Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 ISBN: 978-602-19421-0-9

HKI-Kaltim

PEMANFAATAN EKSTRAK DAN UJI STABILITAS ZAT WARNA DARI


BUNGA NUSA INDAH MERAH (M usaenda frondosa), BUNGA MAWAR
MERAH (Rosa), DAN BUNGA KARAMUNTING (Melastoma
malabathricum) SEBAGAI INDIKATOR ASAM-BASA ALAMI
Muflihah

Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mulawarman

ABSTRAK
Ekstraksi dan Uji Stabilitas Zat Warna Alami dari Bunga Nusa Indah Merah, Bunga Mawar Merah dan
bunga Karamunting telah d ilakukan. Ekstraksi dilaku kan dengan metode maserasi. Sampel d iidentifikasi
secara kualitatif dengan menggunakan larutan asam kuat HCl 1 M, NaOH 1 M , dan aquades serta alkohol
95%. Hasil penelit ian menunjukkan bahwa Bunga Nusa Indah Merah, Bunga Mawar Merah dan bunga
Karamuntingdapat di jadikan indikator alami. Hal ini ditunjukkan dari perubahan warna di setiap pH.
Trayek perubahan warna indikator pada pelarut aquades dan alkohol 95% adalah sama 6- 7 dan 7- 8 yaitu
dari warna merah muda t idak berwarna menjad i kuning dan uji stabilitasnya bertahan selama 2 hari
.Trayek pH dari ekstrak bunga mawar merahpada berkisar antara pH 7-8 yaitu perubahan warna merah
muda menjad i hujau dan kestabilan indikator terhadap lama penyimpanan adalah < 1 hari. Ekstrak bunga
karamunting memiliki trayek pH 7-9 yaitu memiliki perubahan warna dari p ink-o range tua. Trayek pH
indikator alami hanya mampu bertahan selama 2 hari
Kata kunci : indikator pH alami, Melastoma malabathricum, Rose, Musaenda frondosa, trayek pH, lama
penyimpanan

I. PENDAHULUAN
Indonesia yang letaknya di lintang garis khatulistiwa merupakan salah satu negeri yang potensi untuk
pertumbuhan aneka ragam jenis flo ra. Tanaman bunga termasuk sebagian jen is flora yang banyak tu mbuh di daratan
Indonesia, bunga mawar selama ini telah dikenal dan b erhasil d ibudidayakan bahkan dikembangkan dengan baik di
negara kita.
Tanaman bunga yang sejak lama telah banyak d iteliti oleh pakar kimia maupun farmako logi dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan telah menghasilkan banyak sumbangan pengetahuan terhadap ber bagai kandungan
dalam tu mbuhan. Salah satunya adalah adanya pigmen (zat warna) yang dapat digunakan sebagai larutan indikator.
Larutan indikator merupakan suatu larutan yang dapat digunakan untuk mengidenteksi suatu sifat larutan, yaitu asam,
basa dan netral yang dapat dilihat dari perubahan warna yang ditimbu lkan.
Pokok bahasan mengenai asam basa dipelajari d i kelas XI SMA. Biasanya siswa melakukan prakt iku m untuk
menentukan tingkat keasaman suatu larutan dan tit rasi asam basa.Di dalam suatu praktiku m dalam laboratoriu m
biasanya indikator yang sering digunakan antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan bro m t imo l biru.
Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini b iasanya
dikenal sebagai indikator sintetis. Setiap sekolah seharusnya menyediakan indi kator sintetis untuk percobaan tersebut,
tetapi pada kenyataannya, tidak semua sekolah mampu menyediakan indikator sintetis. Untukitu diperlukan alternatif
lain sehingga proses pembelajaran tetap berjalan lancar, indikator pH sintetis dapat diganti dengan alternatif lain berupa
indikator pH dari bahan-bahan alam atau tanaman bahkan limbah yang lebih murah dan mudah didapat, seperti dengan
memanfaatan bunga mawar merah, bunga karamunting dan bunga nusa indah merah sebagai indikator alami.

