Anda di halaman 1dari 22

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Masalah Kesejahteraan sosial dalam artian y


ang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan oleh individu ataupun
organisasi untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Hal ini terlihat dari def
inisi yang dikemukakan oleh Friedlander (1982, 4) : Social welfare is the organiz
ed system of social services and institutions, design to aid individuals and gro
up to attain satisfying standards of life and health. (Kesejahteraan sosial merup
akan sistem yang terorganisir dari institusi dan pelayanan sosial, yang dirancan
g untuk membantu individu ataupun kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan
kesehatan yang lebih memuaskan). Dalam hal ini, kesejahteraan sosial berkaitan
dengan organisasi atau institusi pelayanan. Artinya, dengan adanya lembaga atau
institusi yang ada di masyarakat dapat menciptakan atau meningkatkan kesejahtera
an sosial melalui pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh institusi atau lembaga
tersebut. Sekarang ini banyak masyarakat yang membutuhkan pelayanan sosial. Mis
alnya, masyarakat miskin dimana mereka sangat minim sekali dalam hal akses untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Melalui lembaga atau institusi sosial yang
ada maka masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya melalui pelayanan
-pelayanan yang diberikan. Pelayanan inilah yang nantinya dapat memaksimalkan ak
ses masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Hal ini juga dijel
askan dalam UU Kesejahteraan Sosial No.11 Tahun 2009 yang menjelaskan bahwa lemb
aga sosial menyelenggarakan kesejahteraan hidup masyarakat. Dalam Undang-Undang
Kesejahteraan Sosial No. 11 tahun 2009, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan le
mbaga sosial adalah organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang be
rbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. Lembaga sosial sendiri memiliki b
anyak ragamnya dari yang bercorak kemanusiaan, hingga keagamaan. Sebut saja Samp
oerna Foundation,
1
Universitas Indonesia

2
Dompet Dhuafa (DD), Rumah Zakat, serta banyak lainnya. Pada intinya semua lembag
a sosial tersebut memiliki tujuan yang mulia sesuai dengan tujuan dari penyeleng
garaan kesejahteraan sosial, salah satunya yaitu meningkatkan taraf kesejahteraa
n, kualitas, dan kelangsungan hidup masyarakat. Khusus untuk lembaga sosial keag
amaan atau biasa disebut Faith Based Organization (FBO) yang berbasis Islam di I
ndonesia, lebih dikenal dengan sebutan Badan Amil Zakat (BAZ) atau Lembaga Amil
Zakat (LAZ). BAZ/LAZ ini secara formal diakui oleh Undang-Undang Nomor 38 Tahun
1999 sebagai lembaga yang berhak mengelola zakat. Oleh karena itu, kedua lembaga
ini memiliki peran dan fungsi yang strategis, baik dilihat dari perspektif pemb
erdayaan sosial-ekonomi umat maupun dari hubungan zakat dengan perpajakan. BAZ/L
AZ di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar. Sebagai Negara dengan pendudu
k muslim yang cukup besar di dunia, dana zakat yang dikelola dengan baik akan ma
mpu untuk mengentaskan kemiskinan. Jumlah penduduk muslim dapat dilihat pada tab
el dibawah ini : Tabel 1.1 Populasi Penduduk Muslim Negara Perkiraan Populasi Pe
nduduk Muslim tahun 2009 202.867.000 174.082.000 160.945.000 145.312.000 78.513.
000 78.056.000 Persentase Populasi Muslim 88.2 % 96.3 % 13.4 % 89.6 % 94.6 % 50.
4 % Persentase Populasi Muslim di Dunia 12.9 % 11.1 % 10.3 % 9.3 % 5% 5%
Indonesia Pakistan India Bangladesh Mesir Nigeria
Universitas Indonesia

Sambungan tabel 1.1 Iran Turkey Algeria 73.777.000 73.619.000 34.199.000 99.4 %
98 % 98 % 4.7 % 4.7 % 2.2 %
Sumber : Majalah ENHA-Edisi 16 AprilMei 2010, Hal. 16
Besarnya jumlah penduduk kaum Muslim Indonesia berdasarkan tabel diatas menggamb
arkan potensi zakat yang cukup besar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakuka
n oleh Hanum, diperkirakan potensi dana zakat di Indonesia pada tahun 2009 sebes
ar 27,2 triliun rupiah. Pada kenyataannya terjadi peningkatan yang signifikan re
ntang waktu tahun 2001 hingga 2008 sebesar 28,79% setiap tahunnya namun dana zak
at tersebut tahun 2010 diperkirakan dapat berjumlah 1 triliun rupiah. Tentu perb
edaan dalam bentuk nominal ini cukup besar dengan potensi dana zakat yang ada di
Indonesia. (Hanum, 2009). Dalam Islam, zakat merupakan salah satu kewajiban kau
m Muslim. Terdapat beberapa ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan bahwa zakat mer
upakan sebuah kewajiban kaum Muslimin bagi yang mampu. Hal ini menjadi wajib kar
ena zakat bertujuan untuk menyucikan harta. Salah satunya terdapat dalam surat A
t Taubah: 103. Allah SWT berfirman: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, de
ngan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka dan mendoalah untuk merek
a. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ayat tersebut menjelaskan bahwa Rasul SAW te
lah mendelegasikan tugas mengelola zakat dengan menunjuk Amil Zakat. Dengan kali
mat Ambillah zakat dari sebagian harta mereka bahwa dapat diartikan zakat akan lebi
h baik jika dikelola secara profesional dan terorganisir oleh Amil Zakat. Amil Z
akat yang mempunyai tanggung jawab terhadap tugasnya, memungut, menyimpan, dan m
endistribusikan harta zakat kepada orang yang berhak menerimanya. Dalam
Universitas Indonesia

