Anda di halaman 1dari 10

5.

Hasil dan Pembahasan


5.1 Hasil
5.1.1 Data Hasil Praktikum
Titik

BA

BT

BB

HR

VR

E-F

154.5

146

138

E-5

110

107

104

E-D

109

89

69.5

F-6

114

107

100

29902145
299,36
25604415
256.74
17100355
171.065
19702030

8901200
89.2
0
91 0155
91.03
9100410
91.07
9100245

197.34
10704915
107.82
28804620
288.77

91.046
9100545
91.096
8903105
89.52

12801155
128.10
15602450
156.41
17703000
177.5
20303805
203.63
1404850
14.81
16804835
168.81

9300115
93.02
9300055
93.015
9300120
93.02
9300055
93.015
9004840
90.81
9004140
90.79

7503450
75.58
9601045
96.18
0
4 4935
4.83
26405245
264.88
29105245
291.88
35405935
354.99

9003505
90.58
8905915
89.99
8901750
89.297
8900835
89.14
8600405
86.07
8901850
89.31

F-E

132

124

116

F-A

140

130

120

A-F

70

59.5

49

A-1

64

54

44

A-2

75

65

55

A-B

54

43

32

B-A

99.5

88.5

77

B-C

115

95

74.5

(detail)
C-3

123

118

113

C-D

193

174.5

156

C-B

197

176

155

D-C

170

151

132

D-4

145

141

137

D-E

172

152

132

Tinggi
(m)
1.36

Jarak
(m)
1.65

1.42
1.65
21.17
1.41

21.17

1.41
1.41 m
22.59

42.43
1.38
1.38

37.7

1.38
37.7
1.38
1.38

30.28

HR
A-B
B-A
B-C
C-B
C-D
D-C
D-E
E-D
E-F
F-E
F-A
A-F

140 4340
16804835
404935
9601045
26405255
35403975
17103551
29902145
10704915
28804620
12801155

HR-180

2303805 1901827.5
1404850
16804835
860495
404935
9601045
9003150
8405255
17405935 17501745
17103555
11902545 11303530
10704915
10804620 1180297.5
12801155

Tabel F3

Perhitungan poligon

Rata-rata

Skala = 1 : 4
Jarak A A = 3.3 cm = 13.2 m
Koreksi Polygon

Koreksi

K-180

Sudut

19901337.5
1901127.5
860495
6703537.5 6703537.5
860495
9003150
304245
304245
27003150
35301745
8204555
8204555
0
173 1745
29303530 12001745
12001745
0
113 3530
2980297.5 18405337.5 17605337.5
1180297.5
8004420
8004420

Titik B =

1
Jumlah titik utama

x Jarak A A

= 1 x 13.2
6
= 2.2 m
(B)
Titik C =
1
Jumlah titik utama

x Jarak A A

= 2 x 13.2
6
= 4.4 m
Titik D =

(C) 1.1

1
Jumlah titik utama

x Jarak A A

= 3 x 13.2
6
= 6.6 m
(D) 1.65
Titik E =
1
x Jarak A A
Jumlah titik utama
= 4 x 13.2

= 8.8m

(E) 2.2

6
Titik F =

1
Jumlah titik utama

x Jarak A A

= 5 x 13.2
6
= 11 m
Titik A

(F) = 2.75

=
1
Jumlah titik utama
= 6 x 13.2
6

x Jarak A A

= 13.2 m (B)

