Anda di halaman 1dari 17

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

FARMAKOLOGI

GUIDELINE FARMAKOLOGI
(Revised by Bernard & Zahrina)

KETERANGAN INFORMASI OBAT


A.

Judul / Pelabelan Nama Obat pada Wadah


Misal : Tablet salut selaput Ciprol
Ciprofoxacin
(jenis sediaan dapat dicantumkan di depan/ di atas nama obat)
Ciprofoxacin adalah nama generik obat. Untuk obat paten, biasanya nama
obat diakhiri dengan simbol. Pemerintah menetapkan berdasarkan
Permenkes no.524/2005 tentang pencantuman nama generik, agar Nama
obat jadi dituliskan dalam nama generik dan nama dagang (nama
generik obat dicantumkan bersamaan dengan nama patennya), dengan
ukuran nama generik minimal 80% dari ukuran nama paten dengan
jenis huruf serta warna yang sama. Nama generik dituliskan tepat di
bawah nama dagang (paten) dan harus dicantumkan sampai pada kemasan
terkecil.

B.

Indikasi
Adalah kondisi di mana obat ini harus digunakan. Kondisi yang dimaksud
adalah penyakit yang diderita pasien, bukan efek yang diharapkan
dari obat!
Contoh yang benar : demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dll.
Contoh yang salah : menurunkan demam, antipiretik, dll.
Kalau diindikasikan untuk pencegahan, istilahnya : terapi profilaksis (bukan
untuk pencegahan ).
Perhatikan indikasi yang berkaitan dengan dosis (atau aturan pakai), karena
terdapat beberapa obat yang digunakan pada indikasi yang banyak dengan
dosis yang beragam (dosis berbeda untuk indikasi yang berbeda).

C.

Cara kerja obat/efek farmakologis


Mekanisme kerja obat di dalam tubuh.
Contoh : bisacodyl adalah laksatif kelompok turunan difenil metan yang
bekerja lokal. Sebagai laksatif perangsang, bisacodyl merangsang gerakan
peristaltik usus besar setelah hidrolisis dalam usus dan meningkatkan
akumulasi air dan elektrolit dalam lumen usus besar.

D.

Kontraindikasi
Lawan dari indikasi, artinya pada kondisi apa obat ini tidak boleh
digunakan.
Misal : Dulcolax dikontraindikasikan pada pasien ileus, obstruksi usus, yang
baru mengalami pembedahan di bagian perut seperti usus buntu, penyakit
radang usus akut dan dehidrasi parah.

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

FARMAKOLOGI

Selalu perhatikan untuk ibu hamil dan menyusui (walaupun tidak ada di
bagian KI dari referensi, coba cari pengaruhnya pada ibu hamil dan
menyusui)

E.

Efek samping
Menurut WHO 1970, efek samping suatu obat adalah segala khasiat yang
tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksudkan pada dosis yang
dianjurkan (Obat-obat Penting edisi (6?) hal. 37). Bahasa ringkasnya, efek
samping adalah efek tidak diinginkan yang muncul pada dosis terapi.
Misal : ganguan gastrointestinal, seperti mual, muntah, diare; pemakaian
kortikosteroid topikal menyebabkan efek samping lokal; iritasi, kulit kering,
hipopigmentasi, dermatitis kontak alergik.
F.
Bentuk sediaan
G.

Kandungan obat/komposisi
Tulis nama senyawa-senyawa obat yang ada dalam sediaan beserta
jumlahnya per satuan sediaan (/tablet, /5 mL, /gr, dll.).
Misal:
Vitamin E
30 I.U
Tiamin HCl
100 mg
Piridoksin HCl 50 mg
Sianokobalamin
100 mcg
K-l-aspartat
100 mg
Mg-l-aspartat
100 mgc

H.

Cara pemakaian/aturan pakai


Merupakan petunjuk cara-cara pemakaian obat.
Misal :
Untuk krim atau salep : dioleskan pada daerah radang sebanyak 2-3 kali
sehari hingga terjadi perbaikan, kemudian dapat diberikan sehari sekali
atau lebih jarang.
Supo harus ditulis bagaimana cara pakainya.
Sebelum/sesudah makan, cantumkan berapa jam sebelum/sesudahnya
(terutama untuk obat yang mengiritasi lambung dan interaksi dengan
makanan).
Tidak boleh ada pernyataan: dalam dosis terbagi. Sebut berapa
tablet/ sendok takar, berapa kali sehari. Usahakan dalam rentang usia
yang tidak terlalu luas.
Injeksi yang harus disuntik pelan2, sudah harus diterjemahkan menjadi :
berapa mL per menit (jangan sekian gram dalam sekian menit!).
Kalau injeksi harus dimasukkan ke infus, terjemahkan berapa tetes per
menit.
Note: buatlah selengkap dan sejelas mungkin

1.

2.
3.

4.

5.

I.

Dosis

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

FARMAKOLOGI

Takaran pemakaian obat yang harus diberikan kepada pasien untuk


mendapatkan atau menghasilkan efek yang diharapkan tergantung dari
banyak faktor antara lain, usia, bobot badan, jenis kelamin, luas
permukaan tubuh, berat penyakit dan keadaan daya tahan tubuh
penderita.
Bedakan dosis VS cara/aturan pakai
Dosis: 2 g/hari dalam dosis terbagi, 50mg/kg bb perhari
Aturan pakai : 4 x 250 mg, sebelum makan ; 4 x 1 tablet, sesudah makan ;
4 x 1 sendok takar
Dosis dituliskan sesuai indikasi & usia.
J.

Interaksi obat
Terjadinya interaksi antara obat dengan obat lain, obat dengan makanan, dan
obat dengan pemeriksaan laboratorium, jika digunakan bersamaan yang akan
menyebabkan efek samping yang merugikan. Tidak hanya disebutkan
nama obat yang berinteraksi tapi juga bentuk interaksinya apa.
Misal :
penggunaan piracetam bersama dengan ekstrak tyroid
menyebabkan kebingungan, marah dan gangguan tidur.
*Kalau ada interaksi obat dan makanan, atau dengan hasil laboratorium
dan menyebabkan interaksi yang efeknya signifikan berdasarkan pustaka,
maka perlu dituliskan.

K.

Penyimpanan
Suhu dan kondisi penyimpanan yang dianjurkan guna melindungi sediaan dan
menjaga kestabilan sediaan obat.
Misal : simpan pada suhu 15o-30oC, terlindung dari cahaya.
Cantumkan jarak suhu, jangan menyebutkan: simpan pada ruangan
sejuk ini salah) dan jangan juga menyebutkan simpan di suhu kamar (ini salah)

L.

Penggunaan pada kondisi khusus


Dapat digunakan jika, jika gagal ginjal . Misal pada ibu hamil, ibu
menyusui, dosis perlu dikurangi atau tidak. Jika perlu dikurangi, berapa dosis
yang direkomendasikan untuk pasien gagal ginjal atau gagal hati (gunakan
perhitungan dosis untuk gagal ginjal atau gagal hati).

M.

Peringatan
Untuk perhatian dimasukkan ke dalam peringatan.
Hubungan perhatian-peringatan-kontraindikasi : Perhatian paling rendah;
peringatan tengah/sedang; kontraindikasi pasien sama sekali tidak boleh
menggunakan.

PETUNJUK PENGISIAN BAGIAN FARMAKOLOGI


BAB I

TINJAUAN UMUM SENYAWA AKTIF DAN SEDIAAN

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

FARMAKOLOGI

1.1.

Deskripsi Sifat Fisika dan Sifat Kimia Senyawa Aktif / Deskripsi


Umum Senyawa Aktif
(Struktur, rumus molekul, nama kimia, kelarutan, titik lebur,
stabilitas, polaritas, keasaman, kebasaan, dan khiralitasnya dll)
(LIHAT SEMUA BUKU MONOGRAFI : FI IV, USP, FARMAKOPE LAIN, TPC,
FLOREY, RPP,Clarkes)
Usahakan penemuan data berikut :
1.
Nama Lain (Sinonim), Nama Kimia, Struktur Kimia
2.
Pemerian
3.
Rumus Molekul dan Bobot Molekul
4.
Kelarutan (bagian zat : bagian pelarut)
Data kelarutan menentukan jenis sediaan yang dibuat, jenis zat aktif yang
dipilih, dan tonisitas larutan.
5.
pH larutan, pH stabilitas
6.
Titik didih atau titik leleh
7.
Stabilitas (Derajat ketahanan komponen zat aktif dan sediaan terhadap
perubahan secara kimia, fisika, dan mikrobiologi. Efikasi sediaan konstan sampai waktu
tertentu, dinyatakan sebagai tanggal kadaluarsa atau dapat juga menggambarkan
kepekaan zat aktif terhadap pH, cahaya, lembab, logam, dan panas)
Data ini membantu dalam pemilihan bentuk sediaan, jenis eksipien yang
digunakan, cara pembuatan dan metode sterilisasi yang dipilih.
8.
Inkompatibilitas
Data inkompatibilitas sangat berpengaruh terutama terhadap pemilihan
eksipien (pengawet, pengisotonis, garam, asam/basa, pendapar, pengental,
antioksidan, dll)
9.
Wadah dan Penyimpanan
Sebutkan kemasan berupa kotak/botol/dll. Bedakan antara kemasan primer
dan sekunder.
10.
Koefisien Partisi Zat Aktif

1.2.
1.3.

1.4.

Definisi Bentuk Sediaan Terkait (LIHAT FI IV, USP)


Dasar Pertimbangan dan Landasan Hukum Penggolongan Obat
Berdasarkan :
Peraturan tentang obat yang bersangkutan (SK Menkes), jika
tidak ada peraturan sediaan dengan kandungan zat aktif tersebut, maka
mengacu pada zat aktifnya.
Golongan
Obat
(keras/bebas/bebas
terbatas/psikotropik/narkotika) berdasarkan UU. Lihat Guideline dan Teori UU!
Penandaan pada Wadah, Leaflet atau Brosur
Contoh:
Bulatan berwarna merah dengan huruf tengah K berwarna hitam
(obat keras) untuk sediaan injeksi.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

LAMBANG

NARKOTIKA

(Tergantung

FARMAKOLOGI

zat

aktif

yang

digunakan)
1.5.

Nomor Registrasi dan Nomor Bets


(pada bagian ini diterangkan dengan uraian /penjelasan penomoran)
Contohnya :
Untuk nomor registrasi tablet metamizol natrium adalah DKL1214700110A1
Keterangan :
D
= Obat nama dagang
K
= Golongan obat Keras
L
= Lokal
12
= tahun pendaftaran obat jadi (12 = 2012)
147 = nomor urut pabrik di Indonesia
001 = nomor urut obat jadi yang disetujui oleh pabrik
10
= nomor urut sediaan jadi (tablet)/bentuk sediaan
A
= Kekuatan obat jadi (A = yang pertama disetujui)
1
= Kemasan pertama untuk nama, kekuatan dan bentuk sediaan obat
jadi
Penomorannya harus rasional, contoh: nomor registrasi digit 9, 10, 11 (nomor
urut obat jadi yang disetujui oleh pabrik) adalah 957 maka nomor 957 ini
tidak rasional karena tidak mungkin ada perusahaan yang memproduksi obat
sebanyak itu. Sebagai info tambahan juga, utk nomor registrasi, utk nomor
urut pabrik juga harus rasional, sesuai dengan jumlah industri farmasi (IF) yg
ada di Indonesia. Jumlah IF di Indonesia sekitar 100-200, kalau mau aman,
nomor urut IF nya itu ya di bawah 100.
Untuk nomor batch sebagai contoh adalah : 08130101 dengan keterangan :
0813 adalah bulan dan tahun produksi, 01 = kode bentuk sediaan, 01 = no
urut produksi.
BAB II URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI
Bedanya uraian farmakologi itu kita menyalin dari pustaka, sementara
analisis farmakologi adalah kita menjelaskan/ menganalisis kenapakenapanya..kenapa obat tersebut bisa digunakan untuk indikasi X? Kenapa
dipilih bentuk garam dari zat aktif?dan lain sebagainya.. Uraian dan analisis
sebaiknya terpisah biar dosen tahu bagian mana yang kalian memang benar2
menyalin dari pustaka dan bagian mana hasil pikiran/analisis kalian. FYI,
bagian analisis farmakologi itu nilainya paling besar. Namun, dari ujian
apoteker yang dulu-dulu, uraian farmakologi itu sampai berlembar-lembar,
sedangkan analisisnya cuma satu halaman. Hal ini sangat disayangkan, jadi
teman-temananalisis farmakologinya diperbanyak yaaa)..
(pustaka yang perlu dibaca: GG, Katzung, AHFS, USPDI, Drug Fact, MIMS,
ISO, Martindale 35, AMA Drug, DOI, John Hopkins, PDR dll). Buku acuan
utama itu adalah GG dan Katzung. AHFS itu lebih ke review.

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

FARMAKOLOGI

2.1

Nama Obat dan Sinonim (PUSTAKA UTAMA : GG, ALTERNATIF


:AHFS, MARTINDALE, Clarkes)

Nama Kimia, Nama Umum Zat Aktif, Sinonim

Golongan Farmakologi (terdapat pada daftar isi buku-buku


farmol-lihat KIT)
Gol farmakologi = kelas terapi.
Contoh : Kloramfenikol termasuk golongan antibiotik

Golongan Kimia (tidak selalu ada, klo tidak ada cukup tulis
nama kimia&sinonim)
Contoh : Kloramfenikol berdasarkan golongan kimianya termasuk golongan
tersendiri, di mana tidak termasuk golongan beta laktam maupun golongan
lainnya.
(Shortcut: MIMS, ISO, Drug Fact, AHFS, GG)
(GG 10/11, hal ..; AHFS 2010/11, hal ; PDR; dan pustaka lain)
2.2. Bentuk Senyawa Aktif/Prodrug (Asam, Basa, Garam, Ester,Prodrug)
Jelaskan bentuk aktif senyawa kita dan bentuk senyawa yang kita pakai
beserta alasannya.
Jangan jadikan bentuk senyawa aktif dalam MIMS/ISO sebagai acuan
utama!!!!
(GG 10/11, hal ..; AHFS 2010/11, hal ; PDR; dan pustaka lain)
2.3. Mekanisme Kerja Obat (UTAMA : GG,AHFS. ALTERNATIF : DRUG
FACT, USPDI)
Tulis mekanisme kerja dalam tubuh sampai obat tersebut menghasilkan efek.
Untuk antibiotik, anti jamur, antivirus dan antelmintik sebutkan nama bakteri,
jamur, virus atau cacing yang menjadi target dan yang resisten.
Contoh :
Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis bakteri, yang
dihambat adalah enzim peptidil transferase yang berperan sebagai
katalisator untuk membentuk ikatan ikatan peptida pada proses sintesis
bakteri. Efek toksik kloramfenikol pada sel mamalia terutama terlihat pada
sistem hemopoetik dan diduga berhubungan dengan mekanisme kerja obat
ini.
(Shortcut: MIMS, ISO, Drug Fact, AHFS, GG, Katzung)
(GG 10/11, hal ; AHFS 2008, hal ; dan pustaka lain)

2.4. Nasib Obat Dalam Tubuh (ADME) (UTAMA : GG, AHFS.


ALTERNATIF : AMA DRUG, MARTINDALE)
Untuk sediaan injeksi dan infus tidak perlu mencantumkan absorpsi karena
obat langsung masuk ke dalam sirkulasi. Untuk sediaan lokal yang mungkin
disebutkan di pustaka terabsorpsi sedikit secara sistemik, tulis hal tersebut di
bagian absorpsi lalu disinggung sedikit mengenai DME nya.

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

FARMAKOLOGI

a. Absorpsi
Oral
Tulis kecepatan dan lokasi absorpsi, jumlah zat aktif yang diabsorpsi dan
interaksi dalam saluran cerna serta akibatnya. Jika pustaka mengenai hal-hal
tersebut tidak ada, maka cukup dengan menyebutkan lokasi absorpsi sudah
cukup.
Topikal
Tulis jumlah yang diabsorpsi (konsentrasi dalam plasma dapat mencapai
berapa) serta lama waktu pemakaian. Seandainya dapat terabsorpsi sedikit
secara sistemik, maka perlu disebutkan dan dijelaskan
Misal :
2-5 % dari gentamisin dapat ditemukan dalam urin.
Tetes Mata, hidung, telinga
Tulis jumlah yang diabsorpsi, barier yang dilewati serta lama waktu
pemakaian. Seandainya dapat terabsorpsi sedikit secara sistemik maka perlu
disebutkan dan dijelaskan
b. Distribusi
Oral, (Topikal, Tetes Mata, hidung, telinga : bila terabsorpsi)
Tulis jalur distribusi obat dalam tubuh, volume distribusi, konsentrasi
maksimal, tmax dan ikatan dengan protein plasma. (disebutkan saja jalur
distribusinya atau dapat terdistribusi kemana sudah cukup, tapi lebih lengkap
lebih baik )
Injeksi
Tulis jalur distribusi obat dalam tubuh, volume distribusi dan ikatan dengan
protein plasma.
c. Metabolisme
Tulis organ tempat metabolisme dan metabolitnya.
d. Eliminasi
Tulis waktu paruh dan organ tempat eliminasi.
(AHFS 2008, hal ; GG 10/11, hal ; dan pustaka lain)
2.5. Indikasi dan Dasar Pemilihannya
(UTAMA : GG, AHFS, DRUG FACT. ALTERNATIF : MARTINDALE)
Data indikasi digunakan untuk menentukan pada kondisi apa saja zat aktif
tersebut dapat digunakan. Tulis nama penyakitnya!! Tulis terlebih
dahulu semua indikasi di mana obat ini bisa digunakan. Kemudian
pilih indikasi tertentu yang disesuaikan dengan bentuk dan kekuatan
sediaan yang akan dibuat. Dalam pustaka biasanya disebut Dosage.
Kemudian pilih salah satu indikasi dan jelaskan. Kalau mau pilih banyak

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

FARMAKOLOGI

indikasi juga boleh tapi perhatikan dosisnya. Sebaiknya pilih satu aja atau
beberapa indikasi yang dosisnya sama atau tidak beda jauh.
Untuk antibiotik sebaiknya dicantumkan nama bakteri penyebab penyakit.
Misal : Demam Tifoid yang disebabkan oleh S. Thypi
Lihat kesesuaian dengan bentuk sediaan!
(Shortcut: MIMS, ISO,Drug Fact, AHFS, GG)
(AHFS 2008, hal ; GG 10/11, hal ; dan pustaka lain)
Kalau Indikasi di AHFS diberi tanda +, artinya indikasi itu sudah tidak dipakai.

Analisis Penyakit (Khusus Untuk PF)


Kemukakan penyakit/indikasi yang dipilih
(Sumber: Dipiro, hal). Lengkap!

berdasarkan

pustaka

2.6. Kontraindikasi (UTAMA : AHFS, DRUG FACT. ALTERNATIF :


MARTINDALE, JOHN HOPKINS)
Kondisi di mana sediaan ini tidak boleh digunakan. Jelaskan apa pengaruhnya
jika obat dipakai pada kondisi tersebut. Untuk kondisi yang masih boleh
digunakan tetapi diperlukan pengawasan dimasukkan ke dalam
PERHATIAN!!!
Lihat kesesuaian dengan bentuk sediaan!
(Shortcut: ISO, MIMS, Drug Fact. Alasan: AHFS, GG)
(GG 10/11, hal ..; AHFS 2010/11, hal ; PDR; dan pustaka lain)
2.7. Dosis dan Perhitungan Dosis
(Sesuai Indikasi)
(UTAMA : GG, AHFS, DRUG FACT, USPDI. ALTERNATIF : MARTINDALE, PDR)
Dosis disesuaikan dengan indikasi yang kita pilih. Cantumkan dosis untuk
semua umur (jika sesuai indikasi dan bentuk sediaan). Kalau ada dosis awal,
dosis pemeliharaan, dll. maka ditulis semua.
Lihat kesesuaian dengan bentuk sediaan!
Bila bentuk zat aktif sediaan bentuk di dosis pustaka, jangan
lupa dilakukan konversi dosis (Contoh: bentuk zat aktif di pustaka
ertitromisin, sedangkan bentuk zat aktif di sediaan kita eritromisin
estolat. Konversi!!!)

Bila dosis/kekuatan sediaan untuk sediaan topikal tidak ada,


maka mengacu pada perhitungan dari MIC. Bakterisid = 10-20 x MIC
(Modul Farmakologi); lalu bandingkan dengan dosis yang ada di pasaran.

Bila dosis maksimal sehari ada, tapi tidak tercantum dibagi


dalam berapa dosis lihat t (t 8-20 jam =2x)

Dosis harus rasional dan tidak menyulitkan pasien. Contoh:


berdasarkan perhitungan dosis, untuk pemakaian pada anak-anak adalah
tablet (tidak rasional). Kalau tablet masih dibilang rasional.

Ingat
dosis
antiinfeksi
(antibiotik)
TIDAK
BOLEH
SUBDOSIS. Kalau obat lain seperti analgetik & yg tidak berisiko fatal, boleh
subdosis. Misal parasetamol 5,6 ml menjadi 5 ml saja. Kalau antibiotic
amoksisilin 3,2 g dibulatkan ke 3,5 g bukan 3 g.

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

FARMAKOLOGI

Dosis pada penggunaan khusus (ibu hamil, gagal ginjal/hati):


lengkap dengan perhitungannya (apabila ada). Kalau di bagian
penggunaan khusus cukup dikemukakan apakah dosis harus
direduksi atau tidak. Di bagian ini, dihitung dosis nya berapa untuk
masing-masing kondisi ginjal dengan Cr Cl tertentu. Misal apabila
CrCl 10%, dosisnya berapa.
(GG 10/11, hal , AHFS 2010/2011, hal ;; USPDI hal ; Drug Fact, hal
Ukuran dan Bobot Badan ., dan pustaka lain).
2.8. Aturan Pakai (UTAMA : AHFS, DRUG FACT, USPDI. ALTERNATIF :
MARTINDALE, PDR)
Tuliskan frekuensi pemakaian, waktu pemakaian dan bagaimana cara
pemakaiannya.
Lihat kesesuaian dengan bentuk sediaan! HARUS DITULIS SEJELAS
MUNGKIN
Untuk injeksi yang hipertonis, tuliskan juga dengan detil bagaimana
penggunaannya. Apakah dicampurkan dengan infus atau bagaimana. Misal
Injeksi KCl 20 meq/ml diencerkan dengan penambahan aqua proinjeksi
sebanyak 120 ml.
Untuk infus, sebaiknya juga dicantumkan kecepatan infus (biasanya
dicantumkan di pustaka)
(GG 10/11, hal , AHFS 2010/11, hal ;; USPDI hal ; Drug Fact, hal dan
pustaka lain)
2.9. Efek Samping
(UTAMA: GG, AHFS, DRUG FACT, USPDI.
ALTERNATIF : MARTINDALE, LANGE)
Efek samping adalah efek yang menyertai efek utama, kadang masih bisa
ditoleransi, berada pada rentang pemakaian (dosis terapi). Biasanya ada efek
samping yang sering dijumpai dan jarang dijumpai. Untuk brosur, tulis yang
sering dijumpai saja.
Lihat kesesuaian dengan bentuk sediaan! Untuk produk topikal,
seperti krim dan salep, efeknya lokal, tetapi tulis juga pernyataan
Jika terabsorpsi sehingga menimbulkan efek sistemik, maka efek
samping yang dapat terjadi adalah.
(GG 10/11, hal ;AHFS 2010/11, hal ; USPDI hal ; Drug Fact, hal dan
pustaka lain)
2.10. Toksisitas
(UTAMA : GG, AHFS, DRUG FACT, USPDI.
ALTERNATIF : MARTINDALE, LANGE)
Efek yang tidak dapat ditoleransi, muncul pada penggunaan di atas dosis
terapi. Tulis dosis toksik obat, efek yang terjadi, berapa lama efek tersebut

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

FARMAKOLOGI

muncul serta penanganannya.


(GG 10/11, hal ;AHFS 2010/11, hal ; USPDI hal ; Drug Fact, hal dan
pustaka lain)
2.11. Interaksi Obat (Utama : Drug Interaction Stockley, GG, AHFS .
Alternatif : Interaksi Obat Harkness)
Cari interaksi obat dengan bahan lain yang umumnya terjadi.
Contoh:
Dalam dosis terapi, kloramfenikol dapat menghambat biotransformasi
tolbutamid, fenitoin, dikumarol dan obat lain yang dimetabolisme oleh enzim
mikrosom hepar, dengan demikian toksisitas obat akan lebih besar jika
diberikan dengan kloramfenikol.
(interaksi obat dengan bahan lain yang umum terjadi saja. Maksudnya cari
yang kemungkinan zat aktif berinteraksi dengan bahan tersebut besar
karena mungkin dipakai bersamaan dengan zat aktif dalam sediaan atau
pada saat penggunaan)
Di buku Stockley, tercantum banyak sekali interaksi obat kita dengan obat
lain. Pilih dengan tahapan :
1. Pilih interaksi antara obat kita dengan obat lain yang paling beresiko
fatal, misal antara obat kita dengan obat antagonisnya, yang bisa
mengurangi efek farmakologi atau menimbulkan efek toksik
2. Pilih interaksi antara obat kita dengan obat lain yang sering digunakan,
misal obat kita dengan antasida
3. Tulis secara singkat, misal : teofilin + antasida absorpsi teofilin
dihambat
4. Hati-hati banyak interaksi palsu, setelah dibaca, diakhir ada kata
otherwise not significant dan semacamnya, jangan ditulis
(GGF, AHFS, Drug interaction Stockley)
Untuk PF:
Tambahkan manajemen apabila terjadi interaksi obat.
(GG 10/11, hal ;AHFS 2010/11, hal ; USPDI hal ; Drug Fact, hal dan
pustaka lain)
2.12. Penggunaan pada Kondisi Khusus Pasien (Utama : GG, Drug
Interaction Stockley, AHFS . Alternatif : Interaksi Obat Harkness)
-

Penyakit ginjal
Penyakit hati
Wanita hamil
Wanita / pria yang berencana memiliki keturunan
Ibu menyusui
Anak

