Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Adisasmito (2007) sistem kesehatan di Indonesia tidak terlepas
dari pembangunan kesehatan. Intinya sistem kesehatan merupakan seluruh
aktifitas

yang

mempunyai

tujuan

utama

untuk

mempromosikan,

mengembalikan dan memelihara kesehatan. Sistem kesehatan memberi


manfaat kepada mayarakat dengan distribusi yang adil. Sistem kesehatan tidak
hanya menilai dan berfokus pada tingkat manfaat yang diberikan, tetapi juga
bagaimana manfaat itu didistribusikan.
Menurut Nototmodjo(2001) pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu
bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana
pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah
sakit sebagai suatu lembaga sosial yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, memiliki sifat sebagai suatu lembaga yang tidak ditujukan untuk mencari
keuntungan atau non profit organization. Walaupun demikian kita dapat menutup
mata bahwa dibutuhkan sistem informasi di dalam rumah sakit.
Menurut Wiku(2007) rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem
Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di
rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang kesehatan.Tidak
mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa
memberikan
1

pelayanan

kesehatan

yang

terbaik

untuk

masyarakat.

Untuk

mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga kepercayaan

konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai upaya


untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan.
Menurut Nototmodjo(2001) tercantumnya pelayanan kesehatan sebagai hak
masyarakat dalam konstituisi, menempatkan status sehat dan pelayanan kesehatan
merupakan hak masyarakat. Fenomena demikian merupakan keberhasilan pemerintah
selama ini dalam kebijakan politik di bidang kesehatan (heath politics), yang
menuntut pemerintah maupun masyarakat untuk melakukan upaya kesehatan secara
tersusun, menyeluruh dan merata.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diuraikan adalah :
1. Apakah analisis situasi dari kasus diatas?
2. Apa saja masalah yang ada pada kasus diatas?
3. Bagaiamana cara menetapkan prioritas dari kasus diatas?
4. Apakah perencanaan yang hendak dilakukan?
5. Bagaimana Organisasi Rumah Sakit dan Disain Rumah Sakit yang baik?
6. Bagaimana struktur organisasi rumah sakit?
7. Bagaimana tahapan rencana strategis sebuah rumah sakit?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penyusunan bahan ini adalah untuk membuka jendela
pengetahuan tentang bagaimana sistem pelayanan kesehatan serta bagaiman
seharusnya sistem pelayanan bekerja secara maksimal sesuai dengan masalah
yang ada di lapangan. Dalam makalah ini juga akan dijelaskan bagaimana struktur
organisasi rumah sakit yang baik berdasarkan masalah pada kasus. Harapan tim
penulis adalah agar makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi tim yang menyusun
saja,akan tetapi bermanfaat juga bagi mereka yang membutuhkan untuk referensi
ataupun bahan bacaan semata.
1.4
2 Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa dapat menganilisis situasi sesuai kasus.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah seuai kasus diatas.

3. Mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan prioritas masalah sesuai kasus


diatas.
4. Mahasiswa dapat menentuksn dan memahami perencanaan yang akan
dilakukan sesuai dengan kasus diatas.
5. Mahasiswa dapat menentukan dan memahami struktur organisasi dan desain
rumah sakit yang baik sesuai kasus diatas.
6. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tahapan rencana strategis sebuah
rumah sakit sesuai dengan kasus diatas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelayanan Kesehatan
Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian alat yang bersifat tidak
kasat
mata (tidak dapat diraba), yang terjadi akibat interaksi antara konsumen dengan
3
karyawan atau hal - hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang

dimaksudkan untuk memecahkan persoalan konsumen (Gronroos,1990 dalam


Ratminto dan Winarsih, 2005).
Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah pengunaan fasilitas pelayanan yang
disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh petugas
kesehatan ataupun bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan tersebut yang
didasarkan pada ketersediaan dan kesinambungan pelayanan,penerimaan masyarakat
dan kewajaran, mudah dicapai oleh masyarakat, terjangkau serta bermutu
(Azwar,1999).