5.4.2 Analisa Data


Pada praktikum pemetaan situasi dan topografi menggunakan theodolite, lokasi yang
digunakan untuk dipetakan adalah Gedung Polinema. Pemetaan dilakukan di beberapa titik yang
dilakukan dengan pembidikan ke rambu yang diletakkan di masing-masing titik dengan
menggunakan pesawat theodolit. Dari bidikan tersebut, akan diperoleh hasil batas ata (BA), batas
tengah (BT), dan batas bawah (BB) serta sudut horizontal (HR), sudut vertikal (VR), tinggi alat
dan Jarak antar titik. Hasil yang diperoleh pada titik E-F adalah nilai BA sebesar 154.5, nilai BT
sebesar146, dan nilai BB sebesar 138 dengan nilai HR sebesar 299 02145 dan nilai VR sebesar
8901200, tinggi sebesar 1.36 m dan jarak sebesar 1.65 m. Pada titik E-5, nilai BA yang
diperoleh adalah sebesar 110, BT sebesar 107, dan BB sebesar 104; sedangkan nilai HR dan VR
yang dihasilkan adalah sebesar 25604415 dan 9100155 dengan tinggi sebesar 1.36 m. pada
titik selanjutya yaitu titik E-D, nilai BA, BT, BB yang diperoleh berturut-turut adalah sebesar
109, 89, dan 69.5 dimana nilai HR dan VR berturut-turut adalah 171 00355 dan 9100410 serta
dengan tinggi yang sama yaitu 1.36 m. Pada titik F-6, nilai BA yang diperoleh adalah 114, nilai
BT 107, dan nilai BB 116 dengan nilai HR sebesar 107 04915 dan nilai VR sebesar 9100545
serta tinggi sebesar 1.42 m. Selanjutnya pada titik F-E, nilai BA, BT, dan BB yang diperoleh
adalah sebesar 132, 124, dan 116 dengan nilai HR 107 04915 dan nilai VR 9100545 serta
tinggi sebesar 1.42 m dan jarak sebesar 1.65 m. Pada titik F-A, nilai BA yang diperoleh adalah
sebesar 140, nilai BT 130, dan nilai BB sebesar 120 serta nilai HR dan VR berturut-turut sebesar
28804620 dan 8903105dengan tinggi 1.42 m dan jarak 21.17 m.
Titik selanjutnya yang akan diukur adalah titik A dan B. pada titik A-F, nilai BA yang
diperoleh adalah sebesar 70, nilai BT sebesar 59.5, dan nilai BB sebesar 49, dimana nilai HR dan
VR adalah sebesar 12801155 dan 9300115 dengan tinggi sebesar 1.41 m dan jarak antar titk
sebesar 21.17 m. Pada titik A-1, nilai BA yang diperoleh adalah sebesar 64, nilai BT 54 dan nilai
BB 44 dengan nilai HR sebesar 15602450 dan nilai VR sebesar 9300055 dengan tinggi
sebesar 1.41 m. pada titik berikutnya yaitu titik A-2, nilai BA yang diperoleh adalah sebesar 75,
nilai BT 65, dan nilai BB 55 dengan nilai sudut horizontal sebesar 177 03000 dan sudut vertikal
sebesar 9300120 serta tinggi sebesar 1.41 m. Pada titik A-B, nilai BA, BT, dan BB yang

diperoleh adalah sebesar 54, 43, dan 32; dimana nilai HR dan VR secara berturut-turut adalah
sebesar 20303805 dan 9300055 dengan tinggi sebesar 1.41. m dan jaark sebesar 22.59 m.
Selanjutnya pada titik B-A , nilai BA, BT, dan BB yang diperoleh adalah sebesar 99.5, 88.5, dan
77 dengan nilai HR 1404850 dan nilai VR 9004840 serta tinggi sebesar 1.41 m. Pada titik BC , nilai BA yang diperoleh adalah sebesar 115, nilai BT 95, dan nilai BB sebesar 74.5 serta nilai
HR dan VR berturut-turut sebesar 16804835dan 9004140 dengan tinggi 1.41 m dan jarak
42.43 m.
Pada titik C-3, nilai BA sebesar 123, nilai BT sebesar 118, dan nilai BB sebesar 113
dengan nilai HR sebesar 7503450 dan nilai VR sebesar 9003505, tinggi sebesar 1.38 m. Pada
titik C -D, nilai BA yang diperoleh adalah sebesar 193, BT sebesar 174.5, dan BB sebesar 156;
sedangkan nilai HR dan VR yang dihasilkan adalah sebesar 96 01045 dan 8905915 dengan
tinggi sebesar 1.38 m dan jarak sebesar 37.7 m. Pada titik selanjutya yaitu titik C-B, nilai BA,
BT, BB yang diperoleh berturut-turut adalah sebesar 197, 176, dan 155 dimana nilai HR dan VR
berturut-turut adalah 404935 dan 8901750 serta dengan tinggi yang sama yaitu 1.38 m. Pada
titik D-C, nilai BA yang diperoleh adalah 170, nilai BT 151, dan nilai BB 132 dengan nilai HR
sebesar 26405245dan nilai VR sebesar 900835serta tinggi sebesar 1.38 m dan jarak sebesar
37.7 m. Selanjutnya pada titik D-4, nilai BA, BT, dan BB yang diperoleh adalah sebesar 145,
141, dan 137 dengan nilai HR 29105245dan nilai 8600405serta tinggi sebesar 1.38 m. Pada
titik D-E, nilai BA yang diperoleh adalah sebesar 172, nilai BT 152, dan nilai BB sebesar 132
serta nilai HR dan VR berturut-turut sebesar 35405935dan 8901850 dengan tinggi 1.38 m dan
jarak 30.28 m.
5.4.3 Analisa Perhitungan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada masing-masing titik, maka dapat dilakukan
beberapa perhitungan yang akan digunakan dalam pembutan polygon. Pada tabel F3 dimasukkan
terlebih dahulu nilai HR dari masing-masing titik yang sudah ditemukan pada saat pembidikan.
Setelah itu, dicari nilai HR-180. Pada perhitungan HR-180, sudut yang dikurangkan dengan 180
adalah sudut HR yang nilainya lebih tinggi dari 180 (HR<180), namun untuk sudut yang nilainya
kurang dari 180 (HR<180) maka nilai yang ditulis adalah tetap atau menggunakan hasil nilai HR
dan diperoleh hasil pada titik A-B sebesar 2303805, titik B-A 1404850, titik B-C 16804835,
titik C-B 404935, titik C-D 9601045, titik D-C 8405255, titik D-E 17405935, titik E-D

17103555, titik E-F 11902545, titik F-E 10704915, titik F-A 10804620, dan titik A-F
12801155.
Perhitungan berikutnya adalah menghitung nilai rata-rata dari hasil HR-180 dengan
rumus (HR-180

) (HR-180

A-B

) / 2 pada antar titik dan diperoleh hasil sebesar 19 01827.5,

B-A

860495, 9003150, 17501745, 11303530, dan 1180297.5 secara berturut-turut. Nilai ini
dapat digunakan sebagai nilai koreksi. Perhitungan lainnya adalah mencari nilai koreksi.
Ketentuan menghitung nilai koreksi adalah apabila nilai nilai HR kurang dari 180 (HR<180)
maka nilai yang ditulis adalah sama dengan nilai rata-rata, namun apabila nilai HR lebih dari 180
(HR>180) maka hasil dari nilai rata-rata dijumlahkan dengan 180 atau dapat ditulis K = nilai
rata-rata + 180. Hasil yang diperoleh pada masing-masing titik secara berturut-turut adalah
sebesar 19901337.5, 1901127.5, 860495, 860495, 9003150, 27003150, 35301745,
17301745, 29303530, 11303530, 2980297.5, dan 1180297.5. perhitungan berikutnya
adalah K-180 yang dilakukan dengan cara mengurangi hasil koreksi pada sudut yang sama (a dan
a, b dab, c dan c, dst.) contohnya (A-F) ( A-B), (B-A) (B-C), dan seterusnya. Adapun hasil
yang diperoleh adalah 6703537.5, 304245, 8204555, 12001745, 18405337.5, dan
8004420 secara berturut-turut. Nilai sudut diperoleh dari nilai K-180 dan diperoleh hasil
sebesar 6703537.5, 304245, 8204555, 12001745, 17605337.5, dan 8004420. Hasil
perhitungan yang bernilai negatif dimutlakkan menjadi positif seperti pada nilai K-180 dan nilai
sudut.
Pada tabel perhitungan menggunakan Excel, ada beberapa perhitungan yang harus
dilakukan. Perhitungan pertama adalah Dabs yang diperoleh dari hasil penjumlahan antara selisih
BA dan BT serta BB dan BT dan diperoleh hasil masing-masing titik sebesar 21, 20, 20, 22, 22.5,
40.5, 42, 10, 37, 38, 8, 40, 39.5, 6, 16.5, 16, 14, dan 20. Perhitungan selanjutnya adalah mencari
nilai hasil sudut HR yang didesimalkan sehingga diperoleh hasil 93.02, 93.015, 93.02, 93, 015,
90.81, 90.79, 89.297, 90.58, 89.99, 89.14, 86.07, 89.31, 91.07, 91.03, 89.2, 91.096, 91.046, dan
89.52 . perhitungan berikutnya adalah -90, dimana nilai yang sudah diperoleh dari dikurani
dengan 90 dan diperoleh hasil sebesar 3.02, 3.015, 3.02, 3.015, 0.81, 0.79, -0.703, 0.58, -0.01,
-0.86, -3.93, -0.69, 1.07, 1.03, -0.8, 1.096, 1.046, dan -0.48 di setiap titik. Perhitungan berikutnya
adalah Cos2 dimana hasil dari nilai dicos2kan sehingga diperoleh hasil sebesar 0.9852879,
0.9840597, 0.9852879, 0.9840597, 0.4754081, 0.4953982, 0.5820257, 0.6996698, 0.9999,

0.4256746, 0.4969908, 0.5948204, 0.2305193, 0.2650384, 0.4854002, 0.2089928, 0.2510378,


0.78676. perhitungan selanjutnya mencari nilai Dhorz yang dilakukan dengan rumus Dhorz = Dabs x
Cos2 .
Perhitungan berikutnya adalah menghitung nilai tan pada masing-masing titik dan
diperoleh hasil sebesar 0.01493173, 0.01619848, 0.01493173, 0.01619848, 1.10345601,
1.01857807, 0.71813716, 0.4292457, 0.00010001, 1.34921201, 1.01210954, 0.68117969,
3.33803203, 2.77303756, 1.06015556, 3.78485364, 2.98346343, dan 0.27103565. setelah nilai
tan diperoleh, maka langkah senjutnya adalah menghitung nilai D tan yang mana nilai D
diperoleh dari hasil DHorz dikali tan dan diperoleh hasil 0.30895, 0.31881, 0.29424, 0.35069,
11.8033, 20.4364, 17.5549, 3.0033, 0.0037, 21.8244, 4.02407, 16.2072, 30.3945, 4.40977,
8.4909, 12.6561, 10.4855, dan 4.2648 pada masing-masing titik. Dari tabel F3 juga dapat
diketahui nilai H2 masing-masing titik secara berturut-turut sebesar 0.595, 0.54, 0.65, 0.43,
0.885, 0.95, 1.76, 1.18, 1.745, 1.51, 1.41, 1.52, 0.89, 1.07, 1.46, 1.24, 1.07, 1.3. perhitungan
selanjutnya adalah menghitung nilai D Tan + H1-H2 sehingga diperoleh hasil sebesar
1.123953128, 1.188805499, 1.054241074, 1.330686049, 12.318318, 20.88637175, 17.17492017,
3.203302353,