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

FARMAKOLOGI

Bayi
Geriatri
dll
Tuliskan efek yang terjadi jika obat digunakan pada kondisi-kondisi di atas
(jika ada) dan pengecualian yang menyebabkan obat boleh digunakan (misal:
obat lain tidak efektif, atas petunjuk dokter, di bawah pengawasan dokter)
(GG 10/11, hal ;AHFS 2010/11, hal ; USPDI hal ; Drug Fact, hal
dan pustaka lain)
2.13. Peringatan dan Perhatian
Note: Lihat kesesuaian dengan bentuk sediaan!
Lihat penggunaan pada kondisi khusus! Gunakan kata-kata: tidak
dianjurkan, dengan peringatan, tidak boleh mengemudikan
kendaraan dll. Tuliskan penyesuaian penggunaan jika obat terpaksa
digunakan (misal: dosis dikurangi, frekuensi dilebihkan)
(GG 10/11, hal ;AHFS 2010/11, hal ; USPDI hal ; Drug Fact, hal dan
pustaka lain)
2.14. Cara Penyimpanan (Utama : AHFS, Farmakope, USPDI.
Alternatif : PDR, Martindale)
Kondisi penyimpanan yang dianjurkan untuk menjaga stabilitas sediaan. Lihat
data stabilita sediaan. Cantumkan pula lama penyimpanan sediaan setelah
wadah dibuka. Untuk sediaan rekonstitusi tuliskan lama penyimpanan setelah
sediaan direkonstitusi. Misal : Simpan di tempat sejuk (sebaiknya tulis
langsung suhu berapa) dan terhindar dari cahaya.
Note: Lihat kesesuaian dengan bentuk sediaan!
Cantumkan suhu penyimpanan jika ada
(AHFS 2010/11, hal )
2.15. Contoh Sediaan di Pasaran (AHFS, USPDI, ISO, MIMS)
Tuliskan nama dagang, zat aktif dan kekuatan sediaan. Cari minimal 5 contoh,
kalau tidak ada sediaan yang sama, cari yang zat aktifnya sama.
(AHFS 2010/11, hal ; DOI .., hal; Informasi Spesialit Obat 2006, hal ;
MIMS Indonesia, hal: ,ISO hal: ., dll)
2.16. Analisis Farmakologi
Analisis Farmakologi (Nilainya paling besar dibandingkan Uraian
Farmakologi. Jadi lebih baik diperbanyak kajiannya berdasarkan
uraian di atas)

Yang perlu dianalisis:


Deskripsi Sifat Fisika dan Sifat Kimia Senyawa Aktif (Struktur, rumus

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

FARMAKOLOGI

molekul, nama kimia, kelarutan, titik lebur, stabilitas, polaritas,


keasaman, kebasaan, dan khiralitasnya dll)
Analisis hubungan struktur dengan aktivitas farmakologinya (Lihat Katzung)
Golongan Obat Berdasarkan UU dan Implikasinya
Kenapa zat aktif tersebut masuk golongan obat keras, atau obat bebas, atau
obat bebas terbatas? Kemukakan efek yang bisa ditimbulkan.
Bentuk Senyawa Aktif/Prodrug (Asam, Basa, Garam, Ester,Pro-drug)
Kenapa pakai bentuk senyawa aktif tersebut?Misal: bentuk zat aktif yang
dipilih adalah kloramfenikol palmitat karena dapat mengurangi rasa pahit
dibandingkan dengan menggunakan kloramfenikol.
Mekanisme Kerja Obat (UTAMA : GG,AHFS. ALTERNATIF : DRUG FACT,
USPDI) dan Indikasi yang dipilih
Analisislah kenapa zat aktif tersebut bisa mengobat indikasi yang dipilih.
Misal :
Antibiotic X untuk bakteri gram positif. Kenapa? Karena antibiotik X dapat
menghambat pembentukan dinding sel pada bakteri gram positif (struktur
bakteri gram positif seperti apa,,jabarkan terkait dengan ilmu mikrobiologi).
Nasib Obat Dalam Tubuh (ADME)
Untuk absorpsi dapat dihubungkan dengan aturan pakai. Misalnya absorpsi
zat X lebih baik dengan adanya makanan, berarti lebih baik obat ini
digunakan setelah makan. Distribusi berkaitan dengan ilmu farmakokinetik.
Analisislah.
Kontraindikasi
Analisis kenapa kondisi tersebut dikontraindikasikan untuk zat aktif yang
dimaksud. Alasan kondisi tersebut dikontraindikasikan untuk zat aktif itu.
Dosis (Sesuai Indikasi) dan kekuatan sediaan
Aturan Pakai
Efek Samping
Kenapa dapat menimbulkan efek samping tersebut?
Toksisitas
Interaksi Obat
Kenapa dapat terjadi interaksi obat? Misalnya antara antasida dan
amoksisilin. Antasida dapat menghambat penyerapan amoksisilin sehingga
penggunaan kedua obat secara bersamaan sebaiknya dihindarkan.
Penggunaan pada Kondisi Khusus
Kenapa pasien dengan gagal ginjal memerlukan perhatian pada penggunaan
obat X? Misalnya karena obat X dieliminasi melalui ginjal.
Cara Penyimpanan

Berdasarkan data farmakologi di atas, maka indikasi yang dipilih untuk


sediaan (judul soal) adalah ............, karena sediaan (judul soal) .......(Jelaskan
alasan kenapa dipilihnya indikasi tersebut dikaitkan antara penyakit dengan
efek terapi obat tersebut).
Contoh: indikasi untuk Tablet captopril yaitu hipertensi. Hipertensi merupakan
penyakit di mana cardiac output dan heart rate meningkat, cardiac output
meningkat akibat resistensi perifer dan volume darah yang meningkat.
Dengan captopril, volume darah dapat dikurangi karena captopril bekerja..

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

FARMAKOLOGI

Jelaskan juga rasionalisasi kenapa dipilih bentuk sediaan itu. Misal


Mebeverin HCl akan dibuat dalam bentuk suppositoria karena:
1. zat tersebut bekerja langsung pada otot halus saluran cerna terutama pada
kolon sehingga apabila dibuat sediaan suppo, efeknya akan lebih cepat
2. zat tersebut mengalami first pass metabolism apabila diberikan secara oral
sehingga dapat menurunkan bioavailibilitasnya , dst.
CATATAN:
Uraian farmakologi berisi semua keterangan sebanyak-banyaknya
yang diambil dari pustaka, terkait dengan sediaan yang kita buat
saja. ADME jangan lupa tulis klo obat terdistribusi ke air susu dan plasenta.

Analisis farmol adalah bagaimana menganalisis data yang diperoleh


menjadi sediaan yang akan dibuat. Isinya antara lain :
alasan untuk memilih kekuatan dosis ( jangan sekali2 menulis karena
sediaan di pasaran begitu! Nilainya kecil. Sediaan di pasaran hanya
diperkenankan sebagai bahan pertimbangan bukan alasan utama.) tapi dapat
ditulis misal karena alasan rasionalitas dll (yang merupakan nilai utama
pemilihan).
alasan kenapa mengambil bentuk ester/base/garam
alasan bentuk sediaan
alasan kenapa obat tersebut bisa untuk indikasi tersebut, dll (yang telah
disebutkan di atas)

2.17. Kesimpulan Analisis Farmakologi


merupakan keputusan fix yang akan kita buat. Bedanya dengan analisis,
kalau analisis itu masih berisi perhitungan dosis, menyempitkan indikasi, dan
berbagai perhitungan kasar lain.
Contoh :
1. Akan dibuat sediaan tablet.......... dengan kekuatan sediaan.......
2. Sediaan
diindikasikan
untuk...........
dengan
dosis..............
diminum.........

PERMASALAHAN
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Sirup biasanya dalam 60 ml, tapi kadang dosis terlalu banyak
volume pemakaiannya jadi agak tidak masuk akal karena 2 hari sudah habis
padahal untuk indikasi tersebut perlu 1 minggu misalnya.
Obat yang tidak untuk orang dewasa diberitahu mengapa, contoh:
tidak praktis.
Semua yang ditulis harus ada dasar pustaka, tidak semata-mata
mengikuti yang di pasaran aja.

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

FARMAKOLOGI

Konversi dosis berdasarkan umur dan bobot ada di CODEX.


Kalau ada dosis inisiasi dan pemeliharaan, maka pada aturan
pakainya ditulis dua-duanya. Dosis inisiasi harus berbeda daripada dosis
pemeliharaan (dosis inisiasi lebih besar), Kalau sama cukup ditulis dosis
sekian mg.
Aturan pakai ditulis setelah dikonversi ke kekuatan sediaan.
Konversi dosis untuk yang IU
IU (International Unit) merupakan unit pengukuran untuk vitamin dan
senyawa biologis aktif lainnya yang spesifik. Definisi 1 IU suatu senyawa akan
berbeda untuk senyawa lainnya dan disepakati secara internasional untuk
masing-masing senyawa. Tabel Konversi IU:
Senyawa Biologi
Insulin
Vitamin A (retinol)
Vitamin A (sebagai
Karoten)
Vitamin C
Vitamin D

beta-

Ekivalensi Massa
1 IU 45.5 g Kristal insulin murni (1/22
mg)
1 IU 0.3 g retinol
1 IU 0.6 g beta-carotene (di USA) atau
0.3 g beta-karoten (di Kanada)
1 IU 50 g L-asam askorbat
1 IU 0.025 g cholecalciferol/ergocalciferol

Vitamin E
1 IU 0.667 mg d-alpha-tocopherol (2/3
mg), atau 1 mg dl-alpha-tocopherol acetate

http://en.wikipedia.org/wiki/International_unit

Untuk garam, lihat di tubuh yang diabsorpsi bentuk apanya, itu


nanti yang dibuat di farmol yang bagian absorpsi.
Istilah kedokteran untuk obat keras ada yang tidak harus
diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Kalau antibiotik yang bukan sintetik harus ada potensi antibiotiknya.
Semi-sintetik biasanya juga ada potensinya.
Farmakologi bukunya cukup 2 tidak apa-apa, mengambil keputusan
asal ada dasar pustaka tidak apa-apa. Pahami benar artinya. Jangan sampai
salah menerjemahkan.
Jika zat aktif yang diperoleh biasanya dikombinasi dengan obat lain,
maka perlu dicantumkan pada tinjauan pustaka dan cara pakai, contoh: INH
dianjurkan digunakan bersamaan dengan vit B6
Jika digunakan dalam bentuk kombinasi, ditulis:
-biasanya dikombinasi dengan apa saja
-dosisnya?
-Pada kondisi penyakit yang bagaimana kombinasi obat tersebut digunakan
(ditulis dalam bagian analisis)
Untuk sediaan sirup rekonstitusi perlu dicantumkan tanggal
kadarluarsa bentuk kering dan setelah direkonstitusi.
Untuk obat antiinfeksi, pada perhitungan dosis lebih baik dibulatkan
ke atas untuk menghindari resistensi. Contoh: apabila berdasarkan

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

FARMAKOLOGI

perhitungan usia/BB maka digunakan 1 1/3 tablet, lebih baik dinaikkan


menjadi 1,5 tablet (dinaikkan tapi jangan sampai melewati dosis max).
Untuk injeksi, pada cara pemakaian sudah dalam mililiter, bukan
miligram. Bila diinjeksikan ke dalam infus maka ditulis berapa tetes per
menit.

ISTILAH FARMAKOLOGI
Adjunct
Alleviate
Alopecia
Ameliorate
Attainment
Coadministration
Concomitant
Concurrently
Congenital
Congestion
abnormal
Considerably
Counteract
Deleterious effect
Delirium
Delusion
Depletion
Devoid
Dizzy
Drowsiness
Dyspepsia
Dyspnea
Emesis
Exacerbation
Exceed
Excitement
Exhausion
Fatigue
Flatulence
Flushing
leher
GI distress
GI disturbances
GI upset
Incremental dosing

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

tambahan
meringankan
kerontokan rambut
memperbaiki
pencapaian
pemberian bersama
tambahan
simultan, bersamaan
bawaan
akumulasi cairan yang yang berlebihan atau

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

sekali, sangat
meniadakan, menetralkan
efek penghilangan
keadaan mengigau
khayalan
penipisan, kehabisan
tanpa
pusing
kantuk, keadaan mengantuk
pencernaan yang terganggu
kesulitan bernafas
muntah
memperparah
melebihi
kesenangan berlebihan
kelelahan
keletihan
gas dalam perut/usus
membilas dengan cairan
kemerahan episodik sementara pada wajah dan

: keadaan berbahaya gastrointestinal


: gangguan gastrointestinal (dari faktor eksternal)
: keadaan
saluran
gastrointestinal
yang
menyebabkan rasa tidak enak
: kenaikan dosis

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

Infantile
:
Ingested
:
Magnitude
:
Malaise
:
Measles
:
Motion Sickness
:
Myalgia
:
Necessitate
:
Nocturnal
:
Obscure
:
Obstruction
:
Palliative
:
Persist
:
Preexisting
:
Prominent
:
Prompt
:
Refractory
:
Remains to be elucidated :
Respectively
:
Restlesness
:
Retained
:
Retarded
:
Sarcoidosis
:

berkenaan dengan bayi atau masa bayi


dicerna
besarnya
rasa tidak enak badan, lemas, letih, lesu
campak
mabuk perjalanan
nyeri otot
mengharuskan
aktif/muncul pada malam hari
tidak jelas
penyumbatan
meringankan/meredakan (tidak menyembuhkan)
bertahan
yang ada sebelumnya
menonjol
cepat, segera, mendorong
resisten terhadap pengobatan
akan dicari tahu
berturut-turut
kegelisahan
memelihara
terbelakang, memperlambat (retard)
penyakit yang dihasilkan dari peradangan jenis
terntu pada jaringan tubuh, penyebab penyakit
ini sampai kini belum diketahui secara pasti.
kemudian
kerentanan
bengkak
pingsan yang disebabkan ischemia cerebral
berangsur-angsur
sensitivitas abnormal terhadap sentuhan atau

Subsequently
Susceptibility
Swelling
Syncope
Tapered
Tenderness
tekanan
Translucent
Wheezing

:
:
:
:
:
:

FARMAKOLOGI

: tembus cahaya
: mengi, bunyi saluran napas jika ada sumbatan
(kayak suara napas orang yang sedang asma)

ISTILAH UMUR (medscape.com)


Neonatus, newborn : 0-1 bulan
(bayi baru lahir)
Infant
: 0-1 tahun
(bayi sampai usia 12 bulan)
Child
: 0-12 tahun (lahir sebelum pubertas)
Adolescence
: 13-19 tahun (pubertas dewasa)
Adult
: 20-64 tahun
(dewasa)
Elderly/Geriatric
: > 65 tahun (lansia)

Tambahan keterangan untuk nomor registrasi pada digit 12 dan 13 yakni

GUIDELINE

APTITBJANUARI2014

macam sediaan yang ada (35 macam), yaitu :


01
:
02
:

Kapsul

04
:
09
:
10
:
11
:

Kaplet

12
:
14
:

15
:
16
:
17
:
22
:

Kapsul
Lunak

Kaplet
Salut Film
Tablet
Tablet
Effervesce
nt
Tablet
Hisap
Tablet
Lepas
Terkontrol
Tablet
Salut
Enterik
Pil
Tablet
Salut
Selaput
Granul

23
:
24
:

Powder/Serb
uk Oral
Bedak/Talk

28
:
29
:
30
:
31
:

Gel

32
:
33
:
34
:
36
:

Emulsi

37
:
38
:

Sirup/Laruta
n
Suspensi
Kering

41
:

Lotion/Soluti
o

Krim,
Steril
Salep

Krim

Salep Mata

Suspensi
Elixir
Drops

43
:
44
:

Injeksi

47
:
48
:
49
:

Tetes
Hidung
Tetes
Telinga
Infus

53
:
56
:
58
:
62
:

Supositori
a, Ovula
Nasal
Spray
Rectal
Tube
Inhalasi

63
:
81
:

Tablet
Kunyah
Tablet
Dispersi

Injeksi
Suspensi
Kering
46: Tetes Mata

FARMAKOLOGI

Anda mungkin juga menyukai