Anda di halaman 1dari 56

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DPK

NOMOR : 000/SK/DIR/I/2012
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN

RADIOLOGI

RUMAH SAKIT DPK


DIREKTUR

RUMAH SAKIT DPK

NOMOR : 000/SK/DIR/I/2012
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN RADIOLOGI
RUMAH SAKIT DPK
DIREKTUR RUMAH SAKIT DPK,
Menimbang :
a. bahwa pasien berhak mendapatkan pelayanan kesehatan di
Radiologi yang sama dalam memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien;
b. bahwa dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada butir a perlu ditetapkan Kebijakan
Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit DPK;
c. bahwa penetapan dan pemberlakuan kebijakan tersebut perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit DPK

Mengingat :
1.
UndangRepublik
Undang
Nomor
Indonesia
44
tahun
2009
tentang
Rumah
Sakit;
2. UndangRepublik
undang
Nomor
Indonesia
36
tahun
2009

tentang
Kesehatan;
3.
UndangRepublik
undang
Nomor
Indonesia
29
tahun
2004
tentang
Praktik
Kedokteran;
4.
UndangRepublik
undang
Nomor
Indonesia
10
tahun
1997
tentang
Ketenaganuklira
n;
5.
Pemerintah
Peraturan
Indonesia
Republik
Nomor
2012
50 Tahun
tentang
Penerapan
Sistem

Manajemen
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja;
6.
Menteri
Peraturan
Republik
Kesehatan
Nomor
Indonesia
2052/Menkes/Pe
r/X/2011
tentang Izin
Praktik
Kedokteran;
7. Peraturan
Kesehatan
Menteri
Indonesia
Republik
Nomor

1438/Menkes/Pe
r/IX/2010
tentang
Standar
Pelayanan
Kedokteran;
8.
Peraturan
Kesehatan
Menteri
Indonesia
Republik
Nomor
36
Tahun
2012
tentang Rahasia
Kedokteran;
9. Peraturan
Menteri
Republik
Kesehatan
Nomor
Indonesia

290/Menkes/Per
/III/2008
tentang
Persetujuan
Tindakan
Kedokteran;
10.
Peraturan
Kesehatan
Menteri
Indonesia
Republik
Nomor
1691/Menkes/Pe
r/VIII/2011
tentang

Keselamatan
Pasien Rumah
Sakit;
11.
Menteri
Keputusan
Republik
Kesehatan
Nomor
Indonesia
129/Menkes/SK/
II/2008
tentang
Standar
Pelayanan
Minimal
Rumah Sakit;

Kesehatan
Menteri
Indonesia
Republik
Nomor

1087/Menkes/S
K/VIII/2010
tentang
Standar
Kesehatan dan
Keselamatan
Kerja di Rumah
Sakit;
13.
Keputusan
Kesehatan
Menteri
Indonesia
Republik
Nomor
1204/Menkes/S
K/X/2004

tentang
Persyaratan
Kesehatan
Lingkungan
Rumah Sakit;
14.
Menteri
Keputusan
Republik
Kesehatan
Nomer
Indonesai
1014/MENKES/S
K/XI/2008
tentang
Standar
Pelayanan

Radiologi
Diagnostik di
Sarana
Pelayanan
Kesehatan
15.
Menteri
Keputusan
Republik
Kesehatan
Nomer
Indonesia
410/MENKES/SK
/III/2010
tentang
Perubahan

atas
keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomer
1014/MENKES/S
K/XI/2008.
16.
Direktur
Keputusan
Utama
PT
Nomor.
DPK
tahun
2012
tentang
Struktur
Organisasi

Rumah Sakit
DPK
17.
Keputusan
Utama
Direktur
PT2012
DPK
.tahun
Nomor
tentang
Pengangkatan
Direktur Rumah
Sakit DPK
MEMUTUSK
AN
Menetapkan :
KEPUTUSAN

DIREKTUR
RUMAH SAKIT
DPK TENTANG
KEBIJAKAN
PELAYANAN
RADIOLOGI
RUMAH SAKIT
DPK
Kesatu :
Kebijakan

Pelayanan
Radiologi
Rumah Sakit
DPK
sebagaimana
dimaksud
dalam Diktum
Kesatu
sebagaimana

tercantum
dalam
Lampiran
Keputusan ini.
Kedua :
Kebijakan
Pelayanan
Radiologi
Rumah Sakit