-0.361300123,

21.69436331,

3.994073319,

16.06718337,

30.86448863,

4.699769341, 8.390896059, 12.83611506, 10.83547044, 4.384800139. setelah hasil tersebut


diperoleh D Tan + H1-H2, maka dicari rata-ratanya pada titik A-F, B-A, C-D, D-E, E-F, dan FA dan diperoleh hasil secara berturut-turut sebesar 6.824502023, 19.03064596, 10.66653159,
23.465836, 0.61350556 dan 2.754376634. nilai H pada masing-masing titik adalah sebesar 484,
490.8245, 503.0306, 494.6665, 507.4658, 494.6135, dan 486.7544 pada masing-masing titik.
5. 4.4 Analisa Poligon
Dari hasil perhitungan yang diperoleh, maka dapat dibuat perhitungan polygon. Skala
yang digunakan untuk membuat polygon adalah 1 : 4 dengan jarak A A sebesar 13.2 m.
sebelum membuat polygon, dilakukan terlebih dahulu perhitungan untuk koreksi polygon untuk
mencari nilai pada masing-masing titik. Rumus yang digunakan adalah 1 / jumlah titik utama x
jarak A A, sehingga diperoleh nilai pada masing-masing titik. Pada titik B sebesar 2.2 m yang
digunakan sebagai nilai B; titik C sebesar 4.4 m yang digunakan sebagai nilai C; titik D
sebesar 6.6 m yang digunakan sebagai nilai D; titik E sebesar 8.8 digunakan senagai nilai E;
titik F sebesar 11 m yang digunakan sebagai nilai F dan titik A sebesar 13.2 m dan digunakan

sebagai nilai A. pembuatan polygon dilakukan terlebih dahulu dengan menentukan titik tengah
dengan menggunakan garis bantu. Kemudian dengan menggunakan tabel perhitungan D horz dan
perhitungan polygon maka dapat ditentukan titik-titik pada millimeter block. Setelah masingmasing titik terbentuk maka ditarik garis dan dihubungkan antar titik yaitu pada titik A-B-C-DE-F; kemudian hubungkan titik A-BC-D-E-F; serta hubungkan titik 1-2-3-4-5-6. Garis-garis
tersebut akan membentuk satu area yang bentuknya sama dimana masing-masing titik akan
bertemu.
5.2 Pembahasan
Pada polygon yang telah dibuat, bentuk yang diperoleh tidaklah sama dengan denah
sebenarnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor kesalahan alat ataupun kesalahan pengukur.
Berdasarkan literature, adanya perbedaan antara hasil polygon dan denah sebenarnya disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu adanya ketidakakuratan dalam pengamatan serta ketinggian tempat
pada saat digitasi letak lokasi pengukuran, (Sosrodarsono dan Suyono, 2013).
Literature lain menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perbedaan bentuk polygon
dengan nilai sebenarnya antara lain (Wongsotjitro, 2014) :

Unting-unting tidak benar-benar lurus


Garis bidik tidak tegak lurus sumbu mendatar
Garis skala 00-1800 tidak sejajar garis bidik
Pengaturan alat tidak sempurna

6. Kesimpulan dan Saran


6.1 Kesimpulan
Hasil polygon dan denah sebenarnya berbeda.
Perbedaan antar polygon dengan denah sebenarnya disebabkan oleh beberapa titik antara
lain unting-unting tidak benar-benar lurus pada titik yang ditentukan, garis bidik tidak
tegak lurus pada porosnya, garis skala 00-180 tidak sejajar garis bidik, serta pengaturan
alat tidak sempurna.
6.2 Saran

Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya dilakukan pemilihan lokasi dengan tanah


yang lebih mendukung, untuk mempermudah jalannya praktikum dan memperoleh
hasil yang lebih akurat. Selebihnya sudah sangat baik. Terimakasih.

Daftar Pustaka
Sosrodarsono dan Suyono. 2013. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. PT Pradnya
Paramita. Jakarta.
Wongsotjitro, Soetomo. 2014. Ilmu ukur tanah. Kanisius. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai