Genesa Batubara PDF
Genesa Batubara PDF
berbeda
satu
dengan
lainnya
yang
mempengaruhi
1.
Posisi geotektonik
2.
3.
4.
Iklim
5.
Tumbuhan (flora)
6.
Pembusukan (decomposition)
7.
8.
9.
10.
PEMBATUBARAAN
Pembentukan
tumbuhan
yaitu
tahap
diagenesa
tahap
pembatubaraan
(coalification).
Vegetasi
Gambut
Batubara
Waktu
Suhu
GAMBUT
DIAGENESA GAMBUT (PEATIFICATION)
Tahap Biokimia
Tumbuhan tumbang di rawa
proses biokimia terjadi.
zona
permukaan
perubahan
berlangsung
zona
tengah
sampai
Zona peatigenic terdapat bakteri aerob, lumut, dan actinomyces yang aktif.
Senyawa protein dan gula terhidrolisa. Cellulose diubah menjadi glikose dengan
cara hidrolisis:
(glikose)
Jika suplai oksigen berlangsung terus, maka proses ini akan menuju pada
penguraian lengkap dari senyawa organik, yaitu:
aerob mati
sisa tumbuhan
tidak mengalami
proses
Kandungan karbon yang tinggi pada peatigenic layer disebabkan karena pada
ketersediaan oksigen :
Disintergrasi
Tumbuhan bereaksi dengan oksigen dan merapuh menghasilkan zat
terbang, terutama CO2, metan, dan air. Umumnya menghasilkan sisa yang
tidak padat. Beberapa unsur utama tumbuhan akan lebih tahan pada tipe
ubahan ini, misal resin dan lilin.
Putrefaction (permentasi)
Peruraian hancuran tanaman akuatik (terutama algae), bahan hanyutan,
dan plankton dalam lingkungan reduksi pada kondisi air diam (stagnant),
hasilnya membentuk sapropel, sedangkan batubara yang dihasilkan
Gambut
Brown coal
Kelembaban
> 75%
< 75%
% Karbon
< 60%
>60%
Celulose bebas
Ya
Tidak
Dapat di potong
Ya
Tidak
Bentuk
PEMBATUBARAAN
DIAGENESA BATUBARA (COALIFICATION)
Tahap Geokimia
Menurut Stach (1972) tahap geokimia atau tahap pembatubaraan
Perubahan-perubahan fisika-kimia
pada proses coalification:
Tahap pertama
Pembentukan peat, Proses berlangsung terus sampai membentuk endapan,
di bawah kondisi asam menguapnya H2O, CH4, dan sedikit CO2 membentuk
C65H4O30 yang dalam kondisi dry basis besarnya analisa pada ultimate adalah
karbon 61,7%, hidrogen 0,3%, dan oksigen 38,0%.
Tahap kedua
Tahap lignit >> bituminous tingkat rendah dengan susunan C79H55O141 yang
pada kondisi dry basis adalah karbon 80,4%, hidrogen 0,3%, dan oksigen
19,1%.
Tahap ketiga
peningkatan batubara bituminous tingkat rendah >> tingkat medium dan kemudian
sampai batubara bituminous tingkat tinggi. Pada tahap ini kandungan hidrogen tetap
Tahap keempat,
Kandungan hidrogen berkurang, sedangkan kandungan oksigen menurun lebih lambat
dari tahapan sebelumnya. Hasil sampingan tahap tiga dan empat adalah CH4, CO2,
dan sedikit H2O.
Tahap kelima
Proses pembentukan antrasit kandungan oksigen tetap dan kandungan hidrogen
Pada tahap ini terjadi perubahan rombakan tumbuhan dari kondisi reduksi ke
suatu seri menerus dengan prosentase karbon makin meningkat dan prosentase
oksigen serta hidrogen makin berkurang.
Sifat fisik maseral mulai terbentuk, seperti kenaikan reflektansi maseral batubara
seiring dengan naiknya derajat proses kimia-fisika.
Akibat tekanan yang tinggi, maka porositas pada gambut akan menurun dan
sejalan dengan terdekomposisinya senyawa OH grup akan mengakibatkan
menurunnya kandungan air.
Grup senyawa yang lain (COOH, CH3, CO) akan terpecah, sehingga terbentuk
karbondioksida dan makin meningkatnya oksigen yang hilang, maka kandungan
karbon akan meningkat.
7-80C/100
m,
kedalaman
1500
sedangkan
m,
menghasilkan
di
batubara
daerah
bituminous
dingin
yang
pada
gradien
Faktor waktu menurut hasil penelitian pada gambut lepas setebal 10-12 ft
akan menghasilkan 1 ft gambut padat memerlukan waktu sekitar 100
tahun.
Dalam proses dari gambut menjadi batubara terjadi pemampatan dan jika
diambil contoh kayu sebagai basis (100%) pembentukan gambut dan
batubara, maka perbandingan volume dalam % adalah:
Gambut
= 28 - 45%
Lignite
=17 - 28%
Anthracite
= 5 - 10%
= 160 tahun
- Bituminous
= 260 tahun
- Anthracite
= 490 tahun
VM).
tercapai.
Dapat
disimpulkan
bahwa
faktor-faktor
yang
mengendalikan
Insitu
autochtone
Esksitu/ drift
allotochtone
Batubara
Autochthonous
Batubara
yang
bahan-bahan
pembentuknya
berasal
dari
Ciri ciri
1.
2.
3.
4.
Batubaranya relatif bersih, kadar abunya relatif kecil, baik pada lapisan
batubara maupun lapisan antar seam.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Maceral terawetkan secara baik dan hadir litotipe vitrain, clarain, durain, dan
fusain.
Allochthonous
Ciri ciri
1.
2.
Tidak dijumpainya struktur akar tumbuhan atau pokok pohon yang tegak
terhadap bidang perlapisan.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
FASIES BATUBARA
Tipe pengendapan
Lingkungan pengendapan
Supply Nutrien
Temperatur gambut
Potensial redok
Tipe Pengendapan
Authochtonous / Allochtonous
autochtonous,
karena
batubara
yang
diendapkan
secara
Pada daerah ini sebagian tumbuhan terendam air dan jenis tumbuhannya
bisa bermacam-macam. Jenis tumbuhan ini juga sangat dipengaruhi oleh
Bog
Fenogeni
Marsh
Swamp
Lingkungan Pengendapan
Limnis / subaquatik
Lingkungan bawah air, terendapkan di rawa danau,
Batubara yang terendapkan pada lingkungan telmatis dan limnis
sulit dibedakan karena pada forest swamp biasanya ada bagian
yang berada di bawah air (feed swamp).
Payau / marine
Batubara yang terbentuk pada lingkungan ini mempunyai ciri khas : Kaya
abu, S dan N dan mengandung fosil laut. Untuk daerah tropis biasanya
terbentuk dari mangrove (bakau) dan kaya S. Tingginya S akibat naiknya
kemampuan ion Sulphat dari air laut dan oleh aktifitas anaerobik bakteri.
Banyaknya H dan N berasal dari protein tubuh bakteri
Ca-rich
Batubaranya mempunyai ciri yang sama dengan yang terendapkan
pada lingkungan marine. Lingkungan pengendapan pada batuan
gamping atau campuran air yang kaya akan Ca dari daerah sekitarnya
mengurangi keasaman gambut. Akibatnya aktifitas bakteri naik sehingga
degradasi tumbuhan menjadi makin tinggi.
Ca-rich coal selalu terjadi pada lingkungan bawah air dengan kondisi
oksigen terbatas. Sisa binatang (tulang yang kaya Ca) yang seharusnya
terlarutkan oleh asam humin, maka pada Ca-rich akan terawetkan
dengan baik. Sehingga pada batubara yang terendapkan pada
lingkungan ini akan banyak fosilnya.
Temperatur
Potensial Redox
Persediaan O2 menentukan
berjalan atau tidak
apakah
proses
penggambutan