Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PEMBERIAN JUS SEMANGKA ( Cilitrus Vulgaris Schrad ) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN

DARAH LANSIA DENGAN RIWAYAT HIPERTENSI DI KOTA PADANG


Nova Fridalni, Vivi Syofia Sapardi*

ABSTRAK

Penyakit hipertensi terus mengalami kenaikan dan prevalensi yang cukup tinggi dari tahun
ketahunya. Prevalensi hipertensi diseluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%. Hipertensi lebeih banyak
menyerang pada usia setengah baya pada golongan umur 55 tahun ke atas. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pemberian jus semangka ( cilitrus vulgaris schrad ) terhadap tekanan darah pada
lansia dengan riwayat hipertensi di Kota Padang Tahun 2013. Salah satu tanaman herbal yang dapat
menurunkan tekanan darah adalah semangka, karena didalam semangka banyak mengandung kalium,
vitamin B6 yang berfungsi sebagai obat antihipertensi.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat quasi experimental dengan menggunakan pretestpostest yang dilakukan di Kelurahan Kampung Lapai, Kelurahan Koto Lua dan Kelurahan Lubuk Buaya Kota
Padang pada tanggal 2 16 September 2013, sampel diambil secara purposive sampling yaitu sebanyak 30
orang yang memenuhi kiriteria inkulsi dan eksklusi sebanyak 28 orang. Pada saat penelitian dengan
menggunakan skrining awal dan format pengumpulan data. Dimulai dengan editing, coding, entry, tabulating,
dan cleaning kemudian dianalisa secara univariat dan bivariat dengan uji T-Test Dependen.
Berdasarkan hasil yang didapatkan terdapat perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik
sebelum dan sesudah pemberian jus semangka yaitu tekanan darah sistolik 31,511,79 mmHg dan diastolik
6,636,196 mmHg dengan hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,00. Maka dapat disimpulkan ada
perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah pemberian jus
semangka.
Dapat disimpulkan bahwa, dengan meminum jus semangka dapat menurunkan tekanan darah,
diharapakan dapat menambah wawasan dan kesehatan masyarakat dalam menjaga kesehatan serta dapat
mengontrol tekanan darah agar tetap stabil dan memanfaatkan tanaman herbal.
Kata Kunci : Jus Semangka, Lansia, Hipertensi

Alamat Korespondensi
Nova Fridalni
Vivi Syofia Sapardi
Dosen STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
Jln. Jamal Jamil Pondok Kopi Siteba Padang

PENDAHULUAN
Hipertensi atau yang lebih dikenal
dengan
penyakit
darah
tinggi
adalah
peningkatan abnormal tekanan darah, baik
tekanan darah sistolik maupun tekanan darah
diastolik. Dalam keadaan normal, tekanan darah
sistolik (saat jantung memompakan darah)
kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah
diastolik (saat jantung istirahat) kurang dari 80
mmHg. (Hartono, 2012).
Penyakit hipertensi terus mengalami
kenaikan dan prevalensi yang cukup tinggi dari
tahun ketahunnya. Prevalensi hipertensi di seluruh
dunia, diperkirakan sekitar 15 -20 %. Hipertensi
lebih banyak menyerang pada usia setengah baya
pada golongan umur 55 tahun ke atas. Secara
epidemiologi hipertensi diperkirakan menjadi
penyebab kematian sekitar 7,1 juta orang di dunia
atau sekitar 13% dari total kematian. (Anonim,
2008 ).
Sementara data dari National Health
Documentation di USA menemukan prevalensi
hipertensi 15 27 % pada orang orang berusia
65 tahun keatas. Pada orangorang negro angka
ini lebih tinggi yaitu 2629%. Dari survey hipertensi
yang telah diadakan di Indonesia selama ini,
prevalensi hipertensi pada orang orang
Indonesia dewasa bekisar 510% dan angka ini
akan menjadi lebih dari 20 % pada kelompok umur
50 tahun keatas (Maidelwita, 2011).
Di Indonesia, mencapai 1721 % dari
populasi penduduk kebanyakan tidak terdeteksi.
Dari jumlah itu 60% penderita hipertensi
berakhir pada stroke. Diperkirakan penderita
hipertensi di Indonesia mencapai 15 juta jiwa
tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi
terkontrol. Prevalensi 615% pada orang lanjut
usia, 50% tidak menyadari sebagai penderita
hipertensi sehingga mereka cendrung menjadi
hipertensi berat karena tidak menghindari dan
tidak mengetahui faktor resikonya, dan 90%
merupakan hipertensi esensial.
Dari laporan hasil riset kesehatan dasar di
Sumatera Barat tahun 2009 tekanan darah tinggi
pada lansia yang terdiagnosa oleh tenaga
kesehatan (nakes) adalah 27,8%, dari jumlah lansia

yang minum obat adalah 0,8%, dan dari hasil


pengukuran oleh nakes mencapai 68,5%, dari hasil
diagnosa tenaga kesehatan (nakes) yang minum
obat mencapai 27,3% (Depkes RI, 2008). Di kota
Padang kasus hipertensi menempati posisi teratas
yakni 8146 kasus, ini disebabkan oleh gaya hidup
yang tidak sehat seperti merokok dan kurang
olahraga serta pola makan masyarakat minang yang
cenderung mengkonsumsi makanan yang tinggi
kolesterol (Dinkes Kota Padang, 2009).
Penyakit hipertensi bisa dikontrol dengan
selalu mengkonsumsi obat anti hipertensi dan selalu
mengontrol keadaan tekanan darah. Penderita
tekanan darah tinggi juga bisa mengontrol tekanan
darah dengan cara menghindari makanan yang
tinggi kolesterol dan banyak kandungan lemak.
Pengobatan hipertensi dikombinasikan dengan
berbagai
komplek
obat
diuretic
seperti
hydrochlorothiazide dan lasix obat obat tersebut
merupakan golongan obat yang sangat merangsang
pengeluaran cairan tubuh melalui urin. Beta karoten,
kalium dan potassium yang berfungsi untuk
mentralisirkan tekanan darah. Selain pengobatan
secara rutin, pengkonsumsian obat anti hipertensi,
penyakit tekanan darah tinggi juga bisa di obati
dengan obat tradisional atau herbal. ( Arturo, 2012,
dalam Nasir, 2012 ).
Salah satunya untuk pengobatan hipertensi
masyarakat sudah banyak memanfaatkan tanaman
herbal, seperti timun, bawang putih, labu siam,
seledri, semangka, daun salam dan masih banyak
buah buahan atau sayuran lain yang bisa
digunakan untuk pengobatan herbal. (Arturo, 2012,
dalam Nasir, 2012 ). Salah satu buah buahan yang
dapat menurunkan tekanan darah adalah
semangka. Karena kandungan yang ada dalam obat
anti hipertensi tersebut ada beberapa yang kita
temui dalam semangka yaitu potassium, beta
karoten dan kalium. Dalam semangka sangat kaya
akan kandungan air, asam amino, L-arginine dapat
menjaga tekanan darah yang sehat. ( Nisa, 2012 ).
Penelitian Figueroa (dalam Nisa, 2012)
mengatakan, bahwa kandungan asam amino
semangka mampu meningkatkan fungsi arteri dan
menurunkan tekanan darah pada aorta. Semangka
dapat menurunkan tekanan darah tinggi karena

mengandung potassium, vitamin C, karbohidrat,


likopen yang berfungsi untuk meningkatkan kerja
jantung dan sitrulin yang mampu mendorong
aliran darah ke seluruh bagian tubuh serta
memberikan
efek
arfosidiak.
Semangka
mengandung banyak manfaat, seperti likopen
yang mengandung zat antioksidan yang baik bagi
kulit. Beta karoten yang baik bagi tubuh, vitamin
B6 yang dapat merangsang hormone dalam otak
untuk mengatasi kecemasan, vitamin C yang dapat
meningkatkan kekebalan tubuh serta vitamin A
yang dapat melawan infeksi. Semangka juga
mengandung protein, serat, arginin dan lain lain.
Dari fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk
meneliti tentang Pengaruh pemberian jus
semangka ( Cilitrus Vulgaris Schrad ) terhadap
penurunan tekanan darah lansia dengan riwayat
hipertensi di Kota Padang.
Hipertensi memang dapat dikatakan
sebagai pembunuh diam-diam atau dalam bahasa
asingnya the silent killer. Hipertensi umumnya
terjadi tanpa gejala (asimptomatis). Sebagian besar
orang tidak merasakan apa pun, meski tekanan
darahnya sudah jauh di atas normal. Hal ini dapat
berlansung bertahuntahun sampai akhirnya
penderita (yang tidak merasa menderita) jatuh ke
dalam kondisi darurat dan terkena penyakit jantung,
stroke, atau rusak ginjalnya.
Penyakit tekanan darah tinggi juga bisa di
obati dengan obat tradisional atau herbal. Salah
satu buah buahan yang dapat menurunkan
tekanan darah adalah semangka. Semangka
mengandung zat anti hipertensi tersebut seperti
potassium, beta karoten dan kalium. Unsur air dan
kalium yang ada dalam semangka dapat
menetralkan tekanan darah dan menjaga
keseimbangan tubuh. Semangka tidak memiliki efek
samping untuk tubuh kita, mudah didapat dan
harganya pun terjangkau untuk semua kalangan. (
Nisa, 2012 ).
Dari data study penelitian sebelumnya,
dalam
Putri 2007,
mengatakan
bahwa
pemberian jus semangka pada penderita
tekanan darah tinggi yang dilakukan selama 7
hari dapat menurunkan tekanan darah secara
sistematis dan mengurangi efek samping yang
ditimbulkan
oleh
obat
anti
hipertensi.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas

maka, perumusan masalah dari penelitian ini adalah


apakah ada pengaruh pemberian jus semangka (
Cilitrus Vulgaris Schrad ) terhadap Penurunan
tekanan darah pada lansia dengan riwayat
hipertensi di Kota Padang?.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pemberian jus semangka
(Cilitrus Vulgaris Schrad) terhadap penurunan
tekanan darah lansia dengan riwayat hipertensi
di Kota Padang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain
Quasy Eksperiment dengan rancangan pretest
postest yaitu dengan cara melakukan satu kali
pengukuran di depan (pretest) sebelum ada
perlakuan (eskperimental treatment) dan setelah
itu dilakukan pengukuran lagi ( posttest ), hal ini
bertujuan untuk melihat perbedaan pre dan
post. Dasain ini sudah lebih baik dari desain
sebelumnya karena rancangan ini digunakan
dalam satu kelompok subjek. Penelitian ini telah
dilakukan di Kota Padang pada bulan AgustusOktober 2013.
Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian yang akan diteliti. Adapun populasi
dari penelitian ini adalah semua responden yang
mengalami hipertensi di Kota Padang. Sampel
adalah sebagian dari populasi atau terdiri dari
bagian populasi terjangkau yang dapat
digunakan sebagai subjek penelitian. Menurut
Sudigdo (2002) menyatakan untuk besar sampel
untuk 2 kelompok yang berpasangan diambil
dengan rumus :

