Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pedikulosis pubis ialah infeksi rambut di daerah pubis dan di sekitarnya oleh
Phthirus pubis yang bentuknya menyerupai kepiting yang melekatkan dirinya
pada rambut pubis dan rambut-rambut lainnya dari tubuh manusia. Pedikulosis
pubis merupakan PMS yang umum dijumpai. Dirasakan sangat gatal, seringkali
membawa penderita untuk memeriksaskan diri ke dokter. Ditemukannya
pedikulosis pubis pada seseorang mengindikasikan bahwa orang itu berperilaku
seksual aktif dan sebaiknya ditelususri atau dicari kemungkinan adanya PMS
lainnya.
Pedikulosis pubis mempunyai beberapa sinonim anatara lain: Crabs, Pubic
lice, Crab louse, dan Pubic louse. Ungkapan untuk pedikulosis pubis adalah
Macula Cerulea, berbentuk kecil, pigmented, steel gray spots biasanya
diameternya tidak lebih dari 1 cm, dan menyerap warna, ditemukan di dada, perut,
paha dan lengan atas.
Penularan kutu pubis terjadi melalui dua cara yaitu melalui kontak seksual
(sexual transmission) dan penularan tidak melalui kontak seksual (nonsexual
transmission) seperti melalui pakaian, tempat tidur, handuk, dan peralatan toilet
ataupun melalui kontak langsung dengan penderita. Hygiene yang buruk sangat
berhubungan dengan infeksi dari kutu ini.
I.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk menjelaskan tentang
Pedikulosis Pubis mulai dari penyebab, perjalanan penyakit hingga penatalaksaan
serta prognosis dari penyakit ini.
I.3. Manfaat
Manfaat dari penulisan referat ini adalah mengetahui penyakit Pedikulosis
Pubis secara teoritis, mulai dari penyebab, perjalanan penyakit hingga
penatalaksanaan yang tepat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pedikulosis Pubis
II.1.

Definisi
Pedikulosis adalah infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan oleh

Pediculus (termasuk golongan famili Pediculidae).Selain menyerang manusia, penyakit


ini juga menyerang binatang, oleh karena itu diklasifikasikan menjadi Pediculus humanus
dengan Pediculis animalis.Pediculus ini merupakan parasit obligat yang artinya harus
menghisap darah manusia agar dapat mempertahankan hidup. Pedikulosis pubis
merupakan manifestasi kutu Phthirus pubis pada rambut pubis.1,2
Gejala utama adalah rasa gatal di daerah pubis dan sekitarnya.Rasa gatal ini dapat
meluas sampai ke daerah abdomen dan dada. Pediculus pubis biasanya terlihat pada
daerah yang terinfeksi, tetapi kadang-kadang telurnya yang berwarna cokelat, lebih
mudah terlihat. Bila parasit yang terdapat pada pakaian dalam sangat banyak jumlahnya
maka dapat menimbulkan bercak-bercak akibat darah yang sudah berubah yang
dikeluarkan oleh kutu tersebut.3,4
II.2.

Etiologi
Pedikulosis pubis disebabkan oleh kutu Phthirus Pubis yang panjangnya 1-2mm,

berwarna coklat tua/muda; mempunyai 3 pasang kaki dengan ujung seperti cakar yang
digunakan untuk mencengkam rambut, dan kepalanya dimasukkan kedalam folikel. 1,5
Pediculus pubis sering juga disebut crab karena ukurannya yang lebih pendek,
badan yang lebih lebar (0,8 - 1,2 mm) dan cakar depan yang besar, memberikan
gambaran seperti kepiting. Kutu pubis berwarna putih hingga abu-abu dan berbentuk oval
dan memiliki abdomen yang lebih kecil daripada P. humanus capitis dan P. humanus
corporis.2,3,6
Siklus hidup rata-rata Pediculosis pubis adalah 35 hari, periode dari ovum
menjadi dewasa selama 15 hari. Pediculosis pubis betina rata-rata bertelur 1 - 2 butir per
hari. Telurnya, berwarna coklat terang, yang melengket pada rambut manusia dapat hidup
hingga 10 hari. Cakar yang besar memungkinkan Pediculosis pubis memegang rambut
pada daerah paha, perianal, dan aksila.3,6

AA

``` (a)

(b)

Gambar 1.
Gambar 1:Pediculus Pubis Betina
dewasa(a)memiliki abdomen yang lebih
besar daripada jantan dewasa(b).7

Gambar 2.
Kutu pubis dewasa. Spirakel
pernafasan dan sistem sirkulasi
dapat dilihat dengan mudah.8

II.3.
II.3.
II.3.
II.3.

Patogenesis
Penularan Pediculus pubis pada umumnya terjadi karena adanya kontak
langsung. Penularan dari seseorang ke orang lainnya terutama terjadi melalui
hubungan seksual. Pediculus pubis tidak menyebar secepat kutu manusia lain di
luar host karena jangka hidupnya lebih singkat (24 - 36 jam) dibandingkan
beberapa hari untuk kutu lainnya.2,6
Penularan melalui hubungan seksual lebih dominan, namun penularan secara
non-seksual melalui pemakaian tempat tidur atau pakaian yang digunakan
bersama juga dapat terjadi, kasus seperti ini terutama ditemukan pada anak-anak.
Masa inkubasi kutu biasanya sekitar 5 hari sampai beberapa minggu berikutnya.9
Kutu pubis menimbulkan reaksi inflamasi non-spesifik pada lapisan
epidermis dan dermis. Gejala berupa rasa gatal muncul karena pengaruh liur dan
ekskreta dari kutu yang dimasukkan ke dalam kulit ketika menghisap darah.9,10

II.4.

Gejala Klinis

Gambar 3: A-Gambaran klinis penderita pedikulosis pubis ditandai dengan


macula serulae. B- Gambaran pediculus pubis dilihat secara kasat mata.11
Gejala klinis yang ditimbulkan adalah rasa gatal, yang terutama dirasakan
di daerah pubis dan sekitarnya. Rasa gatal ini dapat meluas sampai ke daerah
abdomen dan dada, pada lokasi tersebut didapatkan bercak-bercak makula dengan
batas yang tidak tegas dan berdiameter 0.5 - 1 cm serta berwarna abu-abu atau
kebiruan yang disebut sebagai macula serulae. Macula serulae ini terutama
terdapat di badan dan bagian dalam paha, dan kemungkinan disebabkan oleh
pigmen darah yang mengendap. Tanda ini dihubungkan dengan penyakit yang
lebih kronik.1,3,5,11
Timbulnya rasa gatal pada paha, aksila, dan bulu mata atau alisdapat
membantu membedakan pediculosis pubis dari kutu kepala dan kutu badan. Kutu
ini dapat dilihat dengan kasat mata dan tidak mudah dilepaskan karena kepala
kutu tertanam ke dalam muara folikel rambut.1,4
Gejala klinis lainnya adalah black dot, yaitu adanya bercak-bercak hitam
yang tampak jelas pada celana dalam yang berwarna putih yang dilihat oleh
penderita pada saat bangun tidur.Bercak hitam ini merupakan krusta yang berasal
dari darah dan sering diinterpretasikan salah sebagai hematuria.3
Selain itu, dapat pula ditemukan eritema di sekitar folikel rambut dan
ekskoriasi. Limfadenopati inguinal dan limfadenopati aksila juga pernah
dilaporkan disertai Pediculosispubis. Biasanya terjadi infeksi sekunder karena

ekskoriasi akibat garukan sehingga diagnosis pedikulosis pubis sulit untuk


ditegakkan.7
Pedikulosis pubis bisa menjalar ke bagian tubuh seperti ke bulu mata dari
daerah genital melalui kontak tangan, walaupun pernah dilaporkan adanya
keterlibatan pada palpebra saja. Investasi ini disebut Phthiriasis Palpebrum. Feses
dari kutu ini bisa terakumulasi pada kelopak mata bagian bawah dan terlihat
seperti maskara.12

Gambar 4. Pthirus pubis pada


bulu mata.7

II.5.

Gambar 5. Telur kutu pubis melengket


padarambut di abdomen.13

Diagnosis

Dari anamnesis, pasien umumnya datang dengan keluhan utama gatal


terutama di daerah pubis dan dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada.
Adanya gejala gatal pada paha, aksila, dan bulu mata atau alis mata dapat
membantu membedakan pedikulosis pubis dari kutu kepala dan kutu badan.1,4
Dari pemeriksaan fisis ditemukan kutu atau telur yang viable atau hidup.
Dibutuhkan mata yang terlatih untuk dapat melihat kutu yang bergantung pada
pangkal rambut, karena kadang warnanya sama dengan warna kulit atau terlihat
seperti krusta perdarahan. Pada tubuh pasien dapat ditemukan rata-rata 10 sampai
25 kutu atau bahkan lebih dari itu. Jika kutu tidak ditemukan, telur kutu dapat
ditemukan dekat pangkal rambut.1,4
Selain itu, bisa dilakukan pemeriksaan penunjang dengan menggunakan
Wood lamp. Pada daerah yang dicurigai akan memberikan fluoresensi kuninghijau dari kutu dan telurnya. Sisir bergigi rapat atau sisir kutu dapat digunakan

untuk mengeluarkan telur kutu atau kutu hidup. Plester dapat direkatkan pada
daerah yang terkena untuk merekatkan kutu dan diletakkan pada kaca objek
mikroskop untuk diperiksa.6,13
Kerokan untuk kultur jamur dapat dilakukan jika didiagnosis banding dengan
infeksi dermatofita. Hal ini berguna apabila diagnosis tidak jelas, misalnya jika
belum ada kutu atau telur kutu yang bisa diidentiflkasi. Dengan ditemukannya
kutu pubis, maka pada pasien juga perlu dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi
adanya penyakit menular seksual lainnya seperti infeksi Chlamydia dan gonore.10
II.6.

Diagnosis Banding

Pedikulosis Pubis biasa didiagnosis banding dengan Skabies, Follikulitis dan Tinea
Kruris.Dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 : Diagnosis banding pedikulosis pubis.1,3,5,8,9,13
Kategori

Pedikulosis

Skabies

Folikulitis

Tinea Kruris

Pubis
Gambar

Etiologi

Phthirus

Sarcoptes

Staphylococcus

Trichophyton

Pubis

Scabei

aureus dan zat-

rubrum dan

zat kimia

Epidermophyton
Floccosum

Predileksi

Pubis, alis,

Selajari,

Distal folikel

Regio inguinalis

bulu mata,

pergelangan

rambut,

bilateral, meluas

rambut

tangan bagian

tungkai bawah

ke perineum,

aksila

volar, siku,

suprapubis dan

lipatan ketiak

abdomen bagian

bagian depan,

bawah

areoala
mammae,
sekitar
umbilikus,
abdomen
bagian bawah,
genitaliaeksterna
Efloresensi

Makula,

pria
Papula,

Pustula

Makula

Krusta

vesikula,

folikuler kecil

eritematosa

urtika, erosi,

berbentuk

numular,

ekskoriasi,

kubah, krusta.

berbatas tegas

krusta

dengan tepi
yang lebih aktif
dan terdiri dari
papula atau
pustule

Faktor

Higiene yang Higiene yang

Berkeringat

Kebersihan

Predisposisi

Jelek

banyak,

yang kurang

maserasi,

diperhatikan,

higiene jelek

lingkungan

Jelek

kotor dan
lembab serta
banyak
berkeringat
Gambaran

Macula

Pruritus

Nyeri daerah

Rasa gatal yang

klinis

cerulae,

nokturna,

predileksi disertai

hebat, nyeri bila

black dot

Menyerang

gejala infeksi

terjadi maserasi

manusia secara

kokus, dapat

atau infeksi

berkelompok,

disertai demam dan sekunder

adanya

malaise

terowongan pada
tempat-tempat
predileksi, serta
ditemukannya
tungau

II.7.

TERAPI

Tujuan terapi adalah untuk membersihkan kutu dan telurnya.Idealnya


digunakan pedikulosida yang efektif membunuh baik kutu dewasa maupun
telurnya. Pasangan seks pasien juga harus diterapi, meskipun tidak ditemukan
kutu. Keluarga pasien tidak perlu diterapi apabila tidak ada bukti infestasi kutu.14
Terapi pedikulosis pubis terdiriatas terapi topikal, terapi sistemik dan terapi
pada infeksi sekunder. Dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 : Terapi Pedikulosis Pubis1-15
Penanganan

Penggunaan

Keterangan

Piretrin dan piperonil

Secara topikal selama Dijual bebas

butoksida (synergized

10

menit;

diulangi

pyrethriri) dan permetrin dalam 7 -10 hari.


1 % shampoo
T
O

Permetrin 5% cream

Secara topikal selama 8 Merupakan

terapi

pilihan

-12 jam; diulangi dalam untuk pedikulosis pubis saat

7 -10 hari

Lindane shampoo 1%

ini

Secara topikal selama 5 Risiko untuk toksisitas sistem


menit

saraf pusat

L
Vaseline

Diaplikasikan pada bulu mata dua kali sehari


selama

hari;

pengeluaran telur kutu

secara manual

Ivermectin oral

Dosis

250

g/kg Tidak

diberikan selama 7-10 untuk

hari

direkomendasikan
pasien

<

15

kg;

penggunaannya harus hati-hati

pada

wanita

menyusui.

hamil

dan

M
I
K
I S TrimethoprimN E
Sulfamethoxazole
F K
E U
K N
S D
I E
R

480 mg dalam 2 dosis Membunuh

bakteri

akibat

diberikan selama 2 hari. infeksi sekunder.

Selain pengobatan di atas dapat pula dilakukan pencegahan, yaitu :


1) Lingkungan
a. Sarung bantal, sprei, handuk, topi, dan pakaian lainnya yang digunakan oleh
pasien selama 2 sampai 3 hari sebelumnya sebaiknya dicuci dengan
menggunakan air panas dan dikeringkan. Pakaian harus direndam dalam air
dengan suhu lebih dari 50 - 55C selama paling sedikit 5 menit. Barang-barang
yang memiliki kontak dengan pasien sebaiknya dicuci dengan menggunakan air
panas.3,5,11,15
b. Car a lainnya adalah dengan membungkus sesuatu yang kemungkinan memiliki
kontak dengan pasien ke dalam kantong plastik minimal selama 2 minggu
sehingga semua kutu dan telur kutu mati karena tidak adanya makanan. 3,5,11,15
2) Penanganan kontak
a. Penanganan anggota keluarga, teman, dan orang terdekat lainnya penting untuk
membantu mencegah penyebaran kutu serta mencegah agar pasien tidak terkena
lagi.3,5,11
II.8.

Prognosis

Pada umumnya prognosis dari penyakit Pediculosis pubis baik. Kegagalan terapi
biasanya terjadi karena pengobatan hanya dilakukan pada pasien yang terinfeksi dan
pasangan seksual pasien menolak untuk diobati.1,11

BAB III
KESIMPULAN

1. Pedikulosis pubis ialah infeksi rambut di daerah pubis dan di sekitarnya


oleh Phthirus pubis yang bentuknya menyerupai kepiting yang melekatkan
dirinya pada rambut pubis dan rambut-rambut lainnya dari tubuh manusia.
2. Gejala klinis yang ditimbulkan adalah rasa gatal, yang terutama dirasakan
di daerah pubis dan sekitarnya yang dapat meluas sampai ke daerah
abdomen dan dada. Ditandai dengan bercak-bercak makula dengan batas
yang tidak tegas dan berdiameter 0.5 - 1 cm serta berwarna abu-abu atau
kebiruan yang disebut sebagai macula serulae. Gejala lain berupa blackdot
yaitu adanya bercak-bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam
yang berwarna putih yang dilihat oleh penderita pada saat bangun tidur.
3. Diagnosis ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
4. Terapi dapat diberikan baik topikal maupun sistemik.

DAFTAR PUSTAKA
1

Handoko RP. Pedikulosis. Dalam : Djuanda A, eds. Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin edisi V. Jakarta : FKUI; 2007, h. 119 - 25.


Siregar. Tinea Kruris. Dalam : Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2.

Jakarta: EGC; 2004. h. 29-31.


Graham R, Burns T. Kutu Kepiting. Dalam : Dermatologi. Edisi 8. Jakarta:

Penerbit Erlangga; 2006, h. 50-2.


James WD, eds. Order Anoplura. In : Andrews' Disease of The Skin Clinical

Dermatology 10th edition. Canada : Elsevier; 2006, p. 446 - 8.


Suryaatmadja L. Pedikulosis Pubis. Zubier F editor, Makes WIB, Daili SF,
Dalam: Infeksi Menular Seksual. Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009,

h. 193-203.
Guenther L. Pediculosis, [online]. 2011 January 19 th. [cited 2011 May 30th].
Available

from

URL

:http://emedicine.medscape.com/article/225013-

overview.
Flinders DC. Pediculosis and Scabies, [online]. 2004. [cited 2011 May 30 th].

Available from URL :http://www.aafp.org/afp/2004/0115/p341.pdf.


Budimulja U. Mikosis. Dalam : Djuanda A, eds. Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin edisi V. Jakarta : FKUI; 2007, h. 89 - 105.


Stone SP.Jonathan N Goldfarb. Rocky E Bacelieri Scabies, Other Mites and
Pediculosis. In : Freedberg IM, eds. Fitzpatrick's Dermatology In General
Medicine volume 2 seventh edition. USA : The McGraw-Hill; 2008, p. 2029 -

37.
10 Clutterbuck D. Specialist Training in Sexually Transmitted Infections and
HIV. Edinburgh : Elsevier; 2004, p. 166 - 8.
11 Herman MJ. Penyakit Hubungan Seksual akibat Jamur, Protozoa, dan Parasit.
[online].

2001.

[cited

2011

May

30th].

Available

from

URL

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/fdes/cdk_130_kulit_dan_kelamin.pdf
12 Turgut B et al. Case Report : Phthirirasis Palpebrarum Mimicking Lid Eczema
and Blepharitis. Turkey : Hindawi Publishing Corporation; 2009 September
18th, p. 1-3.
13 Callen JP, eds. Crab Lice. In : Bolognia : Dermatology 2 nd edition. Britain :
Elsevier; 2008.
14 Marwali H. Folikulitis. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates;
2000, h. 51-2.

15 Burns T, eds. Crab Lice (Phthiriasis pubis). In : Rook's Textbook of


Dermatology 7th edition. Massachusetts : Blackwell; 2004, p. 1579 - 80.

Anda mungkin juga menyukai