HKI-Kaltim
ABSTRAK
Ekstraksi dan Uji Stabilitas Zat Warna Alami dari Bunga Nusa Indah Merah, Bunga Mawar Merah dan
bunga Karamunting telah d ilakukan. Ekstraksi dilaku kan dengan metode maserasi. Sampel d iidentifikasi
secara kualitatif dengan menggunakan larutan asam kuat HCl 1 M, NaOH 1 M , dan aquades serta alkohol
95%. Hasil penelit ian menunjukkan bahwa Bunga Nusa Indah Merah, Bunga Mawar Merah dan bunga
Karamuntingdapat di jadikan indikator alami. Hal ini ditunjukkan dari perubahan warna di setiap pH.
Trayek perubahan warna indikator pada pelarut aquades dan alkohol 95% adalah sama 6- 7 dan 7- 8 yaitu
dari warna merah muda t idak berwarna menjad i kuning dan uji stabilitasnya bertahan selama 2 hari
.Trayek pH dari ekstrak bunga mawar merahpada berkisar antara pH 7-8 yaitu perubahan warna merah
muda menjad i hujau dan kestabilan indikator terhadap lama penyimpanan adalah < 1 hari. Ekstrak bunga
karamunting memiliki trayek pH 7-9 yaitu memiliki perubahan warna dari p ink-o range tua. Trayek pH
indikator alami hanya mampu bertahan selama 2 hari
Kata kunci : indikator pH alami, Melastoma malabathricum, Rose, Musaenda frondosa, trayek pH, lama
penyimpanan
I. PENDAHULUAN
Indonesia yang letaknya di lintang garis khatulistiwa merupakan salah satu negeri yang potensi untuk
pertumbuhan aneka ragam jenis flo ra. Tanaman bunga termasuk sebagian jen is flora yang banyak tu mbuh di daratan
Indonesia, bunga mawar selama ini telah dikenal dan b erhasil d ibudidayakan bahkan dikembangkan dengan baik di
negara kita.
Tanaman bunga yang sejak lama telah banyak d iteliti oleh pakar kimia maupun farmako logi dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan telah menghasilkan banyak sumbangan pengetahuan terhadap ber bagai kandungan
dalam tu mbuhan. Salah satunya adalah adanya pigmen (zat warna) yang dapat digunakan sebagai larutan indikator.
Larutan indikator merupakan suatu larutan yang dapat digunakan untuk mengidenteksi suatu sifat larutan, yaitu asam,
basa dan netral yang dapat dilihat dari perubahan warna yang ditimbu lkan.
Pokok bahasan mengenai asam basa dipelajari d i kelas XI SMA. Biasanya siswa melakukan prakt iku m untuk
menentukan tingkat keasaman suatu larutan dan tit rasi asam basa.Di dalam suatu praktiku m dalam laboratoriu m
biasanya indikator yang sering digunakan antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan bro m t imo l biru.
Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini b iasanya
dikenal sebagai indikator sintetis. Setiap sekolah seharusnya menyediakan indi kator sintetis untuk percobaan tersebut,
tetapi pada kenyataannya, tidak semua sekolah mampu menyediakan indikator sintetis. Untukitu diperlukan alternatif
lain sehingga proses pembelajaran tetap berjalan lancar, indikator pH sintetis dapat diganti dengan alternatif lain berupa
indikator pH dari bahan-bahan alam atau tanaman bahkan limbah yang lebih murah dan mudah didapat, seperti dengan
memanfaatan bunga mawar merah, bunga karamunting dan bunga nusa indah merah sebagai indikator alami.
‒ preparasi sampel
Sampel
i)
Maserasi dgn etanol
HKI-Kaltim
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 ISBN: 978-602-19421-0-9
HKI-Kaltim
Ekstrak etanol
Uji Kualitatif
Analisis data
Gambar 3.1 Bagan penelit ian ekstraksi bunga mawar merah dengan pelarut etanol
pH pH pH pH pH pH pH pH pH pH pH pH pH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Uji lama penyi mpanan (stabilitas) warna ekstrak zat warna bung a mawar merah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12 13
1
Gambar 3.3 Uji lama penyimpanan (stabilitas) warna ekstrak zat warna bunga mawar merah
Tabel 4.1 Hasil Warna Indikator dari ekstrak bunga mawardengan Pel arut Etanol
pH Warna Larutan ekstrak bunga mawar Warna Ekstrak Bung a Mawar (24 jam)
1 Merah muda tua Merah muda tua keruh
2 Merah muda bening Merah muda keruh
3 Merah muda bening Merah muda bening
4 Merah muda bening Merah muda bening
5 Merah muda bening Merah muda bening
HKI-Kaltim
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 ISBN: 978-602-19421-0-9
HKI-Kaltim
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa kestabilan ekstrak bunga mawar merah hanya dapat bertahan < 1
hari. Perubahan pH tidak terjad i hanya pada pH 1, pH 5, pH 6 dan pH 7.
Tabel 4.1 Hasil analisis ekstrak zat warna bunga karamunting sebagai indikator pH alami hasil maserasi
Ekstrak Hasil Maserasi
Larutan pH
Tabel 4.2. Hasil warnaindikator alami dari ekstraksi bunga nusa indah merah (Musaenda frondosa)
Larutan Perubahan Warna Perubahan Warna Perubahan warna
No.
pH Pada Alkohol 95% hari ke 2 hari ke 3
1 1 Merah muda Merah muda Merah muda
2 2 Merah muda Merah muda Merah muda pudar
3 3 Merah muda Merah muda Merah muda pudar
4 4 Merah muda Merah muda Merah muda pudar
5 5 Merah muda Merah muda Merah muda pudar
6 6 Merah muda Merah muda Merah muda pudar
7 7 Merah muda pudar Merah muda pudar Kuning bening
8 8 Kuning Kuning Kuning bening
9 9 Kuning Kuning Kuning bening
10 10 Kuning Kuning Kuning bening
11 11 Kuning Kuning Kuning bening
12 12 Kuning Kuning Kuning bening
13 13 Kuning pekat Kuning pekat Hijau bening
B. PEMBAHAS AN
1. Ekstrak dan uji stabilitas Bung a Mawar
Preparasi sampel pada bunga mawar merah dengan mengeringkan bunga hingga kering. Pengeringan in i
dilakukan untuk menghilangkan kadar air pada bunga selain itu proses pengeringan juga memudahkan dalam
proses maserasi, karena semakin kecil luas permukaan maka proses maserasi akan semakin cepat. Kemudian
dilakukan proses ekstraksi dengan metode maserasi selama kurang leb ih 5 jam pada sampel dengan pelarut etanol
95 %. Pemilihan pelarut dengan etanol adalah karena etanol merupakan pelarut yang u mu m digunakan dalam
HKI-Kaltim
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 ISBN: 978-602-19421-0-9
HKI-Kaltim
analisis senyawa bahan alam. Warna ekstrak yang dihasilkan pada maserasi dengan pelarut etanol adalah merah
muda bening.
Trayek pH bunga mawar merah dengan melihat perubahan warna yang terbentuk, dengan membuat variasi
pH larutan yang menggunakan asam kuat HCl 0,1 M untuk mendapatkan pH rendah dan basa kuat NaOH 0,1 M
untuk mendapatkan pH tinggi, ekstrak yang telah dihasilkan dari t iap pelarut kemudian diteteskan pada larutan pH
dari pH 1-13. Berdasarkan pH variasi yang dibuat dari pH 1-pH 13, perubahan warna yang dihasilkan dari ekstrak
bunga mawar merah yakni pada kondisi asam pH 1 berwarna merah muda tua, p H 2-7 berwarna merah muda
bening, sedangkan pada kondisi basa pH 7-10 berwarna h ijau muda bening, p H 11-12 berwarna Hijau tua bening
dan pH 13 berwarna hijau tua keruh.
Berdasarkan pH variasi yang dibuat dari pH 1 sampai pH 13 yang dilakukan dengan pengenceran, perubahan
warna yang dihasilkan dari ekstrak bunga mawar merah yakni pada kondisi asam adalah pH 1-2 terjadi perubahan
warna dari merah muda tua bening men jadi merah muda keruh, sedangkan pada kondisi basa adalah pH 7-8 terjadi
perubahan warna dari merah muda bening-hijau muda bening menjad i kuning muda bening. Perubahan warna
tersebut dsebabkan oleh antosianin, warna merah bunga mawar disebabkan oleh antosianin yang sama yaitu sianin.
Sianin dalam sekuntum mawar merah berada dalam bentuk fenol. Berdasarkan hal in i, trayek p H dapat dilihat dari
perubahan warna yang signifikan yaitu pada pH/larutan basa tersebut yaitu antara pH 7-8.
Uji stabilitas zat warna ekstrak bunga mawar merah dengan pengaruh pH stabil selama penyimpanan < 1
hari. Perubahan pH tidak terjad i hanya pada pH 1, pH 5, pH 6 dan pH 7. Hal tersebut menandakan terjad inya
kerusakan antosianin pada ekstrak bunga mawar. Kerusakan antosionin disebabkan karena terjad inya perubahan
nilai pH, faktor o ksigen dan faktor lainnya seperti ion logam. Hal tersebut terjadi karena antosianin tidak stabil
dalam keadaan suhu yang panas. Karena itu antosianin harus diekstraksi dari tu mbuhan dengan pelarut yang
mengandung asam asetat atau asam h idroklorida (misalnya methanol) dan larutannya harus disimpan di tempat
gelap. Hasil penelitian membuktikan bahwa indikator alami dengan ekstrak ini tidak b isa tahan lama b ila disimpan
pada suhu kamar. Sehingga menyebabkan perbedaan trayek perubahan pH indikator.
Berdasarkan hasil analisis dan uji stabilitasnya maka penggunaan indikator alami dari ekstrak bunga mawar
merah baik digunakan setelah proses mesarasi atau dalam keadaan masih baru ( fresh).
HKI-Kaltim
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 ISBN: 978-602-19421-0-9
HKI-Kaltim
Pembuatan indikator alami dari bunga nusa indahini pun di buat dengan tekhnik mesarasi dimana zat warna
dari tanaman diambil dengan menggunakan teknik ekstraksi, d iant aranya adalah ekstraksi dengan menggunakan
pelarut etanol dimaserasi pada konsentrasi 95 % menghasilkan larutan yang berwarna kuning kemud ian dilanjutkan
dengan uji stabilitas zat warna dari bunga nusa indahdengan pengaruh lingkungan seperti pH. Dapat dilihat pada
table hasil warnaindikator alami dari ekstraksi bunga nusa indah (Musaenda frondosa) ini pada pelarut alkohol
menghasilkan warna yag samabahwa indikator bunga nusa indah berwarna merah muda pada suasana asam yaitu
dari p H 1 – p H 6, dan ket ika pada pH 7 suasana netral menjadi berwarna merah muda pudardan secara perlahan
perubahan warna menjadi kuning pada suasana basa yaitu dari pH 8 – pH 12,perubahan secara signifikan terjadi
pada pH 13 indikator bunga nusa indah berubah warna menjadi kuning pekat. Melihat hal ini daerah perubahan
warna dari pH 6 - pH 7 yaitu merah muda – tidak berwarna kemudian dari p H 7 - p H 8 yaitu tidak berwarna -
kuning maka in ilah yang disebut sebagai perubahan indikator atau interval warna.
Setelah itu untuk uji stabilitas warna dengan pengaruh lama penyimpanan ekstrak dilaku kan hanya bertahan
selama 2 hari saja. Intensitas warna setelah penyimpanan dengan pelarut air dan pelarut etanol menunjukkan
perubahan yang baik. Perubahan yang terjadi ditandai dengan selama 48 jam warna dan pH pada larutan tersebut
masih tetap seperti hari pertama. Sedangkan untuk hari ketiga warna dan pH pada ekstrak indikator semakin
berkurang terhadap lama penyimpanan ekstrak tersebut atau rusak. Hal ini dikarenakan esktrak sampel yang
mengadung antosianin biasanya disimpan pada suhu kamar yaitu 250 C atau pada suhu lemari pendingin yaitu 00 C .
Pada penelitian ini ekstrak bunga nusa indah merah disimpan pada suhu kamar yaitu 25 0 C. Perubahan
intensitas warna saat penyimpanan mungkin d isebabkan oleh reaksi kopig mentasi atau diduga ekstrak masih
mengandung enzim polifenolase yang mengkatalis reaksi pengcoklatan (Lydia, 2001 dalam Samsudin dan
Khoiruddin, 2008) karena suhu dan selama penyimpanan berpengaruh terhadap stabilitas warna sianid in -3-
glukosida. Peningkatan suhu dan lama penyimpanan dapat menstimulasi aku mulasi senyawa hasil degradasi
antosianin seperti kalkon dan turunannya yang tidak berwarna. Hal tersebut menyebabkan adanya penurunan nilai
retensi warna selama penyimpanan.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan untuk :
1. Melakukan penelitian lanjutan dengan metode yang lain agar dipero leh hasil yang maksimal.
2. Melakukan penelit ian lanjut untuk masa penyimpanan indikator alami yang dihasilkan agar lebih lama
bertahan pada trayek pH-nya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonin, 2012. Kandungan Kimia Bunga Mawar. http://tentangbungamawar.blogspot.com/2012/ 09/ kandungan-kimia-
bunga-mawar.html Diakses pada tanggal 24 April 2014
Abang satria,2013. Kerabatpenpals.blogspot.com/2011/12/Trayek-p H berbagai indikator alami ht ml, diakses pada
tanggal 20november 2013 pukul 10.00 di Samarinda.
Anam, Khoiru l. 2012. Prinsip Kerja Rotari Evaporator. http : //www. Prinsip kerja Rotary vaku m evaporator _ Kimia
is the Special 1.ht m, diakses 3 Desember 2013
Anonim, 2011, http://www . p lantamor .co m / index .php? plant=955, d iakses pada tanggal 20 Oktober 2013, puku l
07.53 d i Samarinda.
Anonim, 2013, Klasifikasi Dan Morfologi Bunga Mawar.
http://artikelklarifikasidan morfo logimawar.b logspot.com/2013/04/klarifikasi-dan-morfologi-mawar.ht ml Diakses
pada tanggal 24 April 2014.
Anonim. 2011. (LOMBA SAINS KIMIA MGMP KIMIA 2010) Trayek pH berbagai Indikator Alami. Tersedia di: http:
//kerabatpanpal.blogspot.com / 2011/ 02/ trayek- ph- berbagai- indikator- alami. html, diakses pada tanggal
23januari 2014 pukul 11.00 d i Samarinda.
Anonim. 2012. Antosianin. http://id.Wikipedia.org.wiki//, diakses 3 Desember 2013.
HKI-Kaltim
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 ISBN: 978-602-19421-0-9
HKI-Kaltim
HKI-Kaltim