Anda di halaman 1dari 43

Hernia Inguinalis

Agnes Listyanakristi Prabawati


161.0221.034
FK UPN Veteran Jakarta

Pendahuluan
Hernia inguinalis merupakan permasalahan yang bisa
ditemukan dalam kasus bedah. Kasus kegawatdaruratan
dapat terjadi apabila hernia inguinalis bersifat strangulasi
(ireponibel disertai gangguan pasase) dan inkarserasi
(ireponibel disertai gangguan vascularisasi). Inkarserasi
merupakan penyebab obstruksi usus nomor satu dan
tindakan operasi darurat nomor dua setelah apendicitis
akut di Indonesia .
Angka kejadian hernia inguinalis (medialis/direk dan
lateralis/indirek) 10 kali lebih banyak daripada hernia
femoralis dan keduanya mempunyai persentase sekitar
75-80 % dari seluruh jenis hernia, hernia insisional 10 %,
hernia ventralis 10 %, hernia umbilikalis 3 %, dan hernia
lainnya sekitar 3 %.

CANALIS INGUINALIS ( INGUINAL CANAL )


ANNULUS INGUINALIS PROFUNDUS ( DEEP INGUINAL RING )

ANNULUS INGUINALIS SUPERFICIALIS


( SUPERFICIAL INGUINAL RING )
CONTENT :
: FUNICULUS SPERMATICUS
( SPERMATIC CORD )
: LIGAMENTUM TERES UTERI
( LIG.ROTUNDUM, ROUND LIGAMENT OF THE UTERUS )
THREATENING UTERINE RUPTURE (RUPTURA UTERI MEMBAKAT )

LOCUS MINORIS RESISTENSIAE INGUINALIAE


( INGUINAL PART WITH MINOR RESISTENCY )
1. CANALIS INGUINALIS ( INGUINAL CANAL )
2. TRIGONUM INGUINALE HASSELBACHI ( INGUINAL TRIANGLE OF
HASSELBACH ) :
2.1. CAUDOMEDIAL
LATERAL BORDER OF M.RECTUS
ABDOMINIS
2.2. CRANIOLATERAL :
A/V EPIGASTRICA INFERIOR
(INFERIOR EPIGASTRIC VESSELS )
2.3. CAUDOMEDIOLATERALE :
LIG.INGUINALE POUPARTI
( INGUINAL LIGAMENT OF
POUPART )
LOCUS MINORIS RESISTENSIAE
HERNIA INGUINALIS

HERNIA INGUINALIS ( INGUINAL HERNIA )

Definisi
Hernia protrusi atau penonjolan
isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding
rongga yang bersangkutan
Hernia inguinalis protrusi atau
penonjolan isi perut dari rongga yg
normal melalui suatu defek fasia
dan aponeurotik dinding perut.

Etiologi
Anomali kongenital: lubang
inguinalis yang masih tertutup
Didapat:
Batuk2 yang lama
Obesitas, hamil
Konstipasi
Manuver valsava
Mengangkat beban berat

Epidemiologi
Prevalensi laki-laki lebih banyak
dari perempuan
Bayi dan anak 1-2%
Sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25%,
bilateral 15%
Resiko meningkat seiring
pertambahan umur

Klasifikasi
Sifat
Reponible
Irreponible
Inkarserata
Strangulata

Letak
Hernia Inguinalis medialis (direk)
Hernia inguinalis lateralis (indirek)

Hernia Inguinalis Lateralis


(Indirek)
Hernia yg menelusuri kanalis inguinalis
(melalui anulus inguinalis interna dan keluar
melalui anulus inguinalis eksterna di krista
pubis)
Normalnya:
Kanalis inguinalis normal pd fetus 8 bulan
karena ada desensus testis
Lahir obliterasi desensus testis,
menarik peritoneum yg disebut
processus vaginalis peritoneal.
Pd org dewasa menutup tapi karena
lokus minoris dan pe tek. Intraabdomen,
bisa terbuka lagi.

Hernia Inguinalis Medialis


(Direk)
Hernia yang melalui dinding
inguinal posteromedia di vasa
epigastrica inferior di daerah yang
dibatasi oleh segitiga Hasselbach.
Etiologi: p tek. Intraabdomen,
kelemahan dinding inguinal
posterior

Manifestasi Klinis
Asimtomatis hingga mengancam nyawa
seperti inkarserata dan strangulata
Benjolan di selangkangan dan kemaluan,
mengecil atau menghilang saat tidur
Keluar saat berdiri, mengangkat beban,
atau menangis (anak-anak)

Diagnosis
Anamnesis: manifestasi klinis,
riwayat pekerjaan
Pemeriksaan fisik
Inspeksi: benjolan di inguinal, jika
tidak ada maka minta pasien untuk
berdiri dan mengejan
Palpasi:
Bisa dimasukkan kembali atau tidak
Px. Saat mengejan: di ujung jari HIL,
di samping jari medialis , di bawah lig.
Inguinalis HF

Tata Laksana
Non bedah/ Konsevatif
Reposisi untuk menahan, tidak untuk
menyembuhkan
Tangan kiri membuat corong, tangan
kanan mendorong dengan tekanan
perlahan sbg reposisi
Diberikan: analgetik, posisi
Tredelenberg, cairan parenteral,
kantong es di paha

Operatif
Herniotomi
Hernioplasti
Metode Bassini
Metode bebas regangan

LAPORAN KASUS

Anamnesis
Keluhan utama:
Benjolan di dekat kemaluan sebelah
kanan.

Riwayat penyakit sekarang:


Menurut pasien, benjolan muncul sejak 1
bulan yang lalu. Benjolan muncul
langsungb sebesar telur, di dekat kemaluan
sebelah kanan, membesar dan nyeri
setelah makan (kekenyangan), namun
berkurang saat tidur dan istirahat. Benjolan
tidak dapat dimasukkan sehingga sangat
mengganggu.

Frekuensi BAB teratur, namun


terkadang harus mengedan
karena konsistensinya agak
keras. Keluhan mual-muntah
disangkal oleh pasien.

Riwayat penyakit dahulu


Penyakit batuk lama: disangkal
DM: disangkal
Hipertensi: disangkal
Tumor: disangkal
Asma: disangkal
Alergi: disangkal
Riwayat operasi: disangkal

Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada yang mengalami penyakit
serupa

Riwayat sosial
Pasien sudah tidak bekerja karena
sudah tua. Pekerjaan terdahulunya
sebagai peternak sapi sehingga
sering angkat berat.

Pemeriksaan Fisik
KU
: Sedang
Kesadaran : CM / GCS E4V5M6
TTV:
TD :120/70 mmHg
N : 84x/menit
RR : 20 x/ menit
T : 36oC

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Kepala
Normocephal, distribusi rambut merata, tidak mudah
dicabut
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Hidung : deviasi (-), sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
Telinga: sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
Mulut : sianosis (-), pucat (-)

Leher
Jejas (-), pembesaran KGB (-)

Thoraks
Cor

I : iktus cordis tidak nampak


P: iktus cordis tidak teraba
P: batas jantung dalam batas normal.
A: S1-S2 reguler, tidak ada gallop, tidak
ada murmur

Pulmo
I: Bentuk simetris, gerakan dinding
dada simetris, pelebaran sela iga (-)
P: Pengembangan dinding dada
simetris, fremitus raba sama, nyeri
tekan (-), krepitasi (-)
P: Sonor
A: Vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-

Abdomen

I: Datar, massa (-), jejas (-), sikatrik (-)


A: bising usus (+) normal
P: timpani
P: Supel, hepar lien tidak teraba, nyeri tekan
(-)

Ekstremitas
Ekstremitas superior: Akral dingin (-/-), sianosis (-/-),
oedem (-/-) capillary refill < 2 detik

Ekstremitas inferior: Akral dingin (-/-), sianosis (-/-), oedem


(-/-) capillary refill < 2 detik

Status Lokalis
Regio pubis
Inspeksi: terdapat benjolan di pubis
dextra, diameter 3 cm,
permukaan rata, warna sesuai
warna kulit, tidak eritema.
Palpasi: tidak teraba hangat, kenyal,
tidak dapat dimasukkan, tidak nyeri

Assesment
Hernia inguinalis lateralis
irreponible Dextra

Pemeriksaan Lab
Hematologi
Hb 12.3
Leuko 4700
Trombo 304.000
Hct 35.8
CT 4
BT 5

Planning
Infus RL 20 tpm
Konsul Bedah herniotomi
herniopasti

Follow Up Pre Op
26-10-2016
Subjektif: Benjolan di dekat kemaluan sebelah kanan,
nyeri berkurang , demam -, mual -, muntah -, BAK dan
BAB lancar.
Objektif
Vital sign :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Respirasi
: 20 x/menit
Suhu
: 36.50 C

Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit
sedang
Kesadaran
: CM/ GCS : E4V5M6
Kepala/Leher: dbn
Thorax
: dbn
Abdomen
: dbn

Regio pubis
Inspeksi: terdapat benjolan di pubis dextra,
diameter 3 cm, permukaan rata, warna
sesuai warna kulit, tidak eritema.
Palpasi: tidak teraba hangat, kenyal, tidak dapat
dimasukkan, tidak nyeri

Assessment
Hernia Inguinalis Lateralis Ireponible
Dextra

Planning
Infus RL 20 tpm
Herniotomi hernioplasti

Dokumentasi Operasi

Follow Up Post Op Hari 1


27/10/2016
S:
nyeri post op. skala 3, sudah makan dan
minum, belum BAB.
O:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: CM
Vital Sign
TV
: 110/60 mmHg
HR
: 82x/menit
RR
: 20x/menit
Suhu
: 36 oC

Kepala
ikterik

: konjungtiva tidak pucat, sklera tidak

Leher : KGB tidak membesar


Thorax
Jantung: BJ 1/2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Simetris, vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)

Abdomen : Datar, supel, bising usus (+)


normal, NT (-), hepar/lien tidak teraba
Ektremitas atas dan bawah: Akral hangat,
sianosis (-), edema (-)

Status Lokalis
Regio inguinalis dextra:
Luka operasi kering, bersih, eksudat (-)

Assesment : Post op. Herniorafi


Planning: lanjutkan terapi

Follow Up Post Op Hari 2


28/10/2016
S:
nyeri post op berkurang, mules, nyeri uluhati,
belum BAB, makan-minum biasa.
O:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: CM
Vital Sign
TV
: 110/60 mmHg
HR
: 78x/menit
RR
: 20x/menit
Suhu
: 36 oC

Kepala
ikterik

: konjungtiva tidak pucat, sklera tidak

Leher : KGB tidak membesar


Thorax
Jantung: BJ 1/2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Simetris, vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)

Abdomen : Datar, supel, bising usus (+)


normal, NT (+) di epigastrium
Ektremitas atas dan bawah: Akral hangat,
sianosis (-), edema (-)

Status Lokalis
Regio inguinalis dextra:
Luka operasi kering, bersih, eksudat (-)

Assesment : Post op. Herniorafi


Planning: lanjutkan terapi

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai