Anda di halaman 1dari 19

Tugas 3

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA

GURU PROFESIONAL

Oleh
RISKA WAHYUNI
15175036

DOSEN :
Prof. Dr. Festiyed, M.S

PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN FISIKA


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyusun tugas ini dengan judul Guru Profesional
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat masalah, namun hal
tersebut dapat diatasi dengan bimbingan dan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka penulis
mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar
Fisika, pengarang buku serta pembuat blog (internet) yang sangat membantu sebagai
pencarian bahan dalam pembuatan tugas ini, dan teman-teman yang secara langsung atau
tidak langsung terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Tugas ini telah diusahakan untuk dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin, namun
saya sebagai penyusun menyadari bahwa tidak ada karya yang sempurna. Untuk itu semua
kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan, sebagai bahan penyempurnaan dimasa
yang akan dating. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua serta mendapat Ridho
disisi Allah dan dapat menjadi salah satu referensi dalam ilmu pengetahuan.

Padang, Oktober 2015

Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................................. 2
BAB II .............................................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 3
A. Guru Profesional .................................................................................................... 3
B. Hakikat Guru Profesional ..................................................................................... 5
C. Kompetensi Guru profesional................................................................................ 7
1.

Kompetensi pedagogik ...................................................................................... 8

2.

Kompetensi kepribadian .................................................................................... 8

3.

Kompetensi sosial .............................................................................................. 9

4.

Kompetensi profesional ................................................................................... 10

D. Sistem Pelatihan Guru Profesional ........................................................................ 11


BAB III ........................................................................................................................... 13
PEMBAHASAN............................................................................................................. 13
A. Penerapan Guru Profesional di Sekolah .............................................................. 13
B. Matriks Perbedaan Kompetensi Guru ................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 16

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintah Indonesia untuk menghadapi kondisi ini menetapkan visi
pendidikan nasional yang tertuang dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007, yaitu
mewujutkan pendidikan yang dapat membentuk SDM yang berkualitas, mampu dan
proaktif dalam menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Pendidikan yang
menghasilkan SDM yang mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju
dan berkembang.
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Guru
dapat dihormati oleh masyarakat karena kewibawaannya, sehingga masayarakat tidak
meragukan figur guru.
Seorang guru mempunyai kepribadian yang khas. Di satu pihak guru harus
ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan
suasana aman. Akan tetapi di lain pihak, guru harus memberikan tugas,mendorong
siswa untuk mencapai tujuan, menegur, menilai, dan mengadakan koreksi.
Tugas

guru

sebagai

suatu

profesi,

menuntut

kepada

guru

untuk

mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai
suatu profesi. Berkenaan dengan urgensi tugas guru profesional di atas, perlu disusun
sebuah makalah yang mampu menjadi wahana bagi guru untuk memperoleh
wawasan, pengetahuan, dan konsep keilmuan berkenaan dengan guru profesional
sebagai fasilitator dan komunikator baik secara teoritis maupun secara praktis. Oleh
sebab itu, penulis menulis sebuah makalah dengan judul Guru Profesional.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan guru profesional?
2. Bagaimanakah karakter guru profesional?

3. Apa sajakah kompetensi yang dimiliki guru professional?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan tentang guru profesional
2. Menjelaskan karakter guru profesional
3. Menjelaskan kompetensi yang harus dimiliki guru profesional

D. Manfaat Penulisan
1. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca
khususnya untuk tenaga pendidik kedepannya.
2. Membantu mahasiswa memahami kompetensi yang harus dimiliki guru
profesional

3. Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah pengembangan bahan ajar


program studi pendidikan Fisika Fakultas pascasarjana Universitas Negeri Padang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Guru Profesional
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau
keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan profesi selalu dikaitkan dengan
pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua
pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para
pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang
disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetepi memerlukan
suatu persiapan melelui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk
itu.
Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh
masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan,
namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki
mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan
kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang
harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa
pekerjaan dan profesi adalah sama.
Profesional bersangkutan dengan profesi yang memerlukan kepandaian khusus
untuk menjalankannya. Untuk mencapai sukses dalam bekerja, seseorang harus
mampu bersikap profesional. Profesional tidak hanya berarti ahli saja. Namun selain
memiliki keahlian juga harus bekerja pada bidang yang sesuai dengan keahlian yang
dimilikinya tersebut. Seorang profesional tidak akan pernah berhenti menekuni
bidang keahlian yang dimiliki. Selain itu, seorang profesional juga harus selalu
melakukan inovasi serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki supaya mampu
bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik di bidangnya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008, guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Menurut Suyanto dan Asep Jihad (2013), secara umum ada tiga tugas guru
sebagai profesi, yakni mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berari meneruskan
dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan. Melatih berarti mengembangkan keterampilanketerampilan untuk kehidupan siswa. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawab di atas, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan kompetensi
tertentu sebagai bagian dari profesionalisme.
Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa depan
adalah mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di
dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu oleh pendidik profesional. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik
merupakan tenaga profesional. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik profesional
mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis. Guru sebagai tenaga
profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai
dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap
warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan
bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan
pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Untuk mewujudkan fungsi, peran, dan kedudukan tersebut, guru perlu memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik yang sesuai dengan standar
pendidik. Guru yang profesional akan menghasilkan proses dan hasil pendidikan
yang bermutu dalam rangka mewujudkan insan Indonesia yang cerdas dan
kompetitif, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru harus memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup
minimum sehingga memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya. Selain itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan

fungsi dan peran strategis yang meliputi penegakan hak dan kewajiban guru,
pembinaan dan pengembangan karir guru, perlindungan hukum, perlindungan
profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
Strategi untuk mewujudkan fungsi, peran, dan kedudukan guru meliputi:
1. Penyelenggaraan

pendidikan

untuk

peningkatan

kualifikasi

akademik,

kompetensi, dan pendidikan profesi untuk memperoleh sertifikat pendidik


2. Pemenuhan hak dan kewajiban guru sebagai tenaga profesional sesuai dengan
prinsip profesionalitas
3. Penyelenggaraan

kebijakan

strategis

dalam

pengangkatan,

penempatan,

pemindahan, dan pemberhentian guru sesuai dengan kebutuhan, baik dalam


jumlah, kualifikasi akademik, kompetensi, maupun sertifikasi yang dilakukan
secara

merata,

objektif,transparan,

dan

akuntabel

untuk

menjamin

keberlangsungan pendidikan
4. Penyelenggaraan kebijakan strategis dalam pembinaan dan pengembangan profesi
guru untuk meningkatkan profesionalitas dan pengabdian profesional
5. Peningkatan pemberian penghargaan dan jaminan perlindungan terhadap guru
dalam pelaksanaan tugas profesional
6. Pengakuan yang sama antara guru yang bertugas pada satuan pendidika yang
diselenggarakan oleh masyarakat dengan guru yang bertugas pada satuan
pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dan pemerintah daerah.
7. Penguatan tanggung jawab dan kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah
dalam merealisasikan pencapaian anggaran pendidikan untuk memenuhi hak dan
kewajiban guru sebagai pendidik profesional.
8. Peningkatakan peran masyarakat dalam memenuhi hak dan kewajiban guru

B. Hakikat Guru Profesional


Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
hukum

Landasan

lainnya adalah Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun

2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan yang ditetapkan pada tanggal 4 mei
2007
Guru merupakan suatu profesi. Profesi berasal dari bahasa Yunani
pbropbaino yang berarti menyatakan secara publik dan dalam bahasa Latin disebut
professio yang digunakan untuk menunjukkan pernyataan publik yang dibuat oleh
seorang yang bermaksud menduduki suatu jabatan publik (Syaiful Sagala, 2011).
Profesi merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi. Suatu profesi biasanya memiliki kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi
yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Seseorang yang berkompeten di suatu
profesi tertentu, disebut profesional. Untuk menjadi seorang profesional seseorang
harus menempuh pendidikan yang relatif lama. Berdasarkan pengertian tersebut,
dapat dikatakan bahwa guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan
yang memerlukan keahlian dan wewenang khusus sebagai guru dan tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan.
Untuk mengukur profesionalitas guru, maka pemerintah menetapkan peraturan
tentang sertifikasi guru, yaitu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18
tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan yang ditetapkan pada tanggal
4 mei 2007.
Ada beberapa tujuan sertifikasi di antaranya:
1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional
2. Meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan
3. Meningkatkan martabat guru
4. Meningkatkan profesionalisme guru
Selain tujuan yang telah dikemukakan di atas, sertifikasi guru juga memiliki
manfaat tertentu sebagai berikut: melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang
tidak kompeten yang dapat merusak citra guru, melindungi masyarakat dari praktikpraktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional, dan meningkatkan
kesejahteraan guru.

C. Kompetensi Guru profesional


Suyanto dan Asep Jihad (2013) mengatakan ada dasarnya, kompetensi
diartikan sebagai kemampuan dan kecakapan. McLeod mendefenisikan kompetensi
sebagai perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai
dengan kondisi yang diharapkan. Kompetensi guru sendiri merupakan kemampuan
seorang guru dalam melaksanakan kewajiban secara bertanggung jawab dan layak di
mata pemangku kepentingan.
Sebagai pengajar, guru dituntut mempunyai kewenangan mengajar berdasarkan
kualifikasi sebagai tenaga pengajar. Sebagai tenaga pengajar, setiap guru harus
memiliki kemampuan profesional dalam bidang pembelajaran. Dengan kemampuan
tersebut, guru dapat melaksanakan perannya sebagai berikut:
1. Fasilitator, yang menyediakan kemudahan-kenudahan bagi siswa dalam proses
belajar-mengajar.
2. Pembimbing, yang membantu siswa mengatasi kesulitan pada proses belajarmengajar.
3. Penyedia lingkungan, yang berupa menciptakan lingkunga belajar yang
menantang bagi siswa agar mereka melakukan kegiatan belajar dengan
bersemangat.
4. Model, yang mampu memberikan contoh yang baik kepada siswa agar berperilaku
sesuai dengan norma yang berlaku di dunia pendidikan.
5. Motivator,

yang

turut

menyebarluskan

usaha-usaha

pembaruan

kepada

masyarakat, khususna kepada subjek didik yaitu siswa.


6. Agen perkembangan kognitif, yang menyebarluaskan ilmu dan teknologi kepada
siswa dan masyarakat.
7. Manajer, yang memimpin kelompok siswa dalam kelas sehingga keberhasilan
proses belajar mengajar tercapai.
Kompetensi guru juga merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, dinyatakan bahwa kompetensi yang harus
dimiliki oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan


profesi.
1. Kompetensi pedagogik
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik

yang

meliputi

pemahaman

terhadap

peserta

didik,

perancangan

dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta


didik

untuk

mengaktualisasikan

berbagai

potensi

yang

dimilikinya.

(Mulyasa.2009)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008, kemampuan
Guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurangkurangnya
meliputi:
a. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
b. pemahaman terhadap peserta didik
c. pengembangan kurikulum atau silabus
d. perancangan pembelajaran
e. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
f. pemanfaatan teknologi pembelajaran
g. evaluasi hasil belajar
h. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yangdimilikinya

2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi

kepribadian

merupakan

kemampuan

personal

yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,


menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008, kompetensi
kepribadian sekurangkurangnya meliputi:
a. beriman dan bertakwa;
b. berakhlak mulia;
c. arif dan bijaksana;
d. demokratis;

e. mantap;
f. berwibawa;
g. stabil;
h. dewasa;
i. jujur;
j. sportif;
k. menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;
l. secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan
m. mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan

3. Kompetensi sosial
Kompetensi

sosial

seorang

guru

adalah

menyangkut

kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka (seperti


orang tua, tetangga dan sesama teman.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008, kemampuan
guru sebagai bagian dari masyarakat sekurang-kurangnya meliputi:
a. berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun;
b. menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;
c. bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta
didik;
d. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan
norma serta sistem nilai yang berlaku;
e. menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan

Dalam memahami kompetensi sosial seorang guru, kita mendapatkan satu


ayat dalam Al-Quran yang menyatakan pentingnya seorang guru memiliki
kompetensi sosial. Hal tersebut tertuang dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 90
yaitu:

10

Artinya :
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.

4. Kompetensi profesional
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang
mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum matapelajaran di sekolah
dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta
menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008, kemampuan
Guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurangkurangnya meliputi:
a. materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program
satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang
akan diampu;
b. konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang
secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan,
mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

Apabila guru telah memiliki keempat kompetensi tersebut, maka guru


tersebut telah memiliki hak professional karena ia telah jelas memenuhi syaratsyarat berikut:
1. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas wewenang keguruan
yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi edukatif
dalam batas tanggung jawabnya dan ikut serta dalam proses pengembangan
pendidikan setempat.

11

3. Menikmati teknis kepemimpinan dan dukungan pengelolaan yang efektif dan


efisien dalam rangka menjalankan tugas sehari-hari.
4. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-usaha dan
prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdiannya.
5. Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi profesionalnya secara
individual maupun secara institusional.
D. Sistem Pelatihan Guru Profesional
Peningkatan kemampuan seorang guru untuk menjadi tenaga pengajar yang
profesional dapat dilakukan melalui pelatihan. Pelatihan guru profesional dapat
dilakukan melalui kualifikasi dan pembinaan, supervisi pendidikan organisasi
profesi, , sertifikasi,.
1. Peningkatkan Kemampuan Guru melalui Kualifikasi dan Pembinaan
Program kualifikasi guru adalah prakarsa inovatif dan efisien untuk
memberikan layanan pendidikan yang memungkinkan tidak mengganggu
pelaksanaan tugas-tugas keseharian masing-masing guru.
2. Peningkatkan Kemampuan Guru melalui Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan yaitu proses pemberian layanan bantuan profesional
kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugastugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisien
3. Peningkatkan Kemampuan Guru melalui Organisasi Profesi
Organisasi profesi guru di antaranya yaitu Persatuan Republik Indonesia
(PGRI), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Organisasi MGMP
bertujuan untuk meningkatkan mutu dan profesionalisasi dari guru. Peningkatan
kemampuan guru juga dapat dilakukan melalui organisasi Ikatan Sarjana
Pendidikan Indonesia (ISPI).
4. Peningkatkan Kemampuan Guru melalui Sertifikasi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru
dan dosen, mengemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat
pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai
pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu
proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk

12

melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah


lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Penerapan Guru Profesional di Sekolah


Guru merupakan sosok manusia yang patut dipercaya dan ditiru. Ucapannya
dapat dipercaya dan tingkah lakunya harus bisa menjadi contoh atau teladan bagi
masyarakat, selain itu guru sebagai tugas profesi yang bertugas dalam mengajar,
mendidik, dan melatih anak didik dalam pendidikan formal, tetapi dalam
melaksanakan tugasnya seringkali ada guru yang tingkah laku dan ucapannya tidak
dapat dipercaya dan ditiru karena tidak bisa memerankan tugasnya sebagai seorang
guru dengan baik. Dan pada kenyataannya di sekeliling kita banyak terdapat guru
yang tidak mencerminkan kepribadian sebagai seorang guru yang baik. Guru yang
sudah tersertifikasipun belum tentu dikatakan sebagai guru yang profesional karena
dalam kemampuan berkomunikasi dengan anak didik kurang maksimal dan dalam
menerangkan proses belajar mengajar terkadang ada guru yang belum menguasai
materi yang disampaikannya
Agar dapat meningkatkan kepribadian dan profesionalitas yang tinggi serta
kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan anak didik maka seorang guru
hendaknya harus berfikir pro aktif serta memiliki tujuan yang jelas dalam mengajar.
Untuk mewujudkannya seorang guru harus senang bekerjasama dengan orang lain
dan selalu belajar sepanjang waktu untuk memperdalam ilmu pengetahuannya

13

14

B. Matriks Perbedaan Kompetensi Guru


Tabel 1. Matriks perbedaan kompetensi yang harus dimiliki guru
No
1.

2.

Aspek
pembeda
Pengertian

Kompetensi pedagogik

Kompetensi kepribadian

Kompetensi sosial

Kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik
yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik,
perancangan
dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil
belajar dan pengembangan
peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya

Kemampuan personal
yang mencerminkan
kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi
peserta didik, dan
berakhlak mulia

Kemampuan yang
menyangkut
kemampuan berkomunikasi
dengan peserta didik dan
lingkungan mereka (seperti
orang tua, tetangga dan
sesama teman

Kemampuan
yang harus
dimiliki

a. pemahaman wawasan
atau landasan
kependidikan
b. pemahaman terhadap
peserta didik
c. pengembangan
kurikulum atau silabus
d. perancangan
pembelajaran

a. beriman dan bertakwa;


b. berakhlak mulia;
c. arif dan bijaksana;
d. demokratis;
e. mantap;
f. berwibawa;
g. stabil;
h. dewasa;
i. jujur

Kompetensi profesional

Kemampuan yang
berkenaan dengan
penguasaan materi
pembelajaran bidang studi
secara luas dan mendalam
yang mencakup
penguasaan substansi isi
materi kurikulum
matapelajaran di sekolah
dan substansi keilmuan
yang menaungi materi
kurikulum tersebut, serta
menambah wawasan
keilmuan sebagai guru
a.berkomunikasi lisan, tulis, a. materi pelajaran secara
dan/atau isyarat secara
luas dan mendalam
santun;
sesuai dengan standar isi
b. menggunakan teknologi
program satuan
komunikasi dan
pendidikan, mata
informasi secara
pelajaran, dan/atau
fungsional;
kelompok mata pelajaran
c. bergaul secara efektif
yang akan diampu;
dengan peserta didik,
b. konsep dan metode

15

e. pelaksanaan
pembelajaran yang
mendidik dan dialogis
f. pemanfaatan teknologi
pembelajaran
g. evaluasi hasil belajar
h. pengembangan peserta
didik untuk
mengaktualisasikan
berbagai potensi yang
dimilikinya

3.

Ruang
lingkup

Peserta didik

sesama pendidik, tenaga


kependidikan, pimpinan
satuan pendidikan, orang
tua atau wali peserta
didik;
d. bergaul secara santun
dengan masyarakat
sekitar dengan
mengindahkan norma
serta sistem nilai yang
berlaku;
e. menerapkan prinsip
persaudaraan sejati dan
semangat kebersamaan
Pribadi

Sosial masyarakat

disiplin keilmuan,
teknologi, atau seni yang
relevan, yang secara
konseptual menaungi
atau koheren dengan
program satuan
pendidikan, mata
pelajaran, dan/atau
kelompok mata pelajaran
yang akan diampu

Disiplin keilmuan

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja


Rosdakarya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi bagi
guru
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008
Suyanto dan Asep Jihad. 2013. Menjadi guru profesional. Jakarta : Erlangga
Syaiful Sagala. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Uno Hamzah B. 2008.Profesi Kependidikan, Problema, Solusi Dan Reformasi
Pendidikan Di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara
www.alquran.com

16

Anda mungkin juga menyukai