Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

Departemen Maternitas
Bayi Baru Lahir

Disusun oleh :
Nama

: Nur Anisa

NIM

: 115070201111031

Kelas

: Reguler 1

Kelompok

:3

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015

A. DEFINISI
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya
biasanya dengan usia gestasi 38 42 minggu (Dona L. Wong, 2003).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram
(Depkes RI, 2005).
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 4000 gram, cukup
bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat
bawaan) yang berat (M. Sholeh Khosim, 2007).
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama
kelahiran (Saifuddin, 2002).
B. KRITERIA BAYI NORMAL
a. Masa gestasi cukup bulan: 37-40 minggu
b. Berat lahir 2500-4000 gram
c. Lahir tidak dalam keadaan asfiksia: (lahir menangis keras, nafas
spontan dan teratur, skor Apgar >7.
d. Tidak terdapat kelainan kongenital berat
Ciri-ciri Umum Bayi Baru Lahir Normal
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Berat badan
: 2500 4000 gram
Panjang badan
: 48 52 cm
Lingkar kepala
: 33 35 cm
Lingkar dada
: 30 38 cm
Masa kehamilan
: 37 42 minggu
Denyut jantung
: 180x/mnt, turun 120x/mnt
Respirasi
: 80x/mnt, turun 30 60 x/mnt
Kulit kemerahan licin
Kuku agak panjang dan lemas
Genitalia
Wanita : Labya mayora sudah menutupi labya minora
Laki-laki : Testis sudah turun
k. Refleks hisap dan menelan, refleks moro, graft refleks sudah baik
l. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama
m. Suhu : 36,5 37 C (Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).
C. PERUBAHAN FISIOLOGIS BAYI BARU LAHIR
Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir
adalah :
a. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran
gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui
paru paru.
1) Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx
yang bercabnga dan kemudian bercabang kembali membentuk
struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjit sampai
sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan
sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya

gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak


matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24
minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan
alveolus, ketidakmatangan sistem kapIler paru-paru dan tidak
tercukupinya jumlah surfaktan
2) Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama
bayi adalah :
Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan
luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi
paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya
udara ke dalam paru - paru secara mekanis. Interaksi antara
system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat
menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan
serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan
akan merangsang pernafasan. Berurangnya O2 akan
mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya
kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan
pernapasan janin.
Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang
pernapasan.
3) Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama
kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan
(lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke
paru paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu
kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang
(sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah
untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu
untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps
pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps
setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit
bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan
lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini
menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah
terganggu.
4) Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat
bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan
ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan

secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga


dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu
lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama
udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di
paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh
limfe dan darah.
5) Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi
kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat
penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika
terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami
vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah
yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli,
sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan
memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar
pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan
cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi
sirkulasi luar rahim.

b. Sistem peredaran darah


Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil
oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan
oksigen ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan
diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
1) Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
2) Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada
seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh
mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan
resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam sistem pembuluh
darah :
Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik
meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium
menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan
tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan
atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah
dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk
menjalani proses oksigenasi ulang.
Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh
darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan
oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan
terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi
ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan
tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium

kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan
penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan
menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali
pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah
lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan
fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
c. Pengaturan suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga
akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari
dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu
dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada
lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan
kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu
meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak
coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan
energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak
dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini
akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin
lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
d. Metabolisme glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah
tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat
lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa
darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun
dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara
:
1) Melalui penggunaan ASI
2) Melaui penggunaan cadangan glikogen
3) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang
cukup, akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini
hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang
cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk
glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim.
Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan
hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam
pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai
dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua
persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam

keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan
(post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam
rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi
berkurang (digunakan sebelum lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi;
kejang-kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan
menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya.
Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di
seluruh di sel-sel otak.
e. Sistem gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan
menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk
baik pada saat lahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan
mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara
esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang
mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas
lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup
bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan
dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering
oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.
f.

Sistem kekebalan tubuh


Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi.
Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami
maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahana
tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa
contoh kekebalan alami:
1) perlindungan oleh kulit membran mukosa
2) fungsi saringan saluran napas
3) pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
4) perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel
darah yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi
pada BBL se-sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut
belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan
kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi
antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum dapat
dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama
masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali
terjadi infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh
karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek

persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan
deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.