4
konteks sekarang, zakat dikelola oleh pemerintah atau lembaga amil atau yang dik
enal di Indonesia dengan Badan Amil Zakat (BAZ) atau Lembaga Amil Zakat (LAZ). S
ecara fikih diperbolehkan muzakki menyerahkan langsung zakatnya kepada mustahik.
Tetapi, dalam konteks yang lebih makro, tujuan ibadah zakat tidak akan tercapai
apabila tidak dikelola oleh lembaga Amil. Mengenai kualitas Amil Zakat yang aka
n bekerja dalam LAZ, HRD LAZ Al-Azhar mengatakan bahwa SDM berperan penting dala
m kemajuan organisasi. Aku gak bisa membayangkan jika lembaga-lembaga zakat dikel
ola oleh tenaga sisa, bagaimana dapat mengentaskan kemiskinan. Oleh karena itu s
angat butuh tenaga-tenaga muda, yang punya mimpi, serta kreatifitas yang tinggi
agar tercapainya tujuan organisasi. (SN, HRD LAZ Al-Azhar, Maret 2010) Perlu adan
ya pengelolaan zakat secara profesional secara bertanggung jawab yang dilakukan
oleh masyarakat bersama pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah memberikan perli
ndungan, pembinaan, dan pelayanan atas
pengelolaan zakat. (Penjelasan atas UU No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zaka
t). Kemudian dalam bukunya Ali (1988, 65) mengenai pedoman zakat dijelaskan beber
apa prinsip-prinsip pengorganisasian yang perlu dilaksanakan, salah satunya yait
u pentingnya penanggung jawab lembaga yang berada pada pemerintah serta pelaksan
aan suatu lembaga harus memiliki Amil yang bekerja penuh dan profesional.. Sebaga
i lembaga yang mengelola dana zakat yang berasal dari muzakki, BAZ/LAZ dipercaya
kan untuk dapat menyalurkan dana tersebut. Salah satu faktor terkelolanya organi
sasi dengan baik yaitu SDM yang berada didalamnya menjadi penting dan mempunyai
peranan strategis. Horsefield (1988) melihat MSDM memegang peran utama dalam men
jalankan sebuah organisasi. Menurutnya, Jika dianalogikan dalam perusahaan, hubu
ngan yang terjadi dalam MSDM dengan organisasi yaitu tidak jauh berbeda antara d
irektur keuangan dan manager keuangan yang saling membutuhkan satu sama lain (Do
novan & Jackson, 1991, 309). Dowling (1983) mengatakan bahwa SDM dalam organisas
i sama pentingnya dengan manajemen keuangan (financial). Dowling melanjutkan bah
wa
Universitas Indonesia

dalam sebuah perusahaan, kunci dari memahami peran MSDM ialah memahami fungsi pe
rencanaan strategis. Artinya tujuan dari MSDM berkaitan erat dengan tujuan dari
sebuah organisasi (Donovan & Jackson, 1991, 310). Melihat kondisi SDM organisasi
sosial keagamaan (Faith Based Organization) yaitu BAZ atau LAZ, Jamil Azzaini,
manajer Kubik Leadership, menilai bahwa banyak di antara SDM pengelola zakat yan
g belum memiliki kualitas optimal. Untuk mencapai kualitas organisasi sosial kea
gamaan yang baik diperlukan tiga hal dasar, yaitu berkompeten (kafaah), amanah,
dan memiliki etos kerja tinggi (himmah). (Hamid, 2009) Bahrir mengatakan bahwa k
ualitas manajemen suatu organisasi pengelola zakat harus dapat diukur. Untuk itu
, ada tiga kata kunci yang dapat dijadikan sebagai alat ukurnya yaitu amanah, pr
ofesionalitas, dan transparan. Sifat amanah merupakan syarat mutlak yang harus d
imiliki oleh setiap amil zakat. Tanpa adanya sifat ini, hancurlah semua sistem y
ang dibangun. Kedua, sikap profesional. Sifat amanah belumlah cukup. Harus diimb
angi dengan profesionalitas pengelolaannya. Ketiga, transparan. Dengan transpara
nnya pengelolaan zakat, maka kita menciptakan suatu sistem kontrol yang baik, ka
rena tidak hanya melibatkan pihak internal organisasi saja, tetapi juga akan mel
ibatkan pihak eksternal. Transparansi inilah rasa curiga dan ketidakpercayaan ma
syarakat akan dapat diminimalisasi. (Bahrir, 2004) Manajemen itu sendiri Menurut
Mary Parker Follet ialah seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisa
si melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yan
g diperlukan, atau dengan cara lain dengan tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan i
tu sendiri. (Handoko, 1996, 3). BAZNAS sebagai satu-satunya lembaga zakat yang d
ikelola oleh pemerintah pada tingkat nasional. BAZNAS harus memiliki kualitas pe
layanan yang optimal guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerinta
h. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ayu Safira Purwanti dalam tesisnya yang
berjudul Analisis SWOT dalam Upaya Pengembangan Badan Amil Zakat Nasional, penelit
i menitikberatkan pada potensi kemampuan organisasi ini
Universitas Indonesia

