Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu penelitian yang sering dilakukan oleh seorang peneliti di bidang
pendidikan adalah penelitian eksperimen. Dalam penelitian eksperimen, variabelvariabel yang ada termasuk variabel bebas atau independent variabel dan variabel
terikat atau dependent variabel, sudah ditentukan secara tegas oleh para peneliti
sejak awal penelitian. (Purwanto, 2003)
Variabel bebas biasanya merupakan variabel yang dimanipulasi secara
sistematis. Di bidang pendidikan, yang diidentifikasi sebagai variabel bebas
diantaranya

termasuk:

metode

mengajar,

macam-macam

penguatan

(reinforcement), frekuensi penguatan, sarana prasarana pendidikan, lingkungan


belajar, materi belajar, jumlah kelompok belajar, dan sebagainya. Sedangkan
variabel terikat yang sering juga disebut sebagai criterion variabel merupakan
variabel

yang

diukur

sebagai

akibat

adanya

manipulasi

pada

variabel

bebas. Variabel terikat ini disebut dependent variabel karena memang fungsi
mereka tergantung dari variabel bebas. Yang sering dikelompokkan sebagai
variabel terikat di bidang pendidikan, misalnya hasil belajar siswa, kesiapan belajar
siswa, kemandirian siswa, dan sebagainya. (Purwanto, 2003)

1.2 Rumusan Masalah


1

1. Disain penelitian yang digunakan oleh peneliti?


2. Bagaimana metode statified random sampling?
3. Bagaimana menentukan besar sample pada statified random sampling?

4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apakah kelebihan dan kekurangan pengambilan sample?


Bentuk intervensi seperti apa yang dilakukan peneliti?
Apa saja ancaman validitas yang akan ditemui peneliti?
Bagaimana pengendalian validiti eksternal terhadap peneliti?

1.3 Tujuan Penulisan


Mahasiwa mengetahui disain penelitian.
Mahasiwa mengetahui metode statified random sampling.
Mahasiwa mengetahui menentukan besar sample pada statified random sampling.
Mahasiwa mengetahui kelebihan dan kekurangan pengambilan sample.
Mahasiwa mengetahui bentuk intervensi.
Mahasiwa mengetahui ancaman validitas.
Mahasiwa mengetahui pengendalian validiti eksternal.

BAB II
ISI
2.1 Skenario Kasus
Seorang peneliti dari FKG Universitas baiturrahmah akan melakukan penelitian
tentang pengaruh poster edukasi makanan kariogenik terhadap pengetahuan kesehatan
gigi dan mulut masyarakat didesa aie pacah. Populasi penelitian adalah ibu-ibu rumah
tangga yang berjumlah 2500 pengambilan sempel menggunakan stafied random
sampling dengan variabel tingkat pendidikan dimana besar sampel yang didapatkan
adalah 350. Penelitian tersebut dilakukan selama satu tahun dimana setiap bulan
2

dilakukan pengukuran dan pada bulan ke 6 baru dilakukan intervensi. Peneliti


mempertimbangkan ancaman validitas seperti history,maturation,dan testing.

2.2 Terminologi
1.

Intervensi

adalah setap tindakan terhadap subjek penelitian yang dengan

tinfakan tersebut menimbulkan efek,dan efek ini lah yang dipelejari.


2.

Testing adalah proses kemantapan kepercayaan akan kinerja program atau


sistem sebagai mana yang diharapkan.

3.

History adalah kejadian yang sedang terjadi dilingkungan pada waktu yang
sedang dibuatkan sedang diuji atau dilakukan pengukuran.

4.

Seleksi : proses seleksi yang tidak baik

5.

History:

berkaitan dengan adanya peristiwa yang dimiliki masing-masing individu

sehingga dapat mempengaruhi tingkah laku.

6.

Maturation: berkaitan dengan perubahan fisik atau mental individu seperti perubahan
menjadi lebih termotivasi, tidak termotivasi atau bosan dan sebagainya.

7.

Validitas: suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur


memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti

8.

Variabel: gejala atau objek penelitian yang bervariasi

9.

Stafied

Random

sampling

adalah

cara

mengambil

sample

dengan

memperhatikan strata (tingkatan) didalam populasi. Dalam stratified data


sebelumnya dikelompokkan kedalam tingkat-tingkatan tertentu, seperti
3

tingkatan tinggi,rendah,sedang/baik, jenjang pendidikan kemudian sample


diambil dari tiap tingkatan tersebut.

10. Sampel adalah sewaktu yang digunakan untuk menunjukkan sifat suatu
kelompok besar
2.3 Identifikasi Masalah
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Disain penelitian yang digunakan oleh peneliti?


Bagaimana metode statified random sampling?
Bagaimana menentukan besar sample pada statified random sampling?
Apakah kelebihan dan kekurangan pengambilan sample?
Bentuk intervensi seperti apa yang dilakukan peneliti?
Kenapa peneliti melakukan pengukuran setiap bulan dan bulan keenam

melakukan intervensi?
7) Apa saja ancaman validitas yang akan ditemui peneliti?

2.4 Analisis Masalah


2.4.1 Desain penelitian yang digunakan
Dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan desain penelitian
experimental semu dengan metode single group interupted times series.
Macam-macam desain penelitian experimental: (Sugiarto, 2001)
1. Pre-Experimental
Penelitian pre-experimental adalah penelitian pendahuluan
untuk satu intervensi sebelum penelitian intervensi yang sesungguhnya

diberikan.
a. One shot case study
A X ----------------0
b. One Group Pretest posttest design
A 01-----------x------02
c. Static group comparison
AX----------------0
B------------0
d. Alternative treatment post test only with non equivalent group
design

AX1------------0
BX2--------------0
2. Experimental Semu (kuasi)
Penelitian intervensi yang diberikan kepada subyek penelitian
akan tetapi tidak memungkinkan dilakukan randomisasi disebabkan
a.
b.
c.

masalah keterbatasan subyek penelitian, etika, atau masalah lain.


Non Equivalen pretest posttets
A 0----x-----------0
B o----x-----------0
Single group interupted time series
A 0--0--0-x-0--0--0-0
Control group interupted time series
A 0000---0x0000
B 0000000000-0
3. Experimental Murni
Penelitian intervensi yang dilakukan dengan randomisasi (alokasi
subyek uji klinis berdasarkan asas peluang) dan melibatkan kelompok

a.
b.

kontrol.
Pretest-posttest control group design
A R---0x---0
B R---0-------0
Post test only control group design
A R---x-----0
B R---------0
Keterangan :

A dan B

: group sample

: pengukuran

: perlakuan

: randomize

2.4.2 Metode Statified random sampling

a.

Pengertian Populasi
Populasi: kumpulan dari semua kemungkinan, orang-orang, bendabenda dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan
seluruh objek yang menjadi perhatian. (Setiawan, 2010)
Pada kenyataannya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
populasi terbatas (finite) dan populasi tidak terbatas (infinite).
Populasi terbatas adalah populasi yang unsurnya terbatas berukuran N.
Contoh: jumlah semua bank ada 138 bank, populasi perusahaan
reksadana sebanyak 59. Populasi tidak terbatas adalah suatu populasi
yang mengalami proses secara terus menerus sehingga ukuran N
menjadi tidak terbatas perubahan nilainya. Contoh: jumlah pelanggan
Jamu Kuku Bima, komunitas pasar modal. (Setiawan, 2010)

b.

Pengertian Sampel
Merupakan bagian dari populasi Dengan menggunakan sampel, maka

dapat diperoleh suatu ukuran yang dinamakan statistik. Analisis data dari
sampel nantinya digunakan untuk menggeneralisasi seluruh populasi. Jika
sampel yang diambil cukup representatif, inferensia (pengambilan keputusan)
dan simpulan yang dibuat dari sampel dapat digunakan untuk menggambarkan
populasi secara keseluruhan. Metode statistika tentang bagaimana cara
mengambil sampel yang tepat dinamakan teknik sampling. (Setiawan, 2010)
6

c.

Metode Penarikan Sampel

d. Probability Sampling
Merupakan suatu sampling yang pemilihan objek atau elemen dari
populasi yang akan dimasukkan di dalam sampel didasarkan atas nilai
probability. Penggunaannya sangat penting apabila kita akan membuat analisis
statistik yang mendalam, misalnya ingin membuat interval estimate maupun
testing hypothesis atas hasil penelitian tersebut. (Setiawan, 2010)
Stratified Random Sampling
7

Stratified Random Sampling dilakukan dengan membagi anggota


populasi dalam beberapa sub kelompok yang disebut strata, lalu suatu sampel

dipilih dari masing-masing stratum. Penarikan sampel ini digunakan untuk


populasi yang memiliki anggota atau unsur yang tidak homogen. (Setiawan,
2010)
Metode pengambilan sampel acak terstratifikasi (stratified random
sampling) adalah metode pemilihan sampel denga cara membagi populasi ke
dalam kelompok-kelompok yang homogen yang disebut strata, dan kemudian
sampel diambil secara acak dari tiap strata tersebut. Apabila anggotaanggota
populasi tidak homogen, tetapi bisa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok
yang relatif homogen, maka proses pengambilan sampel dengan metode acak
sederhana akan menimbulkan bias, karena keheterogenan yang ada pada anggota
populasi akan berpengaruh terhadap informasi yang diperoleh dari variabel yang
diobservasi. Pada kondisi tersebut perlu dilakukan pembagian anggota-anggota
populasi ke dalam kelompok-kelompok yang relatif homogen tersebut. Agar
standar deviasi yang diperoleh tetap kecil, maka satuan sampel yang relatif
homogen dalam karakteristik yang diteliti dijadikan satu kelompok yang
dinamakan

strata.

Dengan

demikian

variasi

yang

ada

antar

strata

mengggambarkan variasidalam tiap strata. Selanjutnya dari tiap strata ini


diambil sampel secara acak. (Setiawan, 2010)
Penarikan sampel berstrata adalah suatu metode dimana populasi, yang
berukuran N, dibagi-bagi menjadi subpopulasisubpopulasi yang masing-masing
8

terdiri atas N1, N2, N3, N4, NL elemen. Diantara dua subpopulasi tidak boleh
ada yang saling tumpang tindih, sehingga N1 + N2 + N3 + N4 + + NL = N.

Selanjutnya setiap anak populasi disebut sebagai strata (stratum). (Setiawan,


2010)
Dalam pembentukan strata harus diusahakan agar elemen-elemen yang
hampir sama dimasukkan ke dalam satu strata sehingga varians di dalam
masing-masing strata menjadi lebih homogen. Di samping itu, akan lebih baik
lagi jika perbedaaan rata-rata karakteristik antar strata dibuat sebesar mungkin
perbedaannya. Secara skematis pembentukan strata sebagai berikut. Yang perlu
diperhatikan dalam penerapan rancangan penarikan sampel berstrata adalah
variabel apa yang digunakan sebagai dasar pembentukan strata, alokasi sampel
pada masing-masing strata, dan ukuran sampel yang diperlukan untuk menduga
suatu statistik dengan presisi yang dikehendaki. (Setiawan, 2010)
Pelapisan/sratifikasi adalah sebuah teknik biasa. Ada beberapa alasan
prinsip untuk penggunaannya, prinsip yang dimaksud antara lain : (Setiawan,
2010)
1.

Jika data diketahui ketelitian yang diinginkan untuk subkelompok tertentu


dari populasi, ada baiknya memperlakukan setiap subkelompok sebagai
suatu populasi yang tertentu.

2.

Administrasi yang baik dapat memakai kegunaan pelapisan; sebagai


contoh, agen survei dapat menggunakan kantor-kantor cabang, yang
masing-masing dapat mengawasi survei sebagai bagian dari populasi.

3.

Masalah penarikan sampel dapat berbeda dalam bagian populasi yang


berbeda. Dengan populasi manusia, orang-orang yang hidup dalam adat

kebiasaan (misalkan hotel, rumah sakit, dan penjara), seringkali


ditempatkan pada lapisan yang berbeda dengan orang-orang yang tinggal
di rumah-rumah biasa, karena pendekatan yang berbeda untuk penarikan
sampelnya sesuai untuk dua keadaan tersebut. Dalam penarikan sampel
perusahaan, kita dapat memperoleh sebuah daftar dari perusahaanperusahaan besar yang ditempatkan pada lapisan yang terpisah dengan
perusahaan-perusahaan kecil.
4.

Pelapisan dapat menghasilkan suatu manfaat dalam ketelitian perkiraan


dari karakteristik seluruh populasi. Hal ini memungkinkan kita untuk
membagi

sebuah

populasi

yang

heterogen

menjadi

subpopulasi-

subpopulasi, dengan setiap subpopulasi menjadi homogen. Subpopulasi ini


dinamakan lapisan (strata). Jika tiap-tiap lapisan homogen, maka
pengukuran varians antarlapisan menjadi kecil, dan perkiraan yang teliti
dari setiap rata-rata lapisan dapat diperoleh dari sampel kecil dalam lapisan
tersebut. Perkiraan ini kemudian dapat dikombinasikan dengan perkiraan
yang teliti untuk seluruh populasi.
Yang perlu diperhatikan dalam pembentukan strata : (Setiawan, 2010)
a) Variabel dasar, variabel yang berkorelasi kuat dengan variabel yang akan
diteliti;
b) Alokasi sampel, agar simple to work with and easy to observe;
10

c) Ukuran sampel.

Syarat: (Setiawan, 2010)


1.

Di dalam pembentukan strata harus diusahakan agar elemen-elemen yang


hampir sama dimasukkan ke dalam satu strata sehingga varians di masingmasing strata menjadi lebih homogen;

2.

Akan lebih baik jika perbedaan rata-rata karakteristik antar strata dibuat
sebesar mungkin perbedaannya sehingga varians antar strata menjadi lebih
heterogen.

2.4.3 Menentukan Besar Sample Pada Statified Random Sampling


Rumus untuk menentukan besar sampel adalah : (Prasetyo, 2005)

11

2.4.4 Kelebihan dan kekurangan pengambilan sample


a. Kelebihan : (Sugiarto, 2001)
1.

Penduga varians biasanya dapat direduksi karena varians


observasi dalam tiap strata biasanya lebih kecil dari varians
populasi secara keseluruhan.

2.

Biaya pengumpulan dan analisis data seringkali dapat diperkecil


dengan adanya pembagian populasi yang besar menjadi stratastrata yang lebih kecil.

3.

Estimasi yang terpisah dapat diperoleh untuk strata secara terpisah


tanpa harus melakukan penarikan sampel yang lain maupun
pengambilan sampel tambahan.

4.

Nilai estimasi dengan presisi lebih tinggi, baik untuk setiap strata
maupun untuk populasi secara keseluruhan atau dengan kata lain
taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat.

5.

Tiap strata bisa dianggap sebagai populasi tersendiri sehingga


presisi yang dikehendaki maupun penyajiannya bisa tersendiri.

6.

Masalah penarikan sampel dapat berbeda dalam bagian populasi


yang berbeda.

12

7.

Metode ini akan efisien dalam memberikan hasil yang lebih baik
dari acak sederhana jika variasi (standar deviasi) populasi dalam

kelompokkelompok lebih kecil dari standar deviasi keseluruhan


populasi.
8.

Sampel yang terambil akan mampu memberikan informasi yang


lebih baik dan lebih banyak karena perbedaan antar kelompok
juga dapat dilakukan.

9.

Secara administratif, pelaksanaannya lebih mudah dari acak


sederhana.

10. Untuk jumlah sampel yang sama, stratified random sampling lebih
efisien dibanding simple random sampling.
11. Selain meningkatkan efisiensi, stratified random sampling juga
digunakan untuk memastikan kategori-kategori yang proporsinya
kecil dalam populasi cukup terwakili.
b. Kelemahan : (Sugiarto, 2001)
1) Sering tidak ada informasi awal yang tepat sebagai dasar
pengelompokkan, akibatnya strata yang dibuat tidak sesuai
dengan tujuan. Pengenalan terhadap populasi yang akan diteliti
untuk menentukan ciri heterogenitas yang ada pada populasi.
2) Harus dibuat kerangka sampel terpisah dan berbeda untuk tiap
kelompok. Sehingga dibutuhkan daftar populasi setiap strata.
13

3) Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.

2.4.5 Bentuk intervensi


Intervensi dapat diakukan pada beberapa tempat:
1.

Klinik

2.

Lapangan

3.

Laboratorium
Pada penelitian ini peneliti melakukan intervensi berupa:

1. Penyuluhan
Penyuluhan yang dilakukan pada penelitian ini dapat berupa
pengenalan makanan kariogenik dan pola hidup sehat sehingga dapat
menjaga kebersihan rangga mulut.
2. Simulasi
Bentuk simulasi yang akan dilakukan peneliti adalah sikat gigi
massal dan mempraktekkan cara menyikat gigi yang benar.
2.4.6 Bentuk- Bentuk Ancaman Validitas Internal
Hambatan dalam veliditas internal : (Sugiarto, 2001)
a.

History : Banyak kejadian di masa lampau yang dapat mempengaruhi


validitas penelitian eksperimental yang disebabkan oleh adanya
interaksi antar individu.

b.
14

Maturation : Beberapa perubahan dapat terjadi pada dependent


variable yang berfungsi dalam kurun waktu dan bukannya kejadian

yang spesifik ataupun kondisi tertentu. Terutama berkaitan dnegan


jangka waktu pengamatan yang memakan waktu lama.
c.

Testing : Proses pengujian juga dapat menimbulkan distorsi yang akan


mempengaruhi hasil eksperimen.

d.

Instrumentation : Instrumen yang digunakan dalam penelitian


eksperimen kadang kala sudah tidak sesuai lagi dengan standar yang
berlaku.

e.

Selection : Peneliti kadang masih menggunakan unsur subjektifitas


dalam memilih orang yang akan dijadikan objek eksperimen yang
baik.

f.

Statistical Regression : Peneliti kadangkala dihadapkan pada kesulitan


apabila hasil yang diperoleh dalam penelitian menghasilkan skor yang
ekstrim.

g.

Experiment mortality : Dalam penelitian eksperimen seringkali terjadi


perubahan komposisi kelompok yang diobservasi. Ada anggota
kelompok yang harus didrop out karena tidak sesuai dengan situasi
pengetesan saat tertentu.

2.4.7 Pengendalian Validitas Eksternal


15

1) Pengaruh perlakuan ganda, dikontrol dengan memberikan perlakuan yang


sama atau hanya dengan memberi satu perlakuan kepada masing-masing
kelompok subjek.
2) Pelaksana dan subjek yang mengetahui status mereka dalam eksperimen,
dikontrol dengan tidak memberitahukan keterlibatan pelaksana dan subjek
dalam eksperimen dan atau pelaksanaan eksperimen disesuaikan dengan
kondisi yang sebenarnya.
3) Pengaruh

ciri

khas

pelaksana

eksperimen

dikendalikan

dengan

menggunakan pelaksana yang sama atau yang memiliki kemampuan yang


setara sebagai pelaksana eksperimen, baik pada kelompok eksperimen,
ataupun pada kelompok kontrol.
4) Test awal dikendalikan dengan cara memberikan test awal yang sama
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan atau jika
memungkinkan tidak memberikan test awal.
5) Pengaruh ujian akhir dikendalikan dengan menggunakan instrument, yang
benar-benar mewakili materi ajar dan ujian itu sendiri dilaksanakan
sesegera mungkin setelah memberikan perlakuan.

16

BAB III
PENUTUP
3. Kesimpulan
Dalam penelitian berdasarkan kasus di atas maka desain penelitiannya adalah
experimental semu dengan tipe single group interupted times series. Penarikan sampel
menggunakan metode statified random sampling, sehingga sampel yang dapat mewakili
populasi didapatkan sebanyak 350 sampel dari 2500 populasi.

17

DAFTAR PUSTAKA
Sugiarto, dkk. 2001. Teknik Sampling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Setiawan,budi. 2010. Metode dan Distribusi Sampling. Bogor: IPB
Purwanto, J. Editor: Sri Budianti. 2003. Dasar-dasar Metode Penarikan
Sampel. Jakarta: STIS
Prasetyo, Achmad. 2005. Modul Metode Penarikan Sampel. Jakarta: STIS

18

Anda mungkin juga menyukai