Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat
berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh bidan untuk menapis
adanya resiko ini yaitu melakukan pendeteksial dini adanya komplikasi atau penyakit
yang mungkin terjadi selama hamil muda (Yuni Kusmiati, dkk :2009).
Kehamilan Trimester III sering kali disebut periode menunggu dan waspada
karena ibu sudah merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya dan mulai khawatir
dengan diri dan bayinya pada saat melahirkan. Pada saat itu juga merupakan saat
persiapan aktif untuk menunggu kelahiran bayi dan menjadi orang tua.
Persiapan persalinan merupakan bagian terpenting dari proses persalinan yang ditujukan
untuk meningkatkan kesehatan optimal menjelang persalinan dan segera dapat
memberikan laktasi (Manuaba, 1998 : 141).
Persiapan persalinan meliputi persiapan fisik, psikologis dan materi. Persiapan fisik
merupakan persiapan yang berhubungan dengan aspek persiapan tubuh untuk
mempermudah persalinan dan laktasi, persiapan psikologis adalah persiapan yang
berhubungan dengan ketahanan mental terhadap rasa takut dan kecemasan serta aspek
kognitif tentang persalinan sedangkan persiapan materi merupakan persiapan ibu dan
keluarga untuk mendukung kelancaran persalinan dari aspek finansial (Christina I, 1999 :
21).
Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu
hamil,sebuah waktu yang menyenangkan namun disisi lain merupakan hal yang paling
menebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan namun disisi lain merupakan hal
yang paling mendebarkan. Persalianan terasa akan menyenangkan karena sikecil yang
selama sembilan bulan bersembunyi didalam perut akan muncul terlahir kedunia. Disisi
lain persalinan menjadi mendebarkan khusus bagi calon ibu baru, dimana terbayang
proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak dan
sebuah perjuangan yang cukup melelahkan dan memiliki cemas dalam memberikan ASI
dengan baik dan benar.
Menyusui adalah suatu proses yang alamiah namun tetap harus dipelajari
bagaimana cara menyusui yang baik dan benar, karena menyusui sebenarnya tidak saja
1

memberikan kesempatan kepada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara
fisik saja tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang stabil, perkembangan
spiritual yang baik serta perkembangan sosial yang lebih baik. Air Susu Ibu (ASI)
merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling
sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan
mencukupi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4 6 bulan
(Khairuniah, 2004).
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 2003). Persiapan memberikan
ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat
karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan
tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan
persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu
makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.
Pada dasarnya, segera setelah melahirkan, secara naluri setiap ibu mampu menjalankan
tugas untuk menyusui bayinya. Namun, untuk mempraktekkan bagaimana menyusui bayi
yang baik dan benar, setiap ibu perlu mempelajarinya. Bukan saja ibu-ibu yang baru
pertama kali hamil dan melahirkan, tetapi juga ibu-ibu yang baru melahirkan anak yang
ke-2 dan seterusnya. Karena setiap bayi lahir merupakan individu tersendiri. Dengan
demikian ibu perlu belajar berinteraksi dengan bayi yang baru lahir ini, agar dapar
berhasil dalam menyusui. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi sejak dini dan
dukungan serta bimbingan yang optimal dari keluarga, lingkungan dan tenaga kesehatan
yang merawat ibu selama hamil, bersalin dan masa nifas. Hambatan dalam praktek
menyusui adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam cara menyusui dan
pentingnya ASI bagi bayi, kurangnya pengetahuan dan pemahaman ini mempengaruhi
kesadaran ibu untuk menyusui bayi. Selain itu adanya alasan ibu tidak menyusui bayinya
karena merasa ASI-nya tidak cukup, encer, atau tidak keluar sama sekali. Padahal
menurut penelitian WHO hanya ada satu dari seribu orang yang tidak bisa menyusui
(Widjaja, 2004 dalam Gultom, 2010).
Jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan hanya
mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan
2

bertambahnya usia bayi. Yakni, 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 45. Jadi hanya 14% ibu di Tanah Air yang memberikan air susu ibu (ASI) ekslusif kepada
bayinya sampai 4 - 5 bulan, dan rata-rata bayi di Indonesia hanya menerima ASI ekslusif
kurang dari 2 bulan sebanyak 64%.
Berdasarkan data yang didapat bahwa Rumah Sakit Yarsi Pontianak memiliki
tingkat IMD yang rendah bila di bandingkan dengan Rumah Sakit Kharitas Bhakti. Data
dari Rumah sakit Kharitas Bhakti, pada tahun 2010 terdapat 220 (0%) persalinan dan
tahun 2011 terdapat 410 (0%) persalinan tetapi belum ada sama sekali dilakukan program
IMD, sedangkan pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 447 persalinan tetapi
hanya 212 (47,4%) persalinan yang melakukan IMD.
Pada tahun 2013 di Rumah Sakit Kharitas Bhakti secara khusus mewajibkan
setiap ibu yang melakukan persalinan di wajibkan untuk melakukan IMD. Tetapi pada
kenyatannya pada tahun 2013 dari bulan Januari sampai Mei terdapat 201 persalinan
hanya 180 (89,6%) persalinan yang mau melakukan IMD. Berbagai upaya telah
dilakukan petugas kesehatan untuk meningkatkan cakupan IMD di Rumah Sakit Yarsi
Pontianak.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep kehamilan trimester III

Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan terakhir kehamilan yang dimulai pada
minggu ke-28 sampai minggu ke-40.
Pada wanita hamil trimester III akan mengalami perubahan Fisiologis dan psikologis
yang disebut sebagai periode penantian. Menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari
dirinya, wanita hamil tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Saat ini juga merupakan
waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti
terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi.
Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ke tiga, wanita mungkin merasa cemas
terhadap kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri. Seperti : apakah nanti bayinya lahir
abnormal, membayangkan nyeri, kehilangan kendali saat persalinan, apakah dapat
bersalin normal, apakah akan mengalami cedera pada vagina saat persalinan. Ibu juga
mengalami proses duka lain ketika ibu mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak
istimewa khusus yang dirasakan selama hamil, perpisahan terhadap janin dalam
kandungan yang tidak dapat dihindari, perasaan kehilangan karena uterusnya akan
menjadi kosong secara tiba-tiba.Menjelang akhir kehamilan ibu akan semakin mengalami
ketidak nyamanan fisik seperti rasa canggung, jelek, berantakan dan memerlukan
dukungan yang kuat dan konsisten dari suami dan keluarga. Dan pada pertengahan
trimester ke tiga, hasrat seksual ibu menurun, dan perlu adanya komunikasi jujur yang
dengan suaminya terutama dalam menentukan posisi dan kenyamanan dalam hubungan
seks.
2.2 Persiapan Persalinan
Persalinan adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan, disusun dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari
tubuh ibu (Sujiyatini et al, 2011). Persiapan persalinan adalah rencana tindakan yang
dibuat oleh ibu, anggota keluarga, dan bidan, rencana ini tidak harus dalam bentuk
tertulis dan biasanya memang tidak terlulis. Rencana ini lebih hanya sekedar diskusi
untuk memastikan bahwa ibu menerirma asuhan yang ia perlukan.dengan adanya rencana
persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan, serta
meningkatkan kemungkinan ibu. akan menerima asuhan yang sesuai dan tepat waktu
(Dewi & Surnarsih, 2011).
Persiapan Persalinan dan Kelahiran Persiapan persalinan dan kelahiran yaitu suatu
tahap dalam masa persalinan,dimana semua wanita akan menyadari keharusan untuk
4

melahirkan anaknya.Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat ibu,


anggota keluarganya dan bidan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi
kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa
ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu. Persiapan persalinan adalah hal
yang penting. Dengan lahirnya sikecil, maka akan ada begitu banyak persiapan untuk
menyambutnya. Persiapan untuk menyambut kelahiran sang buah hati meliputi pakaian,
popok, hingga aktifitas anda dalam menyusui sang bayi (Ningsih dan Arifah, 2011). Ibu
hamil yang dalam waktu dekat akan menjalani proses persalinan memang sebaiknya
mengetahui hal-hal apa yang akan dihadapi. Hal ini lebih kepada untuk mempersiapkan
diri secara mental (psikologis), apalagi jika proses persalinan nanti adalah pengalaman
yang pertama. Sebuah survey membuktikan bahwa ibu hamil yang mempersiapkan diri
biasanya akan mengalami lebih sedikit stress dan hasil persalinannya pun relatif lebih
baik (Gunawan, 2011).
Adapun Persiapan persalinan Menurut (Depkes RI 2007) yaitu: Mempersiapkan
ruang untuk persalinan dan kelahiran bayi, Persiapan perlengkapan bahan-bahan dan
obat-obatan yang diperlukan, Memilih tenaga kesehatan terlatih,dan mempunyai
gambaran dalam teknik menyusui bayi dengan baik dan benar.
2.3 Pengertian Teknik Menyusui yang benar
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004).
2.4 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI (Siregar,2004)
1. Perubahan Sosial Budaya
A. Ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya Kenaikan tingkat partisipasi wanita
dalam angkatan kerja dan adanya emansipasi wanita dalam hal segala bidang
kerja dan kebutuhan yang semakin meningkat, sehingga ketersediaan menyusui
untuk bayinya berkurang.
B. Meniru teman, tetangga atau orang yang sangat berpengaruh dengan memberrikan
susu botol kepada bayinya. Bahkan ada yang berpandangan bahwa susu botol
sangat cocok untuk bayi.
C. Merasa ketinggalan zaman jika masih menyusui bayinya.
2. Faktor Psikologis
A. Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita.
Adanya anggapan para ibu bahwa menyusui akan merusak penampilan. Padahal
setiap ibu yang mempunyai bayi selalu mengubah payudara, walaupun menyusui
atau tidak menyusui.
5

B. Tekanan batin.
Ada sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin di saat menyusui bayi sehingga
dapat mendesak si ibu untuk mengurangi frekuensi dan lama menyusui bayinya,
bahkan mengurangi menyusui.
C. Faktor Fisik Ibu
Alasan yang cukup sering bagi ibu untuk menyusui adalah karena ibu sakit, baik
sebentar maupun lama. Tetapi sebenarnya jarang sekali ada penyakit yang
mengharuskan berhenti menyusui. Dari jauh lebih berbahaya untuk mulai
memberi bayi makanan buatan daripada membiarkan bayi menyusu dari ibunya
yang sakit.
D. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat
penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. Penyuluhan kepada
masyarakat mengenai manfaat dan cara pemanfaatannya.
E. Meningkatnya promosi susu formula sebagai pengganti ASI
F. Kurang/ salah informasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih
baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa ASI kurang.
Petugas kesehatan masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat
pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayinya.
G. Faktor pengelolaan ASI di Ruang Bersalin
Untuk menunjang keberhasilan laktasi, bayi hendaknya disusui segera atau sedini
mungkin setelah lahir. Namun tidak semua persalinan berjalan normal dan tidak
semua dapat dilaksanakan menyusui dini, seperti persalinan dengan tindakan
(seksio sesaria).
2.5 Cara menyusui yang benar
1. Posisi Badan Ibu dan Badan Bayi (DepKes RI, 2005)
A. Ibu duduk atau berbaring dengan santai
B. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
C. Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
D. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
E. Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher
dan lengan bayi
F. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan
lengan ibu.
2. Posisi Mulut Bayi dan Putting Susu Ibu (DepKes RI, 2005)

A. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang dibawah
(bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah
(bentuk gunting), dibelakang areola (kalang payudara)
B. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan cara
menyentuh puting susu, menyentuh sisi mulut puting susu.
C. Tunggu sampai bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah ke
bawah
D. Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan bahu belakang
bayi bukan bagian belakang kepala.
E. Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadapan- hadapan dengan
hidung bayi
F. Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langit- langit mulut bayi
G. Usahakan sebagian aerola (kalang payudara) masuk ke mulut bayi, sehingga
puting susu berada diantara pertemuan langit- langit yang keras (palatum durum)
dan langit- langit lunak (palatum molle).
H. Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah
sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang terletak dibawah kalang
payudara
I. Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak
perlu dipegang atau disangga lagi
Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung bayi
dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal itu tidak perlu karena
hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu.
J. Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus- elus bayi
K. Cara Menyendawakan Bayi
Letakkan bayi tegak lurus bersandar pada bahu ibu dan perlahan-lahan diusap

punggung belakang sampai bersendawa


Kalau bayi tertidur, baringkan miring ke kanan atau tengkurap. Udara akan

keluar dengan sendirinya


2.6 Langkah langkah Menyusui Yang Benar (DinKes, 2009)
1. Ibu mencucui tangan sebelum menyusui bayinya
2. Ibu duduk dengan santai dan nyaman, posisi punggung tegak sejajar punggung kursi
dan kaki diberi alas sehingga tidak menggantung.
3. Mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting susu dan aerola sekitarnya
4. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi terletak pada lengan
7

5. Ibu menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi
dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi menghadap ke payudara
6. Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
7. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah
serta tidak menekan puting susu atau areola
8. Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi sebelum menyusui
9. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
10. Ibu menatap bayi saat menyusui
11. Pasca Menyusui
A. Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking di masukkan ke mulut bayi
melalui sudut mulut bayi atau dagu bayi ditekan ke bawah
B. Setelah bayi selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
puting susu dan aerola, biarkan kering dengan sendirinya
12. Menyendawakan bayi dengan :
A. Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung
ditepuk perlahan-lahan
B. Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya di tepuk perlahanlahan.
13. Menganjurkan ibu agar menyusui bayinya setiap saat bayi menginginkan (on
demand)
2.7 Lama dan Frekuensi Menyusui (Purwanti, 2004)
1. Menyusui bayi tidak perlu di jadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan
setiap saat bayi membutuhkan.
2. Asi dalam lambung bayi kosong dalam 2 jam.
3. Bayi yang sehat akan menyusu dan mengogongkan payudara selama 5-7 menit.
2.8 Tanda- Tanda Posisi Bayi Menyusui yang Benar (DepKes RI,2005).
1. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
2. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
3. Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara (payudara bagian
bawah)
4. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
5. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
6. Sebagian besar areola tidak tampak
7. Bayi menghisap dalam dan perlahan
8. Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
9. Terkadang terdengar suara bayi menelan
10. Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
2.9 Tanda bahwa Bayi Mendapatkan ASI dalam Jumlah Cukup (Rahmawati dan Proverawati,
2010)
1. Bayi akan terlihat puas setelah menyusu

2. Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-200 gr
setiap minggu)
3. Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
4. Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan buang
air besar berwarna kuning 2 kali sehari
5. Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan dan
dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Pada Ny A didalam keluarga Tn M
3.1 Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga
2. Umur Kepala Keluarga
3. Pekerjaan Kepala Keluarga
4. Pendidikan Kepala Keluarga
5. Alamat Kepala Keluarga
6. Daftar Anggota Keluarga
N

Nama

JK

Anggota

gan

Keluarga

denga

Terak

n Kep.

hir

: Tn. M
: 25 Tahun
: Buruh
: Sd
: Jl Tabrani Ahmad, Gg Taqwa 1. Rt 04/RW 026
:

Hubun Um Pendi
ur

dikan

BCG

Polio
1 2 3

Status Imunisasi
DPT
Hepatitis
4 1 2 3 1 2 3

Campak

Keluar
1.

Tn. M

ga
Suami

25

SD

2.

Ny.A

Istri

20

SMP

7. Genogram

10

KELUARGA NY.A

KELUARGA TN.M

NY.A

TN. M

Keterangan :
Perempuan

Lakilaki

8. Tipe Keluarga
: Extended Family
9. Suku Bangsa
: Madura
10. Agama
: Islam
11. Status Sosial Ekonomi keluarga
11

Kepala Keluarga
Istri (Ibu)
Keterangan

: Rp. 600.000 per bulan


::

Untuk pendapatan Kepala keluarga dengan rata-rata Rp.600.000,-/bln.


Dilihat dari penghasilan anggota keluarga dan harta benda yang dimiliki
dalam keluarga, keluarga tersebut mempunyai status social ekonomi
rendah
12. Aktivitas rekreasi keluarga :
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah menonton TV, kadang-kadang
berkumpul dengan sanak saudara.

3.2 Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Tahap II keluarga dengan menunggu kelahiran anak pertama.

2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi


Pemasukan ekonomi keluarga kadang masih dapat dari orangtua.

3. Riwayat Keluarga Inti


4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Ibu Ny A: Mempunyai riwayat Asma
3.3 Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Tipe: Rumah
Luas bangunan rumah yang ditempati sekitar 5 x 7 m (35m2), terdiri atas 1 ruang tamu, 2
ruang kamar, 1 ruang dapur, dan di depan ada teras rumah. Bangunan rumah berbentuk
persegi panjang. Lantai rumah papan.
2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal
Lingkungan tempat tinggal padat, halaman rumah penuh dengan genangan air.
12

WC
DAPUR
KAMAR 2

RUANG TV

KAMAR 1

TERAS

3. Mobilitas Geografis Keluarga


Tidak pernah bepindah tempat tinggal.
4. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Setiap hari, pada saat sore dan malam hari, Ny A dan keluarganya selalu
meluangkan waktu untuk berkumpul. Keluarga Ny A juga berinteraksi
baik dengan masyarakat disekitar

5. Sistem Pendukung Keluarga


Setiap anggota keluarga mempunyai BPJS.
3.4 Struktur keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat adalah bahasa
madura dan melayu. Komunikasi antara keluarga lebih sering mulai sore hari karena
hampir semua anggota keluarga pulang kerja disore hari.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Ny A memberi nasehat kepada Tn A bagaimana menjadi kepala keluarga yang baik, cara
13

menjaga hubungan baik dengan orang lain. Untuk kekuatan keluarga masih tetap berada
pada Tn.M jika ada masalah diselesaikan dengan baik oleh Tn.M dan istrinya beserta kedua
anaknya.
3. Struktur Peran
Tn.M : (peran informal : hanya sebagai anggota masyarakat,peran formal : menjadi
kepala keluarga, suami, ayah
Ny.A : (peran informal : hanya sebagai anggota masyarakat dan perkumpulan ibu-ibu
dilingkungan tempat tinggal, peran formal : sebagai ibu rumah tangga, istri. ibu

4. Nilai dan Norma keluarga


Keluarga kurang menyadari pentingnya menjaga kesehatan, mereka membiasakan cuci
tangan sebelum makan, akan tetapi kebersihan lingkungan disekitarnya tidak dijaga dengan
baik, kecukupan gizi dalam keluarga juga kurang terpenuhi dilihat dari makanan yang
sering dikonsusmsi tiap harinya dikarenakan ekonomi rendah (tidak memenuhi 4 sehat 5
sempurna).
3.5 Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn M saling memberikan perhatian dan kasih sayang. Ny A selalu mendukung
apa yang dilakukan oleh Tn M selama dalam batas kewajaran dan tidak melanggar etika
dan sopan santun.
2. Fungsi Sosial
Interaksi antara anggota keluarga terjalin baik, masing-masing anggota keluarga saling
memperhatikan dan menerapkan sopan santun dalam berperilaku.
3. Fungsi Perawatan Keluarga
Pada keluarga Tn. M jika salah satu anggota keluarganya sakit, flu atau demam, batuk
biasanya hanya membeli obat di warung terdekat saja.

14

3.6 Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek
Ny. A merasa cemas jika persalinannya tidak dapat berjalan lancar dikarenakan
kehamilan yang pertama. Ny. A merasa cemas bagaimana dengan persalinan dan
perawatan setelah melahirkan.
2. Stressor jangka panjang
Stress yang dirasakan keluarga Tn. M adalah merasa khawatir dengan keselamatan
persalinan Ny. A karena ini merupakan kehamilan yang pertama dan karena usia
Ny. A yang masih terlalu muda.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Tn M dan Ny A dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi menyangkut
kehamilannya kadang-kadang mengkonsulkannya dengan pihak kesehatan (Bidan)

4. Strategi koping yang digunakan


Jika ada permasalahan Ny.A jarang membicarakannya dengan suaminya (Tn. M)
dan keluarga lainnya.

