Tidak Nak! Ibu sangat takut. Jika kau sudah menjadi kaya nanti. Kau
pasti akan lupa dengan ibumu yang miskin ini. Kata ibunya sedih.
Namun, Dampu Awang terus saja merengek agar diijinkan untuk pergi
berlayar. Akhirnya, dengan berat hati sang ibu pun mengalah. Sang ibu
mengizinkan Dampu Awang untuk ikut berlayar bersama saudagar itu.
Tetapi, sang ibu meminta Dampu Awang untuk berjanji agar ia selalu
memberikan kabar. Sebelum berangkat, sang ibu menitipkan Burung
kesayangan milik ayahnya.
jagalah Burung itu baik-baik Nak, dan jangan lupa untuk memberikan
kabar. Kata ibuya.
Baik bu, aku tidak akan melupakan pesan ibu. Kata Dampu Awang.
Sang ibu pun menangis dan memeluk anaknya dengan sangat erat.
Dampu Awang pun langsung naik kapal dan siap untuk berlayar ke
malaka.
Selama di kapal, Dampu Awang dikenal sebagai pekerja yang sangat rajin.
Ia selalu menjalankan perintah majikannya dengan baik. Saudagar Teuku
Abu Matsyah sangat senang melihat semangat Dampu Awang. Jabatannya
terus naik dan selalu memuaskan.
Suatu hari, saudagar kaya itu memanggil Dampu Awang
Ampun Tuanku! Ada keperluan apa tuan memanggil saya? kata Dampu
Awang.
Begini Dampu Awang. Aku melihat pekerjaan mu ini sangat baik. Selama
kau bekerja di sini, kau selalu menunjukkan rasa hormatmu. Aku sangat