Pedoman Nasional Penanganan HIV Aids PDF
Pedoman Nasional Penanganan HIV Aids PDF
979
Ind
P
616.979
Ind
P
616.979
Ind
P
Pedoman Nasional
KATA PENGANTAR
Dengan makin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, makin
kompleksnya masalah pengobatan ARV, serta komplikasi dan efek samping
obat pada ODHA, maka diperlukan Pedoman ARV yang terus menerus
disesuaikan dengan perkembangan tersebut, termasuk terapi ARV lini ke-2.
Buku pedoman dirumuskan kembali oleh tim perumus yang didukung oleh
panel ahli yang dipimpin oleh Kementerian Kesehatan dengan mengadaptasi
Pedoman WHO tahun 2010: Antiretroviral Therapy For HIV Infection In Adults
And Adolescents In Resource-Limited Settings: Towards Universal Access
Recommendations For A Public Health Approach dan juga mengacu pada
buku Management of HIV Infection and Antiretroviral Therapy in Adults and
Adolescents, A Clinical Manual, yang diterbitkan oleh WHO SEARO 2007.
Buku Pedoman Nasional Terapi Antiretroviral edisi tahun 2011 merupakan
pemutakhiran buku Pedoman Nasional Penggunaan Terapi Antiretroviral yang
diterbitkan pada tahun 2007 dengan menambahkan tentang pedoman
tatalaksana infeksi oportunistik dengan pendekatan sindrom.
Buku pedoman tatalaksana ini disusun oleh Panel Ahli yang terdiri dari
para klinisi dan ahli (akademisi maupun non-akademisi) yang cukup
mempunyai wawasan luas dan pengalaman memberikan layanan rawatan HIV
dan AIDS dan pengobatan antiretroviral dan berasal dari berbagai institusi
pendidikan, rumah sakit dan lembaga swadaya masyarakat di Indonesia.
Anggota panel ahli tersebut ditunjuk oleh Sub Direktorat AIDS, Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Terapi Antiretroviral akan
terus diperbaharui secara periodik dengan mengacu pada perkembangan bukti
ilmiah yang diakui secara internasional dan diharapkan dapat digunakan oleh
para klinisi dan pengambil kebijakan di berbagai tingkat fasilitas pelayanan
kesehatan.
Pedoman Nasional Terapi Antiretroviral edisi tahun 2011 ini memuat
rekomendasi tentang terapi dan pemantauan terapi ARV yang dimaksudkan
sebagai satu komponen perawatan paripurna berkesinambungan di Indonesia,
antara lain pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik yang meliputi
informasi tentang saat untuk memulai terapi ARV (when to start), cara memilih
obat (what to start), pemantauan dan kepatuhan terapi, penggantian paduan
obat (substitute) bila ada efek samping atau toksisitas, penggantian paduan
(switch) bila harus ganti ke lini berikutnya dan tentang pemantauan terapi untuk
jangka panjang.
Dalam buku pedoman yang baru ini pula istilah-istilah asing yang
selama ini digunakan semaksimal mungkin diganti dalam istilah bahasa
Indonesia, sehingga ada beberapa istilah nampak baru.
Semoga bermanfaat.
Tim Penyusun
i
KATA SAMBUTAN
Perkembangan epidemi HIV-AIDS di dunia telah menyebabkan HIV-AIDS
menjadi masalah global dan merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI mempunyai visi Masyarakat Sehat yang Mandiri
dan Berkeadilan, dengan salah satu misinya adalah Melindungi Kesehatan
Masyarakat dengan Menjamin Tersedianya Upaya Kesehatan yang Paripurna,
Merata, Bermutu dan Berkeadilan. Sejalan dengan visi dan misi tersebut,
sangatlah penting untuk memadukan upaya promotif dan preventif dengan
upaya perawatan, dukungan serta pengobatan yang berkualitas dan sesuai
dengan perkembangan yang ada saat ini.
Buku Pedoman Nasional Terapi Antiretroviral tahun 2011 merupakan revisi
buku Pedoman Nasional Penggunaan Terapi Antiretroviral yang diterbitkan
pada tahun 2007. Melalui kesempatan ini, saya menyampaikan penghargaan
yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada semua pihak atas
perhatian, bantuan dan kontribusinya dalam penyempurnaan Pedoman
Nasional Terapi Antiretroviral ini.
Semoga buku Pedoman Nasional Terapi Antiretroviral tahun 2011 ini
bermanfaat dalam program pengendalian HIV-AIDS, khususnya dalam
penanganan kasus HIV- AIDS di Indonesia.
Jakarta,
November 2011
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................... i
Kata Sambutan .................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
Daftar Singkatan dan Istilah ................................................................................. vi
Ringkasan Pedoman ........................................................................................... ix
1 Pendahuluan .................................................................................................. 1
A. Situasi Epidemi dan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia ............ 1
B. Tujuan Pedoman Terapi ARV ....................................................................... 2
C. Sasaran Pengguna Pedoman Terapi ARV ..................................................... 2
2 Komponen Layanan Kesehatan HIV ................................................................. 3
A. Kegiatan layanan HIV di Fasilitas Layananan Kesehatan ................................ 3
B. Konseling dan Tes HIV ................................................................................ 4
C. Pemeriksaan Laboratoris Untuk Tes HIV ....................................................... 5
D. Pengobatan Pencegahan Kotrimoksasol (PPK) ............................................. 7
E. Infeksi Menular Seksual (IMS) ...................................................................... 7
F. Aspek Pencegahan dalam Pengobatan (Treatment as Prevention) .................. 7
G. Positive Prevention ..................................................................................... 7
H. Kesiapan menerima terapi antiretroviral ........................................................ 7
3 Pemeriksaan dan Tatalaksana Setelah Diagnosis HIV ditegakkan ...................... 9
A. Penilaian Stadium Klinis .............................................................................. 9
B. Penilaian Imunologi (Pemeriksaan jumlah CD4) ............................................. 9
C. Pemeriksaan laboratorium sebelum memulai terapi........................................ 9
D. Persyaratan lain sebelum memulai terapi ARV ............................................ 10
E. Pengobatan Pencegahan Kotrimoksasol (PPK) ........................................... 10
4 Tatalaksana Pemberian ARV ......................................................................... 14
A. Saat Memulai Terapi ARV.......................................................................... 14
B. Memulai Terapi ARV pada Keadaan Infeksi Oportunistik (IO) yang Aktif ........ 15
C. Paduan ARV Lini Pertama yang Dianjurkan ................................................. 15
D. Berbagai pertimbangan dalam penggunaan dan pemilihan Paduan terapi
ARV ......................................................................................................... 16
E. Sindrom Pulih Imun (SPI - immune reconstitution syndrome = IRIS) .............. 20
F. Kepatuhan................................................................................................ 22
5 Terapi Antiretroviral pada Populasi Khusus ..................................................... 26
A. Terapi ARV untuk ibu hamil........................................................................ 26
B. Terapi ARV untuk Ko-infeksi HIV/Hepatitis B (HBV) dan Hepatitis C
(HCV) ...................................................................................................... 27
C. Terapi ARV untuk Ko-infeksi Tuberkulosis ................................................... 30
D. Terapi ARV pada Pengguna NAPZA suntik ................................................. 32
E. Terapi ARV untuk individu dengan penggunaan Metadon ............................. 32
F. Terapi ARV pada keadaan Nefropati yang berhubungan dengan HIV
(HIV-associated nephropathy = HIVAN) ...................................................... 33
G. Terapi ARV untuk Profilaksis Pasca Pajanan (PPP atau Post Exposure
Prophylaxis = PEP) ................................................................................... 33
6 Pemantauan Klinis dan Laboratoris Selama Terapi ARV Lini Pertama ............... 34
A. Pasien yang belum memenuhi syarat terapi ARV ......................................... 34
B. Pemantauan Pasien dalam Terapi Antiretroviral ........................................... 35
iii
Daftar Tabel
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Tabel 10.
Tabel 11.
Tabel 12.
Tabel 13.
Tabel 14.
Tabel 15.
Tabel 16.
Tabel 17.
Tabel 18.
Tabel 19.
Tabel 20.
Tabel 21.
Tabel 22.
Tabel 23.
Tabel 24.
Tabel 25.
iv
Gejala dan Tanda Klinis yang Patut Diduga Infeksi HIV .............................. 4
Interpretasi dan tindak lanjut hasil tes A1 .................................................... 6
Pemberian kotrimoksasol sebagai profilaksis primer. ................................ 12
Protokol desensitisasi kotrimoksasol ......................................................... 13
Protokol desensitisasi cepat kotrimoksasol. .............................................. 13
Saat memulai terapi pada ODHA dewasa ................................................. 14
Tatalaksana IO sebelum memulai terapi ARV ........................................... 15
Paduan Lini Pertama yang direkomendasikan pada orang dewasa yang
belum pernah mendapat terapi ARV (treatment-nave) ............................. 16
Paduan ARV yang tidak dianjurkan ........................................................... 20
Penyakit infeksi dan non infeksi penyebab SPI pada ODHA ..................... 22
Pemberian Antiretroviral pada ibu hamil dengan berbagai Situasi Klinis ... 26
Risiko dari kombinasi obat untuk HIV/HCV ............................................... 28
Pengobatan Hepatitis C ............................................................................ 29
Respon Virologis Pengobatan Hepatitis C................................................. 29
Terapi ARV untuk Pasien Ko-infeksi TB-HIV ............................................. 30
Paduan ARV bagi ODHA yang Kemudian Muncul TB Aktif ....................... 31
Pemantauan klinis dan laboratoris yang dianjurkan selama pemberian
paduan ARV Lini Pertama ......................................................................... 37
Efek Samping ........................................................................................... 39
Tingkat Toksisitas Obat ARV .................................................................... 40
Substitusi Obat ARV Individual pada Kejadian Toksisitas dan Intoleransi . 41
Kriteria Gagal Terapi ................................................................................. 46
Pilihan terapi ARV lini kedua ..................................................................... 48
Pemantauan Klinis dan Laboratoris Sebelum dan Selama Terapi ARV
Lini Kedua ................................................................................................. 49
Pengobatan diare spesifik berdasarkan kuman patogen yang umum........ 54
Diagnosis Klinis dan Tatalaksana Infeksi Oportunistik............................... 58
Daftar Gambar
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
6.
7.
8.
9.
10.
Daftar Lampiran
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
pencegahan
vii
viii
RINGKASAN PEDOMAN
Pemberian
Kotrimoksasol
Saat Memulai
terapi ARV
ODHA dengan CD4 < 350 sel/mm3, terlepas ada tidaknya gejala
klinis.
ODHA dengan gejala klinis yang berat (Stadium klinis 3 atau 4)
berapapun jumlah CD4nya.
Jenis obat
ARV Lini
Pertama
Jenis obat
ARV Lini
Kedua
Pemantauan
Laboratoris
Koinfeksi
HIV/TB
Koinfeksi
HIV/HBV
Ibu Hamil
Mulai terapi ARV pada semua ibu hamil terinfeksi HIV, apapun
stadium klinisnya atau berapapun jumlah CD4.
Hindari penggunaan Efavirenz (EFV) selama trimester I
kehamilan.
ix
Perbedaan Antara Pedoman Nasional Terapi ARV Tahun 2007 dan 2011
Populasi Target
Menggunakan TDF
sebagai lini pertama
Perlunya memulai
phase-out d4T dan
memulai terapi dengan
AZT atau TDF,
mengingat efek samping
Koinfeksi TB-HIV
Koinfeksi HIV-Hepatitis B
(kronis aktif)
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
PENDAHULUAN
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
B. Tujuan Pedoman
1. Menyediakan pedoman nasional terapi antiretroviral.
2. Menyediakan pedoman layanan HIV sebagai bagian dari rawatan
HIV secara paripurna.
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Tabel 1.
Keadaan Umum
Kulit
PPE* dan kulit kering yang luas* merupakan dugaan kuat infeksi HIV.
Beberapa kelainan seperti kutil genital (genital warts), folikulitis dan psoriasis
sering terjadi pada ODHA tapi tidak selalu terkait dengan HIV
Infeksi
Infeksi jamur
Infeksi viral
Kandidiasis oral*
Dermatitis seboroik*
Kandidiasis vagina berulang
Herpes zoster (berulang atau melibatkan lebih dari satu
dermatom)*
Herpes genital (berulang)
Moluskum kontagiosum
Kondiloma
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Gangguan
pernafasan
Gejala neurologis
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Ya
Antibodi HIV
Positif?
Ya
Antibodi HIV
Positif?
Adakah
manifestasi
klinis?
Tidak
Ulangi Tes A1 dan
A2
Antibodi HIV
Positif pada
kedua nya
Ya
Tidak
Tidak
Antibodi HIV
Positif pada
salah satu?
Ya
A1 +, A2+,
A3+?
Tidak
Ya
Ya
Tidak
A1 +, dan sala
satu A2/ A3
+?
Tidak
Tidak
A1 +, A2+,
A3+?
Tidak
A1 +, A2+,
A3+?
Ya
Anggap tidak
ditemukan
antibodi HIV
Tabel 2.
Ya
Indeterminate
Diagnosis Pasti
infeksi HIV
Hasil
Interpretasi
Tindak Lanjut
Bila yakin tidak ada faktor risiko dan atau
A1 (-)
atau
A1 (-) A2 (-) A3 (-)
Non-reaktif
Indeterminate
Reaktif atau
Positif
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
G. Positive Prevention
Sangat penting untuk disadari bahwa penurunan jumlah virus
akibat terapi ARV harus disertai dengan perubahan perilaku berisiko.
Dengan demikian terapi ARV harus disertai dengan pencegahan lain
seperti, penggunaan kondom, perilaku seks dan NAPZA yang aman,
pengobatan IMS dengan paduan yang tepat.
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
memenuhi syarat
ARV
Tidak ada IO
Odha
Ada IO
Cari solusi
terkait
kepatuhan
secara tim
hingga Odha
dapat patuh dan
mendapat akses
Terapi ARV
MULAI
TERAPI ARV
Obati IO 2 minggu
selanjutnya MULAI ARV
Berikan rencana
pengobatan dan
pemberian Terapi
ARV
Vaksinasi bila pasien
mampu
MULAI ARV jika
Odha sudah
memenuhi syarat
Terapi ARV
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
PEMERIKSAAN DAN
TATALAKSANA SETELAH
DIAGNOSIS HIV DITEGAKKAN
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Darah lengkap*
Jumlah CD4*
SGOT / SGPT*
Kreatinin Serum*
Urinalisa*
HbsAg*
Anti-HCV (untuk ODHA IDU
atau dengan riwayat IDU)
Profil lipid serum
Gula darah
VDRL/TPHA/PRP
Ronsen dada (utamanya bila
curiga ada infeksi paru)
Catatan:
*
10
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
pengobatan
sekunder.
pencegahan,
yaitu
profilaksis
primer
dan
profilaksis
11
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Tabel 3.
Indikasi
Saat penghentian
2 tahun setelah
penggunaan
kotrimoksasol jika
mendapatkan ARV.
Bila tersedia
pemeriksaan jumlah sel
CD4 dan terjangkau,
kotrimoksasol diberikan
pada pasien dengan
jumlah CD4 <200
3
sel/mm
Dosis
Trimetropim 8
10 mg/kg
BB dosis
tunggal
Pemantauan
Efek samping
berupa tanda
hipersensitivitas
seperti demam,
rash, sindrom
Steven Johnson,
tanda penekanan
sumsum tulang
seperti anemi,
trombositopeni,
lekopeni,
pansitopeni
Interaksi obat
dengan ARV dan
obat lain yang
digunakan dalam
pengobatan
penyakit terkait
HIV.
1. Desensitisasi Kotrimoksasol
Dalam keadaan terjadi reaksi hipersensitivitas terhadap
Kotrimoksasol dan kemudian akan memulai lagi maka perlu dilakukan
desensitisasi obat. Angka keberhasilan desensitisasi kotrimoksasol cukup
tinggi yaitu 70% dari ODHA yang pernah mengalami reaksi alergi yang
ringan hingga sedang.
Desensitisasi jangan dicobakan pada ODHA dengan riwayat
mengalami reaksi alergi yang berat (derajat hipersensitivitas 3 atau 4),
berarti ODHA tidak memperoleh terapi profilaksis. Untuk itu perlu
pengawasan ketat sebelum timbul infeksi oportunistik terkait dan mulai
pemberian ARV untuk mencegah pasien masuk dalam fase lanjut.
12
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Tabel 4.
Langkah
Dosis
Hari 1
Hari 2
Hari 3
Hari 4
Hari 5
Hari 6
Keterangan:
Setiap 5 ml sirup Kotrimoksasol mengandung 200 mg SMX +
40 mg TMP
Tabel 5.
Dosis (TMP/SMX)
Dilusi (Pengenceran)
0,004/0,02mg
1:10.000 (5mL)
0,04/0,2mg
1:1.000 (5 mL)
0,4/2mg
1:100 (5mL)
4/20mg
1:10 (5 mL)
40/200mg
160/800mg
1 tablet forte
13
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
TATALAKSANA PEMBERIAN
ARV
Rekomendasi
Mulai terapi
Stadium klinis 3
dan 4
Berapapun jumlah
sel CD4
Mulai terapi
Pasien dengan
ko-infeksi TB
Apapun Stadium
klinis
Berapapun jumlah
sel CD4
Mulai terapi
Pasien dengan
ko-infeksi
Hepatitis B
Kronik aktif
Apapun Stadium
klinis
Berapapun jumlah
sel CD4
Mulai terapi
Ibu Hamil
Apapun Stadium
klinis
Berapapun jumlah
sel CD4
Mulai terapi
14
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Tabel 7.
Rekomendasi
ARV diberikan langsung setelah
diagnosis infeksi ditegakkan
ARV diberikan setidaknya 2 minggu
setelah pasien mendapatkan
pengobatan infeksi opportunistik
digunakan
dalam
Efektivitas
Efek samping / toksisitas
Interaksi obat
Kepatuhan
Harga obat
Prinsip dalam pemberian ARV adalah
1. Paduan obat ARV harus menggunakan 3 jenis obat yang terserap dan
berada dalam dosis terapeutik. Prinsip tersebut untuk menjamin
efektivitas penggunaan obat.
2. Membantu pasien agar patuh minum obat antara lain dengan
mendekatkan akses pelayanan ARV .
3. Menjaga kesinambungan ketersediaan obat ARV dengan menerapkan
manajemen logistik yang baik.
1. Anjuran Pemilihan Obat ARV Lini Pertama
Paduan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk lini pertama
adalah:
2 NRTI + 1 NNRTI
15
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
(Zidovudine + Lamivudine +
Nevirapine)
ATAU
(Zidovudine + Lamivudine +
Efavirenz)
ATAU
ATAU
Tabel 8.
Populasi Target
Pilihan yang
direkomendasikan
Perempuan hamil
Ko-infeksi HIV/TB
Ko-infeksi
HIV/Hepatitis B
kronik aktif
Catatan
Merupakan pilihan paduan yang sesuai
untuk sebagian besar pasien
Gunakan FDC jika tersedia
Tidak boleh menggunakan EFV pada
trimester pertama
TDF bisa merupakan pilihan
Mulai terapi ARV segera setelah terapi
TB dapat ditoleransi (antara 2 minggu
hingga 8 minggu)
Gunakan NVP atau triple NRTI bila EFV
tidak dapat digunakan
Pertimbangkan pemeriksaan HBsAg
terutama bila TDF merupakan paduan lini
pertama. Diperlukan penggunaan 2 ARV
yang memiliki aktivitas anti-HBV
16
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
dinaikkan menjadi 200 mg setiap 12 jam pada hari ke-15 dan selanjutnya.
Mengawali terapi dengan dosis rendah tersebut diperlukan karena selama
2 minggu pertama terapi NVP menginduksi metabolismenya sendiri.
Dosis awal tersebut juga mengurangi risiko terjadinya ruam dan hepatitis
oleh karena NVP yang muncul dini.
Bila NVP perlu dimulai lagi setelah pengobatan dihentikan selama
lebih dari 14 hari, maka diperlukan kembali pemberian dosis awal yang
rendah tersebut.
Cara menghentikan paduan yang mengandung NNRTI
17
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
18
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
19
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Tabel 9.
Paduan ARV
d4T + AZT
d4T + ddI
3TC + FTC
20
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
21
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Tabel 10. Penyakit infeksi dan non infeksi penyebab SPI pada
ODHA
Penyakit Infeksi
Mycobacteria
Mycobacterium
tuberculosis
Mycobacterium avium
complex
Mycobacteria lainnya
Cytomegalovirus
Herpes viruses GuillainBarre' syndrome
Herpes zoster
Herpes simpleks
Sarkoma Kaposi's
Cryptococcus neoformans
Pneumocystis jirovecii
pneumonia (PCP)
Histoplasmosis capsulatum
Toksoplasmosis
Hepatitis B
Hepatitis C
Lekoensefalitis multifokal
progresif
Parvovirus B19 [110]
Strongyloides stercoralis
infection
Infeksi parasit lainnya
Molluscum contagiosum &
kutil genital
Sinusitis
Folikulitis
F. Kepatuhan
Kepatuhan atau adherence pada terapi adalah sesuatu keadaan
dimana pasien mematuhi pengobatannya atas dasar kesadaran sendiri,
bukan hanya karena mematuhi perintah dokter. Hal ini penting karena
diharapkan akan lebih meningkatkan tingkat kepatuhan minum obat.
Adherence atau kepatuhan harus selalu dipantau dan dievaluasi secara
teratur pada setiap kunjungan. Kegagalan terapi ARV sering diakibatkan
oleh ketidak-patuhan pasien mengkonsumsi ARV. .
Untuk mencapai supresi virologis yang baik diperlukan tingkat
kepatuhan terapi ARV yang sangat tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa
untuk mencapai tingkat supresi virus yang optimal, setidaknya 95% dari
semua dosis tidak boleh terlupakan. Resiko kegagalan terapi timbul jika
pasien sering lupa minum obat. Kerjasama yang baik antara tenaga
kesehatan dengan pasien serta komunikasi dan suasana pengobatan
yang konstruktif akan membantu pasien untuk patuh minum obat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi atau faktor prediksi kepatuhan:
1. Fasilitas layanan kesehatan. Sistem layanan yang berbelit, sistem
pembiayaan kesehatan yang mahal, tidak jelas dan birokratik adalah
penghambat yang berperan sangat signifikan terhadap kepatuhan,
karena hal tersebut menyebabkan pasien tidak dapat mengakses
layanan kesehatan dengan mudah. Termasuk diantaranya ruangan
22
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
2.
3.
4.
5.
23
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
24
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
25
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
TERAPI ANTIRETROVIRAL
PADA POPULASI KHUSUS
Tabel 11.
PMTCT/PPIA
No.
Situasi Klinis
26
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Tabel 11.
No.
Situasi Klinis
Keterangan:
*: Efavirenz tidak boleh diberikan pada ODHA hamil trimester pertama
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Risiko
Anjuran
Ribavirin + ddI
Pankreatitis / asidosis
laktat
Ribavirin + AZT
Anemia
Interferon + EFV
Depresi berat
28
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Kriteria Pemberian
Anti HCV + dan HCV
RNA +
Peningkatan SGPT
Tidak dalam keadaan
menyusui atau hamil
Keterangan
Pegylated interferon dan
ribavirin bersifat teratogenik,
pemeriksaan kehamilan dan
penggunaan alat KB perlu
dilakukan.
Pengobatan yang diberikan adalah Pegylated Interferon Alfa 2A/2B + Ribavirin. Perlu
dilakukan pemeriksaan genotyping HCV sebelum pengobatan. Lama pemberian
tergantung dari genotype dari Hepatitis C. Pada genotype 2 & 3 diberikan selama 24
minggu dan genotype 1 & 4 diberikan selama 48 minggu. Dosis pegylated interferon Alfa
2A+ Ribavirin adalah 180g/minggu + Ribavirin 1000( BB < 75kg) 1200 mg ( BB >
75kg). Dosis Pegylated interferon Alfa 2 B +ribavirin adalah 1,5g/kg/minggu + Ribavirin
800 ( < 65kg) 1200 mg ( > 65kg).
Di adaptasi dari:
Ghanny et all. Diagnosis, Management, and Treatment of Hepatitis C: An Update.
HEPATOLOGY, Vol. 49, No. 4, 2009.
ASHM guideline.HIV, Viral Hepatitis and STIs, a guide for primary care. 2008 edition
pengobatan
hepatitis
perlu
dilakukan
Definisi
End-of-treatment response
(ETR)
Breakthrough
Relapse
29
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Respon Virologi
Definisi
Non Responder
Null responder
Partial responder
Keterangan
Berapapun
jumlah CD4
CD4 tidak
mungkin
diperiksa
30
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
1. Pilihan NRTI
Pilihan NNRTI
EFV merupakan pilihan utama dibandingkan NVP, karena
penurunan kadar dalam darah akibat interaksi dengan rifampisin adalah
lebih kecil dan efek hepatotoksik yang lebih ringan.
Pada keadaan TB terdiagnosis atau muncul dalam 6 bulan sejak
memulai terapi ARV lini pertama maupun lini kedua, maka perlu
mempertimbangkan substitusi obat ARV karena berkaitan dengan
interaksi obat TB khususnya Rifampisin dengan NNRTI dan PI.
Tabel 16 berikut merupakan panduan pemakaian terapi ARV pada
pasien yang terdiagnosis TB dalam 6 bulan setelah mulai terapi ARV lini
pertama.
Paduan ARV
pada Saat TB
Muncul
Lini pertama
2 NRTI + EFV
2 NRTI + NVP
2 NRTI + PI/r
Lini kedua
31
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
32
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
33
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
34
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
35
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Data jumlah CD4 saat mulai terapi ARV dan perkembangan CD4
yang dievaluasi tiap 6 bulan sangat diperlukan untuk menentukan adanya
gagal terapi secara imunologis. Pada sebagian kecil pasien dengan
stadium lanjut dan jumlah CD4 yang rendah pada saat mulai terapi ARV,
kadang jumlah CD4 tidak meningkat atau sedikit turun meski terjadi
perbaikan klinis.
4. Kematian dalam Terapi Antriretroviral
Sejak dimulainya terapi ARV, angka kematian yang berhubungan
dengan HIV semakin turun. Secara umum, penyebab kematian pasien
dengan infeksi HIV disebabkan karena penanganan infeksi oportunistik
yang tidak adekuat, efek samping ARV berat (Steven Johnson
Syndrome), dan keadaan gagal fungsi hati stadium akhir (ESLD - End
Stage Liver Disease) pada kasus ko-infeksi HIV/HVB.
Paradigma baru yang menjadi tujuan global dari UNAIDS adalah
Zero AIDS-related death. Hal ini dapat tercapai bila pasien datang di
layanan HIV dan mendapat terapi ARV secepatnya.
36
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Minggu
ke 2
Minggu
ke 4
Minggu
ke 8
Minggu
ke 12
Minggu
ke 24
Setiap 6
bulan
Evaluasi klinis
Berat badan
Cek kepatuhan
(adherence)
Evaluasi
Jika diperlukan
(tergantung gejala)
Klinis
Laboratorium
[a]
CD4
Hb
[b]
Tes kehamilan
[c][d]
SGPT
[e]
VDRL/RPR
Kreatinin
[f]
Keterangan:
[a] Hasil tes HIV (+) yang tercatat (meskipun sudah lama) sudah cukup untuk dasar memulai
terapi ARV. Bila tidak ada dokumen tertulis, dianjurkan untuk dilakukan tes HIV sebelum
memulai terapi ARV
[b] Bagi pasien yang mendapat AZT: perlu di periksa kadar hemoglobin sebelum terapi AZT dan
pada minggu ke 4, 8 dan 12, dan bila diperlukan (misal ada tanda dan gejala anemia atau
adanya obat lain yang bisa menyebabkan anemia).
[c] Lakukan tes kehamilan sebelum memberikan EFV pada ODHA perempuan usia subur. Bila
hasil tes positif dan kehamilan pada trimester pertama maka jangan diberi EFV.
[d] Bila hasil tes kehamilan positif pada perempuan yang sudah terlanjur mendapatkan EFV
maka segera ganti dengan paduan yang tidak mengandung EFV
[e] Pasien yang mendapat TDF, perlu pemeriksaan kreatinin serum pada awal, dan setiap 3
bulan pada tahun pertama kemudian jika stabil dapat dilakukan setiap 6 bulan.
[f] Pengukuran viral load (HIV RNA) tidak dianjurkan sebagai dasar pengambilan keputusan
untuk memulai terapi ARV atau sebagai alat pemantau respon pengobatan pada saat
tersebut. Dapat dipertimbangkan sebagai diagnosis dini adanya kegagalan terapi atau menilai
adanya ketidaksesuaian antara hasil CD4 dan keadaan klinis dari pasien yang diduga
mengalami kegagalan terapi ARV.
37
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
38
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Digestive
Hati
Cardio
Vaskular
Muskulo
skeletal
Traktus
Urinarius
Saraf
Lemak
Metabolik
Lain lain
NRTI
AZT
Pigmentasi
kuku
Mual
Steatosis
D4T
Pankreatitis
Steatosis
ddI
Pankreatitis
Steatosis,
Fibrosis
hati
Miopati
Lipodistrifu
Penyakit
jantung
Iskemik
Neuropati Perifer
Lipodistrofi
Neuropati Perifer
Lipodistrofi
Dislipidemia
Hiperlaktaemia
Anemia
Dislipidemia
Hiperlaktatemia
Hiperlaktatemia
3TC
FTC
ABC
Penyakit
jantung
Iskemik
Rash
Reaksi Hipersensitif
sistemik
Osteomala
sia
TDF
Penurunan GFR,
Sindrom Fanconi
NNRTI
EFV
Rash
Hepatitis
NVP
Rash
Hepatitis
Dislipidemia
Gynaecomastia
Teratogenik
Reaksi Hipersensitif
sistemik
PI
LPV/r
Diare
Penyakit
jantung
iskemik
lipodistrofi
Displipidemia,
gangguan
metabolism
glukosa
39
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
A. Penatalaksanaan toksisitas
Dalam menangani toksisitas atau efek samping perlu mengikuti
langkah sebagai berikut
Tatalaksana
Reaksi
Ringan
Reaksi
Sedang
Reaksi
Berat
Reaksi berat
yang
mengancam
jiwa
40
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Anjuran Substitusi
AZT
TDF
d4T
Asidosis laktat
Lipoatrofi/ sindrom metabolik,
neuropati perifer
TDF, AZT
TDF
AZT
EFV
NVP
C. Interaksi Obat
Pasien dengan HIV atau AIDS sering mengalami keadaan atau
infeksi lain yang memerlukan terapi dengan obat-obatan atau zat lain
bersamaan dengan obat ARV-nya. Hal yang sering terjadi dan terlupakan
adalah bahwa ada kemungkinan terjadinya interaksi antar obat atau zat
yang digunakan yang bisa memberikan efek berupa perubahan kadar
masing-masing obat atau zat dalam darah.
Secara definisi, Interaksi obat adalah perubahan (dalam kadar atau
lamanya) aksi satu obat oleh karena adanya zat lain (termasuk obat,
makanan dan alcohol) sebelum atau bersamaan dengan obat tersebut.
41
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
42
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
A. Definisi
Kriteria gagal terapi, ditentukan berdasarkan kriteria klinis,
imunologis maupun virologis. Pada tempat dimana tidak tersedia sarana
pemeriksaan CD4 dan atau viral load, maka diagnosa kegagalan terapi
menurut gejala klinis dapat dilakukan. Sebaliknya pada tempat yang
mempunyai sarana pemeriksaan CD4 dan atau viral load, maka diagnosa
kegagalan terapi ditegakkan dengan panduan pemeriksaan CD4 dan atau
viral load setelah pada pemeriksaan fisik dijumpai tampilan gejala klinis
yang mengarah pada kegagalan terapi. Di bawah akan diulas dua macam
kriteri kegagalan terapi, yang pertama adalah yang menggunakan
pemeriksaan CD4 dan VL sebagai dasar penentuan (kriteria WHO) dan
yang menggunakan pemeriksaan klinis sebagai dasar penentuan gagal
terapi (utamanya digunakan pada tempat yang tidak memiliki sarana
pemerikasaan CD4 dan VL).
Kegagalan terapi menurut kriteria WHO
1. Kegagalan klinis:
Munculnya IO dari kelompok stadium 4 setelah minimal 6 bulan
dalam terapi ARV. Beberapa penyakit yang termasuk dalam stadium
klinis 3 (TB paru, infeksi bakteri berat) dapat merupakan petunjuk
kegagalan terapi.
2. Kegagalan Imunologis
Definisi dari kegagalan imunologis adalah gagal mencapai dan
mempertahankan jumlah CD4 yang adekuat, walaupun telah terjadi
penurunan/ penekanan jumlah virus.
43
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Kriteria klinis untuk gagal terapi yang timbul dalam 6 bulan pertama
pengobatan tidak dapat dijadikan dasar untuk mengatakan gagal terapi.
Perlu dilihat kemungkinan penyebab lain timbulnya keadaan klinis
tersebut, misal IRIS.
44
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
VL>5 000
copies/ml
Ulang VL
VL<5 000
copies /ml
VL>5 000
copies /ml
Definisi dan kriteria gagal terapi menurut gejala klinis yang lain
adalah timbulnya keadaan PPE atau Prurigo, kedua gejala bisa menjadi
dasar untuk kecurigaan terjadinya gagal terapi. Kriteria ini lebih untuk
keadaan dimana tidak tersedia fasilitas pemeriksaan CD4 dan atau Viral
Load. (lihat Gambar 5). Indonesia dapat menggunakan kriteria ini dengan
45
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Kriteria
Keterangan
Kegagalan
klinis
Kegagalan
imunologis
Penurunan CD 4 kembali
seperti awal sebelum
pengobatan
ATAU
Penurunan sebesar 50 %
dari nilai tertinggi CD4 yang
pernah dicapai
ATAU
Jumlah CD4 tetap < 100
3
sel/mm setelah 1 tahun
pengobatan dengan ARV
Kegagalan
virologis
46
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
PPE
menghilang
PPE menetap
disertai IO yang
lain
Switch ke Lini
kedua
Pengobatan Rejimen
lini pertama
dilanjutkan dan
dievaluasi dalam 1
bulan
PPE menetap
PPE
menghilang
Switch ke Lini
kedua
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Ko-infeksi TB/HIV
Ko-infeksi HIV/HBV
48
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Sebelum
atau pada
saat
mengubah
Terapi
Minggu ke 2
Minggu ke 4
Minggu ke 8
Minggu ke 12
Minggu ke 24
Setiap 6
bulan
Evaluasi klinis
Berat badan
Penggunaan obat
lain
Evaluasi
Jika
diperlukan
(tergantung
gejala)
Klinis
Cek kepatuhan
(adherence)
Laboratorium
CD4
HB
[a]
[b]
Tes Kehamilan
Kreatinin
[c]
Lipid (puasa)
[d]
Asam Laktat
serum
Viral load (RNA)
[e]
Keterangan:
[a] Bagi pasien yang mendapat AZT: perlu di periksa kadar hemoglobin sebelum terapi AZT dan
pada minggu ke 4, 8 dan 12, dan bila diperlukan.
[b] Tes kehamilan harus dilakukan pada perempuan sebelum beralih ke paduan ARV lini
kedua yang mengandung PI atau bila ada dugaan kehamilan pada perempuan yang
menggunakan paduan yang mengandung EFV, maka bila dia hamil trimester I EFV
harus diganti.
[c] Pasien yang mendapat TDF, perlu pemeriksaan kreatinin serum pada awal, dan setiap 6 bulan
kemudian.
[d] Semua PI akan menyebabkan peningkatan kolesterol dan trigliserid. Pemantauan dilakukan
setiap 6 bulan.
[e] Pengukuran viral load (HIV RNA) tidak dianjurkan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk
memulai terapi ARV atau sebagai alat pemantau respon pengobatan pada saat ini. Dapat
dipertimbangkan sebagai diagnosis dini adanya kegagalan terapi atau menilai adanya
ketidaksesuaian antara hasil CD4 dan paparan klinis dari pasien yang diduga mengalami
kegagalan terapi ARV.
49
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
TATALAKSANA INFEKSI
OPORTUNISTIK DENGAN
PENDEKATAN SINDROM
A. Disfagia
Gambar 6. Tatalaksana disfagia
Disfagia
Pengobatan presumtif
untuk kandidiasi
esoagus [a]
Membaik
setelah 7
hari?
Tidak
Pengobatan
presumtif
untuk HSV
[b]
Membaik
setelah 7
hari?
Endoskopi
untuk
diagnosis
[c]
Ya
Lanjutkan flukonasol selama
7 hari lagi. Mulai terapi ARV
untuk mencegah
kekambuhan
Lanjutkan asiklovir
selama 7 hari lagi.
Mulai terapi ARV untuk
mencegah kambuhan
Keterangan:
[a] Kandidiasis esofageal
Kandidiasis dapat menyerang esofagus pasien dengan imunokompromis,
menyebabkan kesulitan dan sakit menelan. Diagnosis dibuat berdasarkan
respons terhadap terapi sistemik antifungal. Tidak perlu dilakukan Endoskopi
, kecuali bila ada kegagalan terapi.
Terapi:
Flukonasol 200 mg setiap hari selama 14 hari atau
Itrakonasol 400 mg setiap hari selama 14 hari atau
Ketokonasol 200 mg setiap hari selama 14 hari
[b] Asiklovir 5 X 200 mg atau 3 x 400mg selama 14 hari
[c] Penyebab lain dari esofagitis adalah infeksi CMV, sarkoma Kaposi dan
limfoma. Penyebab lain yang tidak terkait dengan HIV seperti refluks
esofagitis. Dalam hal ini perlu endoskopi untuk menegakkan diagnosis.
50
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
B. Limfadenopati
Gambar 7. Tatalaksana limfadenopati
Limfadenopati
Kemungkinan
Limfadenopati Generalisata
Persisten [a]
Tidak ada terapi spesifik
Tentukan stadium klins dan status
imunologis untuk menentukan PPK
dan terapi ARV
Tidak
Pembesaran
kelenjar limfe
asimetrik?
Ya
Terapi TB
Ada
perbaikan?
ya
Lanjutkan
pengobatan
TB
tidak
Apakah biopsi
kelenjar
dimunkinkan?
tidak
Rujuk untuk
diagnosis lebih
lanjut
ya
Terapi sebagai TB EP
bila ditemukan BTA (+)
[b]
Keterangan
[a] Limfadenopati generalisata Persisten (PGL) merupakan kondisi yang
biasa terjadi pada ODHA. Pada pasien yang asimtomatis maka tidak
diperlukan pemeriksaan atau pengobatan lebih lanjut. Namun, pada pasien
dengan limfasenopati yang simtomatis, pembesaran KGB yang cepat, KGB,
asimetris dan gejala sistemik, maka perlu evaluasi dan pengobatan lebih
lanjut. Penyebab limfadenopati selain infeksi HIV adalah TB, kriptokokosis,
histoplasmosis, limfoma dan sarkoma Kaposi.
[b] TB ekstra paru sering terjadi pada ODHA. Kecurigaan akan adanya infeksi
TB berdasarkan atas gejala-gejala seperti demam, kehilangan berat badan,
pembesaran KGB berfluktuasi dan tidak nyeri. Terapi sesuai pedoman
nasional.
51
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
C. Diare kronik
Gambar 8. Tatalaksana diare (tidak berdarah)
Diare kronik
tanpa darah [a]
tidak
pemeriksaan
mikroskopik
(termasuk BTA) dan
biakan tinja ? [g]
Ya
Ti dak
Adakah
dehidrasi?
[b]
pemeriksaan
fisik: tanda
peritonitis?
[d]
Ya
Rehidrasi
oral atau
infus[c]
Terapi sesuai
temuan
Ya
tidak
Tersedia USG?
Terapi empirik TB
(lakukan px BTA
feces) [g]
tidak
Ada gambaran
proses
spesifik? [e]
Ada
perbaikan?
Ada
perbaikan?
Ya
Terapi TB
[f]
Ya
Ya
tidak
Mulai ART
[i]
Terapi TB
[f]
Teruskan
pengobatan hingga
selesai selama 14
hari
Keterangan:
[a] Definisi Diare Kronik: buang air besar dengan tinja cair tiga kali atau lebih
sehari secara terus menerus selama lebih dari satu bulan
[b] Penilaian dehidrasi dehidrasi berat dehidrasi ringan/sedang tanpa
dehidrasi
dehidrasi terjadi karena pasien kekurangan cairan dan elektrolit. Dehidrasi
berat ditandai dengan keadaan umum: gelisah, rewel, nadi cepat, nafas
dalam dan cepat, pada turgor kulit kembali lambat, mata cekung, mukosa
mulut kering, jumlah urin berkurang dan warna lebih gelap. Penanganan
dehidrasi lihat tabel di bawah ini.
52
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Derajat Dehidrasi
Minimal atau tidak ada
Ringan ke sedang
Gejala-gejala
(<3% kehilangan berat (39% kehilangan berat
badan)
badan)
Status Mental
Baik; waspada
Haus
Detak Jantung
Kualitas denyut
nadi
Pernafasan
Mata
Air mata
Mulut dan lidah
Lipatan Kulit
Pemulihan
Kapiler
Ekstrimitas
Urin
Berat
(>9% kehilangan berat
badan)
Normal
Normal ke menurun
Normal
Normal
Ada
Lembab
Cepat pulih
Normal
Normal; cepat
Sedikit cekung
Menurun
Kering
Pulih dalam <2 seconds
Berkepanjangan
Hangat
Normal ke berkurang
Dingin
Berkurang
Normal ke meningkat
Terapi Dehidrasi
Minimal atau
tidak ada
Tidak Ada
Ringan ke
sedang
Berat
Penggantian
Kehilangan yang
Berlangsung
<10 kg BB.: 60-120 mL
solusi rehidrasi oral (CRO)
untuk setiap buang air besar
diare atau episode muntah
>10 kg BB:
120-240 mL CRO untuk
setiap buang air besar diare
atau episode muntah
Sama
Nutrisi
Lanjutkan menyusui atau
lanjutkan dengan diet
normal sesuai dengan usia
setelah rehidrasi awal,
termasuk asupan kalori
yang memadai untuk
pemeliharaan
Sama
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Tabel 24.
Penyakit
Nama obat
Dosis / hari
Lama terapi
Salmonelosis dan
sigelosis
Siprofloksasin 500mg
2 kali
7-10 hari
Ofloksasin 400 mg
2 kali
7-10 hari
Kampilobakteriosis
Eritromisin 500 mg
4 kali
7-10 hari
Giardiasis
Metronidasol 500 mg
3 kali
5 hari
Amebiasis
Metronidasol 500 mg
3 kali
5 hari
Isosporiasis
Kotrimoksasol 960mg
4 kali
7hari
Strongiolidosis
Tiabendasol 25 mg/kg BB
3 kali
3 hari
Mycobacterium avium
complex
54
Pilihan
Nama obat
Dosis / hari
Lama terapi
Siprofloksasin 500mg
2 kali
7-10 hari
Ofloksasin 400 mg
2 kali
7-10 hari
Metronidasol 500 mg
3 kali
7 hari
Eritromisin 500mg
3 kali
10 hari
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
D. Gangguan Pernafasan
Gambar 9. Tatalaksana gangguan Pernafasan
Gangguan
pernafasan dan
sesak nafas berat
[a]
Ada
demam?
Tidak
Ya
Batuk berdahak
>2-3 mg?
Tidak
Pertimbangkan PCP
Terapi dengan
kotrimoksasol dosis tinggi
[b]
Ya
Pemeriksaan
BTA? [c]
Negatif
Pertimbangkan pneumonia
bacterial
Terapi dengan ampisilin [e]
Keterangan:
[a] Gangguan pernapasan sering ditemukan pada pasien dengan infeksi HIV
dan kekebalan tubuh yang menurun adalah demam, batuk kering (khas
PCP), batuk produktif dengan dahak dan/atau hemoptisis (khas pneumonia
dan TB), sesak napas dan gangguan pernapasan yang berat.
Penyebab gejala pernafasan
Infeksi
Mycobacterium tuberculosis (batuk >23 minggu)
Pneumonia pnemocystis jiroveci (batuk, seringkali selama 12 bulan)
Pneumonia bakterial
Infeksi jamur (kriptokokosis, histoplasmosis)
Mikobakteria atipik (MAC)
Pneumoniatis CMV
Keganasan: limfoma, sarkoma Kaposi
Lain-lain
Efusi pleural/empiema (TB, infeksi bacterial atau keganasan)
Pnemotorak (TB atau PCP)
Emboli paru (biasa pada penasun)
Efusi perikardial (biasa disertai TB)
55
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
[b] PCP: Biasanya terjadi secara perlahan-lahan selama minggu sampai bulan
dengan batuk kering, demam dan sesak napas. Untuk diagnosis PCP
sebaiknya diagnosis klinis yang diperkuat dengan temuan pada ronsen dada
(lihat Tabel 25).
[c] Pemeriksaan sputum BTA diindikasikan pada pasien dengan batuk selama>
2-3 minggu. Setidaknya dua pemeriksaan dahak BTA yang terpisah.
[d] TB: Tidak ada gambaran ronsen dada yang benar-benar khas TB paru. Pola
klasik lebih umum terlihat pada ODHA-negatif; pola atipikal lebih umum pada
ODHA-positif. Efusi pleura merupakan gambaran yang menonjol.
Pengeluaran cairan pleura dan pemeriksaan mikroskopik dari cairan pleura
dapat membantu untuk diagnosis. Terapi sesuai dengan pedoman nasional
TB.
Pola Klasik
Infiltrat di lobus atas
Kavitas
Jaringan fibrosis paru
Pola Atipik
Infiltrat intersisial (terutama di zona lebih
rendah)
Infiltrat bilateral
Tidak ada kavitas
[e] Pneumonia bakteri: Ciri khas adalah dengan batuk produktif, dahak purulen
dan demam selama 1-2 minggu. PCP muncul dengan lebih lambat dan
biasanya dengan batuk non-produktif. Gambaran khas pada ronsen dada
adalah konsolidasi lobar. Penyebab paling sering pneumonia bakterial
adalah bakteri piogenik Gram-positif. Jika gambaran klinisnya menunjukkan
pneumonia bakteri dan bukan PCP dapat diberikan amoksisilin 500 mg 3 kali
per hari atau eritromisin 500 mg 4 kali per hari selama 7 hari.
56
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa
Gejala dan
tanda
neurologis [a]
Tidak
Adakah tanda
neurologis
fokal? [b]
Tidak
Pengobatan empiris
untuk meningitis
kriptokokal [d]
Tidak
Pengobatan empiris
untuk meningitis TB
[e]
Tanda iritasi
meningeal? [b]
Ya
Ya
Tersedia
pemeriksaan
cairan
serebrospinal?
Tersedia
pemeriksaan
CT scan? [b]
Tidak
Ya
Ya
Terapi untuk
toksoplasmosis
Keterangan
[a] Penyebab nyeri kepala antara lain meningitis kriptokokal, meningitis TB,
toksoplasmosis serebral, meningitis kronis HIV, meningitis bakterial dan
limfoma,
Penyebab sakit kepala yang tidak terkait dengan infeksi HIV termasuk
migrain, sifilis, ketegangan, sinusitis, gangguan refraksi, penyakit gigi,
anemia dan hipertensi. Lain penyakit menular seperti malaria, demam tifoid,
demam dengue dan riketsia juga dapat menyebabkan sakit kepala.
[b] Pemeriksaan Neurologis
Bukti iritasi meningeal (fotofobia, kaku kuduk) atau
tekanan
intrakranial meningkat (tekanan darah tinggi dan denyut nadi lambat
dalam keadaan demam)
Perubahan mental
Defisit neurologis fokal, termasuk parese saraf kranial, gangguan
gerak, ataksia, afasia dan kejang
[c] Toksoplasmosis (untuk terapi merujuk pada Tabel Diagnosis Klinis dan
Tatalaksana Infeksi Oportunistik )
[d] Meningitis kriptokokal (untuk terapi merujuk pada Tabel Diagnosis Klinis
dan Tatalaksana Infeksi Oportunistik )
[e] Meningitis TB: OAT dengan paduan 2SHREZ/7RH
Meningitis bakterial: Injeksi Ceftriaxone 2-4 g sehari intravena.
57
Infeksi Oportunistik
Tampilan Klinis
Diagnosis
Terapi
1.
Pneumoniaa
Pneumocystis jiroveci
(PCP)
Batuk kering
Sesak nafas
Demam
Keringat malam
Subakut sampai 1 2 bulan
Terapi pilihan:
Kotrimoksasol (TMP 15 mg + SMZ 75 mg/kg/ hari)
dibagi dalam 4 dosis atau
Kotrimoksasol 480 mg, 2 tablet 4 kali sehari untuk BB
< 40 kg
dan 3 tablet 4 kali sehari untuk BB > 40 kg selama 21
hari
Terapi alternatif
Klindamisin 600 mg IV atau 450 mg oral 3 kali sehari +
primakuin 15 mg oral sekali sehari selama 21 hari bila
pasien alergi terhadap sulfa
Untuk pasien yang parah dianjurkan pemberian
prednisolon 40 mg, 2 kali sehari, dengan penurunan
dosis secara bertahap hingga 7 10 hari, tergantung
dari respon terhadap terapi.
2.
Kandidasis
Kandidiasis oral:
Bercak putih di selaput mukosa disertai
eritema di rongga mulut
Kandidiasis esofageal:
Disfagi
Disertai rasa nyeri terbakar di dada
Terapi pilihan
Amfoterisin B IV (0,7 mg/ kg/ hari) selama 2 minggu
diikuti dengan flukonasol 400 mg perhari selama 8-10
minggu. Hati- hati akan efek samping nefrotoksik
3.
58
Kriptokokosis
Infeksi Oportunistik
Tampilan Klinis
Diagnosis
Terapi
Perubahan kesadaran
Penyakit yang diseminasi memberi kan tanda
lesi papulonekrotik menyerupai moluskum
kontagi-osum disertai demam dan infiltrat di
paru
amfoterisin.
Terapi alternatif
Flukonasol 400-800 mg per hari selama 8 12 minggu
Terapi rumatan:
itrakonasol 200 mg/hari atau flukonasol 200 mg/ hari
4.
Toksoplasmosis
serebral
Sakit kepala
Pusing
Demam
Defisit nerologis fokal
Kejang
Terapi pilihan
Pirimetamin dosis awal: 100 mg, diikuti dengan 50 mg
perhari + klindamisin 4 X 600 mg
Asam folinat 15 mg setiap 2 hari bila tersedia
Terapi selama 6 minggu
Terapi rumatan
Pirimetamin 25 mg / hari + klindamisin600mg
5.
Herpes simpleks
6.
Herpes zoster
7.
Tuberkulosis
TB Paru
Batuk, demam, berat badan berkurang, cepat
lelah
59
Infeksi Oportunistik
Tampilan Klinis
Diagnosis
Terapi
Mycobacterium Avium
Complex (MAC)
Terapi pilihan
Azitromisin 1 X 500 mg atau
Klaritromisin 2 X 500 mgi + etambutol 15 mg/kg/ hari.
Bila infeksi berat dapat ditambah obat ketiga seperti
levofloxacin 1 X 500 mg (atau Ciprofloxacin 2 X 500
mg)
Keadaan akan membaik dengan terapi ARV
Terapi rumatan
Klaritromisin 2 X 500 mg atau azitromisin 1 X 500 mg
+ etambutol 15 mg/kg/ hari
9.
Kriptosporidiosis
Diare kronis
Kram perut dan muntah
Nyri perut kanan atas
Terapi ARV
60
Provinsi
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
Kabupaten/ kota
Banda Aceh
Aceh Timur
Aceh Utara
Aceh Barat
Aceh Tamiang
Banda Aceh
Banda Aceh
Pidie
Medan
Medan
Medan
Medan
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
Medan
Balige
Deli Serdang .
Karo
Pematang Siantar
Tebing Tinggi
Serdang Bedagai
Binjai
Labuhan Bata
Samosir
Sibolga
Padang Sidempuan
Tapanuli Utara
Kode RS
1171015
1105012
1105023
1105045
1114011
1171026
1171143
1109016
1275655
1275013
1275046
1275035
1275794
1205061
1212012
1211011
1273011
1274012
1212125
1276014
1207015
1205024
1271016
1203011
1205013
Rumah Sakit
RSU Dr. Zainoel Abidin
RSU Langsa
RSU Cut Meutia
RS Cut Nyak Dhien Langsa
RSUD Tamiang
Rumkit Kodam I Tk III Banda Aceh
Rumkit Bhayangkara NAD
RSUD Sigli
RSU H Adam Malik
RSU Dr Pirngadi
Rumkit Bhayankara Medan
Rumkit Kesdam/Rumkit Tk II Putri Hijau
Medan
RSU Haji Us Syifa Medan
RS HKBP Balige
RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
RSU Kabanjahe
RSU Pematang Siantar
RSUD.Dr. H.Kumpulan Pane
RSUD Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah
RSU Dr.RM Djoelham Binjai
RSU Rantau Prapat
RSU Dr Adrianus Sinaga Pangururan
RSU Dr Fl Tobing Sibolga
RSU Padang Sidempuan
RSU Tarutung
Alamat/Lokasi RS
Jl. Tgk Daud Beureueh,B Aceh
Jl. Ahmad Yani No.1,Langsa
Jl. Garuda Kebun Baru,Langsa
Jl. T.M. Bachrun No.1. Langsa
Jl. Kesehatan,Kab.Aceh Tamiang
Jl. Kesehatan Banda Aceh
Jl. Cut Nyak Dhien Lamtemen No.1,Banda Aceh
Jl. Prof.Majid Ibrahim Sigli
Jl. Bunga Lau No.17,Medan
Jl. Prof H M Yamin SH 47, Medan
Jl. KH Wahid Hasyim No.1, Medan
Jl. Putri Hijau 17,Medan
Jl. RS. Haji Medan Estate,Medan
Jl. Gereja No.17,Balige
Jl. Thamrin Lubuk Pakam
Jl. KS.Ketaren 8,Kabanjahe
Jl Sutomo No 230 P Siantar
Jl. Dr. K. Pane Tebing Tinggi
Kabupaten Serdang Bedagai
Jl. Sultan Hasanuddin 9,Binjai
Jl. KH Dewantara Rantau Prapat
Jl. Dr Hadrianus S Pangururan
Jl. Dr. FL. Tobing 35,Sibolga
Jl. Dr. F.L. Tobing,Pd Sidempuan
Jl. Bin Harun Said Tarutung
No Telp
0651-22077
0641-21009
0641-21701
-21039
No fax
23068
22051
21703
-
-22550
24712
-21313
061-8360381
061-4521198
-815990
061-4553900
8360255
4521223
-
061-619520
-21043
061-7952068
-20550
0634-21780
-21967
21251
061-8821372
-21228
-20106
0631-24725
-21780
0633-21303
21444
20450
61
No.
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
62
Provinsi
SUMUT
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
Riau
Riau
Riau
Riau
KEPRI
KEPRI
KEPRI
KEPRI
KEPRI
KEPRI
SUMSEL
SUMSEL
SUMSEL
SUMSEL
SUMSEL
SUMSEL
SUMSEL
SUMSEL
SUMSEL
SUMSEL
Kabupaten/ kota
Asahan
Padang
Bukittinggi
Padang Pariaman
Pekan Baru
Pekan Baru
Dumai
Indragiri Hilir
Batam
Batam
Batam
Karimun
TJg. Pinang
TJg. Pinang
Palembang
Palembang
Palembang
Palembang
Muara Enim
OKU
Palembang.
Musi Rawas
Palembang
Banyuasin
Kode RS
1671265
1603015
1601013
1671061
1605010
1671276
1607012
Rumah Sakit
RSUD H Abdul Manan Simatupang
RSU Dr. M. Jamil
RSU Dr. Achmad Mochtar
RSU Pariaman
RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru
RS Jiwa Tampan
RSU Dumai
RSU Puri Husada Tembilahan
RS Budi Kemuliaan Batam
RS Otorita Batam
RS Awal Bros Batam
RSU Kab. Karimun
RSUD Tanjung Pinang
RS AL Dr Midiyato S
RSU Dr. Mohammad Hoesin
RS Charitas
RSJ Palembang
RSUD Palembang Bari
RSU Prabumulih
RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja
RSJ Ernaldi Bahar
RSU Dr. Sobirin Musirawas
RS Myria Palembang
RSUD Banyuasin
SUMSEL
Bengkulu
Jambi
Jambi
Kayu Agung
Bengkulu
Jambi
Tanjung Jabung Barat
1602014
1771014
1571012
1506010
RSU Kayuagung
RSU Dr M Yunus Bengkulu
RSU Raden Mattaher Jambi
RSU KH. Daud Arif
1371010
1375014
1306015
1471011
1471146
1473013
1403013
2072012
2072034
2072103
2011013
2010012
2010023
1671013
1671050
Alamat/Lokasi RS
Jl. Perintis Kemerdekaan Padang
Jl. Dr. A. Rivai Bukittinggi
Jl. Prof M Yamin SH, Pariaman
Jl. Diponegoro No. 2, Pekanbaru
Jl. H. R. Subrantas KM12.5, Pekanbaru
Jl. Tanjung Jati No.4, Dumai
Jl. Veteran 52, Hilir Tembilahan
Jl. Budi Kemuliaan No.1, Batam
Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo Sekupang, Batam
Jl. Gajah Mada Kav.I Baloi, Batam
Jl. Soekarno - Hatta, Tanjung Balai Karimun
Jl. Sudirman 795, Tanjung Pinang
Jl. Ciptadi No.1, Tanjung Pinang
Jl. Jend. Sudirman KM 3.5, Palembang
Jl. Sudirman 1054, Palembang
Jl. P. Usaha Seb Ulu, Palembang
Jl. Lingkar, Kel. Gunung Ibul, Kec. Prabumulih Timur
Jl. Dr. Moh. Hatta No.1, Baturaja
Jl. Kol. H. Barlian KM6, Palembang
Jl. Yos Sudarso No.13, Lubuk Linggau
Jl. Kol. H. Barlian KM7, Palembang
Jl. Raya Palembang - Betung KM48, Pangkalan Bali
Banyuasin
Jl. Letnan Marzuki, Kayu Agung
Jl. Bayangkara S. Mulyo, Bengkulu
Jl. Letjen Suprapto 31, Jambi
Jl. Syarif Hidayatullah, Kuala Tungkal
No Telp
No fax
0751-32373
0752-21720
0751-91218
0761-21657
0761-63239
0765-38367
-22118
32371
21321
91428
20253
31041
-
0711-354088
0711-350418
351318
362205
0711-514165
0713-320031
0735-320298
0711-410354
0733-321013
0711-411610
-321130
519211
320031
327096
369880
324973
411610
-
0712-323889
0736-52004
0741-61692
0742-21621
323889
52007
60014
-
No.
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
77
78
79
80
81
Provinsi
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
BABEL
BABEL
BABEL
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
Kabupaten/ kota
Bdr Lampung
Metro
Lampung Utara
Lampung Selatan
Lampung Selatan
Lampung Tengah
Tlg Bawang
Bangka
Pangkal Pinang
Belitung
Jakarta Pusat
Jakarta Pusat
Jakarta Pusat
Jakarta Pusat
Jakarta Pusat
Jakarta Pusat
Jakarta Utara
Jakarta Utara
Jakarta Timur
Jakarta Timur
Jakarta Timur
Jakarta Timur
Jakarta Timur
Jakarta Timur
Jakarta Timur
Jakarta Barat
Jakarta Barat
Jakarta Barat
Jakarta Barat
Kode RS
1871015
1872016
1806013
1803010
1803021
1808015
1901016
1972021
1902010
3173014
3173036
3173025
3173580
3173051
3173040
3175064
3175016
3172013
3172746
3172072
3172126
3172024
3172061
3174063
3174260
3173521
Rumah Sakit
RSU Dr H Abdul Moeloek
RSUD Jend. Ahmad Yani
RSU May Jen HM Ryacudu
RSU Pringsewu
RSUD Kalianda
RSU Demang Sepulau Raya**
RSUD Menggala Tulang Bawang
RSU Sungai Liat
RSUD Pangkalpinang Depati Hamzah
RSUD Tanjung Pandan
RSU Dr. Cipto Mangunkusumo
RS AL Dr Mintoharjo
RS PAD Gatot Soebroto
RS Kramat 128
RS Sint Carolus
RS Husada
RSPI Prof.Dr. Sulianti S.
RSUD Koja
RSUP Persahabatan
RS Jiwa Duren Sawit
RS Kepolisian Pusat/RS Sukanto
RSU Pasar Rebo
RSUD Budhi Asih
RS Pusat TNI AU Dr. E. Antariksa*
RS Halim Perdana Kusuma*
RS Kanker Dharmais
RS Anak dan Bunda Harapan Kita
RSUD Cengkareng
RSU Tarakan
Alamat/Lokasi RS
Jl. Dr. Rivai 6, Penengahan Bandar Lampung
Jl. Jend. A. Yani No.13, Metro Lampung
Jl. Jend. Sudirman No.2, Kotabumi
Jl. Kesehatan No.1360, Pringsewu
Jl. Lettu Rohani 14 B, Kalianda
No Telp
0721-703312
0725-41820
-22095
0729-21847
0727-322160
No fax
703952
48423
31301
-
0717-92489
0717-422693
0719-21071
021-330808
021-5703081
021-371008
021-3909513
021-3904441
021-6260108
021-6506559
021-4352401
021-4891708
021-8628686
021-8093288
021-8401127
021-8090282
92534
423012
22190
3148991
5711997
3440693
3909125
3103226
6497494
6401411
4372273
4711222
8628659
8411159
8009157
021-8098665
021-5681570
021-5668284
8098665
5681579
5601816
021-3503150
3503412
63
No.
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
64
Provinsi
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
DKI Jak
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
JABAR
Kabupaten/ kota
Jakarta Selatan
Jakarta Selatan
Jakarta Selatan
Jakarta Selatan
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bandung
Bogor
Bogor
Bogor
Bekasi
Bekasi
Sukabumi
Sukabumi
Ciamis
Cianjur
Karawang
Cirebon
Cirebon
Indramayu
Kuningan
Purwakarta
Sumedang
Kode RS
3171012
3171435
3172094
3171735
3273015
3273074
3204020
3273405
3273110
3273201
3273052
3273041
3273030
3271046
3201050
3271013
3216013
3216218
3272025
3272014
3207012
3203015
3215012
3209014
3274016
3212016
3208013
3214011
3211015
Rumah Sakit
RSUP Fatmawati
RS KO Jakarta
RS FK UKI
RS Jakarta Medical Center (JMC)
RSU Dr Hasan Sadikin
RS St. Borromeus
RSU Cimahi
RS Ujung Berung
RS Bungsu
RS Paru Dr. H.A. Rotinsulu Bandung
RS Immanuel Bandung
RS Kebonjati
RS Pusat AU Dr M Salamun
RSJ Dr. H. Marzoeki Mahdi
RSU Ciawi
RS PMI Bogor
RSUD Bekasi
RS Ananda
RS Secapa Polri (Bhayangkara)
RSUD R Syamsudin SH
RSUD Ciamis
RSU Cianjur
RSUD Karawang
RSUD Waled
RSUD Gunung Jati
RSUD Indramayu
RSUD Kuningan
RSUD Bayu Asih
RSUD Sumedang
Alamat/Lokasi RS
Jl. RS Fatmawati Cilandak,Jaksel
Jl. Lanpangan Tembak No.76,Jaktim
Jl. May.Jen Soetoyo Cawang,Jakarta Timur
Jl. Buncit Raya No.15,Jakarta Selatan
Jl. Pasteur 38 Bandung
Jl. Ir. H.Juanda No.100 Bandung
Jl. Jend. H. Amir Machmud No. 140
Jl Rumah Sakit 22 Bandung
Jl. Veteran No. 6 Bandung
Jl. Bukit Jarian No. 40 Bandung
Jl. Kopo 161 Bandung
Jl. Kebonjati 152 Bandung
Jl. Ciumbuleiut 203 Bandung
Jl. Dr. Semeru No.114 Bogor
Jl. Raya Puncak 479 Ciawi Bogor
Jl. Raya Pajajaran No. 80 Bogor
Jl. Pramuka No. 55 Bekasi
Jl. Sultan Agung No.173,Kec.Medan Satria - Bekasi
Jl. Bhayangkara No. 166 Sukabumi
Jl. Rumah Sakit No. 1 Sukabumi
Jl. Rumah Sakit No.76 Ciamis
Jl. Rumah Sakit No.1 Cianjur
Jl. Galuh Mas Raya No.1,Karawang
Jl. Kesehatan No. 4 Waled, Cirebon
Jl. Kesambi No.56 Cirebon
Jl. Rumah Sakit No. 1 Indramayu
Jl. Sudirman No. 68 Kuningan
Jl. Veteran No. 39 Purwakarta
Jl. Palasari No. 80 Sumedang
No Telp
021-7501524
021-7695461
021-8092317
No fax
7690123
7504022
8092445
022-2034953
022-2504041
022-6652025
022-7800017
022-4231550
022-231427
022-5201656
022-6031969
022-2034941
0251-324024
021-240797
0251-324080
021-8841005
2032216
2504235
6649112
7809581
4231582
2031427
5224219
6079445
2031624
324026
242937
324709
8853731
0266-229207
0266-225180
-771018
-261026
0267-640444
0231-661126
212988
640666
661126
-272655
0232-871885
0264-200100
0261-201021
874701
202215
204970
No.
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
Provinsi
JABAR
JABAR
JABAR
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
Kabupaten/ kota
Tasikmalaya
Subang
Depok
Tangerang
Serang
Serang
Tangerang
Tangerang
Semarang
Semarang
Semarang
Semarang
Semarang
Semarang
Semarang.
Surakarta
Surakarta
Purwokerto
Jepara
Cilacap
Banyumas
Tegal
Salatiga
Kendal
Klaten
Sragen
Slawi
Batang
Pekalongan
Kode RS
3206011
3213010
3201061
3671010
3604013
3672022
3671065
3603023
3374010
3374021
3374134
3374112
3322012
3322023
3374342
3372015
3372026
3302026
3320010
3301014
3302015
3376012
3373016
3324014
3310015
3314012
3328011
3325015
3375011
Rumah Sakit
RSU Tasikmalaya
RSUD Subang
RS Tugu Ibu
RSU Tangerang
RSU Serang
RSU Kota Cilegon
RS Usada Insani
RS Qadr
RSU Dr. Kariadi
RS St. Elisabeth Semarang
RSUD Tugurejo Semarang
RSU Panti Wilasa I
RSUD Ambarawa
RSUD Ungaran
RSUD Kota Semarang
RSU Dr. Moewardi Surakarta
RS Dr.Oen
RSUD Prof Dr. M Soekarjo
RSU R.A. Kartini
RSU Cilacap
RSUD Banyumas
RSUD Kardinah*
RSU Salatiga
RSU Dr. H.Soewondo Kendal
RSUP Dr.Suraji Tirtonegoro Klaten
RSUD Sragen
RSU Dr. H.RM Soeselo W
RSUD Kab. Batang
RSUD Pekalongan
Alamat/Lokasi RS
Jl. Rumah Sakit 33 Tasikmalaya
Jl. Palasari No. 80 Sumedang
Jl. Raya Bogor Km 29 Cimanggis - Depok
Jl. A Yani No. 9 Tangerang
Jl. Rumah Sakit No. 1 Serang
Jl. Kapten P.Tendean Km.3 Cilegon
Jl. Ray Cipondoh 24 Tangerang
Komp Islamic Village Curug Tangerang
Jl. Dr. Soetomo No.16,Semarang
Jl. Kawi No.1,Semarang
Jl. Raya Tugurejo,Semarang
Jl. Citarum 98,Semarang
Jl. Kartini No.10, Ambarawa
Jl. Diponegoro 125,Ungaran
Jl. Fatmawati Raya No.1,Semarang
Jl. Kol Sutarto 132,Surakarta
Jl. Brigjend Katamso 55,Surakarta
Jl. Dr Gumbreg No. 1 Purwokerto
Jl. K.H. Wahid Hasyim Jepara
Jl. Gatot Subroto 28 Cilacap
Jl. Rumah Sakit No.1 Banyumas
Jl. KS Tubun No.4,Tegal
Jl. Osamaliki No.19,Salatiga
Jl. Laut No. 21,Kendal
Jl. Dr. Soeraji T No.1,Klaten
Jl. Raya Sukowati No.534,Sragen
Jl. Dr. Sutomo No.63,Slawi
Jl. Dr Sutomo No. 42,Batang
Jl. Veteran 31,Pekalongan
No Telp
0265-331683
0260-411632
021-8711693
021-5526686
0254-200528
0254-330461
021-5464466
024-8413476
024-8310076
024-7605378
024-3542224
0298-591020
024-6921006
024-6711500
0271-634634
0271-643139
0281-632708
0291-891175
0282-533010
0281-796182
0283-356067
0298-324074
0294-381433
0272-321041
0271-891661
0283-491016
0285-391033
0285-421621
No fax
331747
417442
8708266
5527104
200724
330864
5470775
8313212
8413373
7605297
3561514
591866
6922910
6717755
637412
642026
632502
591145
520755
796182
353131
321925
381573
321104
890158
491016
391206
423225
65
No.
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
66
Provinsi
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
JATENG
DIY
DIY
DIY
DIY
DIY
DIY
DIY
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
Kabupaten/ kota
Blora
Purworejo
Wonosobo
Boyolali
Tegal
Yogyakarta
Yogyakarta
Sleman
Yogyakarta
Yogyakarta
Yogyakarta
Yogyakarta
Surabaya
Surabaya
Surabaya
Surabaya
Surabaya
Surabaya
Surabaya
Malang
Kediri
Malang
Jember
Banyuwangi
Sidoarjo
Madiun
Gresik
Malang
Nganjuk
Kode RS
3316014
3306012
3307013
3309015
3471015
3471063
3404011
3471234
3471052
3471041
3404022
3578016
3578764
3578020
3578571
3578192
3578571
3573011
3506014
3507052
3509010
3510010
3515015
3519023
3525010
3573226
3518011
Rumah Sakit
RS Dr. R. Soetijono Blora
RSUD Saras Husada Purworejo
RSU Wonosobo
RSUD Pandan Arang Boyolali
RSU Tegal*
RSUP Dr. Sardjito
RS Bethesda Yogyakarta
RSUD Sleman
RSUD Kota Yogyakarta
RSU Panti Rapih
RS PKU Muhammadiyah Yogya
RS Jiwa Grhasia/ Lalijiwa pakem
RSU Dr. Soetomo
RS Bhayangkara H.S.Samsoeri Mertojoso
RS Al Dr Ramelan
RSUD Dr. Mohamad Soewandhie
RS Karang Tembok**
RS Jiwa Menur
RSU Tambakrejo
RSU Dr. Saiful Anwar
RSU Pare
RSU "Kanjuruhan"Kepanjen
RSU Dr. Soebandi
RSU Blambangan
RSUD Sidoarjo
RSUD Panti Waluyo
RSUD Ibnu Sina Kab. Gresik
RS Islam Malang
RSUD Nganjuk
Alamat/Lokasi RS
Jl. Dr Sutomo No. 42,Blora
Jl. Jen Sudirman No.60 Purworejo
Jl. Rumah Sakit No.1,Wonosobo
Jl. Kantil No. 14, Boyolali
No Telp
0296-531118
0275-321118
0286-321091
0276-321065
No fax
531839
322448
323873
321435
0274-587333
0274-562246
0274-868437
0274-371195
0274-514845
0274-512653
0274-895142
031-5501011
553580
563312
868812
385769
564583
566129
5028735
031-8438153
8437511
031-5022436
031-3717141
0341-352101
0354-391718
0341-395041
0331-487441
0333-421118
031-8961649
0351-387184
031-3951239
0341-551356
0358-321118
5021636
369384
391833
395024
487564
421072
8964800
3955217
565448
325003
No.
169
170
171
172
173
174
175
176
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
Provinsi
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
JATIM
Bali
Bali
Bali
Bali
Bali
Bali
Bali
Bali
Bali
Bali
Bali
Bali
Bali
Kabupaten/ kota
Sampang
Kediri
Bojonegoro
Tulungagung
Madiun
Mojokerto
Jombang
Lamongan
Sumenep
Surabaya
Probolinggo
Bondowoso
Ponorogo
Magetan
Malang
Jember
Denpasar
Bulelr:ng
Jembrana
Tabanan
Gianyar
Klungkung
Wangaya
Badung
Denpasar
Buleleng
Jembrana
Bangli
Karangasem
Kode RS
3527012
3571016
3522014
3504012
3577015
3576014
3517010
3524016
3529014
3578523
3513013
3511011
3502010
3520012
3573022
3509032
5171016
5108016
5101016
5102010
5104012
5105013
5171020
5171031
5108016
5106014
5107015
Rumah Sakit
RSUD Kab. Sampang
RSU Gambiran
RSU Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo
RSUD Dr Iskak Tulungagung
RSU Dr. Soedono Madiun
RSU Dr. Wahidin S Husodo
RSUD Kab. Jombang
RSUD Dr Soegiri Lamongan
RSU Muh Anwar Sumenep
RSU Haji Surabaya
RSU Waluyo Jati Kraksaan
RSUD Dr. H.Koesnadi
RSUD Dr. Harjono S Ponorogo
RSU Dr. Sayidiman Magetan
Rumkit Tk.II Dr. Soepraoen
Rumkit Tk.III Baladika Husada Jember
RSUP Sanglah Denpasar
RSU Singaraja
RSU Negara
RSU Tabanan
RSUD Sanjiwani Gianyar
RSU Klungkung
RSUD Wangaya
RSU Badung**
Rumkit Tk.III Udayana Denpasar
RSUD Kab. Buleleng
RSUD Jembrana**
RSU Bangli
RSUD Karangasem
Alamat/Lokasi RS
Jl. Rajawali No. 10, Sampang
Jl. KH Wahid Hasyim 64 Kediri
Jl. Dr Wahidin No.40, Bojonegoro
Jl. Dr. W Sudirohusudo, Tulungagung
Jl. Dr. Soetomo 59, Madiun
Jl. Gajah Mada 100 Mojokerto
Jl. KHW Hasyim 52, Jombang
Jl. Kusumabangsa 7 Lamongan
Jl. Dr Cipto No. 42 Sumenep
Jl. Manyar Kertoadi Surabaya
Jl. Dr Sutomo No. 1 Kraksaan
Jl. Piere Tendean Bondowoso
Jl. Ciptomangunkusumo Ponorogo
Jl. Pahlawan No.2 Magetan
Jl. Sodanco Supriyadi No.22,Malang
Jl. PB Sudirman No. 49 Jember
Jl. Diponegoro Denpasar
Jl Ngurah Rai 30 Singaraja
Jl Wijaya Kusuma 17 Negara
Jl. Pahlawan No. 14 Tabanan
Jl. Ciung Wenara No.2 Gianyar
Jl. Flamboyan No. 40 Klungkung
Jl. Kartini No.133 Denpasar
Badung
Jl. P.B Sudirman No.1 Denpasar
Jl. Ngurah Rai 30 Singaraja
No Telp
-21516
0354-773097
0353-881193
0355-322609
0351-464325
0321-321661
0321-861116
0322-321718
-662494
031-5947760
0335-81118
0332-421263
0352-81218
0351-895023
0341-325111
-84674
0361-227911
0362-22046
0365-41006
0361-811027
0361-943020
0366-21172
0361-222141
No fax
778340
322165
458054
879316
322582
5947890
841160
422311
485051
895067
325113
224206
29629
62365
811202
21371
224114
0361-228061
246356
0366-91521
0363-21470
91521
21470
67
No.
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
68
Provinsi
KALBAR
KALBAR
KALBAR
KALBAR
KALBAR
KALBAR
KALBAR
KALBAR
KALTIM
KALTIM
KALTIM
KALTIM
KALTIM
KALTENG
KALSEL
KALSEL
KALSEL
KALSEL
NTB
NTB
NTB
NTB
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
Kabupaten/ kota
Pontianak
Pontianak
Singkawang
Mempawah
Pontianak
Ketapang
Sanggau
Sambas
Sarnarinda
Balikpapan
Samarinda
Balikpapan
Tarakan
Palangkaraya
Banjarmasin
Banjarmasin
Kotabaru
Hulu Sungai Utara
Mataram
Lombok Tengah
Dompu
Sumbawa
Kupang
Sumba Timur
Belu
Sikka
Ende
Manggarai
Flores Timur
Kode RS
6171011
6171033
6101011
6104014
6171044
6106016
6105015
6101033
6472015
6471014
6472030
6471036
6473016
6271012
6371013
6371072
6302014
6308013
5271010
5202011
5205014
5204013
5371011
5302023
5306016
5310012
5311013
5313015
5309012
Rumah Sakit
RSU Dr Sudarso PTK
RSU St.Antonius
RSUD Dr Abdul Aziz
RSU Dr Rubini Mempawah
RS Jiwa Pontianak
RSU Dr. Agusdjam Ketapang
RSU Sanggau
RSU Pemangkat
RSUD H A Wahab Sjahranie
RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo
RS Dirgahayu
Rumkit Tk.III Dr R Hardjanto
RSUD Tarakan
RSUD Dr Doris Sylvanus
RSUD Ulin Banjarmasin
RSUD Dr.H.Moch.Ansari Saleh
RSUD Kotabaru
RSU Pambalah Batung
RSU Mataram
RSU Praya
RSU Dompu
RSU Sumbawa Besar
RSU Prof Dr WZ Johanes
RSUD Waingapu Umbu Rara Meha
RSUD Belu Atambua
RSU Dr TC Hillers Maumere
RSUD Ende
RSU Ruteng
RSU Larantuka
Alamat/Lokasi RS
Jl. Adisucipto Pontianak
Jl. KHW. Hasyim No.249, Pontianak
Jl. Dr Sotomo No. 28, Singkawang
Jl. Dr Rubini Mempawah
Jl. Ali Anyang No. 1 Pontianak
Jl. Panjaitan No.1 Ketapang
Jl. Jend Sudirman Sanggau
Jl. A.Kadir Kasim 20 Pemangkat
Jl. Dr. Soetomo, Samarinda
Jl. M.T. Haryono Ring Road Balikpapan
Jl. Merbabu No.40 Samarinda
Jl. Tanjungpura I Balikpapan
Jl. P. Irian Tengah,Tarakan
Jl. Tambun Bungai No.4 Palangkaraya
Jl. Jen A Yani No.43, Banjarmasin
Jl. Brig Jend H Hasan Basry No.1,Banjarmasin
Jl. H Hasan Basri No.57, Kotabaru
Jl. Basuki Rahmat No. 1 Amuntai
Jl. Pejanggik No.6, Mataram
Jl. Basuki Rahmat No. 11 Praya
Jl. Kesehatan No. 1 Dompu, NTB
Jl. Garuda No. 5 Sumbawa Besar
Jl. Dr Moch Hatta No. 19 Kupang
Jl. Adam Malik No.54, Hambala Waingapu
Jl. Dr Sutomo No. II Atambua
Jl. Kesehatan Maumere
Jl. Prof Dr. WZ.Johanes Ende
Jl. Diponegoro No.16,Kab Manggarai
Jl. Moh Hatta No.19,Kab.Flores Timur
No Telp
0561-737701
0561-732101
0562-631748
0561-732420
0534-32061
-21070
0562-241040
0541-738118
0542-873901
0541-742116
0542-423409
0551-21720
0536-21717
0511-2180
0511-300741
0518-21118
0527-62905
0370-621345
0370-654007
0373-21411
0371-21929
0380-832892
-61302
-21016
0382-21617
0381-21031
-21389
0382-21617
No fax
732077
733623
636319
732420
31512
741793
873836
205360
415677
21166
29194
252229
300741
21118
61041
621345
653082
21411
23974
832892
21118
21314
22026
-
No.
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
Provinsi
NTT
SULUT
SULUT
SULUT
SULUT
SULUT
SULBAR
SULTENG
SULTENG
SULTENG
SULTENG
SULTENG
SULTENG
SULTENG
SULTENG
SULSEL
SULSEL
SULSEL
SULSEL
SULSEL
SULSEL
SULSEL
SULSEL
SULTRA
SULTRA
SULTRA
SULTRA
Gorontalo
Gorontalo
Kabupaten/ kota
Kupang
Manado
Manado
Tomohon
Manado
Bitung
Polmas
Palu
Palu
Palu
Toli-toli
Poso
Tojo Una-Una
Morowali
Banggai
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Pare-pare
Bulukumba
Palopo
Kendari
Kendari
Buton
Kolaka
Gorontalo
Gorontalo
Kode RS
5371022
7171013
7171035
7102036
7171024
7172036
7602044
7271014
7271051
7271040
7206012
7204010
7204032
7204021
7202015
7371030
7371325
7371041
7371096
7371026
7372075
7302016
7317016
7403011
7403066
7401016
7404012
7571010
7501021
Rumah Sakit
RS Tk.IV Wirasakti Kupang
RSU Prof.Dr. R.D Kandou Manado
RS Jiwa Ratumbuysang
RS Bethesda GMIM Tomohon
RS TK.Teling Manado
RSU Bitung
RSU Polewali
RSU Undata Palu
RS Jiwa Palu Madani
RS Woodward Bala Keselamatan
RSU Mokopido Toli-Toli
RSUD Poso
RSU Ampana
RSUD Kolonodale
RSU Luwuk
Rumkit Tk.II Pelamonia
RSU Dr W Sudirohusodo UP
RS Kepolisian Bhayangkara
RS Jiwa Makassar
RSU Labuang Baji
RSU Andi Makkasau Pare2
RSU Bulukumba
RSU Palopo Sawerigading
RSU Propinsi Kendari
RS Jiwa Kendari
RSU Bau Bau
RSU Kolaka
RSU Prof Dr H Aloei Saboe
RSU Dr M Mohammad Dunda
Alamat/Lokasi RS
Jl. Dr.DR.Moch Hatta No.3,Kupang
Jl. Raya Tanawangko No.56, Manado
Jl. Bethesda 77 Manado
Jl. Raya Tomohon
Jl. 14 Februari Telling Atas,Manado
Jl. SH Sarundayang Kota Bitung
Jl. Dr Ratulangi 50 Polewali
Jl. Dr Suharso 14 Palu
Km 13 Mamboro Palu
Jl. Woodward No.1 Palu
Jl. Lanoni No.37 Toli-Toli, Sulteng
Jl. Jen.Sudirman No.33 Poso
Jl. St Hasanudin No. 32 Ampana
Jl. W Monginsidi 2 Kolonedale
Jl. Imam Bonjol No. 14 Luwuk
Jl. Jend Sudirman No.27,Makassar
Jl. P Kemerdekaan Km.11,Makasar
Jl. Letjen Mapaodang Makassar
Jl. L Pasewang No. 34 Makassar
Jl. Dr. Ratulangi No.81 Makassar
Jl. Nurussamawaty No.3 Pare-Pare
Jl. Serikaya No. 17 Bulukumba
Jl. Samiun No.2 Palopo
Jl. Dr Ratulangi No. 151 Kendari
Jl. Letjen Suprapto Kendari
Jl. Jend Sudirman 20 Bau Bau
Jl. W R Supratman No. 20 Kolaka
Jl. Sultan Batutihe No. 7 Gorontalo
Jl. A Yani Limboto Gorontalo
No Telp
0380-821131
0431-853191
0431-862792
0430-351017
0431-852450
0438-31881
No fax
853205
351260
853035
-
0451-421270
0451-491470
0451-421769
0453-21300
0452-23645
0465-21165
0465-21010
0461-21820
0411-323434
0411-584677
-872514
-873120
0411-873482
0421-21823
-81290
0471-21015
0401-321733
0401-873120
0402-21803
0405-21042
0435-821019
-851455
421370
491605
423744
324360
21010
323434
587676
530454
22237
24356
321432
821062
-
69
No.
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
Provinsi
Maluku
Maluku
Maluku
MALUT
MALUT
PAPBAR
PAPBAR
PAPBAR
PAPBAR
Papua
Papua
Papua
Papua
Papua
Kabupaten/ kota
Ambon
Ambon
Tual
Ternate
Ternate
Manokwari
Sorong
Fak-fak
Sorong
Nabire
Mimika
Biak
Abepura
Jayapura
Papua
Papua
Papua
Papua
Papua
Papua
Papua
Papua
Jayapura
Merauke
Jayapura
Jayapura
Mimika
Jayawijaya
Yapen Waropen
Jayapura
Kode RS
8171015
8171110
8101015
8271016
9102011
9171032
9101010
9171010
9202012
9201011
9205015
9271023
9271034
9271012
9201012
9271067
9271056
9212011
9202013
9204014
Keterangan:
* Kemungkinan ada duplikasi
** Nomor registrasi rumah sakit belum diketahui
70
Rumah Sakit
RSU Dr M Haulussy Ambon
RS Al Fatah
RSU Tual
RSU Ternate
RSU Boesoeri
RSU Manokwari
RSU Sele Be Solu Sorong
RSU Fak Fak
RSU Sorong
RSU Nabire
RS Mitra Masy.Timika
RSU Biak
RSU Abepura
Rumkit Tk.IV Marten Indey/ Dr Aryoko
Sorong
RSU Jayapura
RSU Merauke
RS Bhayangkara Papua
RS Dian Harapan
RSUD Kab. Mimika
RSU Wamena
RSU Serui
RSAL Jayapura**
Alamat/Lokasi RS
Jl. Dr Kayadoe Ambon
Jl.Sultan Babullah 2 Ambon
Jl. Merdeka Ohoijang Tual
Jl. Tanah Tinggi Ternate
Ternate
Jl. Bhayangkara No.I Manokwari
Jl. Basuki Rahmat Km 12 Sorong
Jl. Jend Sudirman Fak Fak
Jl. Kesehatan No. 36 Sorong
Jl. R.E Martadinata Nabire
Jl.SP2-SP5 Timika, Mimika
Jl. Sriwijaya Ridge I Biak
Jl. Kesehatan No. 1 Abepura
Jl. Pramuka No.1 Remu Utara,Sorong
No Telp
0911-353438
0916-21612
0921-21281
No fax
353595
21614
21777
0986-211441
0951-21450
0956-22373
0951-321850
-21845
0901-301881
0981-21294
0967-581064
-21752
213189
322076
321763
301882
24630
581064
-
0967-533616
0971-321125
533781
321124
-31152
-31118
71
72
73
Lampiran 3.
:
:
:
Gejala dan Tanda TB
Ya
Tidak
Bila jawaban ya pada salah satu pertanyaan di atas: segera rujuk untuk pemeriksaan dahak
secara mikroskopis atau pemeriksaan penunjang untuk penegakan diagnosis TB.
Kalau sarana pemeriksaan untuk penegakan diagnosis TB tidak tersedia di unit pelayanan
Bila jawaban tidak pada semua pertanyaan di atas, ulangi pertanyaan di atas
pada kunjungan berikutnya.
Petugas,
()
Catatan
Formulir ini dapat digunakan pada layanan tes HIV dan PDP
74
Lampiran 4.
Stadium 1
Tidak ada gejala
Limfadenopati Generalisata Persisten
Stadium 2
Penurunan berat badan bersifat sedang yang tak diketahui penyebabnya (<10% dari
perkiraan berat badan atau berat badan sebelumnya)
Infeksi saluran pernafasan yang berulang (sinusitis, tonsillitis, otitis media, faringitis)
Herpes zoster
Keilitis angularis
Ulkus mulut yang berulang
Ruam kulit berupa papel yang gatal (Papular pruritic eruption)
Dermatisis seboroik
Infeksi jamur pada kuku
Stadium 3
Penurunan berat badan bersifat berat yang tak diketahui penyebabnya (lebih dari 10%
dari perkiraan berat badan atau berat badan sebelumnya)
Diare kronis yang tak diketahui penyebabnya selama lebih dari 1 bulan
Demam menetap yang tak diketahui penyebabnya
Kandidiasis pada mulut yang menetap
Oral hairy leukoplakia
Tuberkulosis paru
Infeksi bakteri yang berat (contoh: pneumonia, empiema, meningitis, piomiositis, infeksi
tulang atau sendi, bakteraemia, penyakit inflamasi panggul yang berat)
Stomatitis nekrotikans ulserative akut, gingivitis atau periodontitis
9
Anemi yang tak diketahui penyebabnya (<8g/dl), netropeni (<0.5 x 10 /l) dan/atau
9
trombositopeni kronis (<50 x 10 /l)
Stadium 4
Sindrom wasting HIV
Pneumonia Pneumocystis jiroveci
Pneumonia bacteri berat yang berulang
Infeksi herpes simplex kronis (orolabial,
genital, atau anorektal selama lebih dari
1 bulan atau viseral di bagian manapun)
Kandidiasis esofageal (atau kandidiasis
trakea, bronkus atau paru)
Tuberkulosis ekstra paru
Sarkoma Kaposi
Penyakit Cytomegalovirus (retinitis atau
infeksi organ lain, tidak termasuk hati,
limpa dan kelenjar getah bening)
Toksoplasmosis di sistem saraf pusat
Ensefalopati HIV
75
Lampiran 5. Daftar obat ARV di Indonesia berikut nama dagang sering digunakan, dosis dan efek sampingnya
Golongan
Efek Samping
Keterangan
Zidovudine (AZT)
(Reviral)
Stavudine (d4T)
(Staviral)
Lamivudine (3TC)
(Hiviral)
Toksisitas rendah
Efek samping asidosis laktat dengan steatosis hepatitis
(jarang)
.
Didanosine (ddI)
76
Golongan
Efek Samping
Keterangan
Abacavir (ABC)
(Ziagen)
Emtricitabine (FTC)
77
Golongan
Tenofovir (TDF)
(Viread)
Efek Samping
Keterangan
Nevirapine
(Neviral)
78
Golongan
Efavirenz
(Stocrine)
(Efavir)
(Sustiva)
Efek Samping
Keterangan
Lopinavir/ ritonavir
(LPV/ r)
(Aluvia)
79
Hasil
HBsAg
Anti HBc
Anti HBs
HBsAg
Anti HBc
Anti HBs
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Positif
HBsAg
Anti HBc
Anti HBs
HBsAg
Anti HBc
IgM anti
HBc*
Anti HBs
HBsAg
Anti HBc
IgM anti-HBc*
Anti HBs
HBsAg
anti HBc
Anti HBs
HBsAg
Anti HBc
Anti HBs
Positif
Negatif
Negatif
Positif
Positif
Positif
Negatif
Positif
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Positif
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Infeksi Akut
Infeksi kronik
80
Hasil
Anti - HCV
Negatif
Negatif
Negatif
Positif
Anti HCV
Positif
Negatif
Positif
Positif
Interpretasi
Kemungkinan lain
Masa inkubasi dan Previous
infection with clearance and
seroconversion
Tidak Terinfeksi
Infeksi akut
Infeksi
kronis
akut
atau
Sumber : National Management Guidelines For Sexually Transmissible . Sexual Health Sociey of Victoria.2008
81
Toksisitas Utama
d4T
Lipodistrofi
Neuropati
Asidosis laktat
AZT
Anemia
Neutropenia
TDF
Teratogenik
EFV
NVP
82
Penyakit psikiatrik
Hepatoksiksitas
Tahap 1 (Ringan)
Tahap 2 (Sedang)
Tahap 3 (Berat)
Tahap 4 (Potensial
mengancam jiwa)
HEMATOLOGI
Hemoglobin
1.000-1.500/mm
Trombosit
75.000-99.000/mm
750-999/mm
3
500-749/mm
3
< 500/mm
3
50.000-74.999/mm
20.000-49.999/mm
<20.000/mm
KIMIA KLINIK
Hiperbilirubinemi
>1,01,5 x ULN
>1,52,5 x ULN
>2,55 x ULN
>5 x ULN
Glukosa (puasa)
110125 mg/dl
126250 mg/dl
251500mg/dl
>500 mg/dl
Hipoglikemi
5564 mg/dl
4054 mg/dl
3039 mg/dl
<30 mg/dl
116160 mg/dl
161250 mg/dl
251500 mg/dl
>500 mg/dl
400750 mg/dl
7511200 mg/dl
>1200 mg/dl
Trigliserida
Kreatinin
>11,5 x ULN
>1,53 x ULN
>36x ULN
>6x ULN
AST (SGOT)
>1,25 2,5xULN
>2,55 x ULN
>510 x ULN
>10 x ULN
ALT (SGPT)
>1,25 2,5xULN
>2,55 x ULN
>510 x ULN
>10 x ULN
GGT
>1,25 2,5xULN
>2,55 x ULN
>510 x ULN
>10 x ULN
Alkali fosfatase
>1,25 2,5xULN
>2,55 x ULN
>510 x ULN
>10 x ULN
Bilirubin
1,11,5 x ULN
1,62,5 x ULN
2,65x ULN
>5x ULN
Amilase
>11,5 x ULN
>1,52 x ULN
>25x ULN
>5x ULN
Amilase pancreas
>11,5 x ULN
>1,52 x ULN
>25x ULN
>5x ULN
Lipase
>11,5 x ULN
>1,52 x ULN
>25x ULN
>5x ULN
Laktat
83
URAIAN
Tahap 4 (Potensial
mengancam jiwa)
Tahap 1 (Ringan)
Tahap 2 (Sedang)
Tahap 3 (Berat)
Mual
Muntah
Sedang ATAU
persisten; 45
episode per hari
ATAU muntah berlangsung >1
minggu
Syok hipotensi
ATAU perlu rawat inap untuk
pemberian cairan IV
Diare
Sedang ATAU
persisten; 57x
diare per hari ATAU diare
yang berlang-sung >1 minggu
Syok hipotensi
ATAU perlu rawat inap
Urin sewaktu
1+
2+ atau 3+
4+
Sindroma nefrotik
24-jam urine
Gross hematuri
Hanya mikroskopis
Obstruktif
GASTROINTESTINAL
RESPIRASI
Dyspnea
URINALISIS
Proteinuri
LAIN-LAIN
Demam (oral, >12 jam)
84
37,738,5 C
38,639,5 C
39,640,5 C
URAIAN
Tahap 1 (Ringan)
Tahap 2 (Sedang)
Tahap 3 (Berat)
Tahap 4 (Potensial
mengancam jiwa)
berturut-turut
Sakit kepala
Reaksi alergi
Urtikaria terlokalisir
Anafilaksis
Eritema, gatal
Ruam
makulopapular difus ATAU
deskwamasi kering
Lelah/lemah
85
Lampiran 10. Tanda, Gejala Klinis, Pemantauan dan Penatalaksanaan terhadap Gejala Efek Samping yang Berat
dari ARV yang Membutuhkan Penghentian Obat
Efek Samping
Obat Penyebab
Tatalaksana
Hepatitis akut
NVP;
EFV jarang;
lebih jarang dengan AZT,
ddl, d4T (<1%); dan PI,
paling sering dengan RTV
Pankreatitis akut
Asidosis laktat
Reaksi hipersensitif
ABC, NVP
86
Efek Samping
Obat Penyebab
ddl, d4T
Tatalaksana
87
NVP
EFV
LPV/r
Antimikobakterium
Rifampicin
Clarithromycin
Tidak ada
Ketoconazole
Fluconazole
Itraconazole
Anti Jamur
Kontrasepsi Oral
Ethinyl estradiol
Anti Konvulsan
Carbamazepine
88
Obat / ARV
Phenobarbital
Phenytoin
NVP
EFV
LPV/r
Buprenorphine
Atorvastatin
Pravastatin
Proton pump inhibitor. Semua obat PI dan EFV dapat meningkatkan kadar Cisapride dan antihistamin non-sedasi (aztemizole, terfenidine) yang dapat menyebabkan toksisitas
jantung. Penggunaan bersamaan tidak dianjurkan.
Sumber : A datasi dan modifikasi dari Guidelines for the use of antiretroviral agents in HIV-infected adults and adolescents. 4 May
2006
89
Lampiran 12.
-
http://www.who.int/hiv/en/
http://www.unaids.org/publications/documents/index.html
http://www.medscape.com/hiv
http://www.amfar.org
http://www.hivandhephepatitis.com
http://www.cdc.gov/hiv/topics/treatment/index.htm
http://www.cdc.gov/hiv/
http://www.aidsinfo.nih.gov/
http://www.hopkins-hivguide.org/
http://www.aidsmeds.com
http://www.aidsmap.com
http://www.aids.org
http://www.thebody.com/
http://www.hivnat.org
http://hivinsite.ucsf.edu/InSite
http://www.aegis.org/
http://www.natap.org/
http://spiritia.or.id/
http://aids-ina.org/
http://www.i-base.info/index.html
Juga dianjurkan untuk membaca situs web perusahaan farmasi pembuat obat
Antiretroviral.
90
Lampiran 13.
1. Buku Acuan
o
o
o
o
o
o
in
Resource-Limited
Setting:
http://www.who.int/hiv/pub/prev_care/pub14/en/
5. Improving Access to Care in Developing Countries: Lessons from
Practice, Research, Resources and Partnerships. Repaort from a
meeting: Advocating for access to care and sharing experiences. WHO
December 2001
http://www.who.int/hiv/pub/prev_care/care/en/
6. Aid for AIDS South Africa Clinical Guidelines 2009
http://www.aidforaids.co.za/EX_Medscheme_VS07/Documents/AFA/
Guidelines_book_Final.pdf
7. Clinical Guide on Supportive and Palliative Care for People with
HIV/AIDS. The HIV/AIDS bureau of Health Resources and Services
Administration
http://hab.hrsa.gov/tools/palliative/
8. A Guide to the Clinical Care of Women with HIV/AIDS, 2005 edition. The
HIV/AIDS Bureau of Health Resources and Services Administration
http://hab.hrsa.gov/publications/womencare05/
9. Clinical Management of the HIV-Infected Adult: A Manual For Midlevel
Clinicals, oleh Patricia Yeargin, Rosemary Donnelly, dan Dianne Weyer,
RN, MN, CFNP. Southeast AETC and MATEC, Maret 2003
91
http://www.aids-etc.org/pdf/tools/se_midlevel_2003.pdf
10. Tool to Assess Site Readiness for Initiating Antiretroviral Therapy (terapi
ARV). John Snow International/Deliver, 2007.
http://www.jsi.com/Managed/Docs/Publications/HIVAIDS/art_stages_
of_readiness_tool_v1-3.pdf
11. Pocket Guide to Adult HIV/AIDS Treatment: 2008-09 Johns Hopkins
University Division of Infectious Diseases
http://www.hopkins-hivguide.org//publications/main/pocket_guide_to_
adult_hiv_aids_treatment/pocket_guide_to_adult_hiv_aids_treatment
.html
12. A Practical Guide to HIV Drug Side Effects. CATIE, Revised 2006
http://www.catie.ca/sideeffects_e.nsf
13. A Practical Guide to HAterapi ARV (Highly Active Anti-retroviral
Therapy). CATIE, Revised 2006
http://www.catie.ca/PG_HAterapi ARV_e.nsf/
14. Managing Drug Side Effect. The AIDS Community Research Initiative of
America (ACRIA).
http://www.acria.org/index.php?q=publications/educationalbooklets/side-effects
15. Patient Information Booklet Series: Adherence; Anti-HIV Drugs; Clinical
Trials; Glossary; HIV & Hepatitis; HIV Therapy; Lipodystrophy; Nutrition;
Resistance; Viral Load & CD4 Count; dll. NAM (UK).
http://www.aidsmap.com/cms1187580.asp
16. Patient booklets: Introduction to combination therapy; Avoiding and
managing side effects; Changing treatment; dll. HIV i-Base.
http://www.i-base.info/guides/index.html
17. Recreational Drugs and HIV Antivirals: A Guide to Interactions for
Clinicians. NY/NJ AIDS education Training Center, Fall 2002.
http://www.nynjaetc.org/final_verson.pdf
18. Handbook on access to HIV/AIDS-related treatment : a collection of
information, tools and resources for NGOs, CBOs and PLWHA groups.
UNAIDS, WHO dan International HIV/AIDS Alliance, Mei 2003.
http://data.unaids.org/Publications/IRC-pub02/jc897handbookaccess_en.pdf
3. Newsletter dalam Bahasa Inggris yang dikirim melalui pos:
HIV treatment Bulletin penerbitan pengobatan bulanan Inggris.
http://www.i-base.info/forms/postsub.php
92
Internet:
HIV & AIDS Treatment in practice (HATIP) is an E-mail newsletter for
doctors, nurses, other health care workers and community treatment
advocates working in limited-resource setting. The newsletter is published
twice a month by NAM. If you have web access, sign up at:
http://www.aidsmap.com/en/main/ emailupdate.asp
5. Milis Internet:
1. Indonesian-FACT (Indonesian Forum on AIDS Care and Treatment):
adalah forum untuk mendiskusikan perawatan dan pengobatan HIV
DAN AIDS di Indonesia.
93
TIM PENYUSUN
Pengarah
: Dr. H.M.Subuh,MPPM
Editor:
-
94