Anda di halaman 1dari 6

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Pb dalam kerang yang direndam
dalam air perasan kulit buah nanas dengan berbagai konsentrasi yang telah
dilakukan di laboratorium Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya pada
tanggal 25 April 2016 didapatkan hasil pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan laboratorium Kadar Pb pada Kerang Laut
Kode
sampel

Kadar Pb (mg/kg) dengan Perendaman 60 menit dalam konsentrasi


kulit buah nanas (%)

0
0,416
0,432
0,571
0,536
0,518
2.473

1
2
3
4
5
Jumlah
Rata0.4946
rata
Standart
0.067445
Deviasi

25
0,218
0,201
0,263
0,331
0,307
1.32

50
0,150
0,184
0,112
0,136
0,125
0.707

75
0,063
0,000
0,161
0,212
0,181
0.617

100
0,041
0,000
0,000
0,034
0,000
0.075

0.264

0.1414

0.1234

0.015

0.055731

0.27619

0.88681

0.20688

Dari tabel 4.1 di atas dapat disajikan dalam diagram batang di bawah ini
untuk lebih memudahkan dalam membandingkan rata-rata kadar timbal pada
kerang tanpa pemberian air perasan kulit buah nanas dan pemberian air perasan
kulit buah nanas dengan konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%.

31

32

Pada diagram 4.1 diperoleh bahwa rata-rata kadar Pb pada kerang tanpa
pemberian air perasan kulit buah nanas 0.4946 mg/kg. Rata-rata kadar Pb pada
kerang dengan pemberian air perasan kulit buah nanas konsentrasi 25% sebesar
0.264 mg/kg. Rata-rata kadar Pb pada kerang dengan pemberian air perasan kulit
buah nanas konsentrasi 50% sebesar 0.1414 mg/kg. Rata-rata kadar Pb pada
kerang dengan pemberian air perasan kulit buah nanas konsentrasi 75% sebesar
0.1234 mg/kg. Rata-rata kadar Pb pada kerang dengan pemberian air perasan kulit
buah nanas konsentrasi 100% sebesar 0.015 mg/kg.

4.2 Analisa Data


Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan kadar Pb pada kerang, kemudian
dilanjutkan dengan melakukan uji normalitas dengan menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov. Jika hasil data terdistribusi normal maka dilanjutkan
dengan melakukan uji ANOVA untuk mendapatkan hasil akhir kadar Pb pada

33

kerang. Hasil uji semua berdasarkan pengaruh lamanya perendaman dalam filtrat
kulit buah nanas. Uji normalitas data disajikan pada tabel 4.2
Tabel 4.2. Hasil uji normalitas data kadar timbal (Pb) pada kerang
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kadar timbal
N
a
Normal Parameters

25
.20768
.175288
.157
.157
-.118
.783
.573

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Most Extreme Differences

konsentrasi kulit
nanas

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

25
50.00
36.084
.156
.156
-.156
.779
.579

a. Test distribution is Normal.

Hasil uji normalitas pada tabel di atas adalah terdistribusi normal.


Selanjutnya untuk menentukan pengaruh perendaman air perasan kulit buah nanas
menggunakan uji Anova.
Tabel 4.3. Hasil Uji Anova Terhadap Kadar Timbal (Pb) pada Kerang
kadartimbal

Sum of Squares

Df

Mean Square

Sig.

Between Groups

.671

.168

50.164

.000

Within Groups

.067

20

.003

Total

.737

24

Berdasarkan tabel uji ANOVA diatas menunjukkan bahwa ada pengaruh air
perasan kulit buah nanas terhadap kadar timbal (Pb) pada kerang laut yang
ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar 50.164 dengan taraf signifikan (P) 0,00
dimana lebih kecil dari 0,05. Maka, H0 ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha)
diterima.
Kemudian data tersebut dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dengan
menggunakan program SPSS (Statistical Program social Saince) 16.0 untuk

34

mengetahui perlakuan perasan kulit buah nanas yang efektif untuk menurunkan
kadar Pb pada kerang.