II. RANCANGAN P ENELITIAN


Penelit ian in i dirancang seperti bagan kerja sebagai berikut:

Bunga mawar merah, bunga karamunting


dan bunga nusa indah merah

‒ preparasi sampel

Sampel
i)
Maserasi dgn etanol

HKI-Kaltim
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 ISBN: 978-602-19421-0-9
HKI-Kaltim

Ekstrak etanol

Uji Kualitatif

Analisis data

Gambar 3.1 Bagan penelit ian ekstraksi bunga mawar merah dengan pelarut etanol

Penentuan hasil indikator terhadap trayek pH

Hasil Ekstraksi dengan Pelarut Etanol

Diteteskan ke dalam larutan pH

pH pH pH pH pH pH pH pH pH pH pH pH pH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Gambar 3.2 Penentuan Hasil Indikator Terhadap Trayek pH

Uji lama penyi mpanan (stabilitas) warna ekstrak zat warna bung a mawar merah

Hasil Ekstraksi bunga mawar merah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12 13
1

Disimpan pada suhu kamar

diamati perubahan warna dan pH setiap


hari
Dicatat waktu perubahan warnanya

Gambar 3.3 Uji lama penyimpanan (stabilitas) warna ekstrak zat warna bunga mawar merah

III. HASIL PENELITIAN DAN P EMBAHASAN


A. Hasil Penelitian

Tabel 4.1 Hasil Warna Indikator dari ekstrak bunga mawardengan Pel arut Etanol
pH Warna Larutan ekstrak bunga mawar Warna Ekstrak Bung a Mawar (24 jam)
1 Merah muda tua Merah muda tua keruh
2 Merah muda bening Merah muda keruh
3 Merah muda bening Merah muda bening
4 Merah muda bening Merah muda bening
5 Merah muda bening Merah muda bening

HKI-Kaltim
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 ISBN: 978-602-19421-0-9
HKI-Kaltim

6 Merah muda bening Merah muda bening


7 Merah muda bening Kuning muda bening
8 Hijau muda bening Kuning muda bening
9 Hijau muda bening Kuning muda
10 Hijau muda bening Kuning muda
11 Hijau tua bening Kuning tua bening
12 Hijau tua bening Kuning tua bening
13 Hijau tua keruh Kuning tua bening

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa kestabilan ekstrak bunga mawar merah hanya dapat bertahan < 1
hari. Perubahan pH tidak terjad i hanya pada pH 1, pH 5, pH 6 dan pH 7.

Tabel 4.1 Hasil analisis ekstrak zat warna bunga karamunting sebagai indikator pH alami hasil maserasi
Ekstrak Hasil Maserasi
Larutan pH

Hari 1 Hari 2 Hari 3


pH Warna
pH warna pH Warna

1 1 pink 1 Pink 1 pink


2 2 pink 2 pink 2 pink pudar
3 3 pink bening 3 pink bening 3 kuning bening
4 4 kuning bening 4 kuning bening 4 kuning bening
5 4 kuning bening 4 kuning bening 4 kuning bening
6 4 kuning bening 4 kuning bening 4 kuning bening
7 4 kuning bening 4 kuning bening 4 kuning bening
8 5 hijau bening 5 hijau bening 6 kuning kehijauan
9 7 hijau pudar 7 hijau pudar 7 hijau pudar
10 7 hujau tua 7 hujau tua 7 kuning
11 9 orange 9 Orange 9 hijau kekuningan
12 11 orange tua 11 orange tua 12 orange
13 11 orange tua 11 orange tua 12 orange tua

Tabel 4.2. Hasil warnaindikator alami dari ekstraksi bunga nusa indah merah (Musaenda frondosa)
Larutan Perubahan Warna Perubahan Warna Perubahan warna
No.
pH Pada Alkohol 95% hari ke 2 hari ke 3
1 1 Merah muda Merah muda Merah muda
2 2 Merah muda Merah muda Merah muda pudar
3 3 Merah muda Merah muda Merah muda pudar
4 4 Merah muda Merah muda Merah muda pudar
5 5 Merah muda Merah muda Merah muda pudar
6 6 Merah muda Merah muda Merah muda pudar
7 7 Merah muda pudar Merah muda pudar Kuning bening
8 8 Kuning Kuning Kuning bening
9 9 Kuning Kuning Kuning bening
10 10 Kuning Kuning Kuning bening
11 11 Kuning Kuning Kuning bening
12 12 Kuning Kuning Kuning bening
13 13 Kuning pekat Kuning pekat Hijau bening

B. PEMBAHAS AN
1. Ekstrak dan uji stabilitas Bung a Mawar
Preparasi sampel pada bunga mawar merah dengan mengeringkan bunga hingga kering. Pengeringan in i
dilakukan untuk menghilangkan kadar air pada bunga selain itu proses pengeringan juga memudahkan dalam
proses maserasi, karena semakin kecil luas permukaan maka proses maserasi akan semakin cepat. Kemudian
dilakukan proses ekstraksi dengan metode maserasi selama kurang leb ih 5 jam pada sampel dengan pelarut etanol
95 %. Pemilihan pelarut dengan etanol adalah karena etanol merupakan pelarut yang u mu m digunakan dalam

HKI-Kaltim
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 ISBN: 978-602-19421-0-9
HKI-Kaltim

analisis senyawa bahan alam. Warna ekstrak yang dihasilkan pada maserasi dengan pelarut etanol adalah merah
muda bening.
Trayek pH bunga mawar merah dengan melihat perubahan warna yang terbentuk, dengan membuat variasi
pH larutan yang menggunakan asam kuat HCl 0,1 M untuk mendapatkan pH rendah dan basa kuat NaOH 0,1 M
untuk mendapatkan pH tinggi, ekstrak yang telah dihasilkan dari t iap pelarut kemudian diteteskan pada larutan pH
dari pH 1-13. Berdasarkan pH variasi yang dibuat dari pH 1-pH 13, perubahan warna yang dihasilkan dari ekstrak
bunga mawar merah yakni pada kondisi asam pH 1 berwarna merah muda tua, p H 2-7 berwarna merah muda
bening, sedangkan pada kondisi basa pH 7-10 berwarna h ijau muda bening, p H 11-12 berwarna Hijau tua bening
dan pH 13 berwarna hijau tua keruh.
Berdasarkan pH variasi yang dibuat dari pH 1 sampai pH 13 yang dilakukan dengan pengenceran, perubahan
warna yang dihasilkan dari ekstrak bunga mawar merah yakni pada kondisi asam adalah pH 1-2 terjadi perubahan
warna dari merah muda tua bening men jadi merah muda keruh, sedangkan pada kondisi basa adalah pH 7-8 terjadi
perubahan warna dari merah muda bening-hijau muda bening menjad i kuning muda bening. Perubahan warna
tersebut dsebabkan oleh antosianin, warna merah bunga mawar disebabkan oleh antosianin yang sama yaitu sianin.
Sianin dalam sekuntum mawar merah berada dalam bentuk fenol. Berdasarkan hal in i, trayek p H dapat dilihat dari
perubahan warna yang signifikan yaitu pada pH/larutan basa tersebut yaitu antara pH 7-8.
Uji stabilitas zat warna ekstrak bunga mawar merah dengan pengaruh pH stabil selama penyimpanan < 1
hari. Perubahan pH tidak terjad i hanya pada pH 1, pH 5, pH 6 dan pH 7. Hal tersebut menandakan terjad inya
kerusakan antosianin pada ekstrak bunga mawar. Kerusakan antosionin disebabkan karena terjad inya perubahan
nilai pH, faktor o ksigen dan faktor lainnya seperti ion logam. Hal tersebut terjadi karena antosianin tidak stabil
dalam keadaan suhu yang panas. Karena itu antosianin harus diekstraksi dari tu mbuhan dengan pelarut yang
mengandung asam asetat atau asam h idroklorida (misalnya methanol) dan larutannya harus disimpan di tempat
gelap. Hasil penelitian membuktikan bahwa indikator alami dengan ekstrak ini tidak b isa tahan lama b ila disimpan
pada suhu kamar. Sehingga menyebabkan perbedaan trayek perubahan pH indikator.
Berdasarkan hasil analisis dan uji stabilitasnya maka penggunaan indikator alami dari ekstrak bunga mawar
merah baik digunakan setelah proses mesarasi atau dalam keadaan masih baru ( fresh).

2. Ekstrak dan uji stabilitas Bung a Karamunting


Ekstrak zat warna bunga karamunting in i dibuat melalu i metode maserasi. Diawali dengan memisahkan
mah kota bunga dan kelopak bunga. Mahkota bunga yang sudah terpisah dicuci kemudian dipotong kecil-kecil, hal
tersebut bertujuan untuk memperluas permukaan agar p roses ekstraksi berlangsung dengan maksimal. Sampel yang
telah dipotong kecil-kecil tersebut diletakkan di cawan petri selanjutnya di masukkan ke dalam oven selama 15
men it pada suhu 40-50˚C, nt meng rangi kandungan air pada sampel. Setelah itu, sampel tersebut diekstrak di
dalam gelas kimia dengan cara direndam dengan pelarut alkohol 70%. Dalam ekstraksi ini d igunakan alkohol 70%
yang merupakan pelarut organik karena sampel yang akan diekstrak adalah bahan organik yang bersifat polar.
Ekstraksi melalui metode maserasi d ilakukan selama 3 jam . Hal ini dilaku kan agar zat warna dari sampel dapat
larut seluruhnya yang ditandai dengan rendaman sampel mah kota bunga karamunting tidak berwarna ungu lagi.
Ekstrak zat warna sampel yang diperoleh merupakan bahan indikator alami.
Bunga karamunting mengandung antosianin yang menyebabkan warna ungu pada bunga tersebut, dan
ekstrak zat warnanya dapat dijadikan sebagai indikator alami. Antosianin adalah pig men yang larut da lam air dan
menghasilkan warna b iru, ungu, violet, magenta, merah, dan orange.
Hasil penelit ian dapat dilihat bahwa indikator bunga karamunting pada suasana asam yaitu pada pH 1-3
berwarna pink yang semakin memudar dan pH 4-6 berwarna kuning bening, pada s uasana netral yaitu pH 7
berwarna kuning yang semakin bening dan perlahan berwarna hijau semakin tua pada pH 8-10, kemudian berubah
men jadi orange yang semakin tua pada pH 11-13. Sesuai dengan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa indikator
ekstrakbunga karamunting pada suasana sangat asam berwarna pin k yaitu pada pH 1-2 dan berwarna kuning bening
pada pH 4-7, serta berwarna hijau bening pada pH 8 dan semakin tua pada pH 9-10 hingga berubah men jadi orange
tua pada pH 11-13. Larutan yang pH-nya antara 2 – 12 pada ekstrak bunga karamunting hasil maserasi adalah
ko mbinasi dari kedua warna tersebut, yaitu berubah dari p ink, kuning, dan men jadi hijau kemud ian men jadi orange
tua. Batas-batas pH ketika indikator mengalami perubahan warna disebut trayek perubahan warna indikator
tersebut. Jadi, trayek perubahan warna (p H) indikator alami ekstrak bunga karamunting hasil evaporasi adalah 2–12
dengan perubahan warna pink-orange tua.
Trayek pH 2–12 indikator alami ekstrak zat warna bunga karamunting hasil maserasi dapat bertahan selama
2 hari. Hal tersebut dikarenakan hasil analisis pada hari ke-3, warna dan pH yang dihasilkan sudah tidak stabil,
larutan pH 8 setelah d itambah 2 tetes indikator alami berubah pH-nya menjadi 6 dengan menunjukkan warna
kuning keh ijauan, hal tersebut berbeda dari hari sebelumnya yang memiliki pH 5 dengan warna hijau bening. Pada
larutan pH 11 berubah menjadi hijau kekuningan, padahal hari pertama berwarna orange. Perubahan juga terjadi
pada larutan dengan pH 12-13 yang menunjukkan pH menjad i 12 yang hari sebelumnya memiliki pH 11.

3. Ekstrak dan uji stabilitas Bung a Nusa Indah Merah

HKI-Kaltim
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 ISBN: 978-602-19421-0-9
HKI-Kaltim