6
dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT menunjukkan bahwa SDM yang berku
alitas atau Amil Zakat BAZNAS memiliki potensi dalam mengembangkan BAZNAS menjad
i sebuah organisasi yang nasional meskipun baru berdiri pada tahun 2001. Pemilih
an BAZNAS sebagai penelitian juga menindaklanjuti atas penelitian yang dilakukan
oleh Erika Takidah dalam tesisnya yang berjudul
Analisa Pengaruh Kualitas Jasa BAZNAS pada Kepuasan dan Kepercayaan Muzakki. Dalam
penulisannya, peneliti menitikberatkan pada pembahasan mengenai kualitas jasa y
ang BAZNAS berikan keapada Muzakki. Beberapa kesimpulan yang didapatkan yaitu pe
ntingnya empati para Amil Zakat terhadap Muzakki, peraturan hukum menyangkut jas
a Badan Amil Zakat, serta hubungan baik yang diberikan Amil Zakat kepada Muzakki
meningkatkan rasa kepercayaan Muzakki terhadap BAZNAS. Dalam penelitian yang te
lah dilakukan oleh kedua peneliti diatas, peneliti memberikan masukan bahwa sala
h satu kunci dari keberhasilan tingginya tingkat kepuasan Muzakki yaitu faktor A
mil Zakat yang memberikan pelayanan optimal. Oleh karena itu, dalam penelitian s
ekarang mencoba membahas mengenai gambaran rangkaian kegiatan MSDM yang dijalank
an oleh BAZNAS dalam mendapatkan dan menyeleksi tenaga Amil Zakat. Untuk melihat
gambaran MSDM yang lebih jelas, maka peneliti melakukan perbandingan dengan LAZ
. LAZ merupakan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat dengan persetujuan oleh pe
merintah. Dalam penelitian tesis yang dilakukan oleh Suryo Adi Prayitno Sitepu d
engan judul Strategi Pengelolaan SDM berbasis Kompetensi, penulis mengkaji tentang
seberapa besar pengaruh dari kompetensi dan talenta SDM dalam mempengaruhi perk
embangan organisasi. Strategi ini dilakukan dalam perusahaan industri WIKA dan m
enunjukkan bahwa strategi pengelolaan SDM yang dilakukan oleh perusahaan industr
i WIKA berpengaruh terhadap produktivitas organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa
SDM cukup berperan penting dalam peningkatan produktivitas perusahaan, namun WIK
A perusahaan industri dan perusahaan profit, tentu saja hal ini berbeda dengan L
AZ yang merupakan organisasi non-profit.
Universitas Indonesia

Selain itu, peneliti berangkat dari penelitian yang dilakukan oleh Nurulita Fitr
ia dalam skripsinya yang berjudul Tingkat Kepuasan Muzakki terhadap Pelayanan Jas
a Lembaga Amil Zakat (Studi Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al-Azhar Peduli Ummat Jakar
ta) Dalam skripsinya, Fitria menggambarkan pentingnya peran dari lembaga dalam me
nyediakan jasa pelayanan kepada Muzakki. Fitria memiliki kesimpulan bahwa perana
n Amil Zakat LAZ Al-Azhar Peduli Ummat merupakan kunci dari pelayanan jasa. Berb
agai strategi yang dilakukan oleh LAZ Al-Azhar seperti sosialisasi dana CSR ke b
erbagai perusahaan, service excellent, memberikan pengetahuan seputar zakat kepa
da para Muzakki, memberikan laporan kegiatan dan keuangan ZISWAF setiap bulannya
melalui CARE Newsletter, serta adanya konsultasi zakat merupakan kelebihan yang
dimiliki oleh LAZ ini. Untuk menindaklanjuti penelitian yang dilakukan oleh ked
ua peneliti diatas, maka penelitian selanjutnya akan mencoba melihat bagaimana r
angkaian kegiatan MSDM ditubuh LAZ Al-Azhar sebagai lembaga non-profit yang dibe
ntuk oleh masyarakat secara swadaya. Searle (2009) mengatakan bahwa organisasi y
ang menjalankan MSDM yang baik, perlu memperhatikan tahap rekrutmen dan seleksi
Amil Zakat sebagai langkah awal yang harus dijalankan. Tahap tersebut juga merup
akan bagian terpenting serta mempunyai dampak yang signifikan bagi organisasi te
rsebut di masa mendatang. (Collings & Wood, 2009, 151). 1.2 Perumusan Permasalah
an Salah satu prestasi BAZNAS saat ini yaitu berhasil mempertahankan
sertifikasi ISO 9001-2000 yang disempurnakan menjadi ISO 9001-2008. Diperolehnya
ISO 9001-2008 merupakan langkah sukses BAZNAS kedua mempertahankan kinerjanya u
ntuk menjadi Badan Pengelola Zakat yang Amanah, Transparan dan tentunya Profesio
nal. ISO 9001-2008 adalah sertifikasi kepada seluruh bagian dalam organisasi BAZ
NAS yang meliputi Manajemen
Penghimpunan, Manajemen Pendayagunaan, Manajemen Keuangan serta Manajemen Suppor
t Organisasi. Secara keseluruhan peran Amil Zakat disini penting dalam meningkat
kan kepuasan dan kepercayaan Muzakki.
Universitas Indonesia

8
Sebagai satu-satunya lembaga zakat berskala nasional, BAZNAS memiliki MSDM dalam
mengelola Amil Zakat. Sebagai lembaga milik pemerintah, tentunya pengelolaan SD
M akan berbeda dengan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat secara swadaya. Seba
gai lembaga yang terdiri atas elemen pemerintah, kaum ulama, serta masyarakat, m
aka perlu dikaji lebih dalam bagaimana BAZNAS menjalankan MSDM sehingga mendapat
kan beberapa penghargaan dan tetap bertahan hingga saat ini. Untuk pembanding le
mbaga pemerintah, maka dipilihlah LAZ. Hal ini menindaklanjuti atas Undang-Undan
g No. 38 tahun 1999 yang mengatakan bahwa lembaga zakat dapat dibentuk oleh peme
rintah dan masyarakat dengan syaratsyarat tertentu. Oleh karena itu, peneliti me
milih LAZ Al-Azhar sebagai pembanding organisasi zakat. Dengan berbagai pengelol
aan program yang produktif dan variatif, AlAzhar dikenal sebagai LAZ yang kreati
f dalam melakukan pengembangan program baru, dan tidak jarang menarik simpati pu
blik, Rumah Gemilang Indonesia, Mushalla for Sale, Qurban by Request, Benah Madr
asah, dan Rumah Ibadah menjadi produk pemberdayaan yang kreatif. Hingga akhirnya
LAZ AlAzhar mendapatkan penghargaan (award) sebagai The Best Zakat Empowering O
rganization oleh Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ) pada tahun 2009. Pengharg
aan tersebut merupakan hasil upaya kerja keras LAZ dalam memberikan pelayanan ya
ng memuaskan kepada masyarakat. Peran Amil Zakat dalam mendukung program yang va
riatif dan inovatif menjadi cukup penting dalam mendapatkan penghargaan ini. Seb
agai lembaga yang dikenal kreatif dan inovatif maka peneliti ingin melihat bentu
k MSDM yang dijalankan oleh LAZ Al-Azhar Peduli Ummat. Berdasarkan latar belakan
g permasalahan diatas maka permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaim
anakah manajemen sumber daya manusia pada BAZNAS dan LAZ Al-Azhar Peduli Ummat ?
Universitas Indonesia

1.3
Tujuan Penelitian Salah satu faktor keberlangsungan sebuah organisasi yang baik
yaitu
SDM. SDM yang menjalankan organisasi harus memiliki kemampuan dan profesional di
bidangnya. Untuk mendapatkan SDM yang baik maka organisasi harus memiliki Manaje
men Sumber Daya Manusia (MSDM) yang baik pula. Oleh karena itu, tujuan dari pene
litian ini ialah : 1. Mendeskripsikan dan membandingkan Manajemen Sumber Daya Ma
nusia (MSDM) pada BAZNAS sebagai organisasi pemerintah dan LAZ AlAzhar sebagai o
rganisasi non-pemerintah.
1.4 1.4.1
Signifikansi Penelitian Manfaat Praktis
1. Menjadi masukan bagi BAZ dan LAZ atau Human Resource Department (HRD) dalam b
idang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). 2. Menjadi masukan bagi organisasi s
ejenis dalam melihat rangkaian kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) org
anisasi yang berbasis keagamaan. 1.4.2 Manfaat Akademis Memberikan masukan yang
bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Kesejahteraan Sosial dalam pembelajaran mengen
ai manajemen organisasi nirlaba. Lebih khususnya Manajemen Sumber Daya Manusia (
MSDM) pada Faith Based Organization (FBO).
I.5 I.5.1
Metode Penelitian Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberika
n gambaran rangkaian kegiatan
MSDM dalam BAZNAS dan LAZ Al-Azhar Peduli Ummat. Untuk mencapai tujuan penelitia
n maka penelitian ini akan menggunakan pendekatan secara
Universitas Indonesia