Tabel 4.4 Hasil Uji Tukey HSD


Multiple Comparisons
kadar timbal
Tukey HSD
(I)
konsentrasi
kulit nanas

Mean
Difference
(I-J)

25

.230600

.036562

.000

.12119

.34001

.353200

.036562

.000

.24379

.46261

.371200

.036562

.000

.26179

.48061

.479600

.036562

.000

.37019

.58901

50

.122600

.036562

.023

.01319

.23201

75

.140600

.036562

.008

.03119

.25001

.249000

.036562

.000

.13959

.35841

.126400

.036562

.019

.01699

.23581

50
75
100

25

100
50

95% Confidence Interval

(J)
konsentrasi
kulit nanas

100

Std. Error

Sig.
Lower Bound

Upper Bound

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada konsentrasi 0% dan


konsentrasi 25% mempunyai hasil yang signifikan , tetapi pada konsentrasi 50%,
75%, dan 100% tidak memiliki perbedaan hasil yang signifikan.

35

4.3 Pembahasan
Dari hasil pemeriksaan dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan
Atom didapatkan rata-rata kadar Pb pada Kerang tanpa perendaman air perasan
kulit buah nanas sebesar 0.4946 mg/kg, dan setelah mendapatkan perlakuan
perendaman dengan air perasan kulit buah nanas dengan berbagai konsentrasi di
dapatkan rata-rata kadar Pb. Pada konsentrasi 25% didapatkan rata-rata kadar Pb
sebesar 0.264 mg/kg/. Pada konsentrasi 50% didapatkan rata-rata kadar Pb sebesar
0.1414 mg/kg. Pada konsentrasi 75% didapatkan rata-rata kadar Pb sebesar
0.1234 mg/kg. Pada konsentrasi 100% didapatkan rata-rata kadar Pb sebesar
0.015 mg/kg.
Analisa secara statistik dengan uji Anova menunjukkan adanya pengaruh
perendaman air perasan kulit buah nanas dengan konsentrasi 25%, 50%, 75% dan
100% terhadap kadar Pb pada kerang dengan taraf signifikan (P) 0.000 dimana
nilai tersebut lebih kecil dari 0.05. Berarti berdasarkan nilai rata-rata
menunjukkan bahwa air perasan kulit buah nanas dapat mengurangi kadar timbal
pada kerang. Namun, test hasil HSD-Tukey menunjukkan bahwa konsentrasi
50%, 75%, dan 100%

tidak ada perbedaan dan signifikan. Oleh karena itu

konsentrasi 50% adalah konsentrasi yang efektif untuk menurunkan kadar Pb,
karena pada konsentrasi 50% ini bahan yang dibutuhkan tidak sebanyak 75% dan
100% , hal ini akan menunjukkan menghemat biaya dan waktu.
Kemampuan asam sitrat dalam kulit buah nanas dalam mengurangi kadar Pb
pada kerang disebabkan karena asam sitrat mampu membentuk kompleks dengan
logam dan asam sitrat juga bersifat mengikat logam . Menurut penelitian Ulfah
(2013) Asam sitrat merupakan asam organik yang larut dalam air. Bagian asam

36

sitrat yang dapat mengikat logam adalah gugus hidroksil (-OH) yang dimana
gugus ini juga dimiliki oleh asam askorbat . Proses pengikatan ion logam dengan
gugus pengikat logam berawal dari tiga gugus karboksil (COOH) yang dapat
melepaskan proton di dalam larutan. Jika hal demikian terjadi, ion yang dihasilkan
adalah berupa ion sitrat. Terjadinya reaksi antara zat pengikat logam dengan ion
logam menyebabkan ion logam kehilangan sifat ionnya dan mangakibatkan logam
timbal tersebut kehilangan sebagian besar toksisitasnya.
Jadi, gugus hidroksil (-OH) yang dimiliki asam sitrat dapat mengikat logam
dan menyebabkan logam timbal kehilangan toksisitasnya.

Anda mungkin juga menyukai