Topik Pembahasan
: Hipertensi
Sasaran
Waktu
: 1 x 15 menit
Tanggal
: 2 Desember 2016
I.
II.
III. Materi
Terlampir
IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
V.
Kegiatan
Kegiatan Penyuluh
1. Mengucapkan Salam dan
Waktu
Kegiatan Peserta
1 menit
Menjawab salam
1 menit
Mendengarkan Penjelasan
1 menit
Memperhatikan penjelasan
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan umum
dan tujuan khusus penkes
3. Melakukan kontrak waktu
dan memotivasi peserta
penyuluhan untuk aktif
dalam diskusi
4. Apersepsi hipertensi
Mengungkapkan
2 menit
5 menit
peserta penyuluhan
Mendengarkan
5. Memberikan materi
penyuluhan tentang
1 menit
pemateri
Peserta penyuluhan bertanya
2 menit
1 menit
untuk bertanya
7. Berdiskusi dan tanya jawab
1 menit
kesimpulan
8. Menyimpulkan hasil
pendidikan kesehatan
Mendengarkan
tentang hipertensi
penjelasanmotivasi
9. Memberikan motivasi
positif kepada klien untuk
1 menit
menjaga kesehatannya
Menjawab salam
10.Menutup kegiatan dan
mengucapkan salam
15 menit
VI. Media
Leaflet
dan
hipertensi
6. Memberikan kesempatan
pemahaman
VII.Evaluasi
1.
HIPERTENSI
1.1 Definisi
Semua definisi hipertensi adalah angka kesepakatan berdasakan
bukti klinis (evidence based) atau berdasarkan konsensus atau berdasar
epidemiologi studi meta analisis. Sebab bila tekanan darah lebih tinggi
dari angka normal yang disepakati, maka risiko morbiditas dan mortalitas
kejadian kardivaskular akan meingkat. Yang paling penting ialah tekanan
darah harus persistensi di atas atau sama dengan 140/90 mmHg.
Persistensi peningkatan di atas 140/90 mmHg ini harus terbukti, sebab bisa
saja peningkatan tekanan darah tersebut bersifat transient atau hanya
merupakan peningkatan diurnal dari tekanan darah yang normal sesuai
siklus sirkardian (pagi sampai siang tekanan darah meningkat, malam hari
tekanan darah menurun, tetapi masih dalam batas variasi.
Beberapa pasien hanya meningkat tekanan sistoliknya saja disebut
isolated systolic hypertension (ISH), dan yang meningkat hanya tekanan
diastoliknya saja disebut isolated diastolic hypertension yaitu tekanan
darah yang meningkat waktu diperiksa di tempat praktek, sedangkan
tekanan
darah
yang
diukur
sendiri
(home
blood
protein
1.3 Patofisiologi
Penyebab-penyebab hipertensi ternyata sangat banyak. Tidak bisa
diterangkan hanya satu faktor penyebab. Memang betul pada akhirnya
kesemuanya itu akan menyangkut kendali natrium (Na) di ginjal sehingga
tekanan darah meningkat.Ada empat faktor yang mendominasi terjadinya
hipertensi :
1. Peran volume intravaskuler
Menurut Kaplan tekanan darah tinggu adalah hasil interaksi antara
casrdoac output (CO) atau curah jantung (CJ) dan TPR ( total
peripheral resistance, tahanan total perifer ) yang masing-masing
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Volume intravaskuler merupakan
determinan utama untuk kestabilan tekanan darah dari waktu ke waktu.
Tergantung keadaan TPR apakah dalam posisi vasodilatasi atau
vasontriksi. Bila asupan NaCl meningkat, maka ginjal akan merespons
agar ekskresi garam keluar bersama urine ini juga akan meningkat.
Tetapi bila upaya mengeksresi NaCl ini melibihi ambang kemampuan
ginjal akan meretensi H2O sehingga volume intravaskular meningkat.
2. Peran kendali saraf autonomy
Persarafan autonom ada dua macam, yang pertama ialah sistem
saraf simpatis, yang mana saraf ini yang akan menstimulasi saraf
viseral ( termasuk ginjal) melalui neurotransmiter: katekolamin,
epinefrin, maupun dopamin.
Sedang saraf parasimpatis adalah yang menghambat stimulasi
daraf simpatis. Regulasi simpatis dan parasimpatis berlangsung
independen tidak di pengaruhi oleh kesadaran otak, akan tetapi terjadi
secara automatis mengikuti siklus sirkardian.
Ada beberapa reseptor adrenergik yang berada di jantung, ginjal,
otak, serta diinding vaskuler pembuluh darah ialah reseptor 1, 2, 1
dan 2. Belakangan ditemukan reseptor reseptor 3 di aorta yang
ternyata kalau dihambat dengan beta bloker 1 selektif yang baru
menetapkan
bahwa
faktor
resiko
banyakmenyebabkanprematuradalahhipertensi.
yang
paling
Hipertensi
sudah
disfungsi
endotel
dapat
dilihat
diginjal
hipertensi
aterosklerotik,
kemudian
memicu
(diastolic
hypertension)
merupakan
menghindari
meminum-minuman
beralkohol,
Sebaliknya,
penyakit
ginjal
kronis
menyebabkan
hiperurisemia,
obesitas,
fibrinogen
tinggi,
adalah
kelainan
hidung
sampai
trakea
yang
4. Glaukoma
Salah satu komplikasi hipertensi adalah gangguan retinopati, yang
dikenal dengan istilah glaukoma. Penyakit mata yang ditandai dengan
penyempitan arteriol kecil ini dapat dipicu oleh hipertensi. Glaukoma
dapat dijadikan sebagai indikator untuk menentukan risiko hipertensi.
Pemeriksaan mata yang dilakukan oleh dokter pada pasien yang
diduga mengalami hipertensi dapat dilihat dari kondisi retina mata
pasien yang bersangkutan.
Penyempitan arteriol kecil dijadikan sebagai petunjuk awal
hipertensi. Pre hipertensi sudah mengarah ke glaukoma. Sebelumnya
akhirnya menjadi hipertensi , arteriol kecil sudah mengalami
penyempitan terlebih dahulu. Pemeriksaan terhadap kondisi arteriol
kecil sring dilakukan oleh dokter sebagai petunjuk awal hipertensi.
Glaukoma terjadi karena tekanan darah tinggi yang berlangsung
dalam jangka waktu cukup panjang meningkatan tekanan intraokular
mata, arteriol yang menyuplai darah ke mata menyempit. Hubungan
antara peningkatan tekanan intraokular dan tekanan darah merupakan
hubungan langsung yang berbanding lurus satu dengan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA