Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Nama : Vioni Hanifa


NPM : 120110140094

Teorimu, Adam Smith dan Karl Marx


Amerika Serikat, negara adidaya dengan kekuatan ekonomi yang besar dianggap mampu menguasai dunia.
Dengan membebaskan kekuatan-kekuatan ekonomi, investasi Amerika Serikat bertebaran di seluruh penjuru
dunia. Pemerintah negara bagian dan pusat telah mengembangkan peraturan untuk menjamin keamanan dan
kebaikan dari sistem keuangan dan untuk membina atau membantu perkembangan arus informasi secara
bebas sehingga investor dapat membuat keputusan yang matang untuk berinvestasi. Sementara itu, jauh ke
Timur, Korea Utara yang selalu mengekang kekuatan ekonominya untuk pengembangan senjata nuklir dan
misil telah menciptakan kemiskinan di negaranya sendiri. Cengkraman ekonomi membuat banyak warga
negaranya menderita kelaparan, beralih menjadi prostitusi karena itulah salah satu dari segelintir industri yang
dapat menghasilkan uang, bahkan mencoba melarikan diri ke negara tetangga, yaitu Cina.
Dengan sumber daya yang ada baik alam maupun manusia, kedua negara ini menjalankan sistem yang
berbeda dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sistem inilah yang menjadi pedoman sebuah
negara untuk melakukan pembangunan ekonomi. Menurut Widjajono Partowidagdo, pembangunan ekonomi
suatu negara bergantung pada penggunaan unsur-unsur dasar perekonomian seperti sumber daya alam, tenaga
kerja, manajemen, dan badan usaha. Unsur pertama adalah sumber daya alam yang terdiri atas sumber daya
alam yang dapat diperbaharui dan tak dapat diperbaharui. Unsur kedua adalah tenaga kerja yang mengubah
sumber daya alam menjadi barang-barang sehingga jumlah dan produktivitasnya menentukan kesehatan
perekonomian. Akan tetapi sumber daya alam dan tenaga kerja hanyalah sebagian dari sistem ekonomi.
Kedua unsur ini harus diarahkan dan diorganisasikan seefisien mungkin sehingga unsur setelahnya yang juga
krusial adalah pengelolaan usaha.
Amerika Serikat memiliki sumber daya alam seperti mineral dan cadangan gas alam. Selain itu negara ini
juga menempati posisi ke-5 dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Kekayaan sumber daya ini dikelola
baik oleh pemerintah maupun swasta. Penekanan pada kepemilikan pribadi muncul karena adanya
kepercayaan masyarakat Amerika Serikat terhadap kebebasan pribadi. Di samping itu, masyarakat Amerika
Serikat pada umumnya yakin bahwa kepemilikan pribadi cenderung lebih efisien dibandingkan kepemilikan
pemerintah. Mengapa? Pada waktu kekuatan-kekuatan ekonomi tidak dikekang, masyarakat Amerika

percaya bahwa permintaan dan persediaan akan menentukan harga barang dan jasa.1 Harga, pada gilirannya,
menentukan usaha apa yang harus diproduksi; jika masyarakat menginginkan suatu barang tertentu lebih
banyak daripada yang dihasilkan ekonomi. Hal ini menarik perusahaan-perusahaan baru yang sedang
berusaha memperoleh kesempatan untuk mendapatkan keuntungan untuk memproduksi barang tersebut.
Sebaliknya, jika masyarakat kurang menginginkan barang tersebut, harga turun dan produsen yang kurang
kompetitif akan meninggalkan bisnis ini atau mulai memproduksi barang lain. Inilah yang disebut dengan
ekonomi pasar. Tak hanya itu, usaha-usaha kecil pun menjadi sumber dinamisme yang berkelanjutan bagi
perekonomian Amerika Serikat. Kekuatan usaha kecil adalah kemampuan mereka merespons ekonomi yang
selalu berubah. Banyak juga perusahaan yang merampingkan struktur organisasinya demi menghadapi
persaingan global yang ketat. Mereka mencoba untuk mengembangkan tenaga ahli dan mengurangi jumlah
pimpinan usaha sehingga dapat menjalankan industri berteknologi tinggi. Pada akhirnya, etika kerja keras dan
penekanan kuat pada pendidikan termasuk teknis dan latihan kejuruan, keinginan untuk bereksperimen, dan
berubah menyumbang keberhasilan ekonomi Amerika.
Kontras dengan hal tersebut, Korea Utara menjalankan sistem ekonomi yang terpusat pada pemerintah.
Semua kepemilikan dan perencanaan berasal dari pusat. Selama dua puluh tahun ini pemerintah Korea Utara
telah memusatkan seluruh perhatiannya untuk pembangunan tenaga nuklir karena minimnya sumber daya
alam yang dimiliki. Berbeda dengan Amerika Serikat, tak ada campur tangan masyarakat sama sekali dalam
perekonomian ini. Pemerintah secara sentral memutuskan untuk memprioritaskan pembangunan tenaga
nuklir dan mengesampingkan hal-hal lain. Masyarakat hanya bisa tunduk di bawah rezim yang berkuasa
walaupun harus bertarung dengan kelaparan dan kemiskinan karena pemerintah memberikan hukuman yang
sangat berat bagi siapapun yang melanggar peraturan dan hukum yang berlaku. Akhirnya masyarakat
terpuruk dan memiliki ruang gerak yang sempit untuk mengembangkan kreatifitasnya menjalankan usaha
untuk menjalankan roda perekonomian negara. Mereka lalu mencari celah-celah ekonomi ilegal demi
kehidupan yang layak. Perekonomian pun tergantung pada pendapatan pajak dan cenderung kurang
memerhatikan sinyal-sinyal harga atau tekanan pasar.

Tanpa sengaja dengan dibimbing tangan yang tak terlihat, seorang yang bekerja dengan sebaik-baiknya
untuk memperbaiki nasibnya, memperbaiki keadaan masyarakat
1 Conte, C dan Karr A.R., Garis Besar Ekonomi Amerika Serikat, Office of Internations Information
Program, U.S. Departement of State

Adam Smith
Kedua negara ini menjalankan sistem ekonomi yang berasal dari pemikiran dua tokoh ekonomi dunia, yaitu
Adam Smith dan Karl Marx. Sistem kapitalis yang diusung oleh Amerika Serikat mengambil inti-inti dari
ajaran Adam Smith. Dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nations Smith menyatakan bahwa
sistem ekonomi yang paling efektif akan telaksana jika pasar kompetitif dibiarkan bekerja apa adanya tanpa
ada campur tangan pemerintah. Setiap manusia memiliki kepentingan masing-masing. Jika mereka diberikan
kebebasan untuk meraih kepentingan masing-masing (self interest), maka tangan tak terlihat (the invisible
hands) akan bekerja pada pasar kompetitif yang akan menyebabkan mereka bertanggung jawab secara sosial.
Namun untuk menumbuhkan tanggung jawab sosial itu dibutuhkan pengendalian diri (self restraint).
Liberalisasi (pencapaian self interest) harus disertai dengan moral yang baik sehingga dapat melakukan self
restraint (pengendalian nafsu) yang membutuhkan pendidikan, peraturan, dan peradilan yang
mendukungnya. Oleh karena itu, sebelum membaca The Wealth of Nations kita dianjurkan untuk
membaca The Theory of Moral Sentiments terlebih dahulu agar mengerti konsep dari self restraint. Self
interest akan mengakibatkan seseorang meningkatkan kemampuannya sehingga akan semakin besar
sumbangannya untuk masyarakat. Di sinilah pemerintah berperan untuk memperkuat moral pengendalian
diri dalam masyarakat, tidak hanya dengan peraturan, hukum, dan peradilan, tetapi terutama pada
pengembangan pendidikan serta pengembangan nilai-nilai sosial dan budaya sehingga masyarakat mampu
membangun kebijakan sosialnya (social virtues). Self restraint menghasilkan norma keadilan (Rules of
Justice) dan norma moralitas (Rules of Morality). Semua sentimen dan norma tersebut bersifat alamiah.
Prinsip keadilan adalah: 1. no harm atau tidak merugikan orang lain dan tidak menyakiti siapa pun; 2.
impartiality (ketidakberpihakan) semua sama di mata hukum, semua mendapat perlakuan yang sama di
depan hukum; 3. no intervention atau prinsip tidak mencampuri kehidupan orang lain; 4. Prinsip perdagangan
yang fair dalam kehidupan ekonomi.

The last capitalist we hang shall be the one who sold us the rope.
Karl Marx
Dalam Das Kapital, Karl Marx menentang pandangan pasar bebas dan berargumentasi bahwa pasar bebas
akan membawa siklus yang sama dan mengantarkan kita kepada kemiskinan massal yang berulang terusmenerus. Ia berpendirian bahwa ekonomi yang efektif adalah ketika hak milik individu diambil dan dikelola
oleh negara proletariat. Dengan begitu terciptalah kinerja ekonomi yang lebih baik. Para pekerja diberi upah
sesuai dengan nilai kerja sesungguhnya oleh pemerintah. Tiap individu diharapkan untuk memberikan

kontribusi sesuai dengan kapabilitasnya dan akan digaji sesuai dengan besar kontribusinya. Pemerintah
memegang semua hak dan keputusan demi kepentingan masyarakatnya. Sosialisme hanyalah tahap awal
yang akan digantikan oleh komunisme. Komunisme merupakan tahapan tertinggi dari perkembangan sosial
dan ekonomi yang akan dicirikan dengan hilangnya kesenjangan sosial dan tidak ada pasar bebas sama sekali.
Tak ada si kaya ataupun si miskin. Semua harus sama rasa, sama kaya, sama adil, dan sama rata.
Itulah asal muasal sistem ekonomi kapitalis dan komunis yang ada di dunia ini. Tapi pada praktiknya ekonomi
tidak berjalan seperti itu. Liberalisme bisa menjadi tombak penghancur bagi sebuah negara jika tidak disertai
dengan moral yang baik. Frederic Jameson dalam bukunya Postmodernism berkata, Capitalism is at one
and the same time the best thing has ever happened to the human race and the worst. Dalam kapitalisme,
pasar bebas merupakan jantung dari sistem ini. Persyaratan pasar bebas adalah persaingan yang sehat dalam
level playing field yang didasarkan pada moral yang baik yang dibentuk oleh hukum, peradilan, pendidikan,
dan pengembangan nilai sosial budaya yang baik. Tapi pada tahap ini pula masing-masing individu harus
memiliki kekuatan yang sama tangguh agar mampu bertahan dalam kompetisi. Kompetisi antara si lemah dan
si kuat bukanlah kompetisi yang adil. Oleh karena itu, pada kenyataannya pendapat Adam Smith bahwa
pemerintah tidak boleh mengintervensi tidaklah selalu tepat. Akan tetapi, pemerintah dibutuhkan untuk
campur tangan agar terjaminnya keadilan bagi seluruh masyarakat.
Kenyataan di lapangan dari sistem ekonomi komunisme tidaklah sesempurna logika dan rencana yang
dicetuskan oleh Karl Marx. Filsafat Marx yang disebut dengan komunisme memiliki sisi gelap. Dengan
memusatkan kekuasaan di tangan beberapa orang akan membuka jalan ke arah kediktatoran. Para pejabat
menikmati hidup yang nyaman dan mewah, sementara tingkat ekonomi masyarakat tidak menunjukkan
peningkatan atau bahkan perubahan. Dalam kenyataannya, masyarakat tidak hanya kehilangan kebebasan
politiknya, tetapi kekayaan ekonominya pun tertinggal dari masyarakat di negara-negara lain. Jurang
pendapatan antara negara lain yang memiliki sistem berbeda pun semakin lebar seperti apa yang terjadi pada
tahun 1994. Hal ini digambarkan dengan pendapatan yang timpang antara Korea Selatan dan Korea Utara;
produk domestik bruto per kapita Korea Selatan adalah $6.568 sementara Korea Utara: $1.000, pertumbuhan
ekonomi Korea Selatan adalah 8.8%, sedangkan Korea Utara: -5%, dan ekspor Korea Selatan mencapai $81
miliar sementara Korea Utara: $1 miliar.2
Pada akhirnya, pembangunan ekonomi sebuah negara yang mengimplementasikan sistem ekonomi liberal
tidak boleh berpikir bahwa dimensi rasional dari pembangunan lebih penting dari dimensi moralnya karena
2 Partowidagdo Widjajono, Mengenal Pembangunan dan Analisis Kebijakan, Program Pascasarjana
Studi Pembangunan ITB, Bandung, 2004, hlm. 78

anggapan tersebut akan berakibat pada alokasi sumber daya pembangunan yang demikian3. Pemerintah harus
mengedukasi masyarakat agar masyarakat dalam bertahan di tengah kompetisi pasar bebas. Tak hanya itu,
pembekalan moral yang kuat merupakan tugas pemerintah yang paling penting karena pembangunan suatu
negara berlandaskan sistem liberal haruslah disokong oleh sumber daya manusia yang memiliki moral yang
baik agar tiap individu dapat mencapai kepentingan masing-masing tapi tetap memberikan tanggung jawab
sosial. Sementara negara yang menjalankan sistem ekonomi komunis tidak boleh beranggapan bahwa
pendekatan pembangunan yang berasal dari atas lebih sempurna daripada pengalaman dan aspirasi
pembangunan di tingkat bawah (grass-root) . Akibatnya kebijaksanaan-kebijaksanaan pembangunan menjadi
kurang efektif karena kurang mempertimbangkan kondisi yang nyata di hidup masyarakat3. Dalam
perekonomian suatu negara, keadilan merupakan hal yang abstrak karena tidak dapat dirasa dengan ukuran.
Oleh karena itu, keadilan bagi masyarakat tidaklah bisa terpenuhi jika pemerintah secara terpusat menentukan
apa yang adil bagi masyarakat. Tiap individu memiliki parameter yang berbeda tentang keadilan dan
pemerintah seharusnya setidaknya melihat kondisi nyata dari keadilan itu dengan mengakui aspirasi
pembangunan di tingkat bawah.

Referensi:
Conte, C., & Karr, A. (n.d.). Garis Besar Ekonomi Amerika Serikat. U.S. Departement of
State: Office of Internations Program.
Kartasasmita, G. (1998). Pemberdayaan Masyarakat dalam Rangka Membangun
Perekonomian yang Berlandaskan Pancasila. Jurnal Pascasarjana Studi
Pembangunan ITB.
Partowidagdo, W. (1999). Pembangunan, Keadilan, dan Moralitas. Jurnal Pascasarjana
Studi Pembangunan ITB.
Partowidagdo, W. (2004). Mengenal Pembangunan dan Analisis Kebijakan. Bandung:
Program Pascasarjana Studi Pembangunan ITB.
Stuart, G. d. (2004). Comparing Economic Systems in The Twenty-First Century. Mascon:
South-Western Cengage Learning.

3 Artikel Pemberdayaan Masyarakat dalam Rangka Membangun Perekonomian


yang Berlandaskan Pancasila oleh Ginandjar Kartasasmita dalam Jurnal Studi
Pembangunan ITB Vol.1, No.1, Januari 1998

Anda mungkin juga menyukai