I1032141001
I1032141007
I1032141008
I1032141010
I1032141011
I1032141013
I1032141015
I1032141016
9. Lily Seftiani
10. Syahroni
11. Deviliani
12. Iqbal Hambali
13. Rima Putri A
I1032141021
I1032141023
I1032141026
I1032141032
I1032141043
Topik
: HIV/AIDS
Sasaran
: Masyarakat Umum
Waktu
: 1 x 35 menit
Tanggal
: 18 November 2016
Tempat
V. Kegiatan
Kegiatan Penceramah
1.Mengucapkan
salam
Waktu
dan 1 menit
memperkenalkan diri
2 menit
2.Menjelaskan tujuan umum dan
Kegiatan Responden
Menjawab salam
Mendengarkan penjelasan
2 menit
dalam diskusi
4.Apersepsi tentang HIV/AIDS
Mengungkapkan
pemahaman atau istilah lain
10 menit
kepada klien
Memperhatikan penjelasan
dan
memprhatikan penjelasan
5 menit
penatalaksanaan 10 menit
2 menit
kesempatan
1 menit
reinforcement
VI. Media
1. Leaflet
2. Power Point
VII.
Bertanya
Evaluasi
1.
Metode evaluasi
2.
Jenis pertanyaan
: lisan
3.
Jumlah soal
: 2 soal
HIV/AIDS
1. Definisi
Human Immunodefisiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan
kerusakan sistem imun dan mneghancurkannya. HIV menginfeksi tubuh
dengan periode inkubasi yang panjang sehingga menyebabkan timbulnya
tanda & gejala AIDS (Nursalam dan Ninuk, 2011).
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu
penyakit retrovirus yang disebabkan HIV dan ditandai dengan imunosupresi
berat yang menembulkjan infeksi oportunistik, neoplasma sekunder dan
manifestasi neurologis (Vinay Kumar, 2007).
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome ) dapat diartikan
sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodefisiency
Virus) yang termasuk famili retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari
infeksi HIV (Setiati, 2015).
2. Epidemiologi
HIV merupakan singkatan dari 'Human Immunodeficiency Virus'. HIV
adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini
menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh,
tahun(32,0 persen), 30-39 tahun (29,4 persen), 40-49 tahun (11,8 persen), 5059 tahun (3,9 persen) kemudian 15-19 tahun (3 persen).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kalbar mengenai distribusi
kasus HIV dan AIDS di tingkat kabupaten dan kota se-Kalbar, dari Januari
2014 sampai Juni 2014 bahwa Kota Pontianak menduduki rating tertinggi
dengan jumlah sebaran kasusnya HIV sebanyak 2211 orang, AIDS sebanyak
1194 orang, dan yang meninggal sebanyak 215 orang.Sedangkan Rating
paling terendah ditempati Kabupaten Landak dengan jumlah kasus HIV 21,
AIDS 5 orang, dan yang meninggal 6 orang.
3. Etiologi
Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang
disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini pertama kali
diisolasi oleh Montagnier dan kawan-kawan di Prancis (1983) dengan nama
Lymphadenopathy Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo di Amerika
Serikat (1984) mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas kesepakatan
internasional (1986) nama virus dirubah menjadi HIV.Dalam bentuknya yang
asli merupakan partikel yang inert, tidak dapat berkembang atau melukai
sampai ia masuk ke sel target. Sel target virus ini terutama sel Lymfosit T,
karena ia mempunyai reseptor untuk virus HIV yang disebut CD 4. Didalam
sel limposit T, virus dapat berkembang dan seperti retrovirus yang lain, dapat
tetap hidup lama dalam sel dalam keadaan inaktif. Walaupun demikian, virus
dalam tubuh pengidap HIV selalu dianggap infectious yang setiap saat dapat
aktif dan dapat ditularkan selama hidup penderita tersebut.
Bagian luar virus (lemak) tidak tahan panas, bahan kimia, maka HIV
termasuk virus sensitif terhadap pengaruh lingkungan seperti air mendidih,
sinar matahari dan mudah dimatikan dengan berbagai desinfektan seperti eter,
aseton, alkohol, dll, tetapi relatif resisten terhadap radiasi dan sinar
utraviolet.Virus HIV hidup dalam darah, saliva, semen, air mata dan mudah
mati diluar tubuh. HIV juga ditemukan dalam sel monosit, makrotag dan sel
glia jaringan otak (Siregar, 2008).
4. Patofisiologi
Dasar utama terinfeksinya HIV adalah berkurangnya jenis Limfosit T
helper yang mengandung marker CD4 (Sel T4). Limfosit T4 adalah pusat dan
sel utama yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
menginduksi fungsi imunologik. Menurun atau menghilangnya sistem imunitas
seluler, terjadi karena virus HIV menginfeksi sel yang berperan membentuk
antibodi pada sistem kekebalan tersebut, yaitu sel Limfosit T4. Setelah virus
HIV mengikatkan diri pada molekul CD4, virus masuk ke dalam target dan
melepaskan bungkusnya kemudian dengan enzim reverse transkriptase virus
tersebut merubah bentuk RNA (Ribonucleic Acid) agar dapat bergabung dengan
DNA (DeoxyribonucleicAcid) sel target. Selanjutnya sel yang berkembang biak
akan mengandungbahan genetik virus. Infeksi HIV dengan demikian menjadi
irreversibel dan berlangsung seumur hidup.
Pada awal infeksi, virus HIV tidak segera menyebabkan kematian dari sel
yang diinfeksinya, tetapi terlebih dahulu mengalami replikasi sehingga ada
kesempatan untuk berkembang dalam tubuh penderita tersebut dan lambat laun
akan merusak limfosit T4 sampai pada jumlah tertentu. Masa ini disebut dengan
masa inkubasi. Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak seseorang
terpapar virus HIV sampai menunjukkan gejala AIDS.
Pada masa inkubasi, virus HIV tidak dapat terdeteksi dengan pemeriksaan
laboratorium kurang lebih 3 bulan sejaktertular virus HIV yang dikenal dengan
masa window period. Setelah beberapa bulan sampai beberapa tahun akan
terlihat gejala klinis pada penderita sebagai dampak dari infeksi HIV tersebut.
Pada sebagian penderita memperlihatkan gejala tidak khas pada infeksi HIV
akut, 3-6 minggu setelah terinfeksi. Gejala yang terjadi adalah demam, nyeri
menelan, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam, diare, atau batuk. Setelah
infeksi akut, dimulailah infeksi HIV asimptomatik (tanpa gejala). Masa tanpa
gejala ini umumnya berlangsung selama 8-10 tahun, tetapi ada sekelompok
kecil penderita yang memliki perjalanan penyakit amat cepat hanya sekitar 2
tahun dan ada juga yang sangat lambat (non-progressor).
Secara bertahap sistem kekebalan tubuh yang terinfeksi oleh virus HIV
akan menyebabkan fungsi kekebalan tubuh rusak. Kekebalan tubuh yang rusak
akan mengakibatkan daya tahan tubuh berkurang bahkan hilang, sehingga
penderita
akan
menampakkan
gejala-gejala
akibat
infeksi
1) Manifestasi tumor
Sarkoma Kaposi
Kanker pada semua bagian kulit dan organ tubuh. Penyakit ini
tetapi
dapat
menyebabkan
pneumocystis.
CMV
sulit disembuhkan.
Mycobacterium tuberculosis
Biasanya timbul lebih dini, penyakit cepat menjadi milier dan
kebutuhan biologis.
Melakukan hubungan seksual hanya denganseorang mitra seksual
yang setia dan tidak terinfeksi HIV (homogami)
AIDS.
Tidak melakukan hubungan anogenital.
Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual
sebab
memerlukan
biaya
yang
tingi
serta
dibuang.
Jarum suntik dan alat tusuk yang lain harus disterilisasikan secara
penyuntikan
obat
kedalam
badannya
serta
rentan, tempat keluar kuman dan tempat masuk kuman (portd entre). Virus
HIV sampai saat ini terbuktihanya menyerang sel Lymfosit T dan sel otak
sebagai organ sasarannya.Virus HIV sangat lemah dan mudah mati diluar
tubuh.Sebagaivehikulum yang dapat membawa virus HIV keluar tubuh dan
menularkan kepada orang lain adalah berbagaicairan tubuh. Cairan tubuh
yang terbukti menularkan diantaranyasemen, cairan vagina atau servik dan
darah penderita. Banyak cara yang diduga menjadicara penularan virus HIV,
namun hinggakini cara penularan HIV yang diketahui adalah melalui :
1) Transmisi Seksual
Penularan melalui hubungan seksual baik Homoseksual maupun
Heteroseksual merupakan penularan infeksi HIV yang paling sering
terjadi.Penularan ini berhubungan dengan semen dan cairan vagina atau
serik. Infeksi dapat ditularkan dari setiap pengidap infeksi HIV kepada
pasangan seksnya. Resiko penularan HIV tergantung pada pemilihan
pasangan seks, jumlah pasangan seksdan jenis hubungan seks.
Padapenelitian Darrow (1985) ditemukan resiko seropositive untuk zat
antiterhadap HIV cenderung naik pada hubungan seksual yang dilakukan
pada pasangan tidak tetap. Orang yang sering berhubungan seksual
dengan berganti pasangan merupakan kelompok manusia yang berisiko
tinggiterinfeksi virus HIV.
a. Homoseksual
Didunia barat, Amerika Serikat dan Eropa tingkat promiskuitas
homoseksual menderita AIDS, berumur antara 20-40 tahun dari semua
golongan rusial. Cara hubungan seksual anogenetal merupakan
perilaku seksual dengan resiko tinggi bagi penularan HIV, khususnya
bagi mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari
seseorang pengidap HIV. Hal ini sehubungan dengan mukosa rektum
yang sangat tipis dan mudah sekali mengalami pertukaranpada saat
berhubungan secara anogenital
b. Heteroseksual
DAFTAR PUSTAKA
Davey, Patrick. 2006. Infeksi HIV dan AIDS. Dalam: Safitri, Amalai, ed. At a
Glance Medicine. Jakarta: Penerbit Erlangga; 288-289.
Depkes
RI.
2006.
Situasi
HIV/AIDS
di
Indonesia
Tahun
1987-
Setiati, Siti. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta :
internaPubishing
Sunani. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pengetahuan tentang
Terapi Anti Retroviral pada Pasien HIV/AIDS di poliklinik VCT dan Instalasi
Rawat Inap A RSPAD Gatot Soebroto Jakarta