Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU

DENGAN MENGGUNAKAN
METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)
Winda Sulistiana1 dan Evi Yuliawati2
1

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Email : varicella_galz@ymail.com

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Email : evi_y_widodo@yahoo.com

Abstrak
Pemilihan supplier bahan baku merupakan salah satu aktivitas dalam rangkaian
supply chain PT. Mitra Mandiri Perkasa. Aktivitas ini dikategorikan dalam aktivitas
strategis, karena peran supplier akan turut dalam menentukan keberhasilan perusahaan.
Apabila bahan baku yang disediakan oleh supplier berkualitas buruk, maka hal ini juga
akan berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Dan apabila supplier tidak
bisa menyediakan bahan baku sesuai dengan kebutuhan perusahaan, maka dapat
dipastikan bahwa jadwal produksi akan terganggu. Berpijak dari latar belakang tersebut
maka tujuan dari penelitian ini adalah menentukan supplier yang dapat memberikan
performansi terbaik, berdasarkan kriteria dan sub kriteria yang telah ditentukan
perusahaan. PT. Mitra Mandiri Perkasa adalah sebuah perusahaan yang memproduksi
furniture, yang seluruh output produksinya di ekspor ke Amerika. Sehingga kualitas
produk dan ketepatan waktu menjadi kriteria penting yang harus selalu dijaga. Saat ini
PT. Mitra Mandiri Perkasa memiliki beberapa supplier untuk bahan baku utamanya
yaitu kayu. Ketiga supplier tersebut adalah PT. Aneka Lokanusa Utama, PK. Tiga
Saudara dan UD. Berkah.
Penelitian ini melibatkan lebih dari satu kriteria dalam menentukan supplier,
agar dapat membuat keputusan yang tepat makadiperlukan metode Multi Criteria
Decision Making (MCDM). Metode yang digunakan disini adalah metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Set, yang untuk selanjutnya disebut dengan
metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP). Metode FAHP ini digunakan
untuk mengatasi keterbatasan yang ada pada metode Analytical Hierarchy Process
(AHP) yaitu ketidakmampuan dalam mempertimbangkan ketidakpastian yang muncul
akibat subjektivitas manusia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 kriteria yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan supplier PT. Mitra Mandiri Perkasa. Kelima
kriteria tersebut adalah kualitas barang, harga barang, pengiriman barang, garansi dan
layanan pengaduan, serta kapasitas dan fasilitas produksi. Hasil dari tahapan metode
Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) didapatkan urutan supplier sebagai berikut
: bobot 0,38 diperoleh untuk PT. Aneka Lokanusa Utama, bobot 0.33 untuk UD.
Berkah dan bobot 0,29 untuk PK. Tiga Saudara.
Kata kunci : supplier, kriteria pemilihan supplier, perbandingan berpasangan, Fuzzy
Analytical Hierarchy Process (FAHP)