5. Strategi adaptasi disfungsional


Tn M tidak pernah melakukan kekerasan rumah tangga terhadap Ny A
3.7 Pemeriksaan Fisik
Indikator

Tn M

Ny A

Tanda-tanda vital

TD: 120/80 mmHg


RR: 18x/menit
N: 80x/menit
S: 37 c
Kepala, leher dan Bentuk leher simetris, rambut
axilla

hitam

lurus,

benjolan,
Mata

tidak

dan

TD : 120/90 mmHg
RR : 18x/menit
N : 78x/menit
S :36,2 c
Bentuk leher simetris, rambut

terdapat hitam lurus, tidak terdapat

tidak

ada benjolan,

tidak

ada

pembengkakan kelenjar tiroid


pembengkakan kelenjar tiroid
Kedua mata simetris, sklera tidak Kedua mata simetris, Sklera
15

ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik, konjungtiva tidak


Hidung

penglihatan baik
anemis, penglihatan baik
Tidak terdapat polip, penciuman Tidak
terdapat
polip,
baik, tidak terdapat akumulasi penciuman baik, tidak terdapat

Mulut
Dada

Abdomen

massa di hidung.
akumulasi massa di hidung.
Bentuk simetris, mukosa mulut Bentuk simetris, mukosa mulut
lembab, gigi lengkap
lembab, gigi lengkap
Ekspansi paru sama,gallop (-), Ekspansi paru sama, gallop
(-), wheezing (-), Ronchi (-),
wheezing (-), Ronchi (-), tidak
tidak terdapat lesi
terdapat lesi
Tidak terdapat nyeri, bising usus Tidak terdapat nyeri, bising
normal, tidak teraba massa, tidak usus
terdapat pembesaran hati.

Ektermitas Atas

normal,

tidak

teraba

massa,tidakterdapat

pembesaran hati.
Capilary reffil < 2 detik, tidak Capilary reffil < 2 detik, tidak
terdapat lesi, pergerakan aktif, terdapat lesi, pergerakan aktif,

Ektermitas Bawah

turgor kulit elastis


Pergerakan ekstremitas

turgor kulit elastis


baik, Pergerakan ekstremitas baik,

edema (-), nyeri lutut (-), varises edema (-), nyeri lutut (-).
(-)
3.8 Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan
Keluarga Tn M berharap agar petugas kesehatan mampu memberikan pelayanan yang baik
dan tepat pada siapa saja yang membutuhkan. Tidak hanya pasien yang di RS tetapi juga
warga masyarakat yang membutuhkan bantuan pelayanan kesehatan. Keluarga Tn M juga
berharap tidak ada membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan antara masyarakat
miskin dengan kaya.
3.9 Pengkajian focus
Hubungan Tn M terhadap Ny A baik, walau pun Tn M sibuk bekerja. Namun selalu

meluangkan waktu disela- sela pekerjaan untuk memberi perhatian kepada Ny A


Pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga tetap terjaga dengan baik antara Tn M dan
Ny A.

16

3.10

Analisa Data

Data

Diagnosa Keperawatan

o
1.

Ds :

Defisit

Ny A mengatakan tidak tau


bagaimana teknik dalam

Pengetahuan

berhubungan

dengan informasi yang kurang dan


tingkat pendidikan rendah.

menyusui dengan benar


Ny A mengatakan kurang
mengetahui tentang manfaat
ASI untuk bayi

Do :

Tingkat pendidikan Ny A

Sekolah menengah pertama


Tingkat pendidikan Tn M
sekolah dasar

2.

Ds : -

Resiko terjadinya pendarahan pada

Do :

keluarga Tn. M khususnya Ny. A


Umur klien 20 tahun
HPHT : 13-12-2016
Berat badan hamil : 56 Kg
TB : 149 cm

berhubungan
ketidakmampuan

dengan
keluarga

merawat

anggota keluarga
.3.Ds Ds :

Ny A mengatakan ini merupakan

kehamilan pertama
Ny A mengatakan kurang begitu

Cemas

tingkat

17

(menjelang

persalinan), pada Ny. A berhubungan


dengan

ketidakmampuan

mengenal masalah

mengerti tentang perawatan

ringan

keluarga

setelah persalinan.
Ny A mengatakan merasa cemas
bagaimana perawatan setelah
melahirkan

Do :

Ny. A tampak cemas

TTV
TD : 120/90 mmHg
RR : 18x/menit
N : 78x/menit
S : 36,2 c
3.11

Skoring
1. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan informasi yang kurang dan tingkat
pendidikan rendah.

No
1.

Kriteria
Sifat masalah ; ancaman

Score
2/3 x 1

Nilai
2/3

Pembenaran
Masalah dapat dicegah dengan
pengetahuan keluarga tentang
persalinan dan perawatan setelah
melahirkan

Kemungkinan masalah

2.

Sumber-sumber tindakan yang

untuk diubah hanya

mendesak dapat dijangkau oleh

sebagain

keluarga

Potensial masalah untuk

3.

1/2 x 2

2/3 x 1

2/3

dicegah cukup

Masalah dapat dicegah dengan


pengetahuan keluarga tentang
adanya bahaya pendarahan

Menonjolnya masalah,
4.
1.

2/2 x 1

Keluarga merasakan masalah

masalah berat, harus

harus segera ditangani agar

segera ditangan

pendarahan tidak terjadi


18

2. Resiko Terjadinya Pendarahan pada Ny.A Berhubungan Dengan Ketidakmampuan


Keluarga Merawat Anggota Keluarga
No
1.

Kriteria
Sifat masalah ; ancaman

Score
2/3 x 1

Nilai
2/3

Pembenaran
Masalah dapat dicegah dengan
pengetahuan keluarga tentang
persalinan dan perawatan setelah
melahirkan

Kemungkinan masalah

2.

Sumber-sumber tindakan yang

untuk diubah hanya

mendesak dapat dijangkau oleh

sebagain

keluarga

Potensial masalah untuk

3.

1/2 x 2

2/3 x 1

2/3

dicegah cukup

Masalah dapat dicegah dengan


pengetahuan keluarga tentang
adanya bahaya pendarahan

Menonjolnya masalah,
4.
2.

2/2 x 1

Keluarga merasakan masalah

masalah berat, harus

harus segera ditangani agar

segera ditangan

pendarahan tidak terjadi

19

3. Cemas tingkat ringan pada Ny. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


mengenal masalah.
No
1.

Kriteria
Sifat masalah ; krisis atau

Score
1/3 x 1

Nilai
1/3

keadaan sejatera

Pembenaran
Faktor kebudayaan dapat memberi
dukungan / pengetahuan merawat

2.

anggota keluarga
Kemungkinan masalah

3.

2/2 x 2

dapat diubah dengan

Masalah dapat diubah dengAn


mudah melalui pengetahuan

mudah
Potensial masalah untuk

2/3 x 1

2/3

dicegah cukup

4.

Masalah dapat dicegah dengan


pengetahuan keluarga tentang

4.

persalinan dan perawatan setelah


melahirkan
Menonjolnya masalah,

1/2 x 1

1/2

Keluarga merasa ada masalah ,

ada masalah, tapi tidak

tapi masih bisa dicegah atau

perlu segera ditangani

dikendalikan

3.12
Prioritas Masalah
1. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan informasi yang kurang dan tingkat
pendidikan rendah.
2. Resiko terjadinya pendarahan pada keluarga Tn. M khususnya Ny. A berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
3. Cemas tingkat ringan (menjelang persalinan dan perawatan ibu nifas) pada keluarga
Tn. M khususnya Ny. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah

3.13

Rencana Keperawatan

20

No

1.

Masalah

Tujuan

Tujuan

keperawatan

umum

khusus

Defisit

Setelah

Setelah

Pengetahuan

dilakukan

berhubungan

penyuluhan

dengan

kesehatan

melakukan
kunjungan

informasi yang pada keluarga


kurang

dan Tn.M
khususnya

tingkat

keluarga Tn.M

Evaluasi

Kriteria :
Respon

intervensi

Setelah melakukan kunjungan


keluarga Tn.M mampu menyebutkan:

Verbal
Standar

a. Pengertian dari Inisiasi


Menyusui Dini
b. Teknik menyusui yang baik

mampu

Keluarga

memahami

Tn.M dapat

tentang:

menyebutkan

a. Pengertian

Pengertian

dan benar.
c. Mampu menyebutkan manfaat
ASI bagi Ibu dan Bayi

dari Inisiasi dari Inisiasi


Ny. A dapat

pendidikan
mengetahui
rendah.
pentingnya
teknik
menyusui
secara benar.

Menyusui
Dini
b. Teknik
menyusui
yang baik
dan benar.
c. Mampu
menyebutk
an manfaat
ASI bagi
Ibu dan

Menyusui
Dini, Teknik
menyusui
yang baik dan
benar dan
Mampu
menyebutkan
manfaat ASI
bagi Ibu dan
Bayi

Bayi
2.

Resiko

Setelah

terjadinya

dilakukan

perdarahan

penyuluhan

Setelah
melakukan
kunjungan

pada

Ny.A kesehatan

berhubungan

pada keluarga

dengan

Tn.M
khususnya

keluarga Tn.M

Kriteria :
Respon

Jelaskan kepada keluarga tentang

Verbal
Standar
Keluarga

Ibu hamil beresiko adalah keadaan

pengertian ibu hamil beresiko:


pada ibu hamil perlu diwaspadai

mampu
menyebutkan:
d. Pengertian
ibu hamil

karena terdapat salah satu atau lebih


Tn.M

dapat

menyebutkan
pengertian ibu
21

faktor resiko yang mungkin


berpengaruh terhadap timbulnya
kesulitan pada kehamilan atau

ketidakmampu
an

Ny. A maka

keluarga diharapkan

merawat
anggota

resiko

beresiko
e. Menyebutk
an faktor-

tidak

faktor
resiko pada

menjadi

ibu hamil
keluarga yang aktual

hamil

persalinan.
Jelaskan kepada keluarga tentang

beresiko

faktor-faktor resiko pada ibu hamil :


Kriteria :
Respon

a. Umur yang terlalu muda ( < 20


tahun ) dan umur yang terlalu tua

Verbal
Standar :
Keluarga

sakit
Tn.M

b.
c.
d.
dapat
e.

menyebutkan

( > 35 tahun )
Jumlah persalinan
Jarak persalinan
Tinggi badan < 145 cm
Lingkar lengan atas < 23,5 cm

Kelainan bentuk tubuh

faktor-faktor
resiko
3.

