Kelas : A2
NPM : 21161076
KRITERIA PENGGUNAAN OBAT
No
1
Nama Obat
Lisinopril
Nama Generik
Lisinopril
Mekanisme Kerja
Inhibitor kompetitif
Angiotensin
Converting Enzyme
(ACE)
yang
mengubah
Angiotensin
I
menjadi Angiotensin
II, selain itu dapat
menurunkan
Angiotensin
II
karena penurunan
aktivitas
plasma
renin dan penurunan
sekresi aldosteron
Indikasi
Hipertensi
(baik
sebagai
monoterapi
atau kombinasi dengan
obat
antihipertensi
lain). Gagal jantung
kongestif,
sebagai
terapi
tambahan
dengan diuretik atau
bila
perlu
dikombinasikan
dengan digitalis.
Dosis
Dosis hipertensi awal
10 mg 1x per hari.
Pemeliharaan 20 mg
sebagai dosis tunggal.
Dosis maksimal pada
terapi jangka panjang
80 mg/hr. Gagal
jantung
kongestif
awal 2,5 mg 1x/hr.
kisaran dosis efektif
5-20 mg/hr sebagai
dosis tunggal.
Kontraindikasi
Riwayat
edema
angioneurotik yang
berhubungan dengan
terapi ACE inhibitor
sebelumnya
Efek Samping
Pusing, sakit kepala,
kelelahan
yang
menyeluruh,
diare,
gejala
gangguan
saluran nafas atas dan
batuk,
hipotensi,
angioedema,
hyperkalemia, mual.
Interaksi obat
Lisinopril (ACEI)
mengurangi tingkat
aldosteron, yang
mengakibatkan
retensi kalium. Ini
akan mengakibatakan
aditif dengan
mempertahankan efek
kalium aldosteron
antagonis seperti
spironolakton, yang
akan mengarah ke
hiperkalemia, tetapi
biasanya hanya jika
faktor risiko lain
hadir.
Spironolakton
Spironolakton
Menghambat
reabsorpsi
Na+,
sekresi K+ dan
sekresi H+ serta
penghambatan
kompetitif terhadap
aldosterone.
Hipertensi
esensial;
kondisi
edematosa
termasuk
gagal
jantung
kongestif,
sirosis hati (dengan
atau tanpa asites) &
sindrom
nefrotik;
diagnosis
&
pengobatan
aldosteronisme primer;
sebagai
terapi
tambahan
untuk
hipertensi
maligna;
pencegahan
Hipertensi
ringan
hingga
sedang,
hipertensi esensial :
50-100 mg/hr dalam
dosis tunggal atau
terbagi,
lanjutkan
terapi
selama
sekurang-kurangnya
2 minggu
Insufisiensi
ginjal
akut,
anuria,
hyperkalemia,
gangguan ginjal
Ginekomastia;
gangguan
GI
termasuk kram, diare,
mengantuk, letargi,
urtikaria,
kebingungan mental,
demam akibat obat,
ataksia, sakit kepala,
haid tidak teratur atau
amenore, perdarahan
pasca
menopause,
agranulositosis
Sprinolakton (diuretik
hemat kalium)
digunakan bersamaan
ACEI ( lisinopril,
kaptopril dll) dpt
mengakibatkan
hyperkalemia.
Bersaing
dengan
aldosteron
untuk
merebutkan tempat
reseptor di tubulus
distal
ginjal,
meningkatkan
Gangguan
edematosa:100 mg/hr
dalam dosis tunggal
atau terbagi
ekskresi
natrium
klorida
dan
air
sambil
menahan
kalium dan hidrogen
ion,
dapat
menghalangi
efek
aldosteron
pada
arteriol otot polos
hypokalemia
pada
pasien
yang
menggunakan digitalis
yang tidak adekuat
atau tidak dapat diatasi
dengan terapi lainnya
Gagal
jantung
kongestif : 100 mg/hr
Sirosis Na+/K+ >1 :
100 mg/hr
Na+/K+ urin <1 :
200-400 mg/hr
Anak : 3,3 mg/kg BB
dalam dosis tunggal
atau terbagi
Refrensi:
ISO FARMAKOTERAPI. 2013. Farmakoterapi Penyakit. Penerbit ISFI: Jakarta.
http://pionas.pom.go.id diakses pada tanggal 21 November 2016.
http://medscape.com diakses pada tanggal 21 November 2016.
http://drugs.com diakses pada tangga 21 November 2016.