Restorasi Rigid
Restorasi Rigid
Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan menggunakan
model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan pada gigi. Umumnya restorasi ini
membutuhkan kunjungan berulang dan penempatan tumpatan sementara sehingga lebih mahal untuk
pasien. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)
Berdasarkan kepustakaan Inggris, restorasi rigid terdiri dari inlay, onlay, dan crown/
mahkota. Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/ cusp,
sedangkan onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi/
cusp. Crown/ mahkota adalah penggantian sebagian atau seluruh mahkota klinis yang disemenkan.
(Putri Sari H. USU. 2006: 1)
Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam tuang, porselen, porselen fuse to metal, resin
komposit, dan kombinasi keduanya. Logam merupakan bahan restorasi rigid dengan kekuatan tensil
yang besar, yang membutuhkan preparasi kavitas yang luas dan bevel sebagai retensi, tetapi memiliki
masalah estetik. Sedangkan porselen merupakan bahan restorasi rigid estetik yang paling unggul
dengan kekuatan kompresif yang tinggi. Porselen mebutuhkan biaya besar biasanya, dua sampai tiga
kali lebih mahal dari restorasi rigid logam atau komposit plastis selain waktu pembuatan di
laboratorium. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)
Penggunaan teknik restorasi rigid komposit telah terbukti mampu memperbaiki beberapa
kekurangan restorasi komposit plastis. Hal ini dibuktikan dengan penenlitian ScheibenbogenFuchsbrunner tahun 1999 dan 2000 yang menemukan bahwa setelah tahun ke-2 dan 3 integritas
marginal dan bentuk anatomi pada restorasi rigid komposit lebih memuaskan dari restorasi plastis.
Menurut Dietschi tahun 1995, kualitas adaptasi marginal restorasi rigid resin komposit terbukti
labih baik dari restorasi plastis komposit. Menurut Burke tahun 1994, porselen menghasilkan
restorasi dengan integritas marginal yang sangat memuaskan tetapi membutuhkan waktu pembuatan
dalam laboratorium. Restorasi rigid komposit dinyatakan lebih mudah dan lebih murah dari inlay
porselen. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)
Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direct, semidirect, dan indirect. Teknik
semidirect intraoral merupakan pembuatan inlay/ onlay resin komposit satu kali kunjungan, resin
komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari setiap arah dan kemudian di post-cured
sebelum dibonding pada gigi. Teknik semidirect ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid
satu kali kunjungan yang dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak
marginal. Teknik indirect merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam laboratorium
dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi, membutuhkan tumpatan
sementara dan kunjungan berulang. (Putri Sari H. USU. 2006: 3)
Dengan teknik restorasi rigid, penyusutan polimerisasi terjadi ekstraoral dan kontur yang
lebih mudah dicapai karena restorasi dibuat diluar mulut. Dengan menggunakan restorasi rigid teknik
indirect, celah dalam restorasi dapat diminimalkan dengan memberikan tekanan pada restorasi
sebelum penyinaran, dan sifat-sifat fisis resin dapat ditingkatkan dengan penyinaran ekstraoral
dengan menaikkan panas dan tekanan. (Putri Sari H. USU. 2006: 3)
Macam- macam Restorasi Rigid
1.
Inlay
Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/ cusp.
Indikasi :
1.
2.
Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan (pegangan), misalnya: inlay bukal atau
disto/mesial inlay yang perlu untuk dibuatkan Rest Seat, untuk gigi tiruan.
3.
Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke puncak cusp
4.
Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami kerusakan akibat adanya
karies sekunder
Kontraindikasi :
1.
2.
OH pasien jelek
Preparasi Kavitas
seluruh dinding kavitas dihaluskan dengan dasar kavitas, semua sudut kavitas dibuat membulat
2.
Pembuatan Inlay
secara direct
secara indirect
3.
4.
Teknik Sementasi
persiapan inlay
persiapan kavitas
5.
2.
Onlay
Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi/ cusp.
Apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan karena restorasi sebelumnya, karies, atau
penggunaan fisik, maka inlay dengan dua permukaan tidak akan adekuat lagi. Hal ini memerlukan
suatu restorasi yang meliputi seluruh daerah oklusal. Dan dalam keadaan ini, onlay MOD merupakan
jenis restorasi yang tepat. ( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)
Indikasi :
1.
2.
3.
4.
Keterangan :
Desain kavitas (outline form) ditentukan oleh ukuran lesi karies oklusal.
A dan B, lesi yang besarnya kecil atau sedang dapat ditambal dengan hanya melakukan akses.
C, lokasi yang tepat untuk mengakhiri tepi pada permukaan lingual.
D, tepi berakhir pada permukaan oklusal. Ini tidak sesuai karena email akan mudah pecah.
E, pandangan lingual dari molar kanan atas.
F, penampang karies distal yang mengenai ujung tonjol disto-lingual.
G, pandangan oklusal dari desain restorasi yang tepat untuk gigi ini.
H, penampang potong yang menunjukkan lokasi yang tepat dari dinding mesial.
I, tepi berakhir pada tonjol disto-lingual. Ini tidak sesuai karena tepi emailcenderung hancur dan
fraktur.
( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)
Akses ke karies
Tahap ini dilakukan untuk memperoleh akses ke dentin karies. Alat yang digunakan adalah bur fisur
tungsten carbide pendek-kuncup dengan kekuatan tinggi.
Keyway
Keyway dapat mempengaruhi retensi onlay dan ketahanan terhadap kemungkinan bergesernya
restorasi. Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 6-10 o terhadap sumbu gigi dengan
menggunakan bur fisur kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Setelah
membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dan bahwa
kavitasnya sedikit membuka dengan sumbu yang benar.
Pembuatan bevel
Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur pengakhir kecepatan rendah
maupun dengan bur pengakhir kecepatan tinggi yang sesuai. Bevel hendaknya diletakkan di tepi email,
agar tepi tipis hasil tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak
baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam karena akan mengurangi retensi dari suatu
restorasi. Bur lain yang dapat digunakan adalah bur fisur kuncup untuk preparasi kavitas. Tepi luar
bevel harus halus dan kontinyu untuk mempermudah penyelesaian restorasi dan supaya tepi
tumpatannya
beradaptasi
dengan
baik
dengan
gigi.
Bevel biasanya tidak dibuat di dinding aproksimal karena akan menciptakan undercut, mengingat
sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan tetapi dinding
gingiva dapat dan harus dibevel. Bur yang paling cocok adalah bur Baker Curson halus dan kuncup
dalam kecepatan tinggi. Bevel gingiva sangat penting karena akan mneingkatkan kecekatan tuangan
yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.
( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)
3.
Mahkota (pasak)
Mahkota adalah restorasi rigid sebagian/ seluruh mahkota yang disemenkan. Rekonstruksi kembali
gigi yang kerusakannya lebih besar daripada gigi yang sehat.
Indikasi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Gigi antagonisnya masih bagus sehingga tidak menjadi iritasi pada bagian mukosa palatal.
7.
Retensi pada gigi yang akan diberi mahkota masih baik dalam artian masih mampu menerima beban
mahkota pasak itu sendiri
8.
Kontraindikasi:
1.
Karies pada gigi masih belum meluas masih tergolong pit dan fissure
2.
Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota karena adanya periodontitis kronis
3.
4.
Gigi yang akan dibuatkan mahkota masih vital artinya tidak sampai perforasi.
5.
a.
Inti komposit yang ditahan dengan pasak dentin pada gigi masih vital
b.
c.
Preparasi pasak
Kamar pulpa maupun saluran akar memberi retensi pada restorasinya. Pasak yang disemen pada
saluran akar akan memneri retensi pada restorasi (inti) namun tidak memperkuat akar gigi, bahkan
sering kali memeperlemah akar gigi bila bentuk pasak tidak sesuai dengan bentuk saluran akarnya
(lebih besar). Karena itu buatlah preparasi pasak yang minimal sesuai dengan kebutuhan retensi inti.
Preparasi pasak dimulai dari pengambilan gutta percha dari saluran akar sesuai dengan panjang yang
diperlukan dilanjutkan dengan memperbesar dan membentuk saluran akar untuk ditempati pasak.
Pengambilan gutta percha harus hati-hati. Pengambilan yang terlalu banyak akan mengakibatkan
tendensi fraktur akar. Perforasi akar juga bias terjadi apabila preparasi saluran akar menyimpang
dari saluran akarnya. Radiograf tidak dapat menentukan secara pasti mengenai lengkung dan
diameter saluran akar. Radiograf mungkin tidak bisa menunjukkan konkavitas dan lengkung labiolingual. Sebagai patokan umum, diameter pasak tidak boleh lebih dari sepertiga diameter akar.
Preparasi pasak yang menyempit ke arah apikal mencegah terjadinya step di daerah apeks; tidak
adanya step merupakan predisposisi terjadinya wedging (peregangan) dan fraktur akar.
-
Gigi yang telah dirawat PSA mungkin lebih getas dan mudah patah. Hal ini dikarenakan kandungan
air pada jarinagn keras lebih sedikit disbanding dengan gigi dengan pulpa vital.
2.
Sesudah jaringan keras diangkat dan perawatan endodontik, dindind email tidak mendapat
dukungan yang baik dank arena preparasi ruang pulpa.
3.
Sedikit tidaknya jarinagan gigi pada mahkota sehingga dipilihlah perencanaan restorasi dengan
retensi intraradikuler (pasak).
Jika preparasi pasak terlalu pendek maka akan meyebabkan kemungkinan patah akar. Tekanan yang
ada akan diterima mahkota dan pasak didesak ke akar.
2.
Jika preparasi pasak cukup panjang (idealnya 1-1,5 kali panjang mahkota) tekanan yang diterima
akan tersebar ke seluruh akar yang berkontak dengan pasak.
3.
Jika preparasi pasak terlalu lebar, kar akan menjadi lemah dan fraktur. Preparasi yang terlalu
lebar mungkin akan menyebabkan perforasi akar. Pasak yang pendek dan lebar sering mengakibatkan
fraktur akar.
4.
Jika preparasi dan pasak sempit, kesukaran mungkin akan dijumpai untuk mencetaknya dank arena
fleksibilitas pasaknya, gigi tidak akan menjadi lebih kuat.
Bahan-Bahan Yang Dapat Digunakan Untuk Membuat Pasak
Pencetakan saluran akar yang telah dipreparasi sangat sulit dilakukan karena ukurannnya yang
panjang dan sempit. Untunglah sekarang didapat 2 macam bahan yang memungkinkan dilakukannya
pencetakan saluran akar dengan panjang yang maksimum dan tepat.
1.
Endopost
Campuran logam yang bertitik lebur tinggi dan dibuat dengan standar endodontik dari ukuran 70140; dapat dituang dengan emas atau logam tuang lainnya.
2.
Endowel
Pin plastic berukuran standar 80-140. jika telah pas dengan preparasi pasak dan dibuat pada malam
atau pola resin, akan menguap keluar dari investment dan meninggalkan cetakan yang dapat dituang
dengan logam.
Macam- macam Bahan Restorasi Rigid
1.
Logam Tuang
Restorasi Tuang / Logam Tuang adalah restorasi yang dibuat dengan menuang logam campur (alloy).
Indikasi:
1.
2.
3.
4.
5.
Kontraindikasi:
1.
2.
Usia muda
3.
Teknik Preparasi :
-
Penanaman
Bumbung tuang
Bahan tanam
Logam
Api
Hasil tuangan
preparasi
dibentuk
ditanam
dicor
preparasi
model malam
baik untuk kavitas yang kecil atau karies proksimal yang lebar
kelas I dan kelas II bila bentuk dan fungsi tidak dapat diaplikasikan amalgam
1.
Intra koronal:
Adalah restorasi yang ada di dalam kavitas
2.
Ektra koronal:
Adalah restorasi yang meliputi bagian luar gigi (mahkota)
Macam restorasi intra koronal:
Umum:
1.
Outline form
2.
Retention form
3.
Resistence form
Khusus:
1.
2.
3.
Bevel pada cavosurface Angle agar inlay dapat diburnish, mendapatkan adaptasi yang baik
Retensi
-
Utama:
Frictional retention
di dapat gesekan antara dinding kavitas. gesekan yang besar, bias memberikan retensi yang besar
Tambahan:
pinhole
semen
2.
Resin Komposit
Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air pada gigi. Kemudian tempatkan
matrix band untuk menghasilkan kontak proksimal yang baik.
2.
3.
4.
5.
Inlay dipost cure untuk meningkatkan derajad konfersi, stabilitas dimensional juga mencegah
tekanan penyusutan yang muncul setelah sementasi inlay.
6.
7.
Permukaan dalam inlay dietsa dengan 50mikro meter alumina atau larutran metakrilat untuk
meningkatkan ikatan bonding inlay dengan semen komposit, etsa silane untuk permukaan restorasi
dan biarkan kering diudara. Tempatkan matrix tofflemire pada gigi yang dipreparasi untuk
memastikan bahwa etsa tidak berkontak dengan gigi yang didekatnya.
8.
Kafitas preparasi dietsa dengan gel asam phospor 30/40% selama 20 detik, cuci selama 5 detik
dan keringkan dengan udara untuk menjamin etsaenamel yang adekuat.
9.
Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada dentin yang lembab.
10.
Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada dentin yang lembab.
11.
12.
Dual cure adhesif dicampur dan ditempatkan pada permukaan dalam restorasi yang tidak disinari
sebelum penempatan restorasi
13.
Dual cure resin komposit luting sement dicampurkan dan ditempatkan pada preparasi dan
permukaan dalam restorasi dengan srynge.
14.
15.
Komposit luting sement berlebih dibuang dengan brus pada permukaan oklusal dan interproksimal
16.
Restorasi utuh ditempatkan dengan instrumen pada permukaan oklusal secara perlahan
17.
Margin interproksimal dibersihkan dengan eksplorer dan pisau scalpel nomer 12.
18.
Lengkapi polimerisasi dengan menyinari permukaan oklusal selama 90 detik dan 30 detik pada setiap
permukaan proksimal.
19.
Seluruh margin dihaluskan dengan bur carbide 12 fluted, disk dan polis komposit.
20.
21.
22.
3.
Porselen
2.
Kavitas dibersihkan
3.
Preparasi kavitas
Akses Ke Karies
Tahap pertama preparsi adalah memperoleh akses ke dentin karies dengan menggunkan bur fisur
tungsten carbide pendek-kuncup dengan kecepatan tinggi. Penggunaan bur kuncup dan bukan bur
fisur sejajar adalah untuk mencegah terbentuknya undercut.
Keyway
Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 100 memakai bus fisur kuncup dan dijaga agar
sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Lebar keyway diantara tonjol merupakan daerah yang paling
sempit dan melebar kearah yang berlawanan dengan letak karies aproksimalnya dan dengan
mengikuti kontur fisurnya. Setelah membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada
tidaknya sisa karies dibagian ini dan bahwa kavitasnya sedikit membuka dengan sumbu yang benar.
Jika kemiringan dinding tidak tepat, maka ketidaktepatan itu harus diperbaiki.
Boks Aproksimal
Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian ini kavitas harus di dalamkan
memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara yang sama dengan jalan membuang dentin
karies pada daerah pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah
dibuang, dinding email dapat dipecahkan dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat miring
sebesar 10 derajat dengan bur fisur runcing. Gigi tetangga dilindungi dengan lempeng matriks untuk
melindunginya dari kemungkinan terkena bur. Menjaga agar sumbu bur sejajar dengan waktu
pembuatan keyway merupakan hal yang sangat penting sehingga bagian boks dan keywaynya
mempunyai kemiringan yang sama. Pelebaran ke arah gingiva hanya dilakukan seperlunya saja sekedar
membebaskan pertautan email-dentin dari karies, demikian juga halnya dalam arah bukolingual.
Setiap email yang tak terdukung dentin sehat, hendaknya dibuang dengan bur fisur kecepatan
tinggi.
Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial. Jika dinding karies telah terbuang, periksalah
kemungkinan
masih
adanya
daerah
undercut.
Undercut
padadaerah pertautan
email-dentin
seharusnya telah dibersihkan. Jika masih terdapat undercut pada dinding aksial, maka undercut
tersebut biasanya terletak seluruhnya pada dentin dan ditutup dengan semen pelapik pada tahap
preparasi berikutnya sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang dikehendaki.
Bevel
Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibevel, dengan menggunkan bur fisur. Hal ini untuk memungkinka
diperolehnya ketebalan yang cukup bagi pola malam yang kelak akan dibuat di daerah yang dinilai
kritis. Bevel hendaknya diletakkan di tepi email agar tepi tipis hasil tuangan dapat dipaskan
seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke
dalam lagi karena retensi restorasi akan berkurang. Tepi luar bevel harus halus dan kontinyu untuk
memudahkan penyelesaian restorasi dan supaya tepi tumpatannya beradapatsi baik dengan gigi.
Bevel biasanya tidak dibuat didinding aproksimal karena akan menciptakan undercut, mengingat
sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan tetapi dinding
gingiva dapat dan harus dibevel. Bevel gingiva sangat penting karena akan menigkatkan kecekatan
tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.
4.
Pola Malam
Pola malam dibuat secara:
5.
Direct : pembuatan restorasi rigid secara langsung dalam satu kali kunjungan.
Indirect : pembuatan restorasi rigid yang dilakukan di laboratorium dan berkali-kali kunjungan
Gigi direstorasi rigid sementara dengan menggunakan semen perekat sementara, seperti zinc oksid
eugenol.
Kunjungan Kedua
6.
7.
Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air atau separating medium
(cairan agar atau gliserin) pada gigi. Kemudian tempatkan matriks band, wedge atau cincin penahan
untuk menghasilkan kontak proksimal yang baik.
8.
Lalu tumpat dengan porselen. Sesuaikan anatomi oklusal dengan menggunkan bur untuk
menghasilkan pit dan fisur, inklinasi tonjol dan batas margin yang baik dan sistemis.
9.
10.
Jika kedudukannya baik, restorasi rigid yang sudah ditrial disemenkan pada gigi tersebut.
11.
Kelebihan semen dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dibersihkan dengan eskavator sementara
benang gigi digunakan untuk membuang kelebihan di aproksimal. Tepi-tepi restorasi harus dilapisi
dua lapisan pernis copalite untuk mengurangi pelarutan semen selama jam-jam pertama pengerasan.
Setelah itu, Permukaan oklusal harus dipoles dengan pasta pumis yang diletakkan pada bur sikat,
diikutu oleh whiting yang diletakkan pada berbagai sikat.
4.
a)
Chemical bonding
b) Mechanical interlocking
Kegagalan pada Restorasi Kramik Metal
a)