perjam atau seorang bayi tiap lima menit (Siswono, 2007). Data kasus dari jumlah pasien
penderita ISPA di Kalimantan Timur mencapai 632.500 keluarga yang mempunyai balita
dengan kasus ISPA. Sedangkan data yang diperoleh dari Puskesmas Temindung Samarinda,
penderita ISPA pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2010 tercatat sebanyak
8025 orang. Sedangkan dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2011 tercatat sebanyak
3976 orang. Kasus ISPA di Puskesmas Temindung menempati urutan kedua selama bulan
Juni 2011. (Rekam medis Puskesmas Temindung, 2011)
Pencegahan ISPA dapat dilaksanakan dengan melakukan hal-hal yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA pada anak antara lain: Mengusahakan agar anak
memperoleh gizi yang baik, diantaranya dengan cara memberikan makanan kepada anak
yang mengandung cukup gizi. Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya
tahan tubuh terhadap penyakit baik. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan agar
tetap bersih. Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA. Salah satu cara adalah
memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung dengan anggota keluarga atau
orang yang sedang menderita penyakit ISPA.
berdasarkan data di bawah akan menunjukan daftar penderita penyakit ISPA menurut
kelompok umur yang ada di ruang anak RSUD A.W.SYAHRANI bulan November tahun
2012.
Penyakit
ISPA
ISPA
umur
4-7 Thn
61 anak
Jenis kelamin
2-4 Thn
52 anak
Laki-laki
106 anak
Total
7-9 Thn
65 anak
178 anak
perempuan
72 anak
178 anak
MATERI PENDUKUNG
Pengertian
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran pernafasan (hidung, pharing
dan laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan
menyebabkan retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan Pincus Catzel & Ian
Roberts; 1990; 450).
Infeksi saluran nafas adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas dalam
menghadapi organisme asing (Whaley and Wong; 1991; 1418).
Etiologi
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu penyakit yang mempunyai angka kejadian yang
cukup tinggi. Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman. Disamping itu terdapat
beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/ neonatus, ukuran dari saluran
pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Whaley
and Wong; 1991; 1419).
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari terjadinya infeksi
saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni
golongan A -hemolityc streptococus, staphylococus, haemophylus influenzae, clamydia
trachomatis, mycoplasma dan pneumokokus.Usia bayi atau neonatus, pada anak yang
mendapatkan air susu ibu angka kejadian pada usia dibawah 3 bulan rendah karena
mendapatkan imunitas dari air susu ibu. Ukuran dari lebar penampang dari saluran
pernafasan turut berpengaruh didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang
yang semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan
dari jalan nafas. Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya
infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung
mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru.Infeksi saluran
pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga biasa terjadi pada
musim dingin (Whaley and Wong; 1991; 1420)
.Patofisiologi
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau kuman golongan A
streptococus, stapilococus, haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma, dan
pneumokokus yang menyerang dan menginflamasi saluran pernafasan (hidung, pharing,
laring) dan memiliki manifestasi klinis seperti demam, meningismus, anorexia, vomiting,
diare, abdominal pain, sumbatan pada jalan nafas, batuk, dan suara nafas wheezing, stridor,
crackless, dan tidak terdapatnya suara pernafasan.
2. Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens, biasanya
terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri
pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
3. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan menjadi susah
minum dan bhkan tidak mau minum.
4. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi tersebut
mengalami sakit.
5. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan akibat
infeksi virus.
6. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya lymphadenitis
mesenteric.
7. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih mudah
tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
8. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin tanda
ini
merupakan
tanda
akut
dari
terjadinya
infeksi
saluran
pernafasan.
9. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara
pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419).
Pemeriksaan Diagnostik
Pengkajian terutama pada jalan nafas:
Fokus utama pada pengkajian pernafasan ini adalah pola, kedalaman, usaha serta irama dari
pernafasan.
1. Pola, cepat (tachynea) atau normal.
2. Kedalaman, nafas normal, dangkal atau terlalu dalam yang biasanya dapat kita amati
melalui pergerakan rongga dada dan pergerakan abdomen.
3. Usaha, kontinyu, terputus-putus, atau tiba-tiba berhenti disertai dengan adanya bersin.
4. Irama pernafasan, bervariasi tergantung pada pola dan kedalaman pernafasan.
5. Observasi lainya adalah terjadinya infeksi yang biasanya ditandai dengan peningkatan suhu
tubuh, adanya batuk, suara nafas wheezing. Bisa juga didapati adanya cyanosis, nyeri pada
rongga dada dan peningkatan produksi dari sputum
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang lazim dilakukan adalah :
- pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan kuman (+)
sesuai dengan jenis kuman,
- pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai dengan
adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia, dan
- pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan
Diagnosa Banding
Penyakit infeksi saluran pernafasan ini mempunyai beberapa diagnosis banding yaitu difteri,
mononukleosis infeksiosa dan agranulositosis yang semua penyakit diatas memiliki
manifestasi klinis nyeri tenggorokan dan terbentuknya membrana. Mereka masing-masing
dibedakan melalui biakan kultur melalui swab, hitungan darah dan test Paul-bunnell. Pada
infeksi yang disebabkan oleh streptokokus manifestasi lain yang muncul adalah nyeri
abdomen akut yang sering disertai dengan muntah.
Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi telungkup, dengan
demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga drainase sekret akan lebih mudah
keluar (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 452).
KUESIONER
FAKTOR RESIKO KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT
Rumah sakit
A. KARATEKRISTIK SUBYEK
No.
:
NO.VARIABEL
Urut
Responden
( ISPA )
01.
:
02. Pendidikan Ibu
1. Tidak sekolah/DO
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. PT/DIPLOMA
03. Nama anak
04. Umur anak
06. Jenis kelamin
Nama
KK
02
:
:1. 2 - 4 Tahun
2. 4 - 7 Tahun
3. 7 9 Tahun
: 1. Laki - laki
2. Perempuan
04
03
04
Pernah
ak pernah
06
09.
Apakah Ibu mengunakan bahan bakar tumbuhan (Kayu/ arang) dalam memasak
sehari-hari ?
1. Ya,
2. Tidak pernah
10. Apakah dapur ibu mempunyai cerobong asap ?
1.
Ya.
07
08
2. Tidak.
11. Adakah anggota keluarga ibu punya kebiasaan merokok dalam rumah?
1.
Ya
09
2. Tidak
12. Pada saat bayi, anak mendapat ASI Ekslusif sampai umur berapa ?
1.
Sampai umur 6 bulan
2. Tidak sampai umur 6 bulan
13. Imunisasi anak menurut umurnya :
10
1.
Lengkap
2. Tidak lengkap
14. Berapakah Berat Badan anak ibu pada saat lahir ?
1 . 2500 gr
2.
11
12
< 2500 gr
Responden
(..........................)
HASIL
Dari hasil data yang di dapatkan dari rumah sakit umum A.W.syahrani di ruang anak pada
bulan November tahun 2012 masih tingginya penderita ispa pada anak terutama pada lakilaki Penyebab anak terkena ISPA Salah satu penularannya adalah melalui udara
yang tercemar dan masuk melalui saluran pernafasan.
KESIMPULAN
1. Udara yang telah tercemar berpotensi menimbulkan penyakit-penyakit ISPA.
2. Masih tingginya penderita ISPA pada anak.
SARAN
1. Kegiatan penyuluhan sangat perlu di adakan secara berkala terutama tentang penyakit ispa
yang di berikan khususnya untuk keluarga agar lebih dapat mamberikan masukan yang positif
dalam penanggungan penyakit ispa pada balita.
2.
Meningkatkan peran petugas kesehatan dalam memfasilitasi dan memotivasi keluarga dan
merawat balita terutama merawat balita yang terkena ispa.
3.
Diharapkan pada ibu-ibu dan masyarakat khususnya yang mempunyai anak untuk
memperhatikan peratumbuhan dan perkembanga anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
World Health Organization (WHO)
RSUD A.W.SYAHRANI, Ruang anak bulan November tahun 2012,samarinda.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Kesehatan Lingkunganputraprabu.wordpress.com
Kumpulan Asuhan Keperawatan: INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA
ANAKaskep-benny.blogspot.com
OLEH :
SEPTIAN HIDAYAT
HAERUL SAPUTRAH
Arsip Blog
Mengenai Saya
septian hidayat
Lihat profil lengkapku
Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.