10
kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk dapat menggali lebih dalam men
genai MSDM dalam organisasi khususnya yang berlandaskan keagamaan. Selain itu, p
endekatan ini juga bertujuan untuk melihat perbedaan manajemen antara organisasi
pemerintah dan non-pemerintah. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan-pendekata
n yang lebih mendalam dengan harapan informasi yang luas dan mendalam dapat dipe
roleh. Organisasi yang dikelola oleh pemerintah tentunya memiliki Standard Opera
ting Procedure (SOP) MSDM yang berbeda dengan organisasi yang dikelola oleh masy
arakat secara swadaya. Dengan begitu pendekatan kualitatif perlu dilakukan agar
dapat melihat MSDM secara objektif. Pendekatan kualitatif dipilih karena menekan
kan pada manfaat dan pengumpulan informasi dengan mendalami fenomena yang diteli
ti
(Koentjaraningrat, 1994, 84). Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bogdan
dan Taylor yang mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai suatu prosedur pen
elitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis/lisan dari pe
laku yang diamati. (Moleong, 2006, 3). Pendekatan kualitatif juga memiliki satu
tujuan penting yaitu untuk memahami fenomena yang kompleks dengan jalan mengujin
ya dalam keseluruhannya dalam konteks (Moleong, 2006, 33). Adapun tujuan dari pe
ndekatan ini yaitu peneliti secara aktif berinteraksi secara pribadi dengan info
rmas. (Moleong, 2006, 32) Bahwa untuk memaknai kegiatan interaktif ini peneliti
seharusnya berinteraksi langsung dengan para informan antara lain dengan mewawan
carai dan melakukan observasi latar ilmiah, agar diperoleh pemahaman emik (menur
ut persepsi mereka bukan persepsi peneliti) mengenai kepercayaan, tujuan, dan al
at untuk mencapai tujuan itu. Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa pendekatan ku
alitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara funda
mental bergantung pada pengamatan pada manusia dan kawasannya sendiri dan berhub
ungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya sendiri dan dalam peristilahan
nya (dalam Moleong, 2004, 9). Pendekatan kualitatif dipilih untuk mendapatkan le
bih banyak keleluasaan dalam menyusun proses penelitian dan menganalisis catatan
lapangan. Hasil
Universitas Indonesia

11

wawancara, atau data-data sekunder yang didapatkan akan sangat mendukung argumen
tasi dalam menggambarkan MSDM dalam BAZ/LAZ. Dengan
pendekatan kualitatif ini, diharapkan dapat mengangkat kekayaan data dan permasa
lahan yang tidak diduga sebelumnya. Sehingga memungkinkan informan untuk menjawa
b dengan bebas segala hal yang bermakna baginya, tanpa harus membuatnya terperan
gkap pada pilihan kondisi dan jawaban standar yang tidak sesuai dengan konteks p
engalaman selama bekerja di BAZ/LAZ.
1.5.2
Jenis Penelitian Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran secara utuh dan te
rperinci
mengenai MSDM dalam FBO. Oleh karena itu, jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif untuk memenuhi tujuan ini. Penelitian deskriptif menampil
kan gambaran situasi, setting sosial atau hubungan yang lebih rinci (Neuman, 200
6, 21-22). Penelitian ini adalah studi deskriptif dengan melakukan perbandingan
pada FBO BAZNAS dan LAZ Al-Azhar Peduli Ummat. Peneliti berusaha mengembangkan k
onsep metode kualitatif dengan cara menentukan informan yang erat kaitannya deng
an MSDM dan yang dianggap paling mengetahui tentang rangkaian kegiatan MSDM pada
BAZNAS atau LAZ Al-Azhar Peduli Ummat. Pada akhirnya penelitian ini akan berisi
kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data te
rsebut berasal dari naskah wawancara (transkrip wawancara), catatan lapangan, ga
mbar foto, rekaman videotape, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lainnya. (Moleo
ng, 2004, 6).
1.5.3
Lokasi Penelitian Peneliti memilih 2 Lokasi yang berbeda. Pertama, BAZNAS yang
beralamat di Jl. Kebon Sirih No. 57 Jakarta Pusat 10340. BAZNAS dipilih sebagai
lokasi pengumpulan data karena : 1. BAZNAS merupakan lembaga sosial keagamaan ya
ng berada di bawah naungan pemerintah. Sebagai lembaga resmi pemerintah, BAZNAS
juga
Universitas Indonesia

12
sebagai pusat data nasional, yang mencakup data BAZ/LAZ, data jumlah penerimaan
BAZ / LAZ, data pendayagunaan BAZ/LAZ, maupun data muzakki ataupun mustahik seca
ra nasional. 2. BAZNAS sebagai Badan Amil Zakat secara nasional memiliki dana za
kat dengan peningkatan dana yang cukup tinggi yang diterima dari para muzakki. P
eningkatan dana zakat dapat dilihat dari awal berdirinya BAZNAS sebagai organisa
si zakat pada tahun 2001 berjumlah 1 Juta Rupiah hingga saat ini berjumlah 37 Mi
llyar Rupiah dan terus meningkat setiap tahunnya. 3. BAZNAS sebagai pusat pembin
aan dan pengembangan SDM zakat nasional. Dalam mencari perbandingan lembaga sosi
al keagamaan, BAZNAS satusatunya lembaga milik pemerintah yang menangani zakat s
ecara nasional. Kedua, LAZ Al-Azhar Peduli Ummat yang beralamat di Masjid Agung
Al-Azhar Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110. LAZ ini di
pilih sebagai lokasi pengumpulan data karena : 1. LAZ Al-Azhar Peduli Ummat meru
pakan lembaga zakat berbasis masjid yang berdiri semenjak 5 tahun yang lalu. LAZ
Al-Azhar Peduli Ummat dalam perkembangan telah menjadi sebuah Lembaga Amil Zaka
t Nasional (LAZNAS) yang telah diakui oleh pemerintah Indonesia. Dana penghimpun
an yang telah mencapai 9 Milliar rupiah membuat LAZ Al-Azhar menjadi salah satu
LAZ berbasis masjid yang diakui oleh masyarakat Indonesia. LAZ berbasis masjid i
nilah salah satu faktor yang menjadikan LAZ ini mendapatkan penghargaan dari IMZ
. 2. LAZ Al-Azhar Peduli Ummat merupakan lembaga zakat yang dibentuk oleh masyar
akat dan berdiri secara mandiri (non-pemerintah) sehingga dapat menjadi pembandi
ng organisasi pemerintah atau BAZ dalam bidang MSDM. Sebagaimana yang diketahui
bahwa dalam Undang-Undang No. 38 Tahun 1999, lembaga zakat hanya dapat dibentuk
oleh pemerintah (BAZ) dan masyarakat (LAZ) dengan syarat-syarat tertentu. LAZ Al
-Azhar termasuk salah satu lembaga zakat yang telah memenuhi kriteria tersebut.
3. LAZ Al-Azhar mendapatkan penghargaan (award) sebagai The Best Zakat Empowerin
g Organization oleh Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ) pada tahun 2009 atas k
reatifnya program yang dilakukan oleh LAZ Al- Azhar.
Universitas Indonesia

13

Penghargaan tersebut merupakan hasil upaya kerja keras LAZ dalam memberikan pela
yanan yang memuaskan kepada masyarakat. Peran Amil Zakat dalam mendukung program
yang variatif dan inovatif menjadi cukup penting dalam mendapatkan penghargaan
ini. 4. LAZ Al-Azhar Peduli Ummat sebagai mitra dari BAZ memiliki tanggung jawab
yang tinggi dalam pengelolaan dana yang diterima dalam muzakki. Oleh karena itu
merupakan salah satu hak muzakki untuk dapat mengetahui LAZ Al-Azhar secara tra
nsparan. 1.5.4 Teknik Pemilihan Informan Sifat penelitian ini adalah deskriptif ma
ka untuk menentukan informan pada penelitian ini tidak menggunakan populasi atau
sampel dengan pengertian yang dipahami di penelitian kuantitatif. Informan yang
diambil sebagai sampel dari daerah tertentu maka sampel tersebut tidak bersifat
mewakili (representatif populasi) tetapi lebih diperlakukan sebagai kasus yang
mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak harus sama dengan ciri populasi yang di
wakilinya. Sebab penelitian ini tidak bertujuan untuk menggeneralisasi melainkan
lebih bersifat kasuistik, unik dan tidak digeneralisasi pada konteks lain. Meski
nantinya akan tetap ada generalisasi, tetapi hal tersebut berbeda dengan yang d
imaksudkan dengan generalisasi pada penelitian kuantitatif. (Irawan, 2006, 52,65
). Berdasarkan konteks tersebut maka terdapat beberapa kriteria sebagai syarat u
ntuk menentukan informan yang akan dipakai dalam penelitian ini yaitu mereka yan
g terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam Manajemen Sumber Daya Man
usia (MSDM) BAZ/LAZ, mereka yang terlibat dalam perumusan konsep MSDM, pihak yan
g bertanggung jawab berjalannya konsep, terakhir Amil Zakat itu sendiri sebagai
triangulasi peneliti. Mereka yang memenuhi kriteria tersebut diharapkan memahami
MSDM dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu, untuk memperoleh informan ters
ebut dapat dibagi menjadi dua komponen informan sebagaimana memenuhi kriteria ya
ng telah ditentukan sebelumnya yaitu :
Universitas Indonesia

14
1. Kepala Divisi Human Resource Department (HRD) Divisi HRD yaitu divisi yang me
ngurusi tahap awal dalam rekrutmen Amil Zakat hingga tahap akhir masa pensiun di
organisasi. Secara tidak langsung Kepala HRD menjadi penanggung jawab atas rekr
utmen, seleksi, pelatihan, pengembangan hingga masa pensiun Amil Zakat yang akan
bekerja di BAZ / LAZ. Kepala HRD juga mengetahui hambatan dalam menangani Amil
yang bekerja pada sektor sosial keagamaan. 2. Amil Zakat BAZ / LAZ Amil Zakat BA
Z / LAZ sebagai pihak yang menjalankan proses MSDM. Sebagai salah satu elemen da
lam BAZ / LAZ, Amil Zakat bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh B
AZ / LAZ. Dari mereka akan didapatkan informasi mengenai tahap-tahap yang dilalu
inya sebelum masuk kedalam BAZ / LAZ hingga saat mereka menjalani tugas sebagai
Amil Zakat secara langsung maupun tidak langsung beserta hambatan maupun penduku
ngnya.
Tabel 1.2 Theoretical sampling Informasi yang dicari Konsep awal, kriteria serta
tujuan HRD dalam melaksanakan fungsi MSDM BAZ Pemahaman mengenai konsep MSDM da
lam BAZ selama proses menjadi Amil Zakat. Amil Zakat BAZNAS 1 BAZNAS Informan Ke
pala divisi HRD BAZNAS 1
Universitas Indonesia

15

Sambungan
ngsi MSDM
il Zakat.
ivisi HRD

tabel 1.2 Konsep awal, kriteria serta tujuan HRD dalam melaksanakan fu
LAZ. Pemahaman mengenai konsep MSDM dalam LAZ selama proses menjadi Am
Total Amil LAZ AlAzhar Peduli Umat 2 LAZ AlAzhar Peduli Ummat Kepala d
LAZ AlAzhar Peduli Ummat 1

5 Teknik penentuan informan yang akan digunakan dalam penelitian ini


adalah purposive sampling. Pada teknik ini, setiap populasi tidak mendapat kesem
patan yang sama untuk dipilih sebagai informan, Siapa yang akan diambil sebagai
informan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Caranya adalah dengan menyesuaika
n informan dengan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya sehingga popula
si sampel yang digunakan tidak acak melainkan sampel yang telah dikenali. Dalam
BAZNAS sampel telah ditentukan oleh pihak terkait, peneliti hanya menyampaikan k
riteria yang sesuai tujuan penelitian. Jumlah informan BAZNAS yang diwawancara b
erjumlah 1 orang, hal ini merupakan permintaan dari pihak HRD BAZNAS. Berbeda de
ngan LAZ Al-Azhar, peneliti mendapatkan 2 informan dalam penelitian. Pemilihan 2
informan ini atas permintaan pihak HRD LAZ Al-Azhar. Peneliti juga melihat bahw
a 2 informan tersebut cukup menggambarkan Amil Zakat yang berada di LAZ Al-Azhar
karena pertama, informan pertama merupakan Amil Zakat yang baru masuk dalam LAZ
sehingga ia masih mengetahui bagaimana rangkaian kegiatan MSDM LAZ AlAzhar. Sed
angkan untuk informan lainnya, peneliti mendapatkan informasi bahwa Amil Zakat t
ersebut merupakan Amil Zakat yang cukup lama telah berada di LAZ tersebut. oleh
karena itu akan didapatkan informasi yang mendalam mengenai pengalamannya selama
bekerja di LAZ.
Universitas Indonesia

16
Konsep mengenai MSDM pada dasarnya akan didapatkan dari pihak HRD BAZ/LAZ dan ak
an dilengkapi oleh temuan lapangan yang didapatkan dari Amil Zakat. Pemilhan inf
orman Amil Zakat bertujuan sebagai triangulasi terhadap temuan lapangan. 1.5.5 T
eknik Pengumpulan Data
1. Studi kepustakaan dan dokumentasi Studi kepustakaan dan dokumentasi adalah un
tuk mendapatkan data sekunder yaitu data pendukung dan memperkuat data primer ya
ng didapat dari sumber data yang berupa catatan, teoriteori dan bahanbahan acuan p
enelitian serta untuk mendapatkan datadata sekunder dari dokumen, bukubuku dan art
ikel berita. dokumen, dan laporan media masa. Selain dari berbagai literatur, pe
nelitian ini mendapatkan studi dokumentasi dari pihak BAZNAS dan LAZ AlAzhar Ped
uli Ummat dalam kegiatan MSDM yang selama ini berlangsung. 2. Wawancara Mendalam
(In-Depth Interview) Dengan media wawancara mendalam ini dapat diperoleh data p
rimer dari informan secara lengkap dan detail. Menurut Chadwick (1991:121) wawan
cara adalah : Suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan untuk memperoleh data
atau informasi. wawancara mendalam (in-depth interview) adalah percakapan dua o
rang dengan tujuan memperoleh keterangan sesuai dengan penelitian dan dipusatkan
pada isi yang dititikberatkan pada tujuan-tujuan deskripsi, prediksi dan penjel
asan sistematik mengenai penelitian tersebut. Penelitian ini menggunakan in-depth
interview dengan semi-terstruktur. Pendekatan semi-terstruktur ini berusaha unt
uk menggali kedalaman
persepsi/pandangan dari informan yang dikaitkan tujuan penelitian dengan pertany
aan terbuka. Selain itu indepth interview dilakukan karena sudah ada relasi sebe
lumnya dengan informan. Teknik yang akan digunakan adalah probing yaitu usaha un
tuk menggali informasi lebih dalam dari informan.(Grinell, 1993, 11).
Universitas Indonesia

17

Penelitian memakai pedoman wawancara yang dapat ditambah atau dikurangi bila per
lu, dan kadangkadang ditanyakan kepada informan secara tidak berurutan tergantung
pada kondisi informan dalam memberikan informasi. Pedoman wawancara ini berisi
pertanyaan terbuka yang memberikan keleluasaan bagi informan untuk mengemukakan
pandangannya secara bebas. Sehingga usaha didalam menggali Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM) dalam Faith Based Organization (FBO) dapat berlangsung secara ma
ksimal.
1.5.6
Waktu pengumpulan data Tabel. 1.3 Waktu pengumpulan data
Kegiatan
Maret Minggu ke
I II III IV
April Minggu ke
I II III IV
Mei Minggu ke
I II III IV
Juni Minggu ke
I II III IV
01 Studi Kepustakaan dan dokumentasi 02 Interview Informan Badan Amil Zakat Nasi
onal (BAZNAS) Kepala Divisi HRD BAZNAS Amil Zakat BAZNAS
Universitas Indonesia

18
Sambungan tabel 1.3
LAZ AlAzhar Peduli Ummat
Kepala Divisi HRD LAZ AlAzhar Peduli Ummat Amil Zakat LAZ AlAzhar Peduli Ummat
03 Melengkapi data yang masih kurang
1.5.7
Teknik Analisa Data Data yang telah terkumpul kemudian diproses melalui beberapa
tahap
sebagai berikut (Moleong, 2004, 190-214): a. Pemrosesan Satuan (Unityzing) Unity
zing adalah tahap pengorganisasian data yang diperoleh. Pada tahap ini semua dat
a yang telah diperoleh diberi kode sesuai dengan satuan-satuan yang ditemukan da
lam data. b. Kategorisasi Pada tahap ini data yang telah diberi kode dimasukkan
dalam beberapa kategori. Kategori dibuat berdasarkan pada tujuan penelitian sehi
ngga memudahkan dalam melakukan proses penelitian berikutnya. c. Penafsiran Data
Penafsiran data dilakukan berdasarkan tujuan penelitian yang telah tergambar pa
da tahap kategorisasi. Pada penelitian ini penafsiran data dilakukan untuk
Universitas Indonesia

19

mendapatkan deskripsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) pada BAZ dan LAZ.
1.5.8
Teknik Meningkatkan Kualitas Penelitian Untuk membantu penelitian ini mendapatka
n kualitas penelitian yang
maksimal dan representatif, maka ada beberapa standar/kriteria yang harus depenu
hi. Moleong (2006) dalam Metodologi Penelitian Kualitatif (hal 324-326) diperluk
an yaitu 4 unsur penting untuk membangun kepercayaan (trustworthiness) kepercaya
an (credibility), keteralihan (transferability),
derajat
kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability). Maka berangkat da
ri keempat dasar diatas strategi yang dapat dipakai untuk menunjang kualitas dal
am penelitian ini adalah Credibility Dependability, Confirmability.(hal 217222)
(1). Kredibilitas (Credibility). Untuk memperoleh kredibiltas ini dapat digunaka
n strategi, yaitu dengan cara melakukan beberapa interview untuk menyakinkan per
olehan data-data dari informan. Hal ini dapat membantu dalam menjaga konsistensi
pemberian informasi dari informan. Kemudian strategi yang paling sering digunak
an dan efektif untuk uji kebenaran data adalah dengan triangulasi. Pada Manajeme
n Sumber Daya Manusia (MSDM) terkadang ada miss antara atasan dan bawahan. Untuk
itu perlu diuji kebenaran mengenai rangkaian kegiatan MSDM dengan kenyataan yan
g terjadi di lapangan. (2). Dependability dan (3) Confirmability. Untuk memenuhi
standar dependabilitas dan konfirmabilitas strategi yang dapat dilakukan dengan
cara mengaudit data yang telah diperoleh. Cara yang dapat dipakai adalah melaku
kan uji ulang terhadap setiap data-data yang telah diperoleh seperti field note,
dokumen/arsip dan laporan penelitian lainnya.
Universitas Indonesia

20
1.5.9
Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yan
g menghambat
sehingga penelitian ini dirasakan masih kurang sempurna, yaitu :
Sedikitnya sumb
er informasi yang didapatkan dari pihak BAZNAS, hal ini dikarenakan kesibukan se
rta waktu yang tidak terlalu banyak dalam melakukan penelitian.
1.6
Sistematika Penelitian Sistematika penulisan penelitian ini merupakan pengorgani
sasian seluruh
materi penelitian yang dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bab. Sebagai upaya
memudahkan pembaca dalam memahami materi penelitian secara integral, maka
dibuat suatu rangkaian relasi materi antar bab yang terorganisasi sebagai
satuan yang utuh. Sehubungan dengan pemikiran itu, maka aliran materi per
lam penelitian ini disusun secara berurutan melalui sistematika penulisan
t:

untuk
perlu
suatu
bab da
beriku

Bab Satu : Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan ma


salah yang meliputi pokok permasalahan dan pertanyaan penelitian, tujuan penelit
ian, manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab Dua : Kerangka Pemikiran, menguraikan hasil tinjauan kepustakaan yang berkai
tan erat dengan HSO, FBO, serta rangkaian kegiatan MSDM (perencanaan SDM, rekrut
men, seleksi, orientasi, pendidikan dan pelatihan, penilaian kinerja, kompensasi
, transfer, promotion, demotion, resignations, terminations, retirement).

Bab Tiga : Gambaran Umum Lokasi Penelitian, yaitu BAZNAS dan LAZ AlAzhar Peduli
Ummat, menguraikan tentang kedua lembaga tersebut, visi, misi, program-program s
erta dana penghimpunan zakat.

Bab Empat: Hasil Penelitian dan Analisa, menguraikan hasil temuan lapangan menge
nai, pelaksanaan MSDM pada kedua lembaga. Melihat perbandingan rangkaian kegiata
n MSDM yang dilakukan oleh kedua lembaga tersebut. Serta analisa dari temuan lap
angan tersebut dengan kerangka teori yang terdapat pada Bab Dua.
Universitas Indonesia

21

Bab Lima : Kesimpulan dan Saran, menguraikan secara singkat pembahasan pada babbab sebelumnya dan memberikan saran yang diharapkan dapat dipertimbangkan dalam
melaksanakan rangkaian kegiatan MSDM pada BAZNAS dan LAZ Al-Azhar Peduli Ummat.
Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai