disebabkan oleh pneumonia dapat diturunkan secara bermakna, maka dampaknya terhadap
pencapaian MDGs akan besar pula.
Upaya pemerintah dalam menekan angka kematian akibat pneumonia diantaranya melalui
penemuan kasus pneumonia Balita sedini mungkin di pelayanan kesehatan dasar,
penatalaksanaan kasus dan rujukan. Adanya keterpaduan dengan lintas program melalui
pendekatan MTBS di Puskesmas serta penyediaan obat dan peralatan untuk Puskesmas
Perawatan dan di daerah terpencil.
Menkes menghimbau masyarakat untuk selalu waspada dengan penyakit ISPA sebagai
penyakit yang muncul kembali(re-emerging/new emerging disease) yang sedang melanda
dunia karena semuanya berakhir dengan pneumonia. Belum selesai dengan pengendalian flu
burung H5N1, sudah timbul penyakit Influenza A Baru H1N1 yang menjadi pandemi. Kita
bersyukur Influenza A Baru H1N1 tidak seganas H5N1. Namun, kita harus tetap waspada
adanya kemungkinan gelombang kedua yang tingkat keganasannya tidak dapat diketahui
secara pasti, tegas Menkes.
Menurut Menkes, pengendalian penyakit ISPA memiliki kendala diantaranya cakupan
penemuan masih sangat rendah akibat tingginya mutasi tenaga kesehatan. Selain itu
pengendalian pneumonia bukan program prioritas karena di beberapa daerah anggaran untuk
pneumonia jumlahnya tidak memadai bahkan tidak ada sama sekali.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen
Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks:
021-52907416-9 dan 52921669, atau e-mail puskom.depkes@gmail.com dan
puskom.publik@yahoo.co.id.