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan


Menurut WHO (1984) dalam Juanita ( 1998) menyebutkan bahwa faktor prilaku
yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan adalah:
a.

Pemikiran dan Perasaan ( Thoughts and Feeling )


Berupa pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian penilaian seseorang terhadap obyek, dalam hal ini obyek kesehatan.

b.

Orang Penting sebagai Referensi ( Personal Referensi )


Seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh seseorang yang dianggap
penting atau berpengaruh besar terhadap dorongan penggunaan pelayanan
kesehatan.

c.

Sumber - sumber Daya ( Resources )


Mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya. Sumber sumber daya juga berpengaruh terhadap prilaku seseorang atau

kelompok

masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pengaruh


4

dapat bersifat positif dan negatif.


d.

Kebudayaan (Culture )

tersebut

Berupa norma - norma yang ada di masyarakat dalam kaitannya dengan


konsep sehat sakit.

2.3 Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan.


Azwar (1999) menjelaskan suatu pelayanan kesehatan harus memiliki
berbagai

persyaratan pokok, yaitu: persyaratan pokok yang memberi

pengaruh kepada

masyarakat

penggunaan jasa pelayanan


a)

dalam

menentukan

pilihannya

terhadap

kesehatan dalam hal ini puskesmas, yakni :

Ketersediaan dan Kesinambungan Pelayanan Pelayanan yang baik adalah


pelayanan kesehatan yang tersedia di masyarakat (acceptable) serta
berkesinambungan (sustainable). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan masyarakat ditemukan serta keberadaannya dalam
masyarakat adalah ada pada tiap saat dibutuhkan.

b) Kewajaran dan Penerimaan Masyarakat Pelayanan kesehatan yang baik


adalah bersifat wajar (appropriate ) dan dapat diterima (acceptable) oleh
masyarakat. Artinya pelayanan kesehatan tersebut dapat mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi, tidak bertentangan dengan adat istiadat,
kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak
wajar, bukanlah suatu keadaan pelayanan kesehatan yang baik.
c)

Mudah Dicapai oleh Masyarakat Pengertian dicapai yang dimaksud disini


terutama dari letak sudut lokasi mudah dijangkau oleh masyarakat, sehingga
distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting. Jangkauan fasilitas
pembantu untuk menentukan permintaan yang efektif. Bila fasilitas mudah

dijangkau dengan menggunakan alat transportasi yang tersedia maka fasilitas


ini akan banyak dipergunakan. Tingkat pengguna di masa lalu dan

kecenderungan merupakan indikator terbaik untuk perubahan jangka panjang


dan pendek dari permintaan pada masa akan datang.
d) Terjangkau Pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan yang terjangkau
(affordable) oleh masyarakat, dimana diupayakan biaya pelayanan tersebut
sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
mahal hanya mungkin dinikmati oleh sebagian masyarakat saja.
e)

Mutu (kualitas) yaitu menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan


kesehatan yang diselenggarakan dan menunjukkan kesembuhan penyakit
serta keamanan tindakan yang dapat memuaskan para pemakai jasa
pelayanan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

2.4 Kesehatan Masyarakat


Kesehatan masyarakat ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi berbagai masala h keperawatan kesehatan yang terdapat dalam kehidupan
sehari - hari (Effendy, 1998).
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah perpaduan antara keperawatan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif dari masyarakat, pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu,
keluaraga, kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan
optimal. (Depkes RI 2007).
6

2.5 Tujuan Kesehatan Masyarakat

derajat kesehatan secara

Menurut Depkes RI (2007), tujuan dari kesehatan masyarakat adalah:


2.5.1.Tujuan Umum
Tujuan umum kesehatan masyarakat adalah meningkatkan kemandirian individu,
keluarga, dan kelompok/masyarakat untuk mengatasi masalah keperawatan kesehatan
agar tercapai derajat kesehatan optimal.
2.5.2.

Tujuan Khusus

Tujuan khusus kesehatan masyarakat adalah:


a.

Meningkatnya pengetahuan individu, sikap, perilaku individu,

keluarga,

kelompok masyarakat tentang kesehatan.


b.

