4e PDF
4e PDF
ABSTRAK
Penyakit hipertensi terus mengalami kenaikan dan prevalensi yang cukup tinggi dari tahun
ketahunya. Prevalensi hipertensi diseluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%. Hipertensi lebeih banyak
menyerang pada usia setengah baya pada golongan umur 55 tahun ke atas. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pemberian jus semangka ( cilitrus vulgaris schrad ) terhadap tekanan darah pada
lansia dengan riwayat hipertensi di Kota Padang Tahun 2013. Salah satu tanaman herbal yang dapat
menurunkan tekanan darah adalah semangka, karena didalam semangka banyak mengandung kalium,
vitamin B6 yang berfungsi sebagai obat antihipertensi.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat quasi experimental dengan menggunakan pretestpostest yang dilakukan di Kelurahan Kampung Lapai, Kelurahan Koto Lua dan Kelurahan Lubuk Buaya Kota
Padang pada tanggal 2 16 September 2013, sampel diambil secara purposive sampling yaitu sebanyak 30
orang yang memenuhi kiriteria inkulsi dan eksklusi sebanyak 28 orang. Pada saat penelitian dengan
menggunakan skrining awal dan format pengumpulan data. Dimulai dengan editing, coding, entry, tabulating,
dan cleaning kemudian dianalisa secara univariat dan bivariat dengan uji T-Test Dependen.
Berdasarkan hasil yang didapatkan terdapat perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik
sebelum dan sesudah pemberian jus semangka yaitu tekanan darah sistolik 31,511,79 mmHg dan diastolik
6,636,196 mmHg dengan hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,00. Maka dapat disimpulkan ada
perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah pemberian jus
semangka.
Dapat disimpulkan bahwa, dengan meminum jus semangka dapat menurunkan tekanan darah,
diharapakan dapat menambah wawasan dan kesehatan masyarakat dalam menjaga kesehatan serta dapat
mengontrol tekanan darah agar tetap stabil dan memanfaatkan tanaman herbal.
Kata Kunci : Jus Semangka, Lansia, Hipertensi
Alamat Korespondensi
Nova Fridalni
Vivi Syofia Sapardi
Dosen STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
Jln. Jamal Jamil Pondok Kopi Siteba Padang
PENDAHULUAN
Hipertensi atau yang lebih dikenal
dengan
penyakit
darah
tinggi
adalah
peningkatan abnormal tekanan darah, baik
tekanan darah sistolik maupun tekanan darah
diastolik. Dalam keadaan normal, tekanan darah
sistolik (saat jantung memompakan darah)
kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah
diastolik (saat jantung istirahat) kurang dari 80
mmHg. (Hartono, 2012).
Penyakit hipertensi terus mengalami
kenaikan dan prevalensi yang cukup tinggi dari
tahun ketahunnya. Prevalensi hipertensi di seluruh
dunia, diperkirakan sekitar 15 -20 %. Hipertensi
lebih banyak menyerang pada usia setengah baya
pada golongan umur 55 tahun ke atas. Secara
epidemiologi hipertensi diperkirakan menjadi
penyebab kematian sekitar 7,1 juta orang di dunia
atau sekitar 13% dari total kematian. (Anonim,
2008 ).
Sementara data dari National Health
Documentation di USA menemukan prevalensi
hipertensi 15 27 % pada orang orang berusia
65 tahun keatas. Pada orangorang negro angka
ini lebih tinggi yaitu 2629%. Dari survey hipertensi
yang telah diadakan di Indonesia selama ini,
prevalensi hipertensi pada orang orang
Indonesia dewasa bekisar 510% dan angka ini
akan menjadi lebih dari 20 % pada kelompok umur
50 tahun keatas (Maidelwita, 2011).
Di Indonesia, mencapai 1721 % dari
populasi penduduk kebanyakan tidak terdeteksi.
Dari jumlah itu 60% penderita hipertensi
berakhir pada stroke. Diperkirakan penderita
hipertensi di Indonesia mencapai 15 juta jiwa
tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi
terkontrol. Prevalensi 615% pada orang lanjut
usia, 50% tidak menyadari sebagai penderita
hipertensi sehingga mereka cendrung menjadi
hipertensi berat karena tidak menghindari dan
tidak mengetahui faktor resikonya, dan 90%
merupakan hipertensi esensial.
Dari laporan hasil riset kesehatan dasar di
Sumatera Barat tahun 2009 tekanan darah tinggi
pada lansia yang terdiagnosa oleh tenaga
kesehatan (nakes) adalah 27,8%, dari jumlah lansia
Keterangan :
d : selisih rata-rata kedua kelompok yang
bermakna
Sd : simpangan baku dari selisih rata-rata
Z : tingkat kemaknaan
Z : tingkat kemaknaan
Jadi sampel yang diambil adalah 26,83
orang digenapkan menjadi 27 orang. Untuk
mengantisipasi sampel yang drop out, loss to
follow up
atau
sabjek
yang
taat, maka akan dilakukan koreksi:
tidak
n= n / (1 f)
n merupakan koreksi besar sampel, n adalah
besar sampel yang dihitung dan f merupakan
proporsi yang drop out. Dari rumus didapatkan
koreksi atau cadangan sampel kurang lebih 3
orang, sehingga total sampel seluruhnya adalah
30 orang. Pengambilan sampel diambil secara
purposive sampling, dengan criteria :
a)
Kriteria inkulsi adalah sampel yang dapat
dimasukan atau layak untuk diteliti,
dengan kriteria inkulsi sampel sebagai
berikut : bersedia, menjadi responden,
lansia berumur 60 tahun ke atas dengan
riwayat
hipertensi,
responden
saat
penelitian tekanan darah sistolik > 140 /
90 mmHg dan responden berada di
tempat saat di lakukan penelitian
b)
Kriteria eklusi
1)
Responden
tidak
bersedia
berpartisipasi dalam penelitian
2)
Responden mempunyai riwayat
penyakit genetik dan metabolik
seperti : Menderita penyakit jantung
koroner,
Menderita
penyakit
diabetes mellitus dan Menderita
penyakit kelainan fungsi hati
3)
Responden dalam mengkonsumsi
obat penurun tekanan darah atau
anti hipertensi selama penelitian
4)
Selama penelitian responden tidak
mengikuti anjuran minum jus
semangka seperti yang telah
dianjurkan.
Penelitian ini diawali dengan melakukan skrining
pada Lansia untuk mendapatkan Lansia yang
sesuai dengan criteria inklusi untuk dijadikan
Karakteristik Responden
Umur
60 74 tahun
75 90 tahun
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Status perkawinan
Menikah
Janda / duda
Riwayat hipertensi
Ada
Dalam keluarga
Tidak ada
f
%
23
82.1
5
17.9
12
42.9
16
57.1
16
57.1
12
42.9
14
50.0
14
50.0
Pada usia lanjut seseorang sangat
rentang terhadap penyakit, penyakit degeratif
mulai menyerang lansia secara perlahan. Seperti
pengalaman yang peneliti dapatkan dan
temukan pada saat melakukan penelitian, ratarata pada orang usia 60 tahun ke atas sudah
banyak mengalami penyakit degenerative
sehingga membuat lansia sulit melakukan
aktifitas seperti biasanya dan tidak banyak yang
masik aktif melakukan kegiatan dimasa tuanya.
Lansia
rentan
terhadap
penyakit
degenerative dan semua penyakit mortalitas
meningkat pada lansia. Menurut depkes 2003,
seiring usia perubahan fisik, psikososial, biologik
dapat berlanjut kepada kesehatan, salah satunya
rentan terhadap tekanan darah tinggi. ( Sarif,
2012).
Selain faktor usia yang telah menginjak
usia 60 tahun ke atas, jenis kelamin, status
perkawinan, dan faktor keturunan juga sangat
berpengaruh terhadap seseorang mendapatkan
penyakit degenerative. Pada saat penelitian
ditemukan bahwa tekanan darah tinggi lebih
banyak menyerang lansia dengan jenis kelamin
wanita yaitu sebesar ( 57,1) % ini membuktikan
bahwa tekanan darah sangat rentang terhadap
lansia wanita dan sering kali tidak disadari oleh
lansia itu sendiri.
Banyak faktor resiko yang berperan
untuk terjadinya hipertensi meliputi faktor resiko
yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan
faktor resiko yang dapat dikendalikan (minor).
Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan
(mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan
umur. Sedangkan faktor resiko yang dapat
dikendalikan (minor) yaitu olahraga, makanan,
Tekanan Darah
1. Rata- rata Tekanan Darah Responden
Sebelum Pemberian Jus Semangka
Tekanan darah responden dapat
dilihat dari pengukuran tekanan darah
sebelum perlakuan yang di ukur dengan
menggunakan
tensimeter
untuk
mengetahui rata rata tekanan darah yang
ada pada responden.
173,57
170
11,69
160-200
2,21
Diastolik
96,79
95
5,3
85-105
1,03
Berdasarkan
tabel
3
menunjukkan bahwa rata rata tekanan
darah sistolok sebelum pemberian jus
semangka adalah 173,57mmHg dengan
standar deviasi 11, 69 mmHg dan
diastolik
sebelum
pemberian
jus
semangka adalah 96,79mmHg dengan
standar deviasi 5,3mmHg.
142,07
90,14
140
90
10,35
5,97
130-170
80-100
1,95
1,13
ketidak
tahuan
lansia
akan
pentingnya
memeriksakan kesehatan dan mengontrol tekanan
darahnya ke pelayanan kesehatan.
Hipertensi menjadi penyebab utama
stroke yang membawa kematian yang tinggi.
Tingkat prevalensi sebesar 6-15%pada orang
dewasa. Sebagai suatu proses degeneratif,
hipertensi tentu hanya ditemukan pada
golongan dewasa. Ditemukan kecendrungan
peningkatan prevalensi hipertensi menurut
peningkatan usia. Sebesar 50% penderita tidak
menyadari diri sebagai penderita HT. Karena itu
mereka cendrung untuk menderita hipertensi
yang lebih berat karena penderita tidak
berupaya mengubah dan menghindari faktor
resiko (Bustan,2007).
Berdasarkan tabel 3 pada bab hasil
penelitian menunjukkan bahwa ratarata
tekanan darah sistolik sesudah pemberian jus
semangka adalah 142,07 mmHg dengan standar
deviasi 10,35 mmHg dan diastolik sesudah
pemberian jus semangka adalah 90,14 mmHg
dengan standar deviasi 5,97 mmHg.
Berdasarkan analisa peneliti tekanan
darah
sesudah
perlakuan
pemeriksaan
kesehatan secara teratur dan pengkonsumsian
obat yang tepat serta dapat mengubah gaya
hidup, pola makan dan menghindari faktor
resiko yang dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi pada lansia, sangat berpengaruh terhadap
penurunan tekanan darah itu sendiri. Oleh
karena itu lansia di daerah ini harus lebih
menyadari pentingnya menjaga kesehatan dan
memeriksakan serta mengontrol tekanan darah
secara rutin ke pelayanan kesehatan terdekat
seperti puskesmas.
Oleh karena itu, Negara Indonesia terutama
Sumatera Barat yang sedang membagun disegala
bidang perlu memperhatikan tindakan mendidik
Tabel 5 Pengaruh Pemberian Jus Semangka Terhadap Tekanan Darah Lansia Berdasarkan Tekanan
Sistolik dan Diastolik
Standar
Standar
Variabel
Mean
P Value
Eror
Deviasi
95% CI
Tekanan Darah Sistolik
Sebelum
Sesudah
173,57
2,21
11,69
26,93-36,070
142,07
1,95
10,35
0,00
Tekanan Darah Diastolik
Sebelum
Sesudah
96,79
90,14
1,03
1,13
5,31
5,97
4,24-9,045
Hipertensi
seringkali
menyerang
seseorang terutama lansia namun hampir tidak
disadari lansia karena hipertensi sering muncul
tanpa gejala, walaupun ada gejala baru disadari
setelah mengalami penyakit tersebut.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat
sudah banyak mengetahui tentang hipertensi dan
pengobatanya. Bahkan sekarang sudah banyak
bermunculan tanama herbal yang sangat bagus
untuk menurunkan tekanan darah tinggi dengan
minimal efek samping, salah satunya semangka.
Semangka dapat menurunkan tekanan darah
karena semangka mengandung kalium, postasium,
vitamin B6, asam amino, B12 dan CO2 yang
meningkatkan pengeluaran urin dan vitamin B6
dapat menurunkan tingkat kecemasan dan
ketakutan sehingga dapat menurunkan tekanan
darah ( Nisa, 2012 )
Berdasarkan pemeriksaan tekanan
darah yang telah dilakukan selama 7 hari
berturut-turut, dapat disimpulkan bahwa terjadi
penurunan
tekanan
darah
sitolik
dari
173,5711,69
mmHg
terjadi
penurunan
142,0710,35 mmHg sedangkan pada diastolik
terjadi penurunan tekanan darah dari 96,795,31
mmHg terjadi penurunan 90,145,97 mmHg.
Dari penelitian yang telah peneliti
lakukan didapat bahwa dengan meminum jus
semangka secara rutin dapat menurunkan
tekanan darah secara perlahan-lahan tanpa efek
samping, selain itu semangka juga bagus untuk
menurunkan tingkat emosi dan ketakutan
sehingga tekanan darah akan selalu stabil dan
terjaga.
Masyarakat
harus
diberikan
pengetahuan lebih banyak lagi tentang
kegunaan semangka dan manfaat semangka
untuk menurunkan hipertensi. Terutama pada
lansia yang ada di wilayah kerja Kota Padang
yang menderita hipertensi untuk selalu
mengkonsumsi jus semangka secara rutin dan
teratur untuk menurunkan serta menstabilkan
tekanan darah tinggi. Diharapkan juga
masyarakat terutama lansia untuk selalu rutin
memeriksaan kesehatannya ke puskesmas atau
pelayanan kesehatan terdekat yang ada
dilingkungan tempat tinggalnya.
Dari hasil penelitian ini juga didapat
bahwa mengkonsumsi obat herbal jauh lebih
2.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Muhamad. 2012. Medikal Bedah
Untuk Mahasiswa. Jogjakarta : DIVA Press.
Bustan. 2007. Epidemiologi
Menular. Jakarta : Rineka Cipta
penyakit
Tidak
Anonim.
2007.hipertensi.
diakses
dari
http://yienmail.Wordpress.com/2008/11/19/
epidemilogi-hipertensi.
Anonim, 2008. Indonesia Sehat. diakses dari
http://wiryo-wido.web.
unair.ac.id/artikel
detail-46061-teknobiomedik-Indonesia
Sehat.html. diakses 26 desember 2012.
Penelitian