0016-7037/80/0501-0649802.00/0
KOMPOSISI HIDROGEN DAN KARBON ISOTOPIK METHANE PADA GAS ALAM DARI
BERBAGAI ASAL
MARTIN SCHOELL
Bundesanstalt fur Geowissenschaften und Rohstoffe, Stilleweg 2, 3000 Hannover 51, Jerman Barat
(Diterima 1 Agustus 1979; diterima dalam bentuk yang direvisi 19 Desember 1979)
Abstrak --- Konsentrasi deuterium (D vs SMOW) pada gas metana biogenik dari seluruh dunia berkisar dari -180 sampai
-280 dan ditemukan pengurangan pada deuterium sebesar kurang lebih 160 dibandingkan konsentrasi deuterium dari air
yang berasosiasi dengannya. Pertimbangan secara teoritis mendukung hubungan ini bahwa itu merupakan hasil perubahan
bakterial dari CO2 menjadi metana dan karena itu menunjukkan asal biogenik metananya.
Gas termogenik dengan konsentrasi C2+ tinggi (gas basah yang berasosiasi dengan minyak mentah) mempunyai rasio
D/H dari -260 sampai -150 dengan kandungan deuteriumnya cenderung meningkat dengan kebasahan yang menurun. Gas
kering yang tidak berasosiasi dengan minyak lebih kaya akan deuterium (-180 sampai -130) dan menunjukkan suatu
peningkatan pada deuteriumnya dengan meningkatnya rank dari batuan induk yang mirip dengan yang diketahui pada
karbon-13.
Banyak gas kering di dalam cekungan sedimen muda ditemukan mengandung sejumlah hidrokarbon C2+ yang
signifikan. Gas ini tidak dapat dikelompokkan baik ke dalam gas biogenik maupun termogenik dan metananya disimpulkan
merupakan campuran yang asalnya biogenik dan termogenik.
Menggunakan tampilan sebuah diagram 13C/D dari data isotop metana, variasi dari kelompok genetik gas alam
dapat ditentukan lebih jelas.
PENGENALAN
Gas alam merupakan bahan bakar fosil yang
tidak dapat diperbaharui, seperti minyak dan
batubara, yang terbentuk dari tumbuhan, binatang,
dan mikroorganisme yang hidup jutaan tahun
silam, yang terendapkan di jauh di bawah
permukaan bumi. Dengan adanya tekanan dan
temperatur yang sangat tinggi di dalam bumi
dalam waktu yang lama, menyebabkan ikatan
karbon pada sediementasi organik tersebut
terlepas. Semakin dalam sedimentasi di perut bumi,
maka semakin tinggi temperaturnya. Pada
temperatur yang tidak terlalu tinggi, biasanya
terdapat minyak bumi yang lebih banyak
dibandingkan gas alam. Begitu juga sebaliknya,
semakin tinggi temperatur, maka gas alam yang
dihasilkan akan lebih banyak dibandingkan
minyak bumi. Proses pembentukan gas alam tidak
lepas dari peranan bakteri atau mikroorganisme
sebagai pengurai senyawa yang terdapat pada
lapisan tersebut, sebagai contoh, pada tahap awal
bakteri atau mikroorganisme dapat menghasilkan
metana akibat adanya proses metanogenesis.
Berdasarkan
sumber
refrensi
yang
digunakkan oleh penulis, dimana isotop karbon
sangat melimpah di metana yang berasal dari gas
terdapat
dalam
gas
metana
dan
membandingkannya dengan komposisi karbon
isotop. Poin utamanya adalah memeriksa macam
macam kelompok genetik dari metana yang
mempunyai karakteristik konsentrasi deuterium
seperti kemiripan komposisi karbon isotop. Fungsi
gabungan dari kedua parameter isotop tersebut
seharusnya dapat memiliki nilai diagnosa yang
sangat baik dalam mengidentifikasi asal usul
terbentuknya gas alam.
Berdasarkan Gambar 1, yaitu klasifikasi gas
alam menurut M.Schoell membagi beberapa jenis
gas yang terdapat dibawah permukaan bumi,
dimulai dari gas biogenik yang terletak didekat
permukaan bumi dimana gas ini berasal dari
fermentasi bakteri anaerobik pada sampah dan
feses dari binatang ternak, kemudian terdapat
mixed gas yang merupakan batas dari wet gas
dengan biogenic gas, kemudian terdapat wet gas di
dekat terakumulasinya minyak pada suatu lapisan,
dan di paling bawah terdapat dry gas pada lapisan
permeable seperti batu pasir. Lingkungan
pengendapan
yang
diklasifikasikan
oleh
M.Schoell dimana gas dapat ditemukan dalam
sedimentasi laut maupun darat. Tipe genetik dari
metana yang di investigasi terlihat pada gambar 1
dimana menurut beberapa peneliti dapat diterima
sebagai model untuk asal usul dari gas alam
(sokolov 1972 ; karstsv 1971 ; tissot 1974 ; dow
1977 ; tissot dan welte 1978).
Gas yang terindikasi dalam gambar 1 dapat
disebut gas primer yaitu kebalikan dari gas yang
melewati proses sekunder seperti perpindahan,
pencampuran, biodegradasi, penyerapan, dll.
PROSEDUR EKSPERIMEN
Oksidasi Metana
Spektometri massa (alat yang digunakan
untuk menentukan massa atom atau molekul)
digunakan di sebuah kondisi hampa udara mirip
seperti yang telah dideskripsikan oleh (Gunter dan
Musgrave 1971). Pada saat metana mengalami
proses gas kromatografi (Proses pemisahan
campuran menjadi komponen-komponennya
dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak
yang melewati suatu lapisan serapan yang diam)
0016-7037/80/0501-0649802.00/0
0016-7037/80/0501-0649802.00/0
0016-7037/80/0501-0649802.00/0
diinvestigasi
secara
mendetail
dengan
memperhatikan pada fraksinasi karbon isotop dari
metananya
dalam
hubungannya
dengan
(2)
0016-7037/80/0501-0649802.00/0