BA
BT
BB
HR
VR
E-F
154.5
146
138
E-5
110
107
104
E-D
109
89
69.5
F-6
114
107
100
29902145
299,36
25604415
256.74
17100355
171.065
19702030
8901200
89.2
0
91 0155
91.03
9100410
91.07
9100245
197.34
10704915
107.82
28804620
288.77
91.046
9100545
91.096
8903105
89.52
12801155
128.10
15602450
156.41
17703000
177.5
20303805
203.63
1404850
14.81
16804835
168.81
9300115
93.02
9300055
93.015
9300120
93.02
9300055
93.015
9004840
90.81
9004140
90.79
7503450
75.58
9601045
96.18
0
4 4935
4.83
26405245
264.88
29105245
291.88
35405935
354.99
9003505
90.58
8905915
89.99
8901750
89.297
8900835
89.14
8600405
86.07
8901850
89.31
F-E
132
124
116
F-A
140
130
120
A-F
70
59.5
49
A-1
64
54
44
A-2
75
65
55
A-B
54
43
32
B-A
99.5
88.5
77
B-C
115
95
74.5
(detail)
C-3
123
118
113
C-D
193
174.5
156
C-B
197
176
155
D-C
170
151
132
D-4
145
141
137
D-E
172
152
132
Tinggi
(m)
1.36
Jarak
(m)
1.65
1.42
1.65
21.17
1.41
21.17
1.41
1.41 m
22.59
42.43
1.38
1.38
37.7
1.38
37.7
1.38
1.38
30.28
HR
A-B
B-A
B-C
C-B
C-D
D-C
D-E
E-D
E-F
F-E
F-A
A-F
140 4340
16804835
404935
9601045
26405255
35403975
17103551
29902145
10704915
28804620
12801155
HR-180
2303805 1901827.5
1404850
16804835
860495
404935
9601045
9003150
8405255
17405935 17501745
17103555
11902545 11303530
10704915
10804620 1180297.5
12801155
Tabel F3
Perhitungan poligon
Rata-rata
Skala = 1 : 4
Jarak A A = 3.3 cm = 13.2 m
Koreksi Polygon
Koreksi
K-180
Sudut
19901337.5
1901127.5
860495
6703537.5 6703537.5
860495
9003150
304245
304245
27003150
35301745
8204555
8204555
0
173 1745
29303530 12001745
12001745
0
113 3530
2980297.5 18405337.5 17605337.5
1180297.5
8004420
8004420
Titik B =
1
Jumlah titik utama
x Jarak A A
= 1 x 13.2
6
= 2.2 m
(B)
Titik C =
1
Jumlah titik utama
x Jarak A A
= 2 x 13.2
6
= 4.4 m
Titik D =
(C) 1.1
1
Jumlah titik utama
x Jarak A A
= 3 x 13.2
6
= 6.6 m
(D) 1.65
Titik E =
1
x Jarak A A
Jumlah titik utama
= 4 x 13.2
= 8.8m
(E) 2.2
6
Titik F =
1
Jumlah titik utama
x Jarak A A
= 5 x 13.2
6
= 11 m
Titik A
(F) = 2.75
=
1
Jumlah titik utama
= 6 x 13.2
6
x Jarak A A
= 13.2 m (B)
diperoleh adalah sebesar 54, 43, dan 32; dimana nilai HR dan VR secara berturut-turut adalah
sebesar 20303805 dan 9300055 dengan tinggi sebesar 1.41. m dan jaark sebesar 22.59 m.
Selanjutnya pada titik B-A , nilai BA, BT, dan BB yang diperoleh adalah sebesar 99.5, 88.5, dan
77 dengan nilai HR 1404850 dan nilai VR 9004840 serta tinggi sebesar 1.41 m. Pada titik BC , nilai BA yang diperoleh adalah sebesar 115, nilai BT 95, dan nilai BB sebesar 74.5 serta nilai
HR dan VR berturut-turut sebesar 16804835dan 9004140 dengan tinggi 1.41 m dan jarak
42.43 m.
Pada titik C-3, nilai BA sebesar 123, nilai BT sebesar 118, dan nilai BB sebesar 113
dengan nilai HR sebesar 7503450 dan nilai VR sebesar 9003505, tinggi sebesar 1.38 m. Pada
titik C -D, nilai BA yang diperoleh adalah sebesar 193, BT sebesar 174.5, dan BB sebesar 156;
sedangkan nilai HR dan VR yang dihasilkan adalah sebesar 96 01045 dan 8905915 dengan
tinggi sebesar 1.38 m dan jarak sebesar 37.7 m. Pada titik selanjutya yaitu titik C-B, nilai BA,
BT, BB yang diperoleh berturut-turut adalah sebesar 197, 176, dan 155 dimana nilai HR dan VR
berturut-turut adalah 404935 dan 8901750 serta dengan tinggi yang sama yaitu 1.38 m. Pada
titik D-C, nilai BA yang diperoleh adalah 170, nilai BT 151, dan nilai BB 132 dengan nilai HR
sebesar 26405245dan nilai VR sebesar 900835serta tinggi sebesar 1.38 m dan jarak sebesar
37.7 m. Selanjutnya pada titik D-4, nilai BA, BT, dan BB yang diperoleh adalah sebesar 145,
141, dan 137 dengan nilai HR 29105245dan nilai 8600405serta tinggi sebesar 1.38 m. Pada
titik D-E, nilai BA yang diperoleh adalah sebesar 172, nilai BT 152, dan nilai BB sebesar 132
serta nilai HR dan VR berturut-turut sebesar 35405935dan 8901850 dengan tinggi 1.38 m dan
jarak 30.28 m.
5.4.3 Analisa Perhitungan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada masing-masing titik, maka dapat dilakukan
beberapa perhitungan yang akan digunakan dalam pembutan polygon. Pada tabel F3 dimasukkan
terlebih dahulu nilai HR dari masing-masing titik yang sudah ditemukan pada saat pembidikan.
Setelah itu, dicari nilai HR-180. Pada perhitungan HR-180, sudut yang dikurangkan dengan 180
adalah sudut HR yang nilainya lebih tinggi dari 180 (HR<180), namun untuk sudut yang nilainya
kurang dari 180 (HR<180) maka nilai yang ditulis adalah tetap atau menggunakan hasil nilai HR
dan diperoleh hasil pada titik A-B sebesar 2303805, titik B-A 1404850, titik B-C 16804835,
titik C-B 404935, titik C-D 9601045, titik D-C 8405255, titik D-E 17405935, titik E-D
17103555, titik E-F 11902545, titik F-E 10704915, titik F-A 10804620, dan titik A-F
12801155.
Perhitungan berikutnya adalah menghitung nilai rata-rata dari hasil HR-180 dengan
rumus (HR-180
) (HR-180
A-B
B-A
860495, 9003150, 17501745, 11303530, dan 1180297.5 secara berturut-turut. Nilai ini
dapat digunakan sebagai nilai koreksi. Perhitungan lainnya adalah mencari nilai koreksi.
Ketentuan menghitung nilai koreksi adalah apabila nilai nilai HR kurang dari 180 (HR<180)
maka nilai yang ditulis adalah sama dengan nilai rata-rata, namun apabila nilai HR lebih dari 180
(HR>180) maka hasil dari nilai rata-rata dijumlahkan dengan 180 atau dapat ditulis K = nilai
rata-rata + 180. Hasil yang diperoleh pada masing-masing titik secara berturut-turut adalah
sebesar 19901337.5, 1901127.5, 860495, 860495, 9003150, 27003150, 35301745,
17301745, 29303530, 11303530, 2980297.5, dan 1180297.5. perhitungan berikutnya
adalah K-180 yang dilakukan dengan cara mengurangi hasil koreksi pada sudut yang sama (a dan
a, b dab, c dan c, dst.) contohnya (A-F) ( A-B), (B-A) (B-C), dan seterusnya. Adapun hasil
yang diperoleh adalah 6703537.5, 304245, 8204555, 12001745, 18405337.5, dan
8004420 secara berturut-turut. Nilai sudut diperoleh dari nilai K-180 dan diperoleh hasil
sebesar 6703537.5, 304245, 8204555, 12001745, 17605337.5, dan 8004420. Hasil
perhitungan yang bernilai negatif dimutlakkan menjadi positif seperti pada nilai K-180 dan nilai
sudut.
Pada tabel perhitungan menggunakan Excel, ada beberapa perhitungan yang harus
dilakukan. Perhitungan pertama adalah Dabs yang diperoleh dari hasil penjumlahan antara selisih
BA dan BT serta BB dan BT dan diperoleh hasil masing-masing titik sebesar 21, 20, 20, 22, 22.5,
40.5, 42, 10, 37, 38, 8, 40, 39.5, 6, 16.5, 16, 14, dan 20. Perhitungan selanjutnya adalah mencari
nilai hasil sudut HR yang didesimalkan sehingga diperoleh hasil 93.02, 93.015, 93.02, 93, 015,
90.81, 90.79, 89.297, 90.58, 89.99, 89.14, 86.07, 89.31, 91.07, 91.03, 89.2, 91.096, 91.046, dan
89.52 . perhitungan berikutnya adalah -90, dimana nilai yang sudah diperoleh dari dikurani
dengan 90 dan diperoleh hasil sebesar 3.02, 3.015, 3.02, 3.015, 0.81, 0.79, -0.703, 0.58, -0.01,
-0.86, -3.93, -0.69, 1.07, 1.03, -0.8, 1.096, 1.046, dan -0.48 di setiap titik. Perhitungan berikutnya
adalah Cos2 dimana hasil dari nilai dicos2kan sehingga diperoleh hasil sebesar 0.9852879,
0.9840597, 0.9852879, 0.9840597, 0.4754081, 0.4953982, 0.5820257, 0.6996698, 0.9999,
-0.361300123,
21.69436331,
3.994073319,
16.06718337,
30.86448863,
sebagai nilai A. pembuatan polygon dilakukan terlebih dahulu dengan menentukan titik tengah
dengan menggunakan garis bantu. Kemudian dengan menggunakan tabel perhitungan D horz dan
perhitungan polygon maka dapat ditentukan titik-titik pada millimeter block. Setelah masingmasing titik terbentuk maka ditarik garis dan dihubungkan antar titik yaitu pada titik A-B-C-DE-F; kemudian hubungkan titik A-BC-D-E-F; serta hubungkan titik 1-2-3-4-5-6. Garis-garis
tersebut akan membentuk satu area yang bentuknya sama dimana masing-masing titik akan
bertemu.
5.2 Pembahasan
Pada polygon yang telah dibuat, bentuk yang diperoleh tidaklah sama dengan denah
sebenarnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor kesalahan alat ataupun kesalahan pengukur.
Berdasarkan literature, adanya perbedaan antara hasil polygon dan denah sebenarnya disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu adanya ketidakakuratan dalam pengamatan serta ketinggian tempat
pada saat digitasi letak lokasi pengukuran, (Sosrodarsono dan Suyono, 2013).
Literature lain menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perbedaan bentuk polygon
dengan nilai sebenarnya antara lain (Wongsotjitro, 2014) :
Daftar Pustaka
Sosrodarsono dan Suyono. 2013. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. PT Pradnya
Paramita. Jakarta.
Wongsotjitro, Soetomo. 2014. Ilmu ukur tanah. Kanisius. Jakarta