
fisik saja tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang stabil, perkembangan
spiritual yang baik serta perkembangan sosial yang lebih baik. Air Susu Ibu (ASI)
merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling
sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan
mencukupi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4 6 bulan
(Khairuniah, 2004).
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 2003). Persiapan memberikan
ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat
karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan
tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan
persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu
makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.
Pada dasarnya, segera setelah melahirkan, secara naluri setiap ibu mampu menjalankan
tugas untuk menyusui bayinya. Namun, untuk mempraktekkan bagaimana menyusui bayi
yang baik dan benar, setiap ibu perlu mempelajarinya. Bukan saja ibu-ibu yang baru
pertama kali hamil dan melahirkan, tetapi juga ibu-ibu yang baru melahirkan anak yang
ke-2 dan seterusnya. Karena setiap bayi lahir merupakan individu tersendiri. Dengan
demikian ibu perlu belajar berinteraksi dengan bayi yang baru lahir ini, agar dapar
berhasil dalam menyusui. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi sejak dini dan
dukungan serta bimbingan yang optimal dari keluarga, lingkungan dan tenaga kesehatan
yang merawat ibu selama hamil, bersalin dan masa nifas. Hambatan dalam praktek
menyusui adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam cara menyusui dan
pentingnya ASI bagi bayi, kurangnya pengetahuan dan pemahaman ini mempengaruhi
kesadaran ibu untuk menyusui bayi. Selain itu adanya alasan ibu tidak menyusui bayinya
karena merasa ASI-nya tidak cukup, encer, atau tidak keluar sama sekali. Padahal
menurut penelitian WHO hanya ada satu dari seribu orang yang tidak bisa menyusui
(Widjaja, 2004 dalam Gultom, 2010).
Jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan hanya
mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan
2
bertambahnya usia bayi. Yakni, 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 45. Jadi hanya 14% ibu di Tanah Air yang memberikan air susu ibu (ASI) ekslusif kepada
bayinya sampai 4 - 5 bulan, dan rata-rata bayi di Indonesia hanya menerima ASI ekslusif
kurang dari 2 bulan sebanyak 64%.
Berdasarkan data yang didapat bahwa Rumah Sakit Yarsi Pontianak memiliki
tingkat IMD yang rendah bila di bandingkan dengan Rumah Sakit Kharitas Bhakti. Data
dari Rumah sakit Kharitas Bhakti, pada tahun 2010 terdapat 220 (0%) persalinan dan
tahun 2011 terdapat 410 (0%) persalinan tetapi belum ada sama sekali dilakukan program
IMD, sedangkan pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 447 persalinan tetapi
hanya 212 (47,4%) persalinan yang melakukan IMD.
Pada tahun 2013 di Rumah Sakit Kharitas Bhakti secara khusus mewajibkan
setiap ibu yang melakukan persalinan di wajibkan untuk melakukan IMD. Tetapi pada
kenyatannya pada tahun 2013 dari bulan Januari sampai Mei terdapat 201 persalinan
hanya 180 (89,6%) persalinan yang mau melakukan IMD. Berbagai upaya telah
dilakukan petugas kesehatan untuk meningkatkan cakupan IMD di Rumah Sakit Yarsi
Pontianak.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep kehamilan trimester III
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan terakhir kehamilan yang dimulai pada
minggu ke-28 sampai minggu ke-40.
Pada wanita hamil trimester III akan mengalami perubahan Fisiologis dan psikologis
yang disebut sebagai periode penantian. Menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari
dirinya, wanita hamil tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Saat ini juga merupakan
waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti
terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi.
Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ke tiga, wanita mungkin merasa cemas
terhadap kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri. Seperti : apakah nanti bayinya lahir
abnormal, membayangkan nyeri, kehilangan kendali saat persalinan, apakah dapat
bersalin normal, apakah akan mengalami cedera pada vagina saat persalinan. Ibu juga
mengalami proses duka lain ketika ibu mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak
istimewa khusus yang dirasakan selama hamil, perpisahan terhadap janin dalam
kandungan yang tidak dapat dihindari, perasaan kehilangan karena uterusnya akan
menjadi kosong secara tiba-tiba.Menjelang akhir kehamilan ibu akan semakin mengalami
ketidak nyamanan fisik seperti rasa canggung, jelek, berantakan dan memerlukan
dukungan yang kuat dan konsisten dari suami dan keluarga. Dan pada pertengahan
trimester ke tiga, hasrat seksual ibu menurun, dan perlu adanya komunikasi jujur yang
dengan suaminya terutama dalam menentukan posisi dan kenyamanan dalam hubungan
seks.
2.2 Persiapan Persalinan
Persalinan adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan, disusun dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari
tubuh ibu (Sujiyatini et al, 2011). Persiapan persalinan adalah rencana tindakan yang
dibuat oleh ibu, anggota keluarga, dan bidan, rencana ini tidak harus dalam bentuk
tertulis dan biasanya memang tidak terlulis. Rencana ini lebih hanya sekedar diskusi
untuk memastikan bahwa ibu menerirma asuhan yang ia perlukan.dengan adanya rencana
persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan, serta
meningkatkan kemungkinan ibu. akan menerima asuhan yang sesuai dan tepat waktu
(Dewi & Surnarsih, 2011).
Persiapan Persalinan dan Kelahiran Persiapan persalinan dan kelahiran yaitu suatu
tahap dalam masa persalinan,dimana semua wanita akan menyadari keharusan untuk
4
B. Tekanan batin.
Ada sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin di saat menyusui bayi sehingga
dapat mendesak si ibu untuk mengurangi frekuensi dan lama menyusui bayinya,
bahkan mengurangi menyusui.
C. Faktor Fisik Ibu
Alasan yang cukup sering bagi ibu untuk menyusui adalah karena ibu sakit, baik
sebentar maupun lama. Tetapi sebenarnya jarang sekali ada penyakit yang
mengharuskan berhenti menyusui. Dari jauh lebih berbahaya untuk mulai
memberi bayi makanan buatan daripada membiarkan bayi menyusu dari ibunya
yang sakit.
D. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat
penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. Penyuluhan kepada
masyarakat mengenai manfaat dan cara pemanfaatannya.
E. Meningkatnya promosi susu formula sebagai pengganti ASI
F. Kurang/ salah informasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih
baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa ASI kurang.
Petugas kesehatan masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat
pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayinya.
G. Faktor pengelolaan ASI di Ruang Bersalin
Untuk menunjang keberhasilan laktasi, bayi hendaknya disusui segera atau sedini
mungkin setelah lahir. Namun tidak semua persalinan berjalan normal dan tidak
semua dapat dilaksanakan menyusui dini, seperti persalinan dengan tindakan
(seksio sesaria).
2.5 Cara menyusui yang benar
1. Posisi Badan Ibu dan Badan Bayi (DepKes RI, 2005)
A. Ibu duduk atau berbaring dengan santai
B. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
C. Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
D. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
E. Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher
dan lengan bayi
F. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan
lengan ibu.
2. Posisi Mulut Bayi dan Putting Susu Ibu (DepKes RI, 2005)
A. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang dibawah
(bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah
(bentuk gunting), dibelakang areola (kalang payudara)
B. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan cara
menyentuh puting susu, menyentuh sisi mulut puting susu.
C. Tunggu sampai bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah ke
bawah
D. Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan bahu belakang
bayi bukan bagian belakang kepala.
E. Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadapan- hadapan dengan
hidung bayi
F. Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langit- langit mulut bayi
G. Usahakan sebagian aerola (kalang payudara) masuk ke mulut bayi, sehingga
puting susu berada diantara pertemuan langit- langit yang keras (palatum durum)
dan langit- langit lunak (palatum molle).
H. Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah
sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang terletak dibawah kalang
payudara
I. Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak
perlu dipegang atau disangga lagi
Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung bayi
dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal itu tidak perlu karena
hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu.
J. Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus- elus bayi
K. Cara Menyendawakan Bayi
Letakkan bayi tegak lurus bersandar pada bahu ibu dan perlahan-lahan diusap
5. Ibu menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi
dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi menghadap ke payudara
6. Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
7. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah
serta tidak menekan puting susu atau areola
8. Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi sebelum menyusui
9. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
10. Ibu menatap bayi saat menyusui
11. Pasca Menyusui
A. Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking di masukkan ke mulut bayi
melalui sudut mulut bayi atau dagu bayi ditekan ke bawah
B. Setelah bayi selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
puting susu dan aerola, biarkan kering dengan sendirinya
12. Menyendawakan bayi dengan :
A. Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung
ditepuk perlahan-lahan
B. Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya di tepuk perlahanlahan.
13. Menganjurkan ibu agar menyusui bayinya setiap saat bayi menginginkan (on
demand)
2.7 Lama dan Frekuensi Menyusui (Purwanti, 2004)
1. Menyusui bayi tidak perlu di jadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan
setiap saat bayi membutuhkan.
2. Asi dalam lambung bayi kosong dalam 2 jam.
3. Bayi yang sehat akan menyusu dan mengogongkan payudara selama 5-7 menit.
2.8 Tanda- Tanda Posisi Bayi Menyusui yang Benar (DepKes RI,2005).
1. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
2. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
3. Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara (payudara bagian
bawah)
4. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
5. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
6. Sebagian besar areola tidak tampak
7. Bayi menghisap dalam dan perlahan
8. Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
9. Terkadang terdengar suara bayi menelan
10. Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
2.9 Tanda bahwa Bayi Mendapatkan ASI dalam Jumlah Cukup (Rahmawati dan Proverawati,
2010)
1. Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
2. Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-200 gr
setiap minggu)
3. Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
4. Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan buang
air besar berwarna kuning 2 kali sehari
5. Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan dan
dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Pada Ny A didalam keluarga Tn M
3.1 Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga
2. Umur Kepala Keluarga
3. Pekerjaan Kepala Keluarga
4. Pendidikan Kepala Keluarga
5. Alamat Kepala Keluarga
6. Daftar Anggota Keluarga
N
Nama
JK
Anggota
gan
Keluarga
denga
Terak
n Kep.
hir
: Tn. M
: 25 Tahun
: Buruh
: Sd
: Jl Tabrani Ahmad, Gg Taqwa 1. Rt 04/RW 026
:
Hubun Um Pendi
ur
dikan
BCG
Polio
1 2 3
Status Imunisasi
DPT
Hepatitis
4 1 2 3 1 2 3
Campak
Keluar
1.
Tn. M
ga
Suami
25
SD
2.
Ny.A
Istri
20
SMP
7. Genogram
10
KELUARGA NY.A
KELUARGA TN.M
NY.A
TN. M
Keterangan :
Perempuan
Lakilaki
8. Tipe Keluarga
: Extended Family
9. Suku Bangsa
: Madura
10. Agama
: Islam
11. Status Sosial Ekonomi keluarga
11
Kepala Keluarga
Istri (Ibu)
Keterangan
WC
DAPUR
KAMAR 2
RUANG TV
KAMAR 1
TERAS
menjaga hubungan baik dengan orang lain. Untuk kekuatan keluarga masih tetap berada
pada Tn.M jika ada masalah diselesaikan dengan baik oleh Tn.M dan istrinya beserta kedua
anaknya.
3. Struktur Peran
Tn.M : (peran informal : hanya sebagai anggota masyarakat,peran formal : menjadi
kepala keluarga, suami, ayah
Ny.A : (peran informal : hanya sebagai anggota masyarakat dan perkumpulan ibu-ibu
dilingkungan tempat tinggal, peran formal : sebagai ibu rumah tangga, istri. ibu
14
Tn M
Ny A
Tanda-tanda vital
hitam
lurus,
benjolan,
Mata
tidak
dan
TD : 120/90 mmHg
RR : 18x/menit
N : 78x/menit
S :36,2 c
Bentuk leher simetris, rambut
tidak
ada benjolan,
tidak
ada
penglihatan baik
anemis, penglihatan baik
Tidak terdapat polip, penciuman Tidak
terdapat
polip,
baik, tidak terdapat akumulasi penciuman baik, tidak terdapat
Mulut
Dada
Abdomen
massa di hidung.
akumulasi massa di hidung.
Bentuk simetris, mukosa mulut Bentuk simetris, mukosa mulut
lembab, gigi lengkap
lembab, gigi lengkap
Ekspansi paru sama,gallop (-), Ekspansi paru sama, gallop
(-), wheezing (-), Ronchi (-),
wheezing (-), Ronchi (-), tidak
tidak terdapat lesi
terdapat lesi
Tidak terdapat nyeri, bising usus Tidak terdapat nyeri, bising
normal, tidak teraba massa, tidak usus
terdapat pembesaran hati.
Ektermitas Atas
normal,
tidak
teraba
massa,tidakterdapat
pembesaran hati.
Capilary reffil < 2 detik, tidak Capilary reffil < 2 detik, tidak
terdapat lesi, pergerakan aktif, terdapat lesi, pergerakan aktif,
Ektermitas Bawah
edema (-), nyeri lutut (-), varises edema (-), nyeri lutut (-).
(-)
3.8 Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan
Keluarga Tn M berharap agar petugas kesehatan mampu memberikan pelayanan yang baik
dan tepat pada siapa saja yang membutuhkan. Tidak hanya pasien yang di RS tetapi juga
warga masyarakat yang membutuhkan bantuan pelayanan kesehatan. Keluarga Tn M juga
berharap tidak ada membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan antara masyarakat
miskin dengan kaya.
3.9 Pengkajian focus
Hubungan Tn M terhadap Ny A baik, walau pun Tn M sibuk bekerja. Namun selalu
16
3.10
Analisa Data
Data
Diagnosa Keperawatan
o
1.
Ds :
Defisit
Pengetahuan
berhubungan
Do :
Tingkat pendidikan Ny A
2.
Ds : -
Do :
berhubungan
ketidakmampuan
dengan
keluarga
merawat
anggota keluarga
.3.Ds Ds :
kehamilan pertama
Ny A mengatakan kurang begitu
Cemas
tingkat
17
(menjelang
ketidakmampuan
mengenal masalah
ringan
keluarga
setelah persalinan.
Ny A mengatakan merasa cemas
bagaimana perawatan setelah
melahirkan
Do :
TTV
TD : 120/90 mmHg
RR : 18x/menit
N : 78x/menit
S : 36,2 c
3.11
Skoring
1. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan informasi yang kurang dan tingkat
pendidikan rendah.
No
1.
Kriteria
Sifat masalah ; ancaman
Score
2/3 x 1
Nilai
2/3
Pembenaran
Masalah dapat dicegah dengan
pengetahuan keluarga tentang
persalinan dan perawatan setelah
melahirkan
Kemungkinan masalah
2.
sebagain
keluarga
3.
1/2 x 2
2/3 x 1
2/3
dicegah cukup
Menonjolnya masalah,
4.
1.
2/2 x 1
segera ditangan
Kriteria
Sifat masalah ; ancaman
Score
2/3 x 1
Nilai
2/3
Pembenaran
Masalah dapat dicegah dengan
pengetahuan keluarga tentang
persalinan dan perawatan setelah
melahirkan
Kemungkinan masalah
2.
sebagain
keluarga
3.
1/2 x 2
2/3 x 1
2/3
dicegah cukup
Menonjolnya masalah,
4.
2.
2/2 x 1
segera ditangan
19
Kriteria
Sifat masalah ; krisis atau
Score
1/3 x 1
Nilai
1/3
keadaan sejatera
Pembenaran
Faktor kebudayaan dapat memberi
dukungan / pengetahuan merawat
2.
anggota keluarga
Kemungkinan masalah
3.
2/2 x 2
mudah
Potensial masalah untuk
2/3 x 1
2/3
dicegah cukup
4.
4.
1/2 x 1
1/2
dikendalikan
3.12
Prioritas Masalah
1. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan informasi yang kurang dan tingkat
pendidikan rendah.
2. Resiko terjadinya pendarahan pada keluarga Tn. M khususnya Ny. A berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
3. Cemas tingkat ringan (menjelang persalinan dan perawatan ibu nifas) pada keluarga
Tn. M khususnya Ny. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah
3.13
Rencana Keperawatan
20
No
1.
Masalah
Tujuan
Tujuan
keperawatan
umum
khusus
Defisit
Setelah
Setelah
Pengetahuan
dilakukan
berhubungan
penyuluhan
dengan
kesehatan
melakukan
kunjungan
dan Tn.M
khususnya
tingkat
keluarga Tn.M
Evaluasi
Kriteria :
Respon
intervensi
Verbal
Standar
mampu
Keluarga
memahami
Tn.M dapat
tentang:
menyebutkan
a. Pengertian
Pengertian
dan benar.
c. Mampu menyebutkan manfaat
ASI bagi Ibu dan Bayi
pendidikan
mengetahui
rendah.
pentingnya
teknik
menyusui
secara benar.
Menyusui
Dini
b. Teknik
menyusui
yang baik
dan benar.
c. Mampu
menyebutk
an manfaat
ASI bagi
Ibu dan
Menyusui
Dini, Teknik
menyusui
yang baik dan
benar dan
Mampu
menyebutkan
manfaat ASI
bagi Ibu dan
Bayi
Bayi
2.
Resiko
Setelah
terjadinya
dilakukan
perdarahan
penyuluhan
Setelah
melakukan
kunjungan
pada
Ny.A kesehatan
berhubungan
pada keluarga
dengan
Tn.M
khususnya
keluarga Tn.M
Kriteria :
Respon
Verbal
Standar
Keluarga
mampu
menyebutkan:
d. Pengertian
ibu hamil
dapat
menyebutkan
pengertian ibu
21
ketidakmampu
an
Ny. A maka
keluarga diharapkan
merawat
anggota
resiko
beresiko
e. Menyebutk
an faktor-
tidak
faktor
resiko pada
menjadi
ibu hamil
keluarga yang aktual
hamil
persalinan.
Jelaskan kepada keluarga tentang
beresiko
Verbal
Standar :
Keluarga
sakit
Tn.M
b.
c.
d.
dapat
e.
menyebutkan
( > 35 tahun )
Jumlah persalinan
Jarak persalinan
Tinggi badan < 145 cm
Lingkar lengan atas < 23,5 cm
faktor-faktor
resiko
3.
Setelah
melakukan
dilakukan
pada
ibu hamil
Kriteria
Respon
kunjungan
ng
persalinan penyuluhan
diharapkan
mampu:
persalinan:
a. tentukan siapa yang akan
menolong persalinan
b. suami/keluarga perlu menabung
dapat
A. Menyebutk
Ny.A
khususnya
berhubungan
Ny.A
dengan
an
maka
bagaimana
persiapan
diharapkan
menyebutkan
bagaimana
persiapan
tanggal persalinan
d. suami atau keluarga menyiapkan
menjelang
ketidakmampu
an
cemas
dapat
keluarga hilang
persalinan
B. Menyebutk
menjelang
persalinan
an tandamengenal
masalah
berkurang
pada
tanda palsu
saat
menjelang
Kriteria
bayi
respon verbal
Standar :
Keluarga
22
persalinan
dan
C. Menyebutk
an kapan
dapat
pasti persalinan:
menyebutkan
ibu harus
perawatan
setelah
melahirkan
di bawa ke
Rumah
Sakit
D. Menyebutk
an
makanan
yang
bergizi
untuk ibu
menyusui
tanda-tanda
palsu
dan
tanda-tanda
pasti
a. tanda-tanda palsu:
- terasa mules tetapi tidak teratur
dan tidak ada perubahan
-nyeri hanya di bagian depan
-tidak terjadi pengeluaran dari
jalan lahir
b. tanda-tanda pasti:
-mules yang teratur dan
semakin lama semakin sering
-nyeri di mulai dari belakang
persalinan
Kriteria :
Respon
menjalar ke depan
-keluar lendir bercampur darah
Verbal
Standar :
Keluarga
dapat
selaput ketuban
menyebutkan
kapan
ibu
harus dibawa
ke
rumah
sakit
Kriteria :
Respon verbal
Standar :
Keluarga
dapat
menyebutkan
makananmakanan yang
sakit :
a. Perdarahan
b. Bengkak di kaki, tangan, dan
wajah atau sakit kepala
kadangkala disertai kejang
c. Demam tinggi
d. Keluar air ketuban sebelum
waktunya
e. Bayi dalam kandungan
gerakannya berkurang/ tidak
bergerak
f. Ibu muntah terus dan tidak
mau makan
Jelaskan kepada keluarga makanan
yang bergizi untuk ibu menyusui
bergizi untuk
23
seperti :
ibu menyusui
a. Sumber karbohidrat :
Nasi,jagung,sagu,kentang,ubi,mie,roti
b. Sumber Protein : Ikan, telur, daging
sapi, ayam,tahu,tempe.
c. Sayur dan buah-buahan : Daun
katuk, sawi, bayam, kacang panjang,
mangga,jeruk,pisang, apel.
3.14
No
1.
Implementasi
Diagnosa keperawatan
Implementasi
Defisit Pengetahuan berhubungan Setelah perkenalan dan menjelaskan tujuan
dengan informasi yang kurang dan
dan Bayi
2.
Resiko terjadinya perdarahan pada Setelah menjelaskan tujuan serta kontrak waktu
Ny.A berhubungan dengan ketidak dilanjutkan dengan
mampuan keluarga merawat anggota a. Menjelaskan pengertian ibu hamil beresiko
b. Menjelaskan faktor-faktor resiko pada ibu
keluarga
hamill
3.
Cemas tingkat ringan ( Menjelang Setelah menjelaskan tujuan serta kontrak waktu
persalinan ) pada Ny.A berhubungan dilanjutkan dengan :
24
dengan
ketidakmampuan
mengenal masalah
menjelang persalinan
b. Menjelaskan tanda-tanda palsu dan tandatanda pasti persalinan
c. Menjelaskan kapan ibu harus di bawa ke
rumah sakit
d. Menjelaskan makanan yang bergizi untuk
ibu menyusui
3.15
No
1.
Evaluasi
Diagnosa keperawatan
Defisit Pengetahuan berhubungan Subjektif :
dengan informasi yang kurang dan
Evaluasi
Objektif :
a. Ny. A dapat menjawab pertanyaan.
Analisa : Tujuan khusus tercapai
Planning : Hentikan tindakan
25
2.
3.
pada
Ny.
berhubungan
dengan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Trimester ke III merupakan hal yang yang berkesan menurut para ibu, karena bayi
yang dikandung akan lahir. Semua persiapan yang dilakukan pada trimester ke I & II
akan lebih lengkap pada saat priode trimester ke III. Mulai dari nama, perlengkapan,
hingga hal-hal esternal yang menyangkut sang ayi terutama di bagian kesehatan. Melatih
pengeluaran asi dan teknik cara menyusui yang baik dan benar merupakan hal yang
paling penting. Teknik cara
menemukan posisi yang nyaman pada saat bayi menyusui. Teknik menyusui yang salah
membuat bayi tidak ingin meminum asi dari tubuh ibu karena asi yang diminum sedikit
26
dan bayi juga tidak merasa nyaman pada saat menyusui. Oleh karena itu, pada penkes
teknik meyusui yang baik dan benar bisa dapat membantu para ibu yang mengalami
trimester ke III mendapatkan gambaran bagaimana teknik menyusui yang baik dan benar
agar bayi mendapatkan asi yang sesuai dengan kebutuhannya.
4.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna kritik dan saran yang dapat
membangun sangat kami harapkan untuk makalah ini. Makalah ini dapat kita jadikan
bahan pembelajaran khususnya kita sebagai tenaga kesehatan yang dapat melayani
masyarakat.
Sebagai perawat profesional kita harus memberikan edukasi terhadap pasien agar
lebih menjaga kesehatan terutama tidak banyak yang mengetahui teknik menyusui yang
baik dan benar terutama pada masyarakat menengah ke bawah yang mengalami
kurangnya informasi, maka sebagai perawat lebih baik lebih memberikan penkes ke
setiap puskesmas terdekat agar para ibu mengetahui teknik tersebut dan bayi juga
terpenuhi nutrisi asinya. Untuk pembaca, untuk lebih memberikan penkes yang lebih baik
agar ibu-ibu trimester ke III dapat memberikan asi yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Arum, D, Sujiyatini. (2011). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Jogyakarta : Muha
Medika
Departeman Kesehatan RI, Gizi Ibu Hamil dan Menyusui. Jakarta : 1997
Departemen Kesehatan dan JICA (Japan International Coorperation Agency), Kesehatan Ibu dan
Anak. Jakarta : 1997
Departeman Kesehatan, Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar, Edisi 6.
Jakarta : 1994
Departemen Kesehatan R.I. (2005). Rencana Strategi Departemen Kesehatan. Jakarta: Depkes
RI
Henderson, Christine. (1999). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC
27
Manuaba, I.B.G, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta.
Proverawati-Atikah dan Rahmawati-Eni, 2010, Kapita Selekta ASI &Menyusui Nuha Medika.
Jogjakarta
Wahit Iqbal Mubarak, dkk. Ilmu Keperawatan Komunitas 2, cetakan ke I CV.Sagung Seto,
Jakarta : 2006
Wiktijosastro, Prof,dr. Hanifa. Ilmu Kebidanan, edisi ke 3, cetakan ke 2, Yayasan bina Pustaka
Sarwono Prawiharjo, Jakarta : 1992
Yuni Kusmiati, S. ST, dkk, (2009), Perawatan ibu hamil (Asuhan Ibu hamil).Yogyakarta.
28
29