Cemas tingkat Setelah


ringan(menjela

Setelah
melakukan

dilakukan

pada

ibu hamil
Kriteria

: Kaji pengetahuan keluarga dengan


jelaskan kepada keluarga tentang

Respon

kunjungan
ng

persalinan penyuluhan

diharapkan

dan perawatan pada keluarga keluarga


ibu nifas) pada Tn.

mampu:

bagaimana persiapan menjelang


Verbal
Standar :
Keluarga

persalinan:
a. tentukan siapa yang akan
menolong persalinan
b. suami/keluarga perlu menabung

dapat

A. Menyebutk
Ny.A

khususnya

berhubungan

Ny.A

dengan

an

maka

bagaimana
persiapan

diharapkan

menyebutkan

untuk biaya persalinan


c. ibu dan suami menanyakan ke

bagaimana

bidan/dokter kapan perkiraan

persiapan

tanggal persalinan
d. suami atau keluarga menyiapkan

menjelang
ketidakmampu
an

cemas

dapat

keluarga hilang

persalinan
B. Menyebutk

menjelang

kendaraan jika sewaktu-waktu ibu

persalinan

perlu segera ke Rumah sakit


e. Siapkan perlengkapan ibu dan

an tandamengenal
masalah

berkurang
pada

tanda palsu
saat

menjelang

Kriteria

bayi

dan tandatanda Pasti


persalinan

respon verbal
Standar :
Keluarga
22

Jelaskan kepada keluarga tentang


tanda-tanda palsu dan tanda-tanda

persalinan
dan

C. Menyebutk
an kapan

dapat

pasti persalinan:

menyebutkan

ibu harus
perawatan
setelah
melahirkan

di bawa ke
Rumah
Sakit
D. Menyebutk
an
makanan
yang
bergizi
untuk ibu
menyusui

tanda-tanda
palsu

dan

tanda-tanda
pasti

a. tanda-tanda palsu:
- terasa mules tetapi tidak teratur
dan tidak ada perubahan
-nyeri hanya di bagian depan
-tidak terjadi pengeluaran dari
jalan lahir
b. tanda-tanda pasti:
-mules yang teratur dan
semakin lama semakin sering
-nyeri di mulai dari belakang

persalinan
Kriteria :
Respon

menjalar ke depan
-keluar lendir bercampur darah

Verbal
Standar :
Keluarga

dari jalan lahir


-keluar cairan ketuban dari

dapat

selaput ketuban

jalan lahir akibat pecahnya

menyebutkan

Jelaskan kepada keluarga kondisi yang


seperti apa ibu harus dibawa ke rumah

kapan

ibu

harus dibawa
ke

rumah

sakit
Kriteria :
Respon verbal
Standar :
Keluarga
dapat
menyebutkan
makananmakanan yang

sakit :
a. Perdarahan
b. Bengkak di kaki, tangan, dan
wajah atau sakit kepala
kadangkala disertai kejang
c. Demam tinggi
d. Keluar air ketuban sebelum
waktunya
e. Bayi dalam kandungan
gerakannya berkurang/ tidak
bergerak
f. Ibu muntah terus dan tidak
mau makan
Jelaskan kepada keluarga makanan
yang bergizi untuk ibu menyusui

bergizi untuk

23

seperti :

ibu menyusui

a. Sumber karbohidrat :
Nasi,jagung,sagu,kentang,ubi,mie,roti
b. Sumber Protein : Ikan, telur, daging
sapi, ayam,tahu,tempe.
c. Sayur dan buah-buahan : Daun
katuk, sawi, bayam, kacang panjang,
mangga,jeruk,pisang, apel.

3.14
No
1.

Implementasi
Diagnosa keperawatan
Implementasi
Defisit Pengetahuan berhubungan Setelah perkenalan dan menjelaskan tujuan
dengan informasi yang kurang dan

serta kontrak waktu dilanjutkan dengan :


a. Pengertian dari Inisiasi Menyusui Dini
b. Teknik menyusui yang baik dan benar.
c. Mampu menyebutkan manfaat ASI bagi Ibu

tingkat pendidikan rendah.

dan Bayi
2.

Resiko terjadinya perdarahan pada Setelah menjelaskan tujuan serta kontrak waktu
Ny.A berhubungan dengan ketidak dilanjutkan dengan
mampuan keluarga merawat anggota a. Menjelaskan pengertian ibu hamil beresiko
b. Menjelaskan faktor-faktor resiko pada ibu
keluarga
hamill

3.

Cemas tingkat ringan ( Menjelang Setelah menjelaskan tujuan serta kontrak waktu
persalinan ) pada Ny.A berhubungan dilanjutkan dengan :
24

dengan

ketidakmampuan

keluarga a. Menjelaskan bagaimana persiapan

mengenal masalah

menjelang persalinan
b. Menjelaskan tanda-tanda palsu dan tandatanda pasti persalinan
c. Menjelaskan kapan ibu harus di bawa ke
rumah sakit
d. Menjelaskan makanan yang bergizi untuk
ibu menyusui

3.15
No
1.

Evaluasi

Diagnosa keperawatan
Defisit Pengetahuan berhubungan Subjektif :
dengan informasi yang kurang dan

Evaluasi

a. Ny. A mengatakan sudah mengerti dengan


penjelasan dan informasi yang diberikan.

tingkat pendidikan rendah.

Objektif :
a. Ny. A dapat menjawab pertanyaan.
Analisa : Tujuan khusus tercapai
Planning : Hentikan tindakan

25

2.

Resiko terjadinya perdarahan pada Subjektif :


Ny.A berhubungan dengan ketidak

b. Ny. A mengatakan sudah mengerti dengan

mampuan keluarga merawat anggota


keluarga

penjelasan yang diberikan.


Objektif :
b. Ny. A dapat menjawab pertanyaan.
Analisa : Tujuan khusus tercapai
Planning : Hentikan tindakan

3.

Cemas tingkat ringan ( Menjelang Subjektif :


persalinan

pada

Ny.

berhubungan

A a. Ny. A menyatakan sudah paham dengan

dengan

penjelasan yang disampaikan

ketidakmampuan keluarga mengenal Objektif :


masalah.

a. Ny. A dapat menjawab pertanyaan yang


diajukan pada saat evaluasi
Analisa : Tujuan khusus tercapai
Planning : Hentikan tindakan

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Trimester ke III merupakan hal yang yang berkesan menurut para ibu, karena bayi
yang dikandung akan lahir. Semua persiapan yang dilakukan pada trimester ke I & II
akan lebih lengkap pada saat priode trimester ke III. Mulai dari nama, perlengkapan,
hingga hal-hal esternal yang menyangkut sang ayi terutama di bagian kesehatan. Melatih
pengeluaran asi dan teknik cara menyusui yang baik dan benar merupakan hal yang
paling penting. Teknik cara

menyusui yang baik dan benar membantu ibu untuk

menemukan posisi yang nyaman pada saat bayi menyusui. Teknik menyusui yang salah
membuat bayi tidak ingin meminum asi dari tubuh ibu karena asi yang diminum sedikit
26

dan bayi juga tidak merasa nyaman pada saat menyusui. Oleh karena itu, pada penkes
teknik meyusui yang baik dan benar bisa dapat membantu para ibu yang mengalami
trimester ke III mendapatkan gambaran bagaimana teknik menyusui yang baik dan benar
agar bayi mendapatkan asi yang sesuai dengan kebutuhannya.
4.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna kritik dan saran yang dapat
membangun sangat kami harapkan untuk makalah ini. Makalah ini dapat kita jadikan
bahan pembelajaran khususnya kita sebagai tenaga kesehatan yang dapat melayani
masyarakat.
Sebagai perawat profesional kita harus memberikan edukasi terhadap pasien agar
lebih menjaga kesehatan terutama tidak banyak yang mengetahui teknik menyusui yang
baik dan benar terutama pada masyarakat menengah ke bawah yang mengalami
kurangnya informasi, maka sebagai perawat lebih baik lebih memberikan penkes ke
setiap puskesmas terdekat agar para ibu mengetahui teknik tersebut dan bayi juga
terpenuhi nutrisi asinya. Untuk pembaca, untuk lebih memberikan penkes yang lebih baik
agar ibu-ibu trimester ke III dapat memberikan asi yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Arum, D, Sujiyatini. (2011). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Jogyakarta : Muha
Medika
Departeman Kesehatan RI, Gizi Ibu Hamil dan Menyusui. Jakarta : 1997
Departemen Kesehatan dan JICA (Japan International Coorperation Agency), Kesehatan Ibu dan
Anak. Jakarta : 1997
Departeman Kesehatan, Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar, Edisi 6.
Jakarta : 1994
Departemen Kesehatan R.I. (2005). Rencana Strategi Departemen Kesehatan. Jakarta: Depkes
RI
Henderson, Christine. (1999). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC
27

Manuaba, I.B.G, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta.
Proverawati-Atikah dan Rahmawati-Eni, 2010, Kapita Selekta ASI &Menyusui Nuha Medika.
Jogjakarta
Wahit Iqbal Mubarak, dkk. Ilmu Keperawatan Komunitas 2, cetakan ke I CV.Sagung Seto,
Jakarta : 2006
Wiktijosastro, Prof,dr. Hanifa. Ilmu Kebidanan, edisi ke 3, cetakan ke 2, Yayasan bina Pustaka
Sarwono Prawiharjo, Jakarta : 1992
Yuni Kusmiati, S. ST, dkk, (2009), Perawatan ibu hamil (Asuhan Ibu hamil).Yogyakarta.

28

29

Anda mungkin juga menyukai