DPK
sebagaimana
dimaksud
dalam Diktum
Kedua harus
dijadikan
acuan dalam
pemberian
pelayanan
kesehatan di

Rumah Sakit
DPK
Ketiga :
Keputusan ini
berlaku sejak
tanggal
ditetapkan dan
apabila
dikemudian
hari terdapat

kekeliruan
dalam
penetapan ini,
akan
diadakan
perbaikan
sebagaimana
mestinya.
Lampiran

Keputusan
Direktur RUMAH
SAKIT DPK
Nomor :
000/SK/DIR/I/20
12
Tanggal : 26
Januari 2012

KEBIJAKAN
PELAYANAN
RADIOLOGI
RUMAH SAKIT
DPK
Kebijakan
Umum
1.
radiologi
Pelayanan
dan
diagnostik
pelayanan
diselenggaraka
imajing
n
memenuhi
standar
nasional,
perundang-

undangan dan
peraturan yang
berlaku.
2.
Radiologi
Pelayanan
dilaksanakan
jam
24
3.
radiologi
diluar
rumah
DPK
harus
sakit
rekam
mempunyai
jejak
dan
tepat waktu
sesuai undangundang dan
peraturan yang
berlaku.
4.
pelayanan
Proses
radiologi
melakukan
dalam
penunjang
tindakan
medis
sesuai
harus
dengan
pedoman

pelayanan
Radiologi dan
diatur lebih
lanjut dalam
standar
prosedur
operasional
yang sudah
ditetapkan.
5.Pelayanan
radiologi
dan
imajing
diagnostik
harus
memperhatikan
tetap
proses

penanganan
dan
pembuangan
bahan infeksius
dan berbahaya
hasil dari
pelayanan
radiologi yang
telah dilakukan.
6.Pelayanan
radiologi
harus
berorientasi
selalu
kepada
dan
mutu
pasien
keselamatan

serta adanya
program
keamanan
radiasi dan
antisipasi risiko
dan bahaya
yang dihadapi.
7.
petugas
Setiap sesuai
harus
bekerja
dengan
profesi,
standar
prosedur
operasional
yang berlaku,
etika profesi,

etiket, dan
menghormati
hak pasien.
8.Semua yang
pemeriksaan
jenis
radiologi
dilakukan
oleh
kesehatan
tenaga
di
bidang
wajib
mendapatkan
pendidikan
formal radiologi
dan mempunyai
izin profesi

sesuai dengan
kompetensinya.
9.
Pola
radiologi
ketenagaan
berdasarkan
disusun
kebutuhan,
tingkat
kompetensi
dan
pengalaman
staf.
10.
Waktu
expertise
harus
hasil
sesuai
standar
dengan
mutu
pelaporan
yang
telah
ditetapkan.
11.
Setiap
pemeriksaan
permintaan
radiologi
tindakan
dan
medik
dengan
penggunaan
radiasi harus
berdasarkan
surat

permintaan
tertulis dokter
pengirim /
merujuk yang
dilengkapi
dengan
keterangan
klinis yang
jelas.

12. Semua
pemeriksaan
dan tindakan
yang
menggunakan
bahan kontras
radiografi guna
kepentingan
medis hanya
dapat

dilakukan
apabila telah
dilengkapi
dengan surat
persetujuan
pasien (inform
concern)
setelah
terlebih dahulu

pasien/keluarga
pasien
diberikan
penjelasan
tentang risiko
tindakan medik
yang akan
dilakukan serta
risiko

pemakaian
bahan kontras
radiografi.
13.
radiologi
Peralatan
harus
dilakukan
selalu
testing,
inspeksi,
kalibrasi,
perawatan/pem
eliharaan dan
monitoring
secara
berkala/rutin
dalam periode
tertentu

sesuai
ketentuan yang
ada.

14.
Pemeriksaan
dan tindakan
radiologi harus
dilakukan di
ruang radiologi
kecuali untuk

kasus-kasus
tertentu yang
karena sesuatu
hal menurut
keputusan
secara medis
tidak
mungkin
dilakukan di
ruang radiologi

dengan tetap
memperhatikan
manfaat dan
risiko
serta
keselamatannya
terhadap pasien
dan pekerja
disekitarnya.
15. Semua
pekerja
radiasi
melakukan
yang
pemeriksaan
tindakan
medik

radiologi dan
atau
dilingkungan
radiasi wajib
menggunakan
alat personal
monitoring
radiasi setiap
melakukan
pekerjaannya
16. Sebagai
koordinasi
bentuk
dan
internal
evaluasi
unit
radiologi
melaksanakan
wajib

rapat rutin
minimal satu
bulan sekali
atau rapat
insidentil
(sewaktuwaktu) untuk
membahas
permasalahan
yang bersifat

penting dan
perlu keputusan
segera.
17.
petugas
Semua
radiologi
memiliki
izin
wajib
dan
terus
secara
menerus
dilakukan
pembaharuan
serta lulus uji
kompetensi
seusai profesi
dan
keahliannya.
18. Setiapsesuai
petugas
bekerja
harus
standar
dengan
profesi,
prosedur

operasional
yang berlaku,
etika profesi,
etikket, dan
menghormati
hak pasien.
19.
Untuk
an
mempertahank
danpetugas
kompetensi,
meningkatkan
setiap
wajib
mengikuti
pelatihan yang
dislenggarakan.
20. Untuk
keadaan
mengatasi
gawat
darurat
reaksi
dari
akibat
bahan
wajib
kontras

disediakan obat
dan peralatan
sesuai dengan
standar yang
ditetapkan.
Kebijakan
Khusus
A.
Dokter
Kebijakan
Spesialis
Radiologi
1.
Setiap
pemeriksaan
tindakan
kepada
yang
pasien
kontras
menggunakan
media
dalam bentuk
cair, padat atau
udara melalui

pembuluh darah
vena, arteri
atau organ
lainnya baik
ionik maupun
non ionik,
dilakukan dan
dilaksanakan
oleh dokter

Spesialis
Radiologi
2.
Dokter
Radiologi
Spesialis
ab
bertanggungjaw
terhadap
kesadaran
keadaan,
serta
keamanan
terhadap
tindakan yang
dilakukannya
selama
menggunakan
kontras
media.

3. Semua
pemeriksaan
dan tindakan
yang
menggunakan
bahan kontras
radiografi guna
kepentingan
medis hanya
dapat dilakukan

apabila telah
dilengkapi
dengan surat
persetujuan
pasien
(informed
consent)
setelah terlebih
dahulu

pasien/keluarga
pasien
diberikan
penjelasan
tentang risiko
tindakan medik
yang akan
dilakukan serta
risiko

pemakaian
bahan kontras
radiografi.
B. Kebijakan
Radiografer
1. Radiografer
sebagai
pelaksana
tindakan
pemeriksaan

radiologi tanpa
bahan kontras.
2.
Radiografer
diperbolehkan
tidak
kontras
memasukkan
media
dalam
cair,
bentuk
padat
atau
udara melalui
pembuluh darah
vena, arteri
atau organ
lainnya kecuali
ada

perintah izin
tertulis dari
dokter spesialis
radiologi atau
Direktur Rumah
Sakit.
3.
Radiografer
dibenarkan
tidak
expertise
melakukan
medis)
(jawaban
dari
hasil
radiografi,
dalam keadaan
dan kondisi
tertentu apabila

diminta dapat
memberikan
pendapatnya
sebatas ruang
lingkup
pengetahuan.
4.
Segaladengan
tindakan
berhubungan
yang
penanganan
dengan
pasien
indikasi
tertentu
atau
permintaan
tertentu yang
ada

terkaitannya
dengan hasil
diagnosa agar
berkonsultasi
dengan dokter
spesialis
Radiologi.
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DPK
NOMOR : 000/SK/DIR/I/2012
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN RADIOLOGI
RUMAH SAKIT DPK
Download AP.6. Kebijakan Pelayanan Radiologi

Transcript
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
DPK NOMOR : 000/SK/DIR/I/2012 TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN RADIOLOGI RUMAH SAKIT


DPK DIREKTUR RUMAH SAKIT DPK, Menimbang : a.
bahwa pasien berhak mendapatkan pelayanan kesehatan
di Radiologi yang sama dalam memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan mengutamakan
keselamatan pasien; b. bahwa dalam rangka pemberian
pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada butir
a perlu ditetapkan Kebijakan Pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit DPK; c. bahwa penetapan dan
pemberlakuan kebijakan tersebut perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit DPK. Mengingat : 1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit; 2. Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; 3.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran; 4. Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran; 5. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 6.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran; 8. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 tentang
Rahasia Kedokteran; 9. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 290/Menkes/Per/III/2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran; 10. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit; 11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit; 12. Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit; 13. Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit; 14. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesai Nomer
1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan 15.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer
410/MENKES/SK/III/2010 tentang Perubahan atas
keputusan Menteri Kesehatan Nomer
1014/MENKES/SK/XI/2008. 16. Keputusan Direktur
Utama PT DPK Nomor. tahun 2012 tentang
Struktur Organisasi Rumah Sakit DPK 17. Keputusan
Direktur Utama PT DPK Nomor .tahun 2012 tentang
Pengangkatan Direktur Rumah Sakit DPK M E M U T U S
K A N Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH
SAKIT DPK TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
RADIOLOGI RUMAH SAKIT DPK Kesatu : Kebijakan
Pelayanan Radiologi Rumah Sakit DPK sebagaimana
dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan ini. Kedua : Kebijakan
Pelayanan Radiologi Rumah Sakit DPK sebagaimana
dimaksud dalam Diktum Kedua harus dijadikan acuan
dalam pemberian pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
DPK Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Surabaya Pada
tanggal 26 Januari 2012 Direktur , Dr.Budiman
Sudjatmiko , Sp.PD Lampiran Keputusan Direktur
RUMAH SAKIT DPK Nomor : 000/SK/DIR/I/2012
Tanggal : 26 Januari 2012 KEBIJAKAN PELAYANAN

RADIOLOGI RUMAH SAKIT DPK Kebijakan Umum 1.


Pelayanan radiologi dan pelayanan diagnostik imajing
diselenggarakan memenuhi standar nasional, perundangundangan dan peraturan yang berlaku. 2. Pelayanan
Radiologi dilaksanakan 24 jam 3. Pelayanan radiologi
diluar rumah sakit DPK harus mempunyai rekam jejak dan
tepat waktu sesuai undang-undang dan peraturan yang
berlaku. 4. Proses pelayanan radiologi dalam melakukan
tindakan penunjang medis harus sesuai dengan pedoman
pelayanan Radiologi dan diatur lebih lanjut dalam standar
prosedur operasional yang sudah ditetapkan. 5.
Pelayanan radiologi dan diagnostik imajing harus tetap
memperhatikan proses penanganan dan pembuangan
bahan infeksius dan berbahaya hasil dari pelayanan
radiologi yang telah dilakukan. 6. Pelayanan radiologi
harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan
pasien serta adanya program keamanan radiasi dan
antisipasi risiko dan bahaya yang dihadapi. 7. Setiap
petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi,
etiket, dan menghormati hak pasien. 8. Semua jenis
pemeriksaan radiologi yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di bidang radiologi wajib mendapatkan
pendidikan formal radiologi dan mempunyai izin profesi
sesuai dengan kompetensinya. 9. Pola ketenagaan
radiologi disusun berdasarkan tingkat kebutuhan,
kompetensi dan pengalaman staf. 10. Waktu pelaporan
hasil expertise harus sesuai dengan standar mutu
pelaporan yang telah ditetapkan. 11. Setiap permintaan
pemeriksaan radiologi dan tindakan medik dengan
penggunaan radiasi harus berdasarkan surat permintaan
tertulis dokter pengirim / merujuk yang dilengkapi dengan
keterangan klinis yang jelas. 12. Semua pemeriksaan dan
tindakan yang menggunakan bahan kontras radiografi

guna kepentingan medis hanya dapat dilakukan apabila


telah dilengkapi dengan surat persetujuan pasien (inform
concern) setelah terlebih dahulu pasien/keluarga pasien
diberikan penjelasan tentang risiko tindakan medik yang
akan dilakukan serta risiko pemakaian bahan kontras
radiografi. 13. Peralatan radiologi harus selalu dilakukan
inspeksi, testing, kalibrasi, perawatan/pemeliharaan dan
monitoring secara berkala/rutin dalam periode tertentu
sesuai ketentuan yang ada. 14. Pemeriksaan dan
tindakan radiologi harus dilakukan di ruang radiologi
kecuali untuk kasus-kasus tertentu yang karena sesuatu
hal menurut keputusan secara medis tidak mungkin
dilakukan di ruang radiologi dengan tetap memperhatikan
manfaat dan risiko serta keselamatannya terhadap pasien
dan pekerja disekitarnya. 15. Semua pekerja radiasi yang
melakukan tindakan pemeriksaan medik radiologi dan
atau dilingkungan radiasi wajib menggunakan alat
personal monitoring radiasi setiap melakukan
pekerjaannya 16. Sebagai bentuk koordinasi dan evaluasi
internal unit radiologi wajib melaksanakan rapat rutin
minimal satu bulan sekali atau rapat insidentil (sewaktuwaktu) untuk membahas permasalahan yang bersifat
penting dan perlu keputusan segera. 17. Semua petugas
radiologi wajib memiliki izin dan secara terus menerus
dilakukan pembaharuan serta lulus uji kompetensi seusai
profesi dan keahliannya. 18. Setiap petugas harus
bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, etikket, dan
menghormati hak pasien. 19. Untuk mempertahankan
dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib
mengikuti pelatihan yang dislenggarakan. 20. Untuk
mengatasi keadaan gawat darurat akibat reaksi dari
bahan kontras wajib disediakan obat dan peralatan sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Kebijakan Khusus A.

Kebijakan Dokter Spesialis Radiologi 1. Setiap tindakan


pemeriksaan kepada pasien yang menggunakan kontras
media dalam bentuk cair, padat atau udara melalui
pembuluh darah vena, arteri atau organ lainnya baik ionik
maupun non ionik, dilakukan dan dilaksanakan oleh
dokter Spesialis Radiologi 2. Dokter Spesialis Radiologi
bertanggungjawab terhadap keadaan, kesadaran serta
keamanan terhadap tindakan yang dilakukannya selama
menggunakan kontras media. 3. Semua pemeriksaan dan
tindakan yang menggunakan bahan kontras radiografi
guna kepentingan medis hanya dapat dilakukan apabila
telah dilengkapi dengan surat persetujuan pasien
(informed consent) setelah terlebih dahulu
pasien/keluarga pasien diberikan penjelasan tentang
risiko tindakan medik yang akan dilakukan serta risiko
pemakaian bahan kontras radiografi. B. Kebijakan
Radiografer 1. Radiografer sebagai pelaksana tindakan
pemeriksaan radiologi tanpa bahan kontras. 2.
Radiografer tidak diperbolehkan memasukkan kontras
media dalam bentuk cair, padat atau udara melalui
pembuluh darah vena, arteri atau organ lainnya kecuali
ada perintah izin tertulis dari dokter spesialis radiologi
atau Direktur Rumah Sakit. 3. Radiografer tidak
dibenarkan melakukan expertise (jawaban medis) dari
hasil radiografi, dalam keadaan dan kondisi tertentu
apabila diminta dapat memberikan pendapatnya sebatas
ruang lingkup pengetahuan. 4. Segala tindakan yang
berhubungan dengan penanganan pasien dengan
indikasi tertentu atau permintaan tertentu yang ada
terkaitannya dengan hasil diagnosa agar berkonsultasi
dengan dokter spesialis Radiologi. Ditetapkan di
Surabaya Pada tanggal 26 Januari 2012 Direktur ,
Dr.Budiman Sudjatmiko , Sp.PD
X

RECOMMENDED

Guia para la Futura Ex-esposa


Recomendaciones y consideraciones para aquellas mujeres que ya han
tomado la decisin de enfrentar un proceso de divorcio.

contoh proposal
contoh

TEKS MC PENUTUPAN
TEKS PENGACARA PERASMIAN PENUTUPAN
PERKHEMAHAN DAN ANAK ANGKAT SEBAGAI PROGRAM
BINA INSAN GURU

Anda mungkin juga menyukai