Meningkatnya penemuan dini kasus baru prioritas.

c.

Meningkatnya penanganan keperawatan kasus di Puskesmas.

d.

Meningkatnya penanganan kasus prioritas mendapat tidak lanjut perawatan.

2.6. Sasaran Kegiatan Kesehatan Masyarakat


Sasaran dari kegiatan kesehatan masyarakat, khususnya keperawatan masyarakat
mencakup seluruh masyarakat berdasarkan Depkes RI (2007), diantaranya:
a)

Individu, yaitu individu beresiko tinggi, seperti individu dengan penyakit, balita,
lansia, masalah mental atau kejiwaan.

b) Keluarga, yaitu ibu hamil, balita, lanjut usia, menderita penyakit, masalah
mental/kejiwaan.
c)

Kelompok masyarakat, yaitu daerah kumuh, terisolasi, konflik, dan daerah yang
tidak terjangkau dengan pelayanan masyarakat. Sedangkan fokus dari sasaran
keperawatan kesehatan masyarakat adalah keluarga rawan kesehatan dengan

prioritas keluarga yang rentan terhadap masalah kesehatan (gakin) dan keluarga
dengan resiko tinggi: anggota keluarga ibu hamil, balita. Lansia, dan menderita

penyakit. Sebagai pejabat fungsional perawat, perawat kesehatan masyarakat di


puskesmas bertanggung jawab melaksanakan

pelayanan

keluarga, kelompok/masyarakat yang mengalami


ketidaktahuan dan ketidakmampuan.

Idealnya

masalah
perawat

terhadap

individu,

kesehatan

akibat

puskesmas

yang

profesional adalah perawat komunitas yang memiliki latar belakang pendidikan


serta kompetensi dibidang keperawatan komunitas dalam menjalankan peran dan
fungsinya (Depkes RI,

2004).

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Terminologi
1. Septisemia
8

2. Pelayanan Tingkat 1
3. Morbiditas dan Mortalistas

4. Pelayanan Kuratif dan Rehabilitatif


5. Mastoid
6. Tonsilitis
7. Asfiksia
8. Nefritis Nefrotik Sindrom
3.2 Analisis Situasi
Dilihat dari data yang telah disediakan, kota Z terdiri dari 4 kecamatan yaitu
kecamatan A,B,C dan D dengan jumlah penduduk 1,291.731 jiwa. Untuk pelayanan
tingkat 1 kota ini memiliki 7 puskesmas dan untuk pelayanan tingkat kuratif dan
rehabilitatif bagi masyarakat yang membutuhkan layanan berikutnya akan dilakukan
rujukan ke rumah sakit yang sangat jauh letaknya yaitu dengan jarak tempuh 320 km.
Luas wilayah serta kepadatan penduduk di kecamatan B yaitu 102,73 km2 dengan
jumlah penduduk 402.210 jiwa, pada kecamatan B memiliki luas wilayah yang paling
luas dibanding kecamatan lainnya dan juga memiliki jumlah penduduk terbanyak
dibanding kecamatan lainnya. Sementara itu pada kecamatan D, luas wilayahnya
adalah 85,5 km2 sedangkan jumlah penduduknya adalah 372.997 jiwa, ini
menunjukkan tidak sinkron antara luas wilayah dan juga jumlah penduduknya, dapat
dikatakan terlalu padat untuk luas wilayah yang sekecil itu. Dilihat dari data distribusi
penduduk menurut kelompok umur yang paling terbanyak adalah kelompok umur 3034 tahun yaitu dengan jumlah 181.047 jiwa dan yang paling sedikit adalah kelompok
umur 55 - 59 tahun yaitu dengan jumlah 49.233 jiwa. Jika dilihat dari tingkat
pendidikan, jumlah yang tidak menamatkan SD lebih banyak dibanding yang belum
pernah sekolah dan yang menamatkan universitas lebih banyak laki laki dibanding
9

perempuan. Sedangkan perempuan yang paling banyak hanya sebatas tamat SMU. Ini
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk pada kota ini suda tergolong baik,

mengingat banyaknya penduduk laki laki yang telah menamatkan universitas. Jika
dilihat dari penyakit terbanyak, sesuai data penyakit yang terbanyak diderita dari
tahun ke tahun mulai dari tahun 2013,2014 dan 2015 adalah infeksi saluran nafas atas
sedangkan penyebab kematian terbanyak pada kota Z adalah penyakit jantung dan
pembuluh darah.
3.2 Analisis Masalah dan Menetapkan Prioritas
a. Identifikasi Masalah
1.

Pengaruh Kepadatan Penduduk Terhadap Tingkat Kesehatan

2.

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Pola Hidup Kesehatan

3.

Pengaruh Jarak Layanan Kuratif dan Rehabilitatif Terhadap Tingkat


Morbiditas dan Mortalitas.

b. Prioritas Masalah
Untuk menentukan prioritas masalah dengan teknik non skoring, metode
yang paling sesuai dengan kasus diatas adalah dengan menggunakan metode
Delbeque.
Metode Delbeque dilakukan melalui diskusi kelompok namun peserta diskusi
tidak sama keahliannya. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati
bersama.
Cara:
1) Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang berjumlah antara 6
sampai 8 orang.
2) Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan ditentukan
10

peringkat prioritasnya

3) Kemudian masing-masing orang tersebut menuliskan peringkat urutan


prioritas untuk setiap masalah yang akan ditentukan prioritasnya secara
tertutup
4) Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan dan hasilnya
dituliskan di belakang setiap masalah
5) Nilai peringat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling kecil berarti
mendapat peringkat tinggi (prioritas tinggi).
Hasil :
Skala prioritas = 1 10
1.

Masalah A : Pengaruh Jarak Layanan Kuratif dan Rehabilitatif Terhadap


Tingkat Morbiditas dan Mortalitas.

2.

Masalah B : Pengaruh Kepadatan Penduduk Tingkat Kesehatan

3.

Masalah C : Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Pola Hidup Kesehatan

Diskusi I
Daftar

Ahli

Ahli

Ahli

Ahli

Ahli

Ahli

Ahli

Ahli

No.
Masalah

Total

Prioritas

59

62

III

60

II

Masalah
1.
A
Masalah
2.
11

B
Masalah

3.
C

Jadi, dari hasil diskusi 1, di dapatkan prioritas utama, yaitu Pengaruh Jarak Layanan
Kuratif dan Rehabilitatif Terhadap Tingkat Morbiditas dan Mortalitas.

Diskusi II
Daftar

Ahli

Ahli

Ahli

Ahli

Ahli

Ahli

Ahli

Ahli

No.
Masalah

Total

Prioritas

50

65

III

60

II

Masalah
1.
A
Masalah
2.
B
Masalah
3.
C

Jadi, kesimpulan akhir untuk prioritas diatas adalah mengenai Jadi, kesimpulan akhir
untuk prioritas diatas adalah mengenai perbandingan jumlah tenaga kesehatan
terhadap efektifitas pelayanan kesehatan.
3.4 Perencanaan yang Hendak dilakukan
1) Pembuatan atau Pembangunan Rumah Sakit pada Wilayah Z dengan Jarak
yang tidak jauh
2) Kompetensi Tingkat 1 Puskesmas dimaksimalkan Pelayanannya.
3) Penambahan Tenaga Medis
3.5 Organisasi Rumah Sakit dan Desain Rumah Sakit yang baik
12

a. Desain Rumah Sakit

Desain Rumah Sakitnya adalah Rumah Sakit Pemerintah yang Dikelola oleh
Pemerintah dengan Rumah Sakit Tipe C. Karena Jika kita mendirikan Rumah
Sakit tidak dapat langsung menjadi Tipe B, karena untuk merangkul tenaga kerja
khususnya tipe B dengan subspesialis dan spesialis tidak bisa dengan jangka
waktu singkat.
Desain Rumah Sakit yang dipilih adalah Desain Fungsional. Dimana desain
Fungsional mencakup :

Pembagian berdasarkan fungsi kegiatan

Pelayanan medik dan umum yang memiliki beberapa departemen terkait


Jumlah departemen 4-6 unit

Rumah sakit dengan tempat tidur sedikit kurang dari 100 TT)

Sentralistik dan hirarkial

Lingkungan stabil

Pengembangan SDM : internal

b. Organisasi Rumah Sakit

Dewa pembina.

Dewan penyantun.

Badan penasehat.

Badan penyelenggara : Direktur, Kabid, Komite medik, Satuan pengawas dan

13

Instalasi2x.

Kabid : Kabid Pelayanan, Kabid Keperawatan, Kabid Keuangan, dan KTU

3.6 Struktur Organisasi Rumah Sakit

3.7 Menentukan dan Menguraikan Tahapan Rencana Strategis Sebuah Rumah


Sakit
a. Tahapan 1 : Penilaian
Terdiri dari :

Produk Pelayanan : Karena desain RS adalah bertipe C, maka playanan yang


dilakukan maksimal 5 pelayanan yang terakreditasi, seperti poli umum, poli
gigi, poli penyakit dalam, poli anak, UGD.

Segmentasi

: Kepada Masyarakat

Kapasitas

: Maksimal 100 TT

Dari ke tiga bagian diatas, dalam tahapan penilaian ini kita mendapatkan Rencana
14

Kerja yang Rinci


b. Tahapan 2 : Diagnosis
Terdiri dari :

Sistem Internal dan Eksternal


Internal : Tenaga yang Bekerja di Rumah Sakit
Eksternal : PEMDA

Analisis Situasi

Isu Kunci

Dari ketiga bagian diatas, dalam tahanapan diagnisis ini nantinya akan mendapatkan
tantang dan pilihan strategik.

c. Tahapan 3 : Formulasi Strategi dan Implementasi


Terdiri dari :

Misi dan Visi


Visi : tujuan yang hendak dicapai
Misi : hal hal yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan

Strategi

Rencana Kegiatan

Dalam tahanpan Formulasi strategi dan Implementasi ini nantinya akan mendapatkan
Rencana Strategik Organisasi

15

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari Hasil Skenario yang ada, dapat disimpulkan bahwa masalah yang diambil ada 3
yaitu :
a.

Pengaruh Kepadatan Penduduk Terhadap Tingkat Kesehatan

b.

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Pola Hidup Kesehatan

c.

Pengaruh Jarak Layanan Kuratif dan Rehabilitatif Terhadap Tingkat


Morbiditas dan Mortalitas.

Dengan yang menjadi prioritas adalah tentang pengaruh jarak layanan kuratif dan
rehabilitatif terhadap tingkat morbiditas dan mortalitas.
16

Desain Rumah Sakit yang dipilih adalah Desain Fungsional. Dimana desain

Fungsional mencakup :

Pembagian berdasarkan fungsi kegiatan

Pelayanan medik dan umum yang memiliki beberapa departemen terkait


Jumlah departemen 4-6 unit

Rumah sakit dengan tempat tidur sedikit kurang dari 100 TT)

Sentralistik dan hirarkial

Lingkungan stabil

Pengembangan SDM : internal

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul.1996.Pengantar administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara: Jakarta.
Notoatmojo, Soekidjo. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta.
Kongstvedt, Peter R. 1989.Pokok-pokok Pengelolaan Usaha Pelayanan Kesehatan.
Aspen :
Perry,A.G & Potter, P.A. 2001.Fundamental Of Nursing.St.Louis : Mosby.
Risky, Aziz.2007, Pelayanan Kesehatan Masyarakat, www.depkes.go.id

17

LAMPIRAN 1 : SKENARIO DISKUSI


Di Kota Z terdapat 4 Kecamatan, yang terdiri dari Kecamatan A, B, C dan D
dengan jumlah Penduduk 1,291.731 Jiwa dan memiliki Puskesmas sebanyak 7
Puskesmas di dalam pelayanan tingkat 1, sedangkan pelayanan Kuratif dan
rehabilitatif bagi masyarakat yang membutuhkan layanan berikutnya, akan dilakukan
rujukanke Rumah Sakit yang letaknya sangat jauh untuk mendapat pelayanan
tersebut, dengan jarak tempuh 320 Km. Adapun luas wilayah sebagai berikut:
Luas Wilayah dan Jumlah serta Kepadatan Penduduk di Kecamatan Kota Z
Kecamatan

Penduduk

Kepadatan

Kecamatan A

Km2
99,60

342.210

Penduduk Km2
8.092

Kecamatan B

102,73

402.210

7.858

18

Luas/Area

Kecamatan C

37,90

148.210

11.618

Kecamatan D

85.5

372.997

9.890

Distribusi Penduduk Kota Z Menurut Kelompok Umur


Kelompok Umur
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60- Strs

Jenis kelamin
Laki-Laki
Perempuan
32.410
31.797

Jumlah Total
64.207

40.100

39.670

79.770

42.254

41.120

83.374

43.210

40.110

83.320

50.200

49.800

100.000

70.110

72.120

142.230

89.047

92.000

181.047

72.760

71.102

143.100

54.160

53.001

107.161

42.033

42.821

84.854

33.460

33.210

66.670

25.133

24.100

49.233

40.562

40.100

80.662

Penduduk berumur 15 Tahun keatas yang bekerja menurut lapangan pendidikan


Pendidikan tertinggi yang ditamatkan

19

A. Tidak Menamatkan
1. Belum Pernah sekolah
2. Belum tamat SD
B. Menamatkan
3.SD
4.SLTP UMUM
5.SLTP KEJURUAN
6.SMU
7.SMK
8.DIPLOMA 1

Jenis kelamin
Laki-Laki
Perempuan
886

1.272

7.539

9.117

9.AKADEMI
10UNIVERSITAS

67.608

43.173

79.486

34.847

34.547

12.750

114.155

231.617

67.779

259.170

21.335

24.681

92.470

68.954

222.306

44.663

Laporan Dinas Kesehatan Kota Z. Morbiditas dan mortalitas

Nama Penyakit

Laporan Dinkes Kota Z


2014
2015
%
Kasus
%
Kasus
%

2013
Kasus

Infeksi akut sal Nafas atas

baru
102.181

47.9

baru
118.313

52.6

baru
123.72

54.25

Peny lain pd sal, Nafas Atas

43.830

40.977

15.95

Diare

18.901

20.5

19.819

17.9

35.360

7.92

Peny, kulit infeksi

12.064

11.580

18.062

5.19

Peny, kulit alergi

8.854

8.88

8.655

8.66

11.834

3.58

Infeksi usus lain

3.805

5.67

3.979

5.06

8.167

4.97

Tonsilitis

5.207

4.15

4.425

3.78

4.492

1.76

Peny teliga dan mastoid

3.118

1.78

2.981

1.74

4.010

0.76

Cacar air

1.269

2.46

2.140

1.92

1.730

0.30

Asma

739

1.45

1.236

1.30

694

0.40

0.59

0.95

909

0.36

0.55

20

10 Penyebab Kematian Utama Pasien di Kota Z

No
1.

Nama Penyakit
Penyakit jantung dan Pembuluh darah.

Kematian (Jumlah)
1137

Persentase (%)
28,28

2.

Karsinoma

282

7,01

3.

Pneumonia

150

3,73

4.

Septisemia

139

3,46

5.

Serosis Hati

119

2,96

6.

Gagal Ginjal

107

2,66

7.

Asfiksia lahir

98

2,44

8.

Nephritis, Nephrotic syndr

67

1,67

9.

Diare dan Gastroenteritis

61

1,52

50

1,24

10. Diabetes Militus

Walikota Z , berupaya untuk dapat memberikan layanan kesehatan yang lebih baik
bagi masyarakat, dengan menyediakan sbb :
1. Luas Tanah
: 7.500 M2
2. Biaya Pembangunan : 33.750.000.000
3. Biaya Peralatan medis: 33.750.000.000

21

Anda mungkin juga menyukai