Keterangan :
d : selisih rata-rata kedua kelompok yang
bermakna
Sd : simpangan baku dari selisih rata-rata
Z : tingkat kemaknaan
Z : tingkat kemaknaan
Jadi sampel yang diambil adalah 26,83
orang digenapkan menjadi 27 orang. Untuk
mengantisipasi sampel yang drop out, loss to

follow up
atau
sabjek
yang
taat, maka akan dilakukan koreksi:

tidak

n= n / (1 f)
n merupakan koreksi besar sampel, n adalah
besar sampel yang dihitung dan f merupakan
proporsi yang drop out. Dari rumus didapatkan
koreksi atau cadangan sampel kurang lebih 3
orang, sehingga total sampel seluruhnya adalah
30 orang. Pengambilan sampel diambil secara
purposive sampling, dengan criteria :
a)
Kriteria inkulsi adalah sampel yang dapat
dimasukan atau layak untuk diteliti,
dengan kriteria inkulsi sampel sebagai
berikut : bersedia, menjadi responden,
lansia berumur 60 tahun ke atas dengan
riwayat
hipertensi,
responden
saat
penelitian tekanan darah sistolik > 140 /
90 mmHg dan responden berada di
tempat saat di lakukan penelitian
b)
Kriteria eklusi
1)
Responden
tidak
bersedia
berpartisipasi dalam penelitian
2)
Responden mempunyai riwayat
penyakit genetik dan metabolik
seperti : Menderita penyakit jantung
koroner,
Menderita
penyakit
diabetes mellitus dan Menderita
penyakit kelainan fungsi hati
3)
Responden dalam mengkonsumsi
obat penurun tekanan darah atau
anti hipertensi selama penelitian
4)
Selama penelitian responden tidak
mengikuti anjuran minum jus
semangka seperti yang telah
dianjurkan.
Penelitian ini diawali dengan melakukan skrining
pada Lansia untuk mendapatkan Lansia yang
sesuai dengan criteria inklusi untuk dijadikan

sampel penelitian. Lansia yang bersedia untuk


menjadi responden akan diukur tekanan
darahnya sebelum diberi jus semangka
(pengukuran tekanan darah pre test) dan Lansia
selama
7
hari
berturut-turut
akan
mengkonsumsi 1 gelas jus semangka yaitu
sebanyak 200 ml. Lansia yang tidak patuh
meminum jus semangka karena satu dan lain hal
tidak bias diikutkan dalam penelitian ini untuk
selanjutnya. Setelah 7 kali pemberian jus
semangka selama 7 hari maka hari ke-8
dilakukan pemeriksaan tekanan darah kembali
(pengukuran tekanan darah post test). Data
pengukuran tekanan darah sebelum dan
sesudah pemberian jus semangka ini akan diolah
dan dianalisa menggunakan uji t dependen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan mulai dari
tanggal 2 16 September 2013. Responden
penelitian yang memenuhi kriteria penerimaan
terseleksi sebanyak 30 orang. Selama perlakuan,
2 orang responden penelitian dinyatakan tidak
dapat melanjutkan penelitian karena tidak dapat
mengikuti penelitian dari awal sampai akhir,
karena 1 responden mengalami kecelakaan saat
naik motor dengan anaknya dan harus dirawat di
RS, dan 1 responden lagi tidak berada di tempat
pada hari ketiga penelitian, sehingga jumlah
sampel yang menjadi subjek penelitian menjadi
28 orang..
A. Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik penelitan didasarkan pada
wawancara yang dilakukan pada subjek
penelitian.
Wawancara
ini
bertujuan
memperoleh karakteristik responden yaitu
meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan,
dan riwayat hipertensi dalam keluarga.

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Karakteristik Umur, Status Perkawinan, jenis


Kelamin, dan Riwayat Hipertensi Dalam Keluarga
No
1
2
3
4

Karakteristik Responden
Umur
60 74 tahun
75 90 tahun
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Status perkawinan
Menikah
Janda / duda
Riwayat hipertensi
Ada
Dalam keluarga
Tidak ada

Berdasarkan tabel 2, analisa data ditunjukan


bahwa umur responden penelitian
berkisar
antara 60 90 tahun. Umur rata rata
responden penelitian adalah 68,11 tahun.
Dilihat dari pengkategorian umur responden
penelitian
sebanyak
23 orang (82,1%)
penelitian berkisaran umur 60 74 tahun.
Dilihat dari jenis kelamin responden,
diketahui bahwa 12 orang (42,9%) berjenis
kelamin laki-laki dan 16 orang (57,1%) berjenis
kelamin perempuan. Responden yang menikah
sebanyak 16 orang (57, 1%) dan janda atau duda
sebanyak 12 orang (42,9%). Pada riwayat
hipertensi dalam keluarga yaitu tidak memiliki
riwayat hipertensi dalam keluarga sebanyak 14
orang (50%) dan sebanyak 14 orang (50%)
memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga.
Secara alamiah, fungsi fisiologis dalam
tubuh lansia menurun seiring pertambahan
usianya. Penurunan fungsi ini tentunya akan
menurunkan
kemampuan
lansia
untuk
menanggapi datangnya rangsangan baik dari
luar tubuh maupun dari dalam tubuh lansia itu
sendiri. Satu persatu fungsi organ akan mulai
berkurang,
kemampuan
jaringan
untuk
mempengaruhi diri secara perlahan-lahan dan
mempertahankan infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita akan semakin
berkurang. Semakin tua seseorang semakin
rentan terhadap berbagai penyakit begitu juga
semakin tua seseorang semakin sulit untuk
penyembuhan yang lebih cepat, ini disebabkan
oleh respon organ terhadap obat yang masuk
kedalam tubuh rsponya pun lebih lama ( Fatmah,
2010 ).

f
%
23
82.1
5
17.9
12
42.9
16
57.1
16
57.1
12
42.9
14
50.0
14
50.0
Pada usia lanjut seseorang sangat
rentang terhadap penyakit, penyakit degeratif
mulai menyerang lansia secara perlahan. Seperti
pengalaman yang peneliti dapatkan dan
temukan pada saat melakukan penelitian, ratarata pada orang usia 60 tahun ke atas sudah
banyak mengalami penyakit degenerative
sehingga membuat lansia sulit melakukan
aktifitas seperti biasanya dan tidak banyak yang
masik aktif melakukan kegiatan dimasa tuanya.
Lansia
rentan
terhadap
penyakit
degenerative dan semua penyakit mortalitas
meningkat pada lansia. Menurut depkes 2003,
seiring usia perubahan fisik, psikososial, biologik
dapat berlanjut kepada kesehatan, salah satunya
rentan terhadap tekanan darah tinggi. ( Sarif,
2012).
Selain faktor usia yang telah menginjak
usia 60 tahun ke atas, jenis kelamin, status
perkawinan, dan faktor keturunan juga sangat
berpengaruh terhadap seseorang mendapatkan
penyakit degenerative. Pada saat penelitian
ditemukan bahwa tekanan darah tinggi lebih
banyak menyerang lansia dengan jenis kelamin
wanita yaitu sebesar ( 57,1) % ini membuktikan
bahwa tekanan darah sangat rentang terhadap
lansia wanita dan sering kali tidak disadari oleh
lansia itu sendiri.
Banyak faktor resiko yang berperan
untuk terjadinya hipertensi meliputi faktor resiko
yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan
faktor resiko yang dapat dikendalikan (minor).
Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan
(mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan
umur. Sedangkan faktor resiko yang dapat
dikendalikan (minor) yaitu olahraga, makanan,

alkohol, stres, kelebihan berat badan, kehamilan


dan penggunaan pil kontrasepsi. Prevalensi
tertinggi ada pada wanita ( 25%) dan pria (24%).
Rata-rata tekanan darah sistolik 127,33 mmHg
pada wanita dan 124,13 pada pria Indonesia.
Tekanan diastolik 78,56 mmHg pada wanita dan
78,10 mmHg pada pria. Dalam berbagai
penelitian prevalensi hipertensi ditemukan
bahwa wanita lebih besar menderita hipertensi
dar pada pria ( Bambang, 2012).
Penelitian ini disesuaikan dengan
epidemiologi yang dilakukan WHO ( 2000) yang
menyatakan
bahwa
keterlibatan
genetik
terhadap kejadian hipertensi adalah 27-45%.
Penelitian lain menyebutkan bahwa antara 29%
sampai dengan 76% tekanan darah tinggi
ditentukan oleh faktor genetik. (Syarif, 2012 ).
Dalam penelitian (Bambang, 2012)
mendapatkan bahwa kemungkinan adanya
faktor genetik dalam terjadinya hipertensi antara
lain penemuannya menyebutkan bila kedua
orang tuanya hipertensi maka 86% anaknya akan
mengalami hipertensi juga, bila salah satu dari
orang tuanya hipertensi maka 43% anaknya akan
hipertensi, sedangkan bila kedua orang tuanya
tidak memiliki tekanan darah tinggi maka
prevalensi seorang anak akan mengalami
hipertensi hanya 6%.

Penelitian yang dilakukan Putri (2007)


bahwa seseorang yang mempunyai riwayat
tekanan darah tinggi dalam keluarganya
mempunyai tekanan darah lebih besar
dibandingkan dengan seseorang yang tidak
memiliki riwayat hipertensi dalam keluarganya.
Jadi umur, jenis kelamin, riwayat hipertensi
berperan besar dalam menjadikan seseorang
mengalami
hipertensi
sementara
status
perkawinan dapat memepengaruhi seseorang
untuk patuh dalam meminum jus semangka untuk
menurunkan tekanan darahnya. Sesuai dengan
pendapat Bambang (2012), tekanan darah tinggi
seringkali terjadi pada orang usia lanjut dan lebih
banyak dialami oleh wanita dan yang memiliki
riwayat hipertensi dikeluarganya.
B.

Tekanan Darah
1. Rata- rata Tekanan Darah Responden
Sebelum Pemberian Jus Semangka
Tekanan darah responden dapat
dilihat dari pengukuran tekanan darah
sebelum perlakuan yang di ukur dengan
menggunakan
tensimeter
untuk
mengetahui rata rata tekanan darah yang
ada pada responden.

Tabel 3 Rata-rata Tekanan Darah Responden Sebelum Pemberian Jus Semangka


Tekanan
Mean
Standar
Darah
Median
Min Max
Standar Eror
Deviasi
Sebelum
Sistolik

173,57

170

11,69

160-200

2,21

Diastolik

96,79

95

5,3

85-105

1,03

Berdasarkan
tabel
3
menunjukkan bahwa rata rata tekanan
darah sistolok sebelum pemberian jus
semangka adalah 173,57mmHg dengan
standar deviasi 11, 69 mmHg dan
diastolik
sebelum
pemberian
jus
semangka adalah 96,79mmHg dengan
standar deviasi 5,3mmHg.

2. Rata-rata Tekanan Darah Responden


Sesudah Pemberian Jus Semangka
Tekanan darah responden setelah
pengkonsumsian
jus
semangka,
diharapkan
ada
penurunan
dan
berpengaruh terhadap tekanan darah itu
sendiri.

Tabel 4 Rata-rata Tekanan Darah Responden Sesudah Pemberian Jus Semangka


Tekanan
Standar
Darah
Mean
Median
Min Max
Standar Eror
Deviasi
Sesudah
Sistolik
Diastolik

142,07
90,14

140
90

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan


bahwa rata rata tekanan darah sistolik
sesudah pemberian jus semangka adalah
142,07 mmHg dengan standar deviasi 10,35
mmHg dan diastolik sebelum pemberian jus
semangka adalah 90,14 mmHg dengan standar
deviasi 5,97 mmHg.
Berdasarkan analisa peneliti pada saat
tekanan darah mengalami peningkatan secara
kronik, saat inilah seseorang dinyatakan mengalami
penyakit tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi
dapat dipengaruhi oleh faktor umur, genetik,
makanan dan pola kebiasaan sehari-hari. Tekanan
darah tinggi pada lansia rata-rata diatas 140/90
mmHg. Tekanan darah tinggi sangat banyak
menyerang lansia berusia 60 tahun ke atas.
Kebanyakan lansia jarang menyadari bahwa mereka
menderita hipertensi. Lansia baru menyadari bahwa
mereka menderita hipertensi setelah ada gejala dan
dinyatakan menderita tekanan darah tinggi.
Sementara, hipertensi itu sendiri hampir
90% tidak diketahui penyebabnya, tetapi ada
beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi yaitu umur, jenis
kelamin dan
faktor genetik atau keturunan.
Seseorang yang mempunyai riwayat hipertensi
beresiko lebih tinggi untuk mendapatkan penyakit
hipertensi dibandingkan yang tidak memiliki
riwayat hipertensi dalam keluarganya. Jenis
kelamin juga sangat memepengaruhi seseorang
menderita
hipertensi,
karena
wanita
pascamenoupose
beresiko
tinggi
untuk
mengalami hipertensi (Ardiansyah, 2012 )
Dari hasil tekanan darah sebelum perlakuan
tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata tekanan
darah pada lansia diwilayah Kota Padang berada
>140/90mmHg. Dengan ini membuktikan bahwa
tekanan darah sangat rentan menyerang usia 60
tahun keatas dan ini juga dipengaruhi oleh faktor

10,35
5,97

130-170
80-100

1,95
1,13

ketidak
tahuan
lansia
akan
pentingnya
memeriksakan kesehatan dan mengontrol tekanan
darahnya ke pelayanan kesehatan.
Hipertensi menjadi penyebab utama
stroke yang membawa kematian yang tinggi.
Tingkat prevalensi sebesar 6-15%pada orang
dewasa. Sebagai suatu proses degeneratif,
hipertensi tentu hanya ditemukan pada
golongan dewasa. Ditemukan kecendrungan
peningkatan prevalensi hipertensi menurut
peningkatan usia. Sebesar 50% penderita tidak
menyadari diri sebagai penderita HT. Karena itu
mereka cendrung untuk menderita hipertensi
yang lebih berat karena penderita tidak
berupaya mengubah dan menghindari faktor
resiko (Bustan,2007).
Berdasarkan tabel 3 pada bab hasil
penelitian menunjukkan bahwa ratarata
tekanan darah sistolik sesudah pemberian jus
semangka adalah 142,07 mmHg dengan standar
deviasi 10,35 mmHg dan diastolik sesudah
pemberian jus semangka adalah 90,14 mmHg
dengan standar deviasi 5,97 mmHg.
Berdasarkan analisa peneliti tekanan
darah
sesudah
perlakuan
pemeriksaan
kesehatan secara teratur dan pengkonsumsian
obat yang tepat serta dapat mengubah gaya
hidup, pola makan dan menghindari faktor
resiko yang dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi pada lansia, sangat berpengaruh terhadap
penurunan tekanan darah itu sendiri. Oleh
karena itu lansia di daerah ini harus lebih
menyadari pentingnya menjaga kesehatan dan
memeriksakan serta mengontrol tekanan darah
secara rutin ke pelayanan kesehatan terdekat
seperti puskesmas.
Oleh karena itu, Negara Indonesia terutama
Sumatera Barat yang sedang membagun disegala
bidang perlu memperhatikan tindakan mendidik

untuk mencegah timbulnya penyakit, seperti


hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degenerative
dan lain-lain. Golongan umur 45 tahun ke atas
memerlukan tindakan atau program pencegahan
yang terarah dandapat mengurangi faktor resiko
dari penyakit itu sendiri (Darmojo, dalam Bustan
2007 ).
3. Pengaruh Pemberian Jus Semangka
Dalam pelaksanaan penelitian, dari 30
orang responden yang ikut dalam penelitian, ada 2

orang responden penelitian yang dinyatakan drop


out dan dikeluarkan dari penelitian. Hal ini
dikarenakan responden ada yang mengalami
kecelakaan saat bonceng dengan anaknya dan
harus di rawat di RS dan 1 responden tidak berada
di tempat pada hari ke 3 penelitian. Jadi jumlah
responden yang mengikuti dari awal sampai akhir
penelitian
menjadi
28
orang.

Tabel 5 Pengaruh Pemberian Jus Semangka Terhadap Tekanan Darah Lansia Berdasarkan Tekanan
Sistolik dan Diastolik
Standar
Standar
Variabel
Mean
P Value
Eror
Deviasi
95% CI
Tekanan Darah Sistolik
Sebelum
Sesudah
173,57
2,21
11,69
26,93-36,070
142,07
1,95
10,35
0,00
Tekanan Darah Diastolik
Sebelum
Sesudah

96,79
90,14

1,03
1,13

Berdasarkan pemeriksaan tekanan darah


dapat disimpulkan bahwa tekanan darah sistolik
rata rata sebelum pemberian jus semangka
adalah 173,57 mmHg dengan standar deviasi
11,69 mmHg. Setelah dilakukan pemberian jus
semangka selama 7 hari berturut turut ternyata
terjadi penurunan tekanan darah menjadi 142,07
mmHg dengan standar deviasi 10,35 mmHg.
Sedangkan tekanan darah diastolik sesudah
pemberian jus semangka dengan rata-rata 96,79
mmHg dengan standar deviasi 5,31 setelah
dilakukan pemberian jus semangka berturutturut selama 7 hari berturut-turut dengan ratarata 90,14 dengan standar deviasi 5,97 mmHg.
Dari tabel terlihat perbedaan tekanan
darah sistolik sebelum dan sesudah pemberian
jus semangka yaitu sebesar 31,5 mmHg dengan
standar deviasi 11,79 mmHg. Hasil uji statistik
menunjukkan
nilai
p=0,00.
Sedangkan
perbedaan tekanan darah diastolik sebelum dan
sesudah pemberian jus semangka yaitu sebesar
6,64 mmHg dengan standar deviasi 6,196
mmHg. Hasil uji statistik menunjukkan nilai

5,31
5,97

4,24-9,045

p=0,00. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan


yang bermakna antara tekanan darah sistolik
dan diastolik sebelum dan sesudah pemberian
jus semangka.
Penurunan tekanan darah sistolik
sebelum pemberian jus semangka adalah
173,5711,69 mmHg dan sesudah pemberian
jus semangka 142,0710,35 mmHg artinya ada
perbedaan yang tekanan darah sistolik sebelum
dan sesudah
yaitu 31,511,79
mmHg.
Sedangkan untuk tekanan darah diatolik
sebelum pemberian jus semangka adalah
96,795,31mmHg dan tekanan darah diastolik
sesudah pemberian jus semangka adalah
90,145,97 mmHg artinya ada perbedaan anatra
tekanan darah diatolik sebelum dengan sesudah
pemberian jus semangka yaitu 6,646,196
mmHg dengan hasil uji statistik menunjukkan
nilai p=0,00. Maka dengan adanya perbedaan
tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian
jus semangka tersebut, terlihat ada pengaruh jus
semangka dalam penurunan tekanan darah.

Hipertensi
seringkali
menyerang
seseorang terutama lansia namun hampir tidak
disadari lansia karena hipertensi sering muncul
tanpa gejala, walaupun ada gejala baru disadari
setelah mengalami penyakit tersebut.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat
sudah banyak mengetahui tentang hipertensi dan
pengobatanya. Bahkan sekarang sudah banyak
bermunculan tanama herbal yang sangat bagus
untuk menurunkan tekanan darah tinggi dengan
minimal efek samping, salah satunya semangka.
Semangka dapat menurunkan tekanan darah
karena semangka mengandung kalium, postasium,
vitamin B6, asam amino, B12 dan CO2 yang
meningkatkan pengeluaran urin dan vitamin B6
dapat menurunkan tingkat kecemasan dan
ketakutan sehingga dapat menurunkan tekanan
darah ( Nisa, 2012 )
Berdasarkan pemeriksaan tekanan
darah yang telah dilakukan selama 7 hari
berturut-turut, dapat disimpulkan bahwa terjadi
penurunan
tekanan
darah
sitolik
dari
173,5711,69
mmHg
terjadi
penurunan
142,0710,35 mmHg sedangkan pada diastolik
terjadi penurunan tekanan darah dari 96,795,31
mmHg terjadi penurunan 90,145,97 mmHg.
Dari penelitian yang telah peneliti
lakukan didapat bahwa dengan meminum jus
semangka secara rutin dapat menurunkan
tekanan darah secara perlahan-lahan tanpa efek
samping, selain itu semangka juga bagus untuk
menurunkan tingkat emosi dan ketakutan
sehingga tekanan darah akan selalu stabil dan
terjaga.
Masyarakat
harus
diberikan
pengetahuan lebih banyak lagi tentang
kegunaan semangka dan manfaat semangka
untuk menurunkan hipertensi. Terutama pada
lansia yang ada di wilayah kerja Kota Padang
yang menderita hipertensi untuk selalu
mengkonsumsi jus semangka secara rutin dan
teratur untuk menurunkan serta menstabilkan
tekanan darah tinggi. Diharapkan juga
masyarakat terutama lansia untuk selalu rutin
memeriksaan kesehatannya ke puskesmas atau
pelayanan kesehatan terdekat yang ada
dilingkungan tempat tinggalnya.
Dari hasil penelitian ini juga didapat
bahwa mengkonsumsi obat herbal jauh lebih

baik karena memiliki khasiat yang sangat


banyak, harga murah dan mudah didapat serta
memiliki efek samping yang sangat sedikit. Oleh
karena itu masyarakat harus lebih menerapkan
pengobatan
herbal
untuk
menyebuhkan
berbagai penyakit karena sangat banyak
manfaatnya serta memiliki nilai lebih untuk
kesehatan kita sendiri. Tanaman herbal sangat
bagus menjaga kesehatan karena memiliki minimal
efek samping dan mudah didapat. Karena segala
sesuatu yang berasal dari alam jauh lebih bai untuk
kesehatan.
Dalam penelitian Figueroa (2012)
mengatakan bahwa kandungan asam amino
dalam semangka mampu meningkatkan fungsi
arteri dan menurunkan tekanan darah pada
aorta. Semangka dapat menurunkan tekanan
darah tinggi karena mengandung postasium,
vitamin C, karbohidrat, likopen yangberfungsi
untuk meningkatkan kerja jantung serta silitrus
yang mampu mendorong aliran darah ke seluruh
bagian tubuh serta member efek arfosidiak dan
bitamin B6 yang dapat merangsang hormone
dalam otak untuk mengatasi kecemasan.
Kalium
dan
postasium
diketahui
bermanfaat untuk kesehatan jantung dan
penurunan tekanan darah. Karena itu, para ahli
mengatakan bahwa mengkonsumsi semangka
tanpa gula bisa membantu menurunkan resiko
penyakit jantung dan hipertensi. Oleh karena itu,
orang-orang yang terserang penyakit jantung
bisa memulai terapi sehat dengan jus semangka
dengan cara mengkonsumsi 1-2 gelas air
semangka tanpa gula atau pemanis apa pun,
disertai dengan pola makan dan pola hidup
yang sehat.
. Pada penelitian Irma Dewi 2008,
didapatkan bahwa pemberian jus semangka
sangat berpengaruh terhadap penurunan
tekanan darah yang diberikan selama 2 minggu
dengan takaran 150 ml perhari yaitu dengan
selisih 5,190,011. Artinya ada perbedaan yang
bermakna antara tekanan darah sebelum dan
sesudah pemberian jus semangka.
Berdasarkan analisa penelitian yang telah
peneliti lakukan selama 7 hari berturut-turut
didapatkan hasil yang sangat bermakna terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia di wilayah

Kota Padang . Dengan adanya penurunan tekanan


darah ini membuktikan bahwa kandungan yang
ada didalam semangka dapat menurunkan
tekanan darah secara perlahan tanpa efek samping
yang merugikan orang yang mengkonsumsinya.
Selain menurunkan tekanan darah semangka juga
dapat menetralkan tekanan darah sehingga
pengkonsumsi jus semangka tidak akan
mengalami penurunan tekanan darah secara terus
menerus, sehingga semangka amam dikonsumsi
tanpa rasa khawatir akan membuat drop tekanan
darah, artinya tekanan darah akan tetap stabil.
Pengkonsumsian jus semangka secara
teratur dapat menurunkan tekanan darah, ini
terbukti dari penurunan tekanan darah responden
yang mengkonsumsi jus semangka selama 7 hari
berturut-turut. Pada hari pertama penelitian
sebelum pemberian jus semangka didapatkan
tekanan darah responden rata-rata berada diatas
normal. Setelah pemberian jus semangka secara
teratur didapatkan tekanan darah responden lebih
dari separuh mengalami penurunan tekanan darah.
Pengalaman yang peneliti dapatkan dilapangan
selama penelitian, penurunan tekanan darah
dengan mengkonsumsi jus semangka ini lebih
terlihat jelas secara teratur apabila responden atau
individu tersebut menghindari makanan yang
mengandung lemak seperti gajeboh dan gulai
kambing. Dukungan keluarga pun sangat
membantu untuk kepatuhan dan keteraturan
meminum jus semangka untuk menurunkan
tekanan darah responden itu sendiri. Dengan
mengkonsumsi jus semangka dapat merangsang
pengeluaran urine karena semangka banyak
mengandung air sehingga kadar natrium yang
berlebih dalam tubuh dapat dikeluarkan melalui
urin sedangkan kandungan kalium yang cukup
tinggi dalam semangka dapat membatu kerja
jantung dan menormalkan tekanan darah dan
menjaga tekanan darah agar tetap normal.
Semangka dapat menurunkan tekanan
darah tinggi karena mengandung postasium.
Selain itu, semangka mengandung vitamin B,
kaya serat, sitrulin mampu mendorong aliran
darah
keseluruh
tubuh,
mengkonsumsi
semangka sangat baik untuk penderita
hipertensi karena semangka bersifat diuretik
yaitu semangka dapat merangsang pengeluaran

urine. Hal ini sangat baik bagi tubuh karena,


racun dan kadar natrium berlebih yang ada
dalam tubuh dibuang melalui buang air kecil
atau urin ( Suriana & Shobariani, 2013 ).
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil yang diperoleh dalam
penelitian tentang Pengaruh Pemberian Jus
Semangka (Cilitrus Vulgaris Schrad )Terhadap
Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Riwayat
Hipertensi di Kota Padang Tahun 2013, dari 28
responden dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Rata rata responden berada direntang
usia 60-90 tahun. Umur responden
terbanyak menderita hipertensi berada
pada golongan umur 60-74 tahun yaitu
sebanyak 23 orang (82,1%). Responden
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 12
orang (42,9%) dan perempuan sebanyak 16
orang (57,1%). Lansia yang masih memiliki
pasangan hidup pada usia lanjut berjumlah
16 orang (57,1%) dan 50% responden
memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga
atau faktor keturunan.
2. Rata-rata
tekanan
darah
sebelum
pemberian jus semangka (Cilitrus Vulgaris
Schrad) pada lansia didapatkan tekanan
darah sistolik 173,5711,69mmHg dan
diatolik 96,795,3mmHg.
3. Rata-rata tekanan darah sesudah (Cilitrus
Vulgaris Schrad) diberi perlakuan atau
pemberian jus semangka pada lansia
dengan riwayat hipertensi di Kota Padang
yaitu sistolik 142,0710,35mmHg dan
diastolik 90,145,97mmHg.
4. Ada pengaruh pemberian jus semangka
(Cilitrus Vulgaris Schrad) terhadap tekanan
darah pada lansia dengan riwayat
hipertensi di Kota Padang.
Berdasarkan kesimpulan yang peneliti dapatkan
dari hasil penelitian, maka dapat disarankan :
1. Untuk menjadikan semangka sebagai
pilihan buah-buahan untuk dikonsumsi sdi
rumah tangga setiap harinya karena
merupakan salah satu jenis buah-buahan

2.

yang kaya manfaat yang salah satunya


dapat menurunkan tekanan darah tanpa
efek samping sehingga aman untuk
dikonsumsi semua usia termasuk lansia.
Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi
bahan perbandingan atau data dasar bagi
penelitian selanjutnya untuk melakukan
penelitian dengan masalah yang sama dan
variabel yang berbeda.

Desember (2012 ), Santoso, 2008 dalam Jawa


Pos 2012. http://www. Dunia Sehat.com.
diakses 26 desember 2012
Asep,
2002.Hipertensi.
Diakses
dari
http://yienmail.Wordpress.com/2008/11/19/
epidemilogi-hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Muhamad. 2012. Medikal Bedah
Untuk Mahasiswa. Jogjakarta : DIVA Press.
Bustan. 2007. Epidemiologi
Menular. Jakarta : Rineka Cipta

Hartono, Bambang. 2012. Hipertensi. Diakses


dari
http
://ardika-zeinfst08.web.unair.ac.id/artikel.detail-46061teknobiomedik-HIPERTENSI.html.
diases
pada tanggal 26 desember 2012.

penyakit

Tidak

Dewi & Familia. 2010. Hidup Bahagia Dengan


Hipertensi.Jogjakarta : A+ plus Books.
Maidelwita, Yani. 2011. Faktor Resiko Terjadinya
Hipertensi
Lansia.
Jurnal
MNM.
Mercubaktijaya Padang.

Anonim.
2007.hipertensi.
diakses
dari
http://yienmail.Wordpress.com/2008/11/19/
epidemilogi-hipertensi.
Anonim, 2008. Indonesia Sehat. diakses dari
http://wiryo-wido.web.
unair.ac.id/artikel
detail-46061-teknobiomedik-Indonesia
Sehat.html. diakses 26 desember 2012.

Maryam, Siti R dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut


Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika

Arturo, 2012. Turunkan Hipertensi dengan


semangka.
Diakses
dari
http://dokternasir.web.id/2010/10/turunkantekanan-darah-tinggi-dengan-semangka.html. diakses26 desember 2012.

Nisa, Intan. 2011. Ajaibnya Terapi Herbal Tumpas


Penyakit Darah Tinggi. Jakarta : Dunia Sehat

Dinkes.(2010) Profil Kesehatan Kota Padang


tahun 2010. Padang, Dinkes Padang.

Notoadmojo, 2010. Metodologi


Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian


Pada Masyarakat Edisi IX Tahun 2013

Penelitian

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan


Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Smelttzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal
Bedah. Vol, 1. Jakarta EGC
Nugroho, wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik
dan Geriatrik Edisi 3. Jakarta : EGC.
La ode, Sarif. 2012. Asuhan Keperawatan
Gerontik. Jogjakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai