triage
berasal
dari
bahasa
Perancis
trier
yang
artinya
Dengan
pelaksanaan
triage
yang
akurat
akan
membantu
PEMBAHASAN:
Prinsip dari triage :
a. Triase harus cepat dan tepat
Kemampuan untuk merespon secara cepat, terhadap keadaan yang
menganca nyawa merupakan suatu yang sangan penting pada bagian
kegawatdaruratan
b. Pemeriksaan harus adekuat dan akurat
Akurasi keyakinan dan ketangkasan merupakan suatu element penting pada
proses pengkajian
c. Keputusan yang diambil berdasarkan pemeriksaan
Keamanan dan keefektifan perawatan pasien hanya dapat direncanakan jika
ada informasi yang adekuat dan data yang akurat
d. Memberikan intervensi berdasarkan keakutan kondisi
Tanggungjawab utama dari perawat triase adalah untuk mengkaji dan
memeriksa secara akurat pasien, dan memberikan perawatan yang sesuai
pada pasien, termasuk intervensi terapiutik, prosedur diagnostic, dan
pemeriksaan pada tempat yang tepat untuk perawatan
e. Kepuasan pasien tercapai
atau teman
dan
tepat
dalam
melakukan
triage,
menetapkan
diagnose
Tipe Triage :
Ada beberapa Tipe triage, yaitu :
a. Daily triage
Daily triage adalah triage yang selalu dilakukan sebagai dasar pada system
kegawat daruratan. Triage yang terdapat pada setiap rumah bsakit berbedabeda, tapi secara umum ditujukan untuk mengenal, mengelompokan pasien
menurut yang memiliki tingkat keakutan dengan tujuan untuk memberikan
evaluasi dini dan perawatan yang tepat. Perawatan yang paling intensif
dberikan pada pasien dengan sakit yang serius meskipun bila pasien itu
berprognosis buruk.
b. Mass Casualty incident
Merupakan triage yang terdapat ketika sestem kegawatdaruratan di suatu
tempat bencana menangani banyak pasien tapi belum mencapai tingat ke
kelebihan kapasitas. Perawatan yang lebih intensif diberikan pada korban
bencana yang kritis. Kasus minimal bisa di tunda terlebih dahulu.
c. Disaster Triage
Ada ketika system emergensi local tidak dapat memberikan perawatan
intensif sesegera mungkin ketika korban bencana sangat membutuhkan.
Filosofi perawatan berubah dari memberikan perawatan intensif pada korban
yang sakit menjadi memberikan perawatan terbaik untuk jumlah yang
terbesar. Fokusnya pada identifikasi korban yang terluka yang memiliki
kesempatan untuk bertahan hidup lebih besar dengan intervensi medis yang
cepat. Pada disaster triage dilakukan identifikasi korban yang mengalami luka
ringan dan ditunda terlebih dahulun tanpa muncul resko dan yang mengalami
luka berat dan tidak dapat bertahan. Prioritasnya ditekankan pada
transportasi korban dan perawatan berdasarkan level luka.
d. Military Triage
Sama dengan tiage lainnya tapi berorientasi pada tujuan misi disbanding
dengan aturan medis biasanya. Prinsip triage ini tetap mengutamakan
pendekatan yang paling baik karena jika gagal untuk mencapai tujuan misi
akan mengakibatkan efek buruk pada kesehatan dan kesejahteraan populasi
yang lebih besar.
e. Special Condition triage
Digunakan ketika terdapat faktor lain pada populasi atau korban. Contohnya
kejadian yang berhubungan dengan senjara pemusnah masal
dengan
2. SOAL :
Klasifikasi dan penentuan prioritas pasien!
PEMBAHASAN :
Ada banyak klasifikasi triage yang digunakan, adapun beberapa klasifikasi
umum yang dipakai :
a)
Prioritas utama
Prioritas kedua
Prioritas rendah
Tipe klasifikasi ini sangat umum dan biasanya terjadi kurangnya spesifitas
dan subjektifitas dalam pengelompokan dalam setiap grup
b)
c)
Ventilasi / pernapasan
2)
3)
Status neurology
Critical/ Immediate
Dideskripsikan sebagai pasien dengan luka yang serius, dengan keadaan
kritis yang membutuhkan transportasi ke rumahsakit secepatnya, dengan
criteria pengkajian :
respirasi >30x/menit
tidak ada denyut nadi
tidak sadar/kesadaran menurun
Delayed
Digunakan untuk mendeskripsikan pasien yang tidak bisa yang tidak
mempunyai keadaan yang mengancam jiwa dan yang bisa menunggu
untuk beberapa saat untuk mendapatkan perawatan dan transportasi,
dengan criteria
Respirasi <30x/menit
Ada denyut nadi
Sadar/ respon kesadaran normal
Dead
Digunakan ketika pasien benar-benar sudah mati atau mengalami luka
dan mematikan seperti luka tembak di kepala (Departement Emergency
Hospital Singapore, 2009).
Sistem klasifikasi pasien yang digunakan, diantaranya :
1) Traffic director
Dalam sistem ini, perawat hanya mengidentifikasi keluhan utama dan memilih
antara status mendesak atau tidak mendesak. Berdasarkan klasifikasi ini
pasien dikirim ke ruang tunggu atau area perawatan akut. Tidak ada tes
diagnostik permulaan yang dilakukan sampai tiba waktu pemeriksaan.
2) Spot check
Pada model ini, perawat mendapatkan keluhan utama bersama dengan data
subjektif dan objektif yang terbatas, dan pasien dikategorikan ke dalam salah
satu dari tiga prioritas pengobatan berikut ini : gawat darurat, mendesak,
atau ditunda. Dapat dilakukan beberapa tes diagnostic pendahuluan, dan
pasien ditempatkan di area perawatan tertentu atau di ruang tunggu. Tidak
ada evaluasi ulang yang direncanakan sampai dilakukan pengobatan.
3) Comprehensive
Sistem comprehensive adalah sistem yang paling maju dengan melibatkan
dokter dan perawat dalam menjalankan peran triase. Data dasar yang
diperoleh meliputi pendidikan dan kebutuhan pelayanan kesehatan primer,
keluhan utama, serta informasi subjektif dan ojektif. Tes diagnostic
pendahuluan dilakukan dan pasien ditempatkan di ruang perawatan akut atau
ruang tunggu. Jika pasien ditempatkan di ruang tunggu, pasien harus dikaji
ulang setiap 15 sampai 60 menit (Rea, 1987).
Ada beberapa istilah yang digunakan dalam unit gawat darurat berdasarkan
Prioritas Perawatannya, antara lain :
a. Gawat Darurat (P1)
Keadaaan yang mengancam nyawa/adanya gangguan ABC dan perlu
tindakan segera, misalnya cardiac arrest, penurunan kesadaran , trauma
mayor dengan perdarahan hebat
b. Gawat Tidak Darurat (P2)
Keadaan mengangancam nyawa tetepi tidak memerlukan tindakan
darurat. Setelah dilakukan resusitasi maka ditindak lanjuti oleh dokter
specialis. Misalnya : pasien kanker tahap lanjut, fraktur, sickle cell dan
lainya.
c. Darurat Tidak Gawat (P3)
Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan
darurat. Pasien sadar, tidak ada gangguan ABC dan dapat langsung
diberikan terapi definitif. Untuk tindak lanjut dapat ke poliklinik, misalnya:
laserasi, fraktur minor/tertutup,sistitis, otitis media dan lainya.
d. Tidak Gawat Tidak Darurat
Keaadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan
tindakan gawat. Gejala dan tanda klinis ringan/asimptomatis. Misalnya
penyakit kulit, batuk, flu, dan sebagainya (ENA, 2001;Iyer, 2004).
Berdasarkan Singapore Emergency Pasient Categorization Scale
Katago
Definisi
Waktu
Keluhan
ri
tingkat
yang
tentang
khas
Triage
ketajam
ditargetka
kasus
an
n di dalam untuk
dimana
dilihat di
pasien
dalam
harus
target
dilihat
waktu
(menit)
1
Henti
si dan
pasien
en
jantung
Henti trauma
Trauma
dengan
it
Resusita
sakit
kritis
90%
Trauma shock
Pneumotorak
traumatic
Luka bakar
mayor
Shock
Ancaman
pada wajah
dengan jalan
kematian
nafas yang
karena
terganggu
Luka dikepala
Asma
Respiratory
dengan
penurunan
disstres
Pasien tidak
sadar
Amputasi
kesadaran
Luka tebuka
mayor
Luka
pada dada
Hipoglikemi
Overdosis
trycylic
Kebocoran
dikepala
dengan
pembuluh darah
menyebab
auota pada
kan
periubahan
mental
abdomen
Akut myokard
infark dengan
Nyeri
atau tanpa
dada
seperti AMI
perdrhan
pada
gastro
komplikasi
Status asma
Status epilepsy
Multivel trauma
mayor
Gagal jantung
grate 4
Unstable angina
pectoris
Stroke akut
dengan
shock atau
tanpa
shock
Iskemia
dengan
perubahan
mental
Emerge
45 menit
85 %
ncy
memerlu
Peningkatan
osmular
seperti AMI
Overdosis
ketotic diabetes
Diabetes
obat
Kekakuan
ketoasidosis
Fraktur multifel
kan
pada nyeri
ambulan
)
tidak
mayor
(tidak
Nyeri dada
abdomen
Perdaraha
n
dengan
TTV
tulang rusuk
Nyeri dada
Epligotis
Kehamilan
pada
gastro
non
ektofik
Fraktur mayor
Asma bronchial
Apendiksitis
akut
normal
Perdaraha
Retensi urinary
akut
Bronkopenemon
ia
Perdarahan
vagina
akut
dengan
gastrointestinal
TTV
dengan
normal
Trauma
normal
Koleksititis
Sepsis
berat
tanpa shock
Stroke akut
Pyelonepritis
akut
Kanker
parah
Cedera
komplikasi
Obstruksi
kepala
intestinal
Overdosis obat
sedang
(non
ambulan)
Status
sakit
kepala
TTV
dengan
dengan
perubahan
muntah
Asma
sedang
Infeksi
paru
dengan
penurunan
pernapasa
tanpa
status mental
Muntah
yang terusmenerus
Emerge
60 menit
80%
Cedera pada
Cedera
pada
ncy
kepala,
kepala
tanpa
minor
alergi,
(ambula
tidak
muntah
Fraktur clavicula
Sprain
Migrant
Otitis
media
muntah,
n)
trauma akut
minor, sprain
akut,
eksterna
Refluk
sakit
gastroistetinal
Gejala
kepala, sakit
sedang,
disminore
Gatroenteritis
aborsi.
akut
Vomiting
Gigitan
serangga,
dan
ular
binatang
yang berbisa
Hiperpyrexia
Urtikaria
4
Tidak
120 menit
75 %
emergen
trauma
lama
cy
dengan
gejala sisa
sakit
tulang
Kontraktur sendi
Fraktur
teggorokan
OPERASI YANG
tanpa
TIDAK GAWAT
Diskolasi tanpa
masalah
pernapasa
n
proses
perubahan yang
pembedaha
n yang tidak
dan bengkak
yang
tidak gawat
permintaan
tindakan
yang
gawat
kondisi
mata
gejala sisa
Tidak terjadi
pada badan
Vena varicocel
Sirkumsisi
Penghilangan
tattoo
Penghilangan
keloid
KELEMAHAN
tidak
berbahaya
masalah
pada
kulit
yang
tidak
gawat
PADA BADAN
Kelumpuhan
pada selebral
Post polio
Hemiplegia
Stroke yang lama
Paralisis
yang
berkepanjangan
Osteoartitis
KONDISI MATA
YANG TIDAK
GAWAT
Gangguan
retraksi mata
Ptreygium
Katarak
Kerusakan
penglihatan
Squint
KONDISI THT
YANG TIDAK
GAWAT
Renitis kronis
Gangguan
pendengaran
Polip hidung
Serumen
di
telinga
III KEADAAN UMUM
Keadaan
umum
gejala kronis yang
berupa
kelelahan
dan dyspepsia
Infeksi saluran nafas
atas tanpa demam
Batuk kronis
Masalah
social
masalah psikomatik
Nyeri kepala
Insomnia
(Sumber : Singapore : department of emergency medicine singapore
general hospital)
Kategori
T1 (I)
T2 (II)
Makna
bahaya bagi
Konsekuensi
pengobatan langsung,
Contoh
arteri lesi, perdarahan
kehidupan
transportasi secepat
cedera parah
mungkin
konstan pengamatan
dan dislokasi
transportasi sesegera
T3 (III)
T4 (IV)
cedera kecil
mungkin
pengobatan ketika
praktis, transportasi
lecet
cedera
tidak atau
memungkinkan
pengamatan dan jika
kemungkinan
kecil untuk
T5 (V)
bertahan hidup
Almarhum
penilaian neurologis
pengumpulan dan
negatif
mati pada kedatangan,
menjaga tubuh,
identifikasi bila
memungkinkan
setelah pembersihan
saluran
(Sumber : www.wikipedia.org)
3. SOAL :
Proses triage!
PEMBAHASAN :
Proses triage mencakup dokumentasi hal-hal berikut :
pemeriksaan
tanda-tanda
vital.
Selanjutnya,
pasien
dibawa
pengobatan cepat untuk keluhan minor, seperti sakit tenggorokan tanpa demam,
sakit gigi, atau terkilir. Tanpa memikirkan di mana pasien pertama kali
ditempatkan setelah triage, setiap pasien tersebut harus dikaji ulang oleh
perawat utama sedikitnya selama 60 menit. Untuk pasien yang dikategorikan
sebagai pasien yang mendesak atau gawat darurat, pengkajian ulang
dilakukan setiap 15 menit atau lebih bila perlu. Setiap pengkajian ulang harus
didokumentasikan dalam rekam medis. Informasi baru tentang kondisi pasien di
area pengobatan. Misalnya, kebutuhan untuk memindahkan pasien yang
awalnya berada di area pengobatan minor ke tempat tidur bermonitor etika
pasien tampak mual atau mengalami sesak napas, sinkop, dan diaphoresis.
(Iyer, P, 2004 : 259-260).
4. SOAL :
Dokumentasi triage!
PEMBAHASAN :
Dokumentasi secara akurat dalam rekam medis adalah salah satu cara terbaik
bagi perawat klinis untuk membela diri dari tuntutan hukum karena kelalain
dalam pemberian perawatan. Dokumentasi yang berasal dari kebijakan yang
mencerminkan standar nasional berperan sebagai alat manajemen risiko bagi
perawat
UGD.
Hal
tersebut
memungkinkan
peninjau
yang
objektif
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui keadaan dan menentukan prioritas
perawatan berdasarkan kebutuhan fisik dan psikologis, serta factor-faktor lain
yang mempengaruhi pasien sepanjang sisterm tersebut.
Area pengkajian pertama harus selalu pengkajian system kardiovasculer dan
respirasi, termasuk tanda vital. Pengkajian tersebut adalah pengkajian utama
yang dimandatkan pada semua perawat gawat darurat untuk dilakukan pada
semua pasien, tanpa memperdulikan keluhannya. Pemeriksaan umum dapat
dilakukan secara bersamaan dengan pemeriksaan utama, meluas ke area
seperti tingkat kesadaran, kualitas bicara, organisasi pikiran, tampilan umum
(msl. pakaian, hygiene, warna kulit, ekspresi wajah, postur, aktivitas motorik
pada saat pasien duduk atau dilepas pakaiannya, bau kulit atau bau
nafasnya), Dan tingkat distress. Satu aspek yang sangat penting dari
pengkajian adalah pembentukan hubungan terapiutik.
2. Diagnosa
Setelah melakukan pengkajian perawat harus menentukan diagnose untuk
merencanakan tindakan keperawatan. Menurut nanda diagnose keputusan
klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah
kesehatan
actual
atau
potensial,
sebagai
dasar
seleksi
intervensi
S
O
A
: data subjektif
: data objektif
: analisa data yang mendasari penentuan diagnosa
P
I
E
keperawatan
: rencana keperawatan
: implementasi, termasuk di dalamnya tes diagnostic
: evaluasi / pengkajian kembali keadaan / respon pasien
terhadap pengobatan dan perawatan yang diberikan
saat
ditriage
19. Tanda tangan dari register nurse
20. Hal hal yang perlu dipertimbangkan
lagi
21. Cara pemindahan
22. Penggunaan
penafsiran
atau
perkiraan
(Sumber : Singapore : department of emergency medicine singapore
general hospital)
DAFTAR PUSTAKA
Iyer, P. 2004. Dokumentasi Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan, Jakarta : EGC
Oman, K 2008. Panduan Belajar Keperawatan Gawat Darurat : Jakarta :
EGC
Aninomous,1999. Triage officers course.
Singapore : departement of emergency medicine singapore general hospital
Wikipedia, the free encyclopedia, 2009, triage, (Online), (http://en.wikipedia.
org/wiki/triage, Diakses pada tgl 21 Maret 2010).