LATAR BELAKANG
Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar perusahaan menjadi semakin
ketat. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, melainkan
juga menuntut pelayanan yang baik dan tepat waktu. Supplier sebagai pihak penyedia
bahan baku, sangat berperan penting dalam menentukan kualitas produk dan kelancaran
proses produksi. Untuk itu, perusahaan perlu selektif dalam memilih supplier sebagai
mitra bisnis.
PT. Mitra Mandiri Perkasa adalah sebuah perusahaan yang memproduksi
barang-barang mebel, yang seluruh hasil produksinya di ekspor ke Amerika. Bahan
baku utama yang digunakan oleh PT. Mitra Mandiri Perkasa adalah kayu. Masalah yang
dialami oleh perusahaan adalah sulitnya menentukan supplier mana yang memiliki
performansi yang terbaik dari segi waktu, kualitas dan kuantitas sehingga perusahaan
bisa memprioritaskan supplier tersebut dalam memenuhi bahan baku yang dibutuhkan.
Ada banyak kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menentukan supplier
terbaik. Weber (1990) mengungkapkan bahwa terdapat 23 kriteria yang bisa dijadikan
dasar penilaian dalam pemilihan supplier. Menurut Fenton & Wang (2006),
pengambilan keputusan dengan adanya perangkingan tiap alternatif terhadap kriteria
dan pembobotan diberikan pada tiap kriteria dapat menggunakan Multi Criteria
Decision Making (MCDM). Anggara Hayun (2008) dan Bilal Muslim (2010) telah
menggunakan salah satu metode Multi Criteria Decision Making (MCDM), yaitu
metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang digunakan untuk analisis pemilihan
supplier.
Tetapi, Anggara Hayun (2008) dan Bilal Muslim (2010) tidak
mempertimbangkan adanya ketidakpastian dan subjektivitas manusia dalam menilai
kinerja supplier. Padahal, dalam melakukan penilaian terdapat ketidakpastian dan
subjektivitas manusia. Maka dari itu, Fenton & Wang (2006) berpendapat bahwa perlu
adanya metode probabilistik pada Multi Criteria Decision Making (MCDM) dan teori
fuzzy-set sering digunakan untuk mengatasi keterbatasan metode Multi Criteria
Decision Making (MCDM), seperti misalnya metode Analytical Hierarchy Process
(AHP). Erdal Cakir (2009) telah melakukan analisa pemilihan penyedia jasa dengan
menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP). Metode Fuzzy
Analytical Hierarchy Process (FAHP) dapat membantu analisis pemilihan supplier
lebih akurat. Untuk itu, dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode Fuzzy
Analytical Hierarchy Process (FAHP) untuk analisis pemilihan supplier di PT. Mitra
Mandiri Perkasa.
TUJUAN
Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan, yaitu :
1. Mengidentifikasi kriteria yang digunakan dalam pemilihan supplier.
2. Menentukan supplier yang memiliki performansi terbaik dalam menyediakan bahan
baku untuk PT. Mitra Mandiri Perkasa.
3. Mengetahui hasil uji sensitivitas karena perubahan penilaian salah satu kriteria
terhadap hasil keputusan yang diperoleh.

METODE PENELITIAN

Tahap
Identifikasi

Identifikasi &
Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Studi Pustaka &


Studi Lapangan

Pengumpulan Data
Sekunder

Tahap
Pengumpulan dan
Pengolahan Data

Penetapan Kriteria
Pemilihan Supplier

Penetapan Subkriteria
Pemilihan Supplier

Penyebaran
Kuisioner

Pengolahan data menggunakan metode Fuzzy Analytical


Hierarchy Process (FAHP) :
- Menghitung nilai Inconsistency dan menyusun
matriks perbandingan berpasangan Analytical
Hierarchy Process (AHP)
- Mengubah nilai matriks perbandingan berpasangan
Analytical Hierarchy Process (AHP) ke skala
Triangular Fuzzy Number (TFN)
- Menghitung rata-rata geometris
- Menghitung bobot dengan Fuzzy Analytical
Hierarchy Process (FAHP)
- Melakukan uji sensitivitas

Tahap
Analisa dan Kesimpulan

Interpretasi dan
Analisa Hasil
Pengolahan Data

Kesimpulan dan
Saran

Gambar 1. Flowchart Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Penetapan Kriteria dan Subkriteria Pemilihan Supplier
Berdasarkan Dicksons Vendor Selection Criteria, terdapat 23 kriteria yang bisa
digunakan untuk pengambilan keputusan. Kemudian kriteria-kriteria tersebut divalidasi
sesuai dengan kebutuhan pihak perusahaan. Terdapat 5 kriteria yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu Kualitas Barang, Harga Barang, Pengiriman Barang, Garansi dan
Layanan Pengaduan, dan Kapasitas dan Fasilitas Produksi. Penetapan kriteria yang
digunakan, didapatkan dari proses brainstorming dengan pihak perusahaan melalui
diskusi bersama dengan orang yang ahli dan berpengalaman dalam masalah pasokan
bahan baku kayu di PT. Mitra Mandiri Perkasa, yaitu Kepala Bagian Gudang Bahan
Baku, Kepala Bagian Produksi dan Kepala Bagian PPIC.
Setelah menentukan kriteria apa saja yang akan digunakan dalam penelitian ini,
maka selanjutnya adalah menentukan subkriteria dari masing-masing kriteria.
Subkriteria dapat menjelaskan secara lebih detail mengenai hal-hal apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Sama halnya dengan penentuan
kriteria, penentuan subkriteria juga dilakukan dengan cara brainstorming dengan para
ahli dari pihak perusahaan. Tidak terdapat acuan khusus yang dapat digunakan dalam
menentukan subkriteria ini, sehingga penentuan subkriteria pada penelitian ini
berdasarkan pengalaman dari para ahli yang disesuaikan dengan kebutuhan PT. Mitra
Mandiri Perkasa. Hasil dari brainstorming penetapan kriteria dan subkriteria dapat
dilihat pada gambar 1.

Gambar 2. Struktur Hierarki Pemilihan Supplier


2. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan untuk melakukan analisa pemilihan supplier adalah
hasil penilaian yang diberikan oleh para ahli yang berpengalaman dalam masalah bahan
baku kayu. Penilaian dilakukan terhadap 3 supplier kayu yang dimiliki oleh PT. Mitra
Mandiri Perkasa. Penilaian berdasarkan kriteria dan subkriteria pemilihan supplier yang
telah ditetapkan sebelumnya, dengan cara mengisi kuisioner perbandingan berpasangan.

3. Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, data diolah dengan menggunakan metode Fuzzy Analytical
Hierarchy Process (FAHP). Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung
nilai Inconsistency dari matriks perbandingan berpasangan. Nilai Inconsistency
merupakan nilai yang menyatakan ukuran tentang konsisten atau tidaknya suatu
penilaian perbandingan berpasangan. Suatu matriks penilaian dikatakan konsisten
apabila memiliki 0,1. Dalam penelitian ini, nilai Inconsistency
didapatkan dengan menggunakan software Expert Choice 11. Dari tabel, dapat dilihat
bahwa nilai Inconsistency penilaian responden untuk seluruh matriks perbandingan
berpasangan kurang dari 0,1. Hal ini berarti bahwa penilaian yang diberikan oleh para
ahli tentang kriteria, subkriteria, dan alternatif pemilihan supplier telah konsisten.
Tabel 1. Nilai Inconsistency Penilaian Responden untuk Matriks Perbandingan
Berpasangan Antar Kriteria dan Antar Subkriteria
Perbandingan Berpasangan Antar Subkriteria

Perbandingan
Berpasangan
Antar Kriteria

Kualitas
Barang

Harga
Barang

Pengiriman
Barang

Garansi & Layanan


Pengaduan

Kapasitas & Fasilitas


Produksi

Responden 1

0.04

0.06

0.00

0.00

0.00

0.00

Responden 2

0.09

0.08

0.01

0.05

0.00

0.00

Responden 3

0.02

0.02

0.05

0.00

0.00

0.00

Tabel 2. Nilai Inconsistency Penilaian Responden untuk Matriks


Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif
Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif

Responden
1
Responden
2
Responden
3

Warna
Kayu
Sepadan

Serat
Lurus

Kayu
Tidak
Pecah

Kayu Tidak
Ada Mata
Hati

Kayu
Lurus

Kadar Air
Sesuai
Standar

Kesesuaian
Harga

Persentase
Diskon

Ketentuan
Pembayaran

0.05

0.05

0.00

0.00

0.05

0.05

0.00

0.05

0.00

0.05

0.05

0.05

0.00

0.01

0.05

0.01

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.05

0.00

0.00

0.00

0.00

0.05

Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif

Responden
1
Responden
2
Responden
3

Kontinuitas
Pengiriman

Ketepatan
Waktu
Pengiriman

Ketepatan
Jumlah
Pengiriman

Kemudahan
Dihubungi

Kecepatan
Menanggapi
Keinginan
Konsumen

Kemudahan
Penggantian
Produk
Cacat

Kemudahan
Perubahan
Jumlah
Pesanan

Kemudahan
Perubahan
Waktu
Pesanan

0.00

0.05

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.05

0.05

0.05

0.00

0.00

0.00

0.02

0.00

0.00

0.00

0.00

0.05

0.02

0.02

Setelah nilai matriks perbandingan berpasangan terbukti konsisten, maka


selanjutnya adalah mengkonversi nilai matriks perbandingan berpasangan ke skala
Triangular Fuzzy Number (TFN). Skala Triangular Fuzzy Number (TFN) berfungsi
untuk memberikan range penilaian responden. Range penilaian ini bertujuan untuk
meminimalkan subjektivitas manusia dalam menilai sesuatu dan mengatasi
ketidakpresisian penilaian.

Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai rata-rata geometris. Nilai rata-rata


geometris merupakan nilai yang dapat mewakili seluruh penilaian responden terhadap
suatu perbandingan berpasangan. Jika pada matriks perbandingan berpasangan nilainya
merupakan nilai bulat, maka pada nilai rata-rata geometris, nilai yang didapatkan berupa
nilai desimal. Nilai desimal ini menunjukkan nilai presisi dari ketiga penilaian
responden terhadap suatu perbandingan berpasangan antar elemen.
Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah menghitung nilai bobot. Nilai
bobot digunakan untuk perangkingan elemen tiap level dari struktur hierarki pemilihan
supplier, yang terdiri dari level kriteria dan level subkriteria. Dengan hasil akhir
perangkingan berupa nilai bobot alternatif yang dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan pemilihan supplier bahan baku kayu.
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa nilai bobot yang paling tinggi untuk
kriteria pemilihan supplier adalah kriteria kualitas barang dengan nilai 0.29. Kemudian
diikuti oleh kriteria harga barang dengan nilai 0.25, kriteria pengiriman barang dengan
nilai 0.19, dan kriteria kapasitas dan fasilitas produksi dengan nilai 0.15. Kriteria
dengan nilai bobot terendah adalah kriteria garansi dan layanan pengaduan dengan nilai
0.11.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Fuzzy
Analytical Hierarchy Process (FAHP), didapatkan bahwa nilai bobot tiap alternatif
seperti yang ada pada tabel 3. Hal ini menunjukkan bahwa supplier yang mempunyai
performansi terbaik dalam menyediakan bahan baku kayu untuk PT. Mitra Mandiri
Perkasa adalah PT. Aneka Lokanusa Utama.
Tabel 3. Nilai Bobot Alternatif
Alternatif

Bobot

PT. Aneka Lokanusa Utama

0,38

UD. Berkah

0,33

PK. Tiga Saudara

0,29
Jumlah

1,00

Uji sensitivitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah perubahan kebijakan


perusahaan mempengaruhi hasil keputusan pemilihan supplier. Perubahan kebijakan
yang mungkin terjadi di PT. Mitra Mandiri Perkasa adalah perubahan kebijakan
keuangan. Untuk itu, uji sensitivitas pada penelitian ini dilakukan dengan mencoba
merubah penilaian terhadap salah satu kriteria pemihan supplier, yaitu kriteria harga
barang. Perubahan penilaian menyebabkan nilai bobot untuk setiap kriteria juga ikut
berubah. Perubahan nilai bobot kriteria untuk uji sensitivitas dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Perbandingan Nilai Bobot Kriteria Kondisi Awal


dan Nilai Bobot Kriteria untuk Uji Sensitivitas
Nilai Bobot
Awal

Nilai Bobot
untuk Uji Sensitivitas

Kualitas Barang

0.29

0.27

Harga Barang

0.25

0.31

Pengiriman Barang

0.19

0.18

Garansi & Layanan Pengaduan

0.11

0.14

Kapasitas & Fasilitas Produksi

0.15

0.10

Jumlah

1.00

1.00

Kriteria

Setelah dilakukan uji sensitivitas, maka diketahui bahwa perubahan kebijakan


perusahaan terhadap kriteria harga barang mempengaruhi hasil akhir keputusan
pemilihan supplier. Perubahan nilai bobot kriteria harga barang menyebabkan nilai
bobot alternatif juga ikut berubah. Hasil dari uji sensitivitas menunjukkan bahwa UD.
Berkah mendapatkan nilai bobot tertinggi yaitu 0.36. Kemudian disusul dengan PT.
Aneka Lokanusa Utama 0.34 dan PK. Tiga Saudara 0.30. Berdasarkan hasil ini, maka
supplier yang terpilih adalah UD. Berkah.

KESIMPULAN
Dari proses pengolahan data dan analisa yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kriteria yang dijadikan dasar penilaian dalam pemilihan supplier PT. Mitra Mandiri
Perkasa terdiri dari kualitas barang, harga barang, pengiriman barang, garansi dan
layanan pengaduan, dan kapasitas dan fasilitas produksi.
2. Berdasarkan hasil pembobotan yang dilakukan dengan metode Fuzzy Analytical
Hierarchy Process (FAHP), PT. Aneka Lokanusa Utama mempunyai nilai bobot
0,38 paling tinggi dibandingkan kedua supplier yang lain. Hal ini berarti bahwa
supplier yang mempunyai kinerja terbaik dalam menyediakan bahan baku kayu
untuk PT. Mitra Mandiri Perkasa adalah PT. Aneka Lokanusa Utama.
3. Uji sensitivitas dilakukan dengan merubah penilaian terhadap kriteria harga barang.
Hasil dari uji sensitivitas menunjukkan bahwa ketika terjadi perubahan kebijakan
keuangan pada perusahaan, maka hasil keputusan pemilihan supplier terbaik juga
ikut berubah yaitu menjadi UD. Berkah dengan nilai bobot 0,36.

DAFTAR PUSTAKA
Budi, G. S., Irawan, Isa., Natalia, J.S. Fuzzy Preference Relation Untuk Membantu
Pengambilan Keputusan Multi-Criteria Pemilihan Supplier. Konferensi
Nasional Sistem dan Informatika, Bali November 15, 2008.
Cakir, Erdal. 2009. Logistic Outsourcing and Selection of Third Party Logistics
Service Provider (3PL) Via Fuzzy AHP. Istanbul : Institute of Science
Industrial Engineering, Bahcesehir University.
Fenton, N., & Wang, W. 2006. Risk and Confidence Analysis for Fuzzy
Multicriteria Decision Making. Knowledge-Based System 19 , 430-437.
Fitria, L. 2006. The Design of Decision Support System To Choose The
Transportation Service Using Fuzzy AHP (Case Study : PT. X). Surabaya,
Indonesia: Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Hayun, Anggara. Pemilihan Supplier Folding Box dengan Metode AHP di PT. NIS.
ENASE : Volume 4 No.2, Januari 2008.
Hadisaputro, M. 2006. Pemilihan Alternatif Penggunaan Energi dengan Penerapan
Metode Fuzzy-ANP. Surabaya, Indonesia: Teknik Industri, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Muslim, Bilal dan Yani Iriani. Pemilihan Supplier Bahan Baku Tinta dengan
Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus di
PT. INFIGO). National Conference : Design and Application of Technology
2010.
Oktavitri, Nur Indradewi. 2008. Analisis Manajemen Risiko Lingkungan Limbah
Berbahan Berbahaya dan Beracun (B3) Berdasarkan Penilaian Risiko dengan
Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) (Studi Kasus : Lumpur B3 PT. A
dan PT. B). Surabaya : Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Saaty, T. Lorie. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses
Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks.
Pustaka Binama Pressindo.
Weber, Charles A., Current, John R., and Benton, W. C., 1991. Vendor Selection
Criteria and Methods. European Journal of Operational Research, 50 pp. 218, North Holland.

Anda mungkin juga menyukai