Anda di halaman 1dari 5

Materi penyuluhan tentang bibit terong unggul di RT.

02

A. Terong sangat mudah dibudidayakan dan tidak perlu penanganan


yang rumit.Untuk pembentukan warna buah , terong memerlukan
pencahayaan yang cukup. Terung tumbuh dengan baik di tanah
lempung berpasir dan mengandung abu vulkanis dengan PH 5-6.
Terong banyak macamnya antara lain terung gelatik yang sering
disebut terong lalap, terung kopek dengan ciri buahnya yang
panjang, terong craigi yang buahnya berbentuk bulat panjang ujung
meruncing , terong jepang dengan buah bulat dan panjang silindris,
terung medan yang buahnya bulat panjang dan berukuran mini,
terung bogor yang bentuknya bulat besar berwarna keputih-putihan.
B. KLASIFIKASI TERUNG
Kingdom : Plantae (Tumbuhan )
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh )
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji )
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil )
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Solanum
Spesies : Solanum melongena L.

C. SYARAT TUMBUH
Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi
Suhu udara 22 30o C
Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur,
kaya bahan organik,
erasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
Sinar matahari harus cukup

D. PERSEMAIAN

Pembuatan Media Semai


media semai yang digunakan terdiri dari campuran tanah dan pukan
(pupuk kandang) dengan perban-dingan 2 : 1. . Hasil campuran
media tersebut dimasukkan ke dalam polybag dengan tinggi 8 cm
dan diameter 5 cm.

E. PEMBIBITAN
Rendamlah benih dalam air hangat kuku selama 10 -15 menit
Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam
selama + 24 jam hingga nampak mulai berkecambah
Siapkan campuran tanah dan pupuk kandang halus,
kemudian masukkan benih satu persatu ke polibag yang telah
berisi campuran tanah dan pupuk kandang halus.
Tutup benih tersebut dengan tanah tipis
Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup
dengan daun pisang/ penutup lainnya
Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka
penutupnya
Siram persemaian pagi dan sore hari ( perhatikan
kelembabannya )
Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan
jika di perlukan semprot dengan pestisida

F. PERSIAPAN LAHAN
Persiapan lahan diawali dengan pembajakan sekali agar lapisan tanah yang ada
di atas berada di bawah dan sebaliknya. Selanjutnya lahan diairi dengan cara di-
leb/digenangi secara merata. Penggenangan sebaiknya dilakukan 3-5 jam dan
selanjutnya dilakukan pembajakan kedua kalinya agar pembuatan bedengan lebih
mudah Untuk mencapai hasil maksimal, maka untuk pupuk dasar sebaiknya diberikan
pupuk kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10-15 kg/ 10 m2, (khusus untuk
tanah basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk kandang
ditaburkan merata, maka ditambahkan pupuk urea dengan dosis 2,5
kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl 1,5 kg/10 tanaman.
Jika kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan
dengan dosis 3 kg/10 tanaman. Setelah tanah dicampur dengan
pupuk maka barulah dibentuk bedengan bedengan membentuk
single row (satu baris satu tanaman) dengan jarak antar tanaman
75 cm untuk selanjutnya dipasang mulsa hitam perak.

G. PENANAMAN
Benih yang telah disemai selama 25 hari setelah semai (HSS) .
Sebaiknya penanaman dilakukan pada sore hari setelah dilakukan
penggenangan untuk mempermudah pemindahan dan masa
adaptasi pertumbuhan awal.
Waktu tanam yang baik musim kering, dan air tersedia
Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal

H. PENGAIRAN
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan
cuaca kering, dapat di-leb/ direndam beberapa jam atau disiram
dengan gembor. Jika di leb / direndam biasanya 3-4 hari tanah tetap
basah, tetapi hal ini tergantung pada struktur dan tekstur tanahnya,
jika tanahnya banyak mengandung pasir maka tanah akan cepat
kering.

I. PENYULAMAN

Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau


terserang hama penyakit Penyulaman maksimal umur 15 hari

J. PENYIANGAN
Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah
tanam

K. PEMUPUKAN
Pemeliharaan tanaman terong tidak berbeda dari tanaman lainnya, yaitu
membutuhkan suplai air dan unsur hara yang cukup sehingga penyiraman yang
teratur, maupun pemupukan susulan sangat perlu dilakukan.

Sedangkan pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hst antara lain ZA dosis
2.5 3 gram/tanaman, SP-36 2.5 3 gram/tanaman, KCl sebanyak 1-1.5
gram/tanaman. Pupuk diberikan dipinggir tanaman dengan jarak 10 cm dari pangkal
batang. Pupuk susulan kedua dilakukan pada umur 50 HST dengan pupuk NPK Grand
S-15 dengan dosis 8-10 gram per tanaman. Pemupukan ke IV yang terakhir yaitu
NPK Grand-S 15 pada saat panen yang kedua dilakukan dengan dosis
sebanyak10gram.

L. PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun
pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang
agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera
tumbuh

M. PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TERONG

I. H AM A
Kumbang Daun (Epilachna sp.)
Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
Ulat Buah

II. PENYAKIT
Layu Bakteri
Busuk Buah
Bercak Daun

N. PANEN
Panen pertama terong dapat dilakukan saat tanaman berumur
30 hst atau sekitar 15 18 hst setelah munculnya bunga. Kriteria
panen buah terong layak panen adalah daging belum keras, warna
buah mengkilat, ukuran tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil.
Sedangkan untuk terong jenis bulat kecil panen buah dapat
dilakukan pada umur 10-15 hari setelah muncul bunga dengan ciri :
buah kelihatan segar, warnanya cerah bagi terong tipe hijau dan
belum berwarna kecoklatan bagi terong berwarna ungu.
bila dipotong belum tampak biji yang berwarna kuning keemasan
dan warna daging masih putih bersih. Pemanenan dapat dilakukan
seminggu dua kali.

Anda mungkin juga menyukai