D. Masa reaksi Bayi Baru Lahir Normal


a. Reaktif I
Terjadi 15 30 menit pertama sesudah lahir
Bayi menggerakkan kepala
Takikardi terjadi dalam 3 menit pertama
Respirasi cepat, cuping hidung dan retraksi
Suhu tubuh turun diikuti aktivitas, tonus otot meningkat
Stimulasi para simpatis (bayi tidak menangis)
Reaksi khas dan respon
b. Reaktif II
Respirasi cepat, tonus cepat, warna kulit berubah
Mucus oral menetap
Bayi responsif terhadap sentuhan, denyut jantung stabil
Pengeluaran mekonium
Stabilitas vasomotor dan pernapasan ireguler (mulut, hidung)
E. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
Menurut Prawirohardjo, (2002) tujuan utama perawatan bayi segera
sesudah lahir, adalah:
a. Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila
bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan
nafas dengan cara sebagai berikut :
Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat.
Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang
Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari
tangan yang dibungkus kasa steril.
Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kain.
b. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi
kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan
gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi
perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan
dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa
steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali basah /
kotor.
Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa talipusat telah
diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan,
membungkus ujung potongan tali pusat adalah kerja tambahan.
c. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi

Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya
tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
d. Memberi Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama
3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan
dosis 0,5 1 mg I.M
e. Memberi Obat Tetes / Salep Mata
Dibeberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum
diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di daerah
dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi
salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin
0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata
karena klamidia (penyakit menular seksual)
f. Identifikasi Bayi
g. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi
baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan
serta tindak lanjut petugas kesehatan 2 jam pertama sesudah lahir
meliputi :
Kemampuan menghisap kuat atau lemah
Bayi tampak aktif atau lunglai
Bayi kemerahan atau biru
Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya.
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap
ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut seperti
:
Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan
Gangguan pernapasan
Hipotermia
Infeksi
Catat bawaan dan trauma lahir

F. REFLEK-REFLEK UNTUK MENILAI KEADAAN BAYI


a. Reflek Moro
Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan
mendadak. Refleksnya simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama
setelah lahir. Tidak adanya refleks moro menandakan terjadinya
kerusakan atau ketidakmatangan otak.
b. Refleks Rooting / Refleks Dasar
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut,
bayi akan menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya
siap untuk menghisap.
c. Refleks Menyedot dan Menelan / Refleks Sucking

d.
e.

f.

g.

h.

Berkembang dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan


dengan pernafasan. Ini penting untuk pemberian makan yang aman dan
gizi yang memadai.
Refleks Mengedip dan Refleks Mata
Melindungi mata dari trauma.
Refleks Graphs / Plantar
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau pensil
di dalam telapak tangan bayi yang akan menggenggam dengan erat.
Reaksi yang sama dapat ditunjukkan dengan membelai bagian bawah
tumit (genggam telapak kaki).
Refleks Walking / Berjalan dan Melangkah
Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan
yang rata, bayi akan terangsang untuk berjalan.
Refleks Tonik Neck
Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala
menoleh kearah itu terulur sedangkan lengan sebelah terkulai.
Refleks Tarik
Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke
belakang lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya tertunduk ke
arah depan (Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).

G. TABEL PENILAIAN BAYI BARU LAHIR NORMAL


Sistem Penilaian APGAR
Tanda
0
1
A : Appearance colour (warna
Biru atau
Tubuh kemerahan,
kulit)
pucat
ekstremitas biru
: Pulse (Heart Rate)
Tidak ada
Dibawah 100x/mnt
frekuensi jantung
: Grimace
Tidak ada
Sedikit gerakan
(reaksi terhadap
mimik
rangsangan)
: Activity
Lumpuh
Ekstremitas dalam
(Tonus otot)
fleksi sedikit
: Respiration
Tidak ada
Lemah, tidak
(usaha nafas)
teratur

2
Seluruh tubuh
kemerahan
Diatas 100x/mnt
Menangis,
atau bersin

baik

Gerakan aktif
Menangis kuat

Keterangan :
Asfiksia berat (nilai apgar 0 3)
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen
terkendali
Asfiksia ringan/ sedang ( nilai apgar 4 6 ).
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat
bernafas normal kembali.
Bayi normal (nilai apgar 7 10).
H. PENILAIAN BAYI UNTUK TANDA-TANDA KEGAWATAN
Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau
beberapa tanda-tanda berikut :

I.

Sesak nafas
Frekuensi pernapasan 60x/mnt
Gerak retraksi di dada
Malas minum
Panas atau suhu bayi rendah
Kurang aktif
Berat lahir rendah (1500 2500 gr) dengan kesulitan minum
Tanda-tanda bayi sakit berat
Sulit minum
Sianosis sentral (lidah biru)
Perut kembung
Periode Apnea
Kejang / periode kejang-kejang kecil
Merintih
Perdarahan
Sangat kuning
Berat badan lahir < 1500 gr (Prawirohardjo, 2002).

ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
a. Pengkajian terhadap faktor resiko
1. Maternal : usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan sosial
dan riwayat pekerjaan
2. Obstetric : parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
3. Perinatal : antenatal, informasi prenatal maternal health (DM, jantung)
4. Inytrapartum event :
- Usia gestasi : lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu
- Lama dan karakteristik persalinan : persalinan lama pada kala I
dan II KPD 24 jam
- Kondisi ibu : hipo/hipertensi progresif, perdarahan, infeksi
- Keadaan yang mengidentifikasi total distress HR lebih dari 120x
sampai dengan 160x per menit
- Penggunaan analgesic
- Metode melahirkan : SC, forcep, vacuum.
b. Pengkajian fisik
1. Eksternal :
Perhatikan warna, bercak warna, kuku, lipatan pada telapak
kaki,periksa potensi hidung dengan menutup sebelah lubang hidung
sambil mengobservasi pernafasan serta perubahan kulit.
2. Dada :
Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultasi
untuk menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas pada setiap
dada.
- Abdomen
Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti kubam atau
tidak ada anomaly, perhatikan jumbah pembuluh darah pada tali
pusat.
- Neurologis

Periksa tonus otot dan reaksi reflek


c. Pengkajian lanjutan
Bayi baru lahir menerima perawatan, observasi dan pencatatan
kemajuan, yang mana setiap jam dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
- Temperature aksila
- Frekuensi, ritme dan usaha nafas
- Bunyi nafas
- Denyut dan ritme jantung
- Warna kulit
- Tingkat aktifitasnya dan tonus otot
- Pemberian makan dan eliminasi
- Interaksi orang tua dan bayi
d. Pengkajian APGAR scoring
ANALISA DATA
NO

DATA

DS :
DO :
- Hasil TTV
- Bayi terlihat
menggigil

DS :
DO :
- Bayi tidak
menangis
- Bayi tampak
kebiruan

DS :
DO :

ETIOLOGI
Bayi baru lahir

Terpapar lingkungan dingin

Ketuban menguap, bayi


kedinginan

Hipotermia

Mekanisme tubuh bayi dalam


kondisi dingin
Bayi baru lahir

Cairan ketuban masuk


kedalam saluran pernafasan
bayi

Bersihan jalan nafas bayi


tidak paten

Gangguan pernafasan (bayi


tidak menangis)

Suplai oksigen berkurag

Bayi tampak kebiruan


(asfiksia)
Bayi baru lahir

System imun belum matang

MASALAH
KEPERAWATAN
Hipotermia
berhubungan
dengan
pemajanan
lingkungan yang
dingin

Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
berhubungan
dengan materi
asing dalam jalan
nafas

Resiko infeksi
berhubungan
dengan


Terpapar oleh lingkungan luar

Resiko tinggi infeksi

pertahanan tubuh
primer yang tidak
adekuat

RENCANA INTERVENSI
NO
1

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Hipotermia
berhubungan
dengan
pemajanan
lingkungan yang
dingin

TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
Tujuan :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 5 menit, bayi
tidak mengalami
hipotermi.
Kriteria hasil :
- Suhu tubuh bayi
normal pada kisaran
35,5-37,5 (indicator
5)
- Bayi tidak menggigil
(indicator 5)

Ketidakefektifan
bersihan
jalan
nafas
berhubungan
dengan
materi
asing dalam jalan
nafas

Tujuan :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1 menit, asfiksia
dapat diatasi.
Kriteria hasil :
- Bayi dapat menangis
- Zat asing dapat
dikeluarkan

INTERVENSI
1. Bungkus bayi
dengan selimut yang
hangat
2. Letakkan bayi dalam
lingkungan yang
telah diatur
sebelumnya
(dibawah pemanas
radiasi atau dekat
dengan ibu)
3. Monitor suhu tubuh
bayi secara rutin
4. Pertahankan suhu
ruangan antara 24
dan 25 derajat
celcius
5. Mandikan bayi
dalam jam yang
tepat (hangat)
6. Tutup kepala bayi
dengan
menggunakan topi
yang hangat
7. Waspadai setiap
tanda hipotermia
dan hipertermia.
1. Lakukan suction
pada bayi sesegera
mungkin
2. Lakukan finger
swab apabila
terdapat materi
asing di mulut bayi
3. Lakukan rangsangat
taktil pada bayi
4. Monitor status
hemodinamik bayi
secara rutin,

Resiko infeksi
berhubungan
dengan
pertahanan tubuh
primer yang tidak
adekuat

Tujuan :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1x24 jam, tidak
terdapat infeksi
Kriteria hasil :
- Tidak ditemukan
tanda-tanda infeksi
(tumor, rubor, kalor,
dolor dan functiolesa

1.

2.

3.

4.

5.

terutama
pernafasan bayi
Kaji ulang faktorfaktor resiko dari ibu
yang cenderung
membuat bayi
terkena infeksi
Tentukan usia
gestasi bayi baru
lahir
Cuci tangan
sebelum dan
sesudah kontak
dengan bayi
Perhatikan
peralatan individu
dan alat-alat yang
digunakan untuk
bayi
Kaji tali pusat dan
area kulit pada
dasar pusat setiap
hari dari adanya
tanda-tanda infeksi

Anda mungkin juga menyukai