Pembuatan indikator alami dari bunga nusa indahini pun di buat dengan tekhnik mesarasi dimana zat warna
dari tanaman diambil dengan menggunakan teknik ekstraksi, d iant aranya adalah ekstraksi dengan menggunakan
pelarut etanol dimaserasi pada konsentrasi 95 % menghasilkan larutan yang berwarna kuning kemud ian dilanjutkan
dengan uji stabilitas zat warna dari bunga nusa indahdengan pengaruh lingkungan seperti pH. Dapat dilihat pada
table hasil warnaindikator alami dari ekstraksi bunga nusa indah (Musaenda frondosa) ini pada pelarut alkohol
menghasilkan warna yag samabahwa indikator bunga nusa indah berwarna merah muda pada suasana asam yaitu
dari p H 1 – p H 6, dan ket ika pada pH 7 suasana netral menjadi berwarna merah muda pudardan secara perlahan
perubahan warna menjadi kuning pada suasana basa yaitu dari pH 8 – pH 12,perubahan secara signifikan terjadi
pada pH 13 indikator bunga nusa indah berubah warna menjadi kuning pekat. Melihat hal ini daerah perubahan
warna dari pH 6 - pH 7 yaitu merah muda – tidak berwarna kemudian dari p H 7 - p H 8 yaitu tidak berwarna -
kuning maka in ilah yang disebut sebagai perubahan indikator atau interval warna.
Setelah itu untuk uji stabilitas warna dengan pengaruh lama penyimpanan ekstrak dilaku kan hanya bertahan
selama 2 hari saja. Intensitas warna setelah penyimpanan dengan pelarut air dan pelarut etanol menunjukkan
perubahan yang baik. Perubahan yang terjadi ditandai dengan selama 48 jam warna dan pH pada larutan tersebut
masih tetap seperti hari pertama. Sedangkan untuk hari ketiga warna dan pH pada ekstrak indikator semakin
berkurang terhadap lama penyimpanan ekstrak tersebut atau rusak. Hal ini dikarenakan esktrak sampel yang
mengadung antosianin biasanya disimpan pada suhu kamar yaitu 250 C atau pada suhu lemari pendingin yaitu 00 C .
Pada penelitian ini ekstrak bunga nusa indah merah disimpan pada suhu kamar yaitu 25 0 C. Perubahan
intensitas warna saat penyimpanan mungkin d isebabkan oleh reaksi kopig mentasi atau diduga ekstrak masih
mengandung enzim polifenolase yang mengkatalis reaksi pengcoklatan (Lydia, 2001 dalam Samsudin dan
Khoiruddin, 2008) karena suhu dan selama penyimpanan berpengaruh terhadap stabilitas warna sianid in -3-
glukosida. Peningkatan suhu dan lama penyimpanan dapat menstimulasi aku mulasi senyawa hasil degradasi
antosianin seperti kalkon dan turunannya yang tidak berwarna. Hal tersebut menyebabkan adanya penurunan nilai
retensi warna selama penyimpanan.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpul an
Berdasarkan hasil penelit ian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Ekstrak bunga mawar merah, ekstrak bunga karamunting (Melastoma malabathricum), ekstrak bunga nusa
indah merah (Musaenda frondosa) dapat digunakan sebagai indikator alami asam basa.
2. Trayek pH dari ekstrak bunga mawar merahpada berkisar antara p H 7 – 8, bunga karamunting (Melastoma
malabathricum) adalah pada rentang pH 2–12 dan bunga nusa indah merah (Musaenda frondosa) pada rentang
pH 6 – 8.
3. Kestabilan indikator terhadap lama penyimpanan bunga mawar merah adalah < 1 hari. Bunga karamunting
(Melastoma malabathricum) dapat bertahan pada trayek pH 2-12 selama 2 hari. Kestabilan zat warna alami
ekstrak bunga nusa indah merah (Musaenda frondosa) terhadap lama penyimpananhanya bertahan dengan baik
selama 2 hari.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan untuk :
1. Melakukan penelitian lanjutan dengan metode yang lain agar dipero leh hasil yang maksimal.
2. Melakukan penelit ian lanjut untuk masa penyimpanan indikator alami yang dihasilkan agar lebih lama
bertahan pada trayek pH-nya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonin, 2012. Kandungan Kimia Bunga Mawar. http://tentangbungamawar.blogspot.com/2012/ 09/ kandungan-kimia-
bunga-mawar.html Diakses pada tanggal 24 April 2014
Abang satria,2013. Kerabatpenpals.blogspot.com/2011/12/Trayek-p H berbagai indikator alami ht ml, diakses pada
tanggal 20november 2013 pukul 10.00 di Samarinda.
Anam, Khoiru l. 2012. Prinsip Kerja Rotari Evaporator. http : //www. Prinsip kerja Rotary vaku m evaporator _ Kimia
is the Special 1.ht m, diakses 3 Desember 2013
Anonim, 2011, http://www . p lantamor .co m / index .php? plant=955, d iakses pada tanggal 20 Oktober 2013, puku l
07.53 d i Samarinda.
Anonim, 2013, Klasifikasi Dan Morfologi Bunga Mawar.
http://artikelklarifikasidan morfo logimawar.b logspot.com/2013/04/klarifikasi-dan-morfologi-mawar.ht ml Diakses
pada tanggal 24 April 2014.
Anonim. 2011. (LOMBA SAINS KIMIA MGMP KIMIA 2010) Trayek pH berbagai Indikator Alami. Tersedia di: http:
//kerabatpanpal.blogspot.com / 2011/ 02/ trayek- ph- berbagai- indikator- alami. html, diakses pada tanggal
23januari 2014 pukul 11.00 d i Samarinda.
Anonim. 2012. Antosianin. http://id.Wikipedia.org.wiki//, diakses 3 Desember 2013.

HKI-Kaltim
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 ISBN: 978-602-19421-0-9
HKI-Kaltim

Anonim. 2012. Antosianin. Tersedia di http://id.Wikipedia.org.wiki//, diakses 10 November 2012.


Arahim, Z,2009.ilmu Pengetahuan Alam. Departemen pendidikan Nasional; jakarta
Dalimartha, S. 2000. Atlas Tu mbuhan Obat Indonesia Jilid I. Jakarta : Trubus Agriwidya.
Depkes RI. 2001. Materia Medika Indonesia Jilid VI. Jakarta : Dep kes RI.
HAM, M. 2005.Membuat Reagen Kimia. Bandung: Bu mi Aksara.Hal82-83, 164.
HAM, M., 2005. Membuat Reagen Kimia. Bandung: Bu mi Aksara.
Ku mar, D. 2011. A Review on Chemical and Biological Properties of Cayratia trifolia Linn. (Vitaceae). Phcog Rev
2011;5:184-8. Tersedia di http://www.phcogrev.com/art icle.asp?, diakses 10 November 2012.
Lusiana, Helen., 2009, Isolasi dan Uji Anti Plasmodium secara In Vitro Senyawa Alkaloid dari Albertisia Papuana
Becc, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Bogor
Mulyono. 2006. Membuat Reagen Kimia. Bandung : Bu mi Aksara.
Oxtoby, D. W., Gillis, H. dan Nachtrieb, N. H. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi 4 Volume I. Jakarta :
Erlangga.
Oxtoby, D., Gillis, H., Nachtrieb, N. 2001. Ki mia Modern. Jakarta: Erlangga. Hal 303-304, 313-314. Press, Yogyakarta.
Puspita, Maya. 2011.Ekstraksi dengan Metode Maserasi. http://maya pusmpuspus puspita.wordpress.com, diakses
pada 3 Desember 2013.
Rah man, A., 2013, Laporan Ekstraksi Senyawa Bahan Alam, http://arhycancer.blogspot.com/2013/02/laporan-
ekstraksi-senyawa-bahan-alam.htmlDiakses pada tanggal 24 April 2014
Saati, E. 2002. Ekstraksi Antosianin dari Bunga Pacar Air. Tersedia di :
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus -gdl-s1-2010septiratna-745-2.pdf/ diakses pada tanggal 11
November 2012 pukul 22.10 di Samarinda.
Samsudin dan Khoiruddin. 2008. Ekstraksi, Filt rasi Memb ran dan Uji Stabilitas Zat Warna Dari Ku lit Mangg is. Jurnal
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. diakses pada tanggal 20 Oktober 2013 pada pukul 20.00 di
Samarinda.
Seftiana, s., 2010. Indikator Asam dan Basa . http://kimiafarmasi.wordpress.com/2010/09/27/indikator.ht ml. Diakses
pada tanggal 24 April 2014
Siregar, Yusrain i D. I. 2011. Pembuatan Kertas Indikator Asam Basa dari Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa -
sinensis L.). http://Pembuatan-Kertas- Indikator-Asam-Basa-dari-Bunga-Kembang-Sepatu-(Hibiscus rosa-
sinensis L.).pdf, d iunduh pada 3 Desember 2013.
Suhartini, N, 2012. Chemistry Of Drizzle INDIKATOR ASAM BASA.http:// Chemistry Of
Drizzle.blogspot.com/indikator-asam-basa.html, d iakses 22 januari 2014 pukul 11.19 d i Samarinda.
Tjitrosoepomo,G, 1994, Morfologi Tumbuhan, Gadjah Mada Un iversity
Wijaya, L. 2001. Ekstraksi Pigmen dari Kulit Buah Rambutan.Tersedia di:
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/ RAHAYU_06127/indikator%20alam.html, diakses pada
tanggal 20 Oktober 2013 pada pukul 20.00 di Samarinda.
Wikipedia, 2014. Mawar. http://id.wikipedia.org/wiki/Mawar Diakses pada tanggal 24 April 2014
Willard, H. H., Lynne L. M. JR., dan John A. D. 1966. Instrumental Methods of Analysis 4th Edition. United States of
America : D. Van Nostrand Co mpany, INC.
Winarto, Dwi. 2013. Indikator Asam Basa. http://Ilmu Kimia.org, diakses 20 Oktober 2013.

HKI-Kaltim

Anda mungkin juga menyukai