OLEH:
KELOMPOK XIII
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata
kuliah Teknologi Fermentasi Pangan Semeseter Ganjil Tahun 2016/2017 di
Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Mia Ulpiana
NIM. J1A014065
Mengetahui,
Koordinator Praktikum Teknologi Fermentasi Pangan
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan, karena atas berkat dan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini disusun sebagai salah
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami haturkan terima kasih kepada
dosen, koordinator praktikum, dan para Co. Assisten yang telah banyak
penyusunan laporan ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih
pengetikannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran-saran yang
selanjutnya.
ilmu pengetahuan bagi rekan-rekan yang lain dan juga dapat menambah
pengetahuan kita.
Penyusun
3
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
....................................................................................................................
....................................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN
....................................................................................................................
....................................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR
....................................................................................................................
....................................................................................................................
iii
DAFTAR ISI
....................................................................................................................
....................................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL...
....................................................................................................................
....................................................................................................................
vi
ACARA I WINE
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Pelaksanaan Praktikum
Hasil Pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
ACARA II MOCAF
Pendahuluan
.................................................................................................
.................................................................................................
1
2
Tinjauan Pustaka
Pelaksanaan Praktikum
Hasil Pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
Tinjauan Pustaka
Pelaksanaan Praktikum
Hasil Pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
Tinjauan Pustaka
Pelaksanaan Praktikum
Hasil Pengamatan
Pembahasan
2
3
Kesimpulan
Tinjauan Pustaka
Pelaksanaan Praktikum
Hasil Pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
ACARA VI TAPE
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Pelaksanaan Praktikum
Hasil Pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
3
4
DAFTAR TABEL
4
ACARA I
WINE APEL
PENDAHULUAN
Latar Belakang
minuman hasil fermentasi sari buah anggur. Seperti halnya buah anggur, semua
sabuah sama dengan cara produksi wine dari buah anggur. Produk fermentasi
dengan kadar alkohol 0,5-8,0 persen disebut hard cider atau apple jack.
Sedangkan di Inggris sari buah yang difermentasi disebut cider. Sari buah apel
yang difermentasi dengan kadar alkohol yang lebih besar dari 8,5 persen disebut
mineral dan serat yang bermanfaat bagi tubuh. Barbagai variasi wine apel
produksi wine memberikan variasi dalam wine itu sendiri. Pemilihan bahan untuk
produksi wine pentik untuk dilakukan. Karena berpengaruh terhadap mutu dari
1
wine tersebut. Proses pembuatan wine juga harus diperhatikan agar tidak
terkovtaminasi dan menghasilkan wine yang diinginkan. Oleh karena itu, penting
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis inokulum
2
TINJAUAN PUSTAKA
mineral dan serat yang bermanfaat bagi tubuh. Barbagai variasi wine apel
rasa. Buah apel yang baik untuk difermentasi men jadi cider adalah apel dengan
Kandungan alkohol wine dipengaruhi oleh kandungan gula buah, jenis khamir
alkohol 0,5-8,0 persen disebut hard cider atau apple jack. Sedangkan di Inggris
sari buah yang difermentadi disebut cider. Sari buah apel yang difermentasi
dengan kadar alkohol yang lebih besar dari 8,5 persen disebut apple wine (Ayres
et al., 2012).
gula yang difermentasi khamir menjadi etanol dan CO 2. Gula secara alami di
dalam bahan pangan biasanya tidak cukup tinggi untuk menghasilkan kadar
etanol yang memenuhi syarat mutu wine, sehingga perlu ditambahkan dari luar.
Banyaknya gula yang ditambahkan perlu diketahui sebab konsentrasi gula yang
3
terlalu tinggi akan mengakibatkan kematian khamir sehingga proses fermentasi
tidak akan berlangsung. Pada proses pembuatan wine, gula yang digunakan
mikroorganisme yang secara alami hidup pada buah anggur khususnya khamir
primer. Wine adalah minuman beralkohol yang dibuat dari sari buah anggur
(must). Wine dibuat dari fermentasi gula yang ada di dalam buah anggur yang
kemudian akan diubah menjadi alkohol. Selain buah anggur, wine sebenarnya
dapat dibuat dari buah-buahan lain, seperti pisang, salak, apel, dan stoberry. Hal
wine adalah bahan yang memiliki kandungan gula maupun bahan yang
silindris tergantung strainnya. Khamir dapat tumbuh dengan baik pada keadaan
sangat asam (pH 3-4) dalam sari buah dan dapat tahan pada kadar alkohol 10%
atau lebih. Keadaan dalam sari buah segera menjadi anaerobik yang
dan berlangsung selama beberapa minggu. Kadar alkohol naik sekitar 10-15%
4
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Universitas Mataram.
a. Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pisau,
talenan, botol steril, selang udara, aluminium foil, kompor, panci, termometer,
apel, gula, air matang, asam sitrat, ragi roti merek FERMIFAN.
Prosedur Kerja
1. Buah apel dicuci bersih dan dipotong-potong menjadi ukuran yang leih
botol steril
6. Didinginkan dalam suhu kamar, ditambahkan stater dengan
7. Diinkubasi pada suhu kamar selama 4 minggu
8. Diamati sifat organoleptik wine apel yang meliputi warna dan aroma
5
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Hasil Pengamatan
2 = tidak suka
3 = agak suka
4 = suka
5 = sangat suka
6
4 = beraroma alkohol
semakin disukai.
7
Tabel 1.4 Hasil Uji Lanjut Parameter Warna (Blok)
Ranking Panelis rerata Signifikansi
1 Nur J. 4 a
2 Tia 3,4 a b
3 Mia 3,4 a b
4 Dian 3 b c
5 Nur S. 2,8 b c d
6 Bq. Putri 2,8 b c d
7 Harmy 2,8 b c d
8 Jumy 2,8 b c d
9 Windy 2,8 b c d
10 Elia 2,6 b c d
11 Gita 2,6 b c d
12 Arifa 2,6 b c d
13 Nurhidayah 2,6 c d
14 Isti 2,4 c d
15 Ade Z. 2,4 c d
16 Abdul 2,4 c d
17 Dwi S. 2,4 c d
18 Nada 2,4 c d
19 Noval 2,4 c d
20 Imam 2 d
8
Tabel 1.6 Hasil Uji Lanjut BNT Parameter Aroma
ranking Konsentrasi rerata signifikansi
ragi
1 4,5 3.95 a
2 3,5 3,6 a b
3 2,5 3,45 b
4 1,5 3,35 b c
5 0,5 3 c
9
PEMBAHASAN
Kandungan alkohol wine dipengaruhi oleh kandungan gula buah, jenis khamir
alkohol 0,5-8,0 persen disebut hard cider atau apple jack. Sedankan di Inggris
sari buah yang difermentadi disebut cider. Sari buah apel yang difermentasi
dengan kadar alkohol yang lebih besar dari 8,5 persen disebut apple wine (Ayres
et al. 2012).
starter terhadap sifat organoleptik wine apel. Buah yang baik untuk dikonsumsi
menjadi cider yaitu apel dengan kandungan gula dan tanin yang tinggi. Buah apel
vitamin C sebesar 5,0-50 g, mineral dan serat yang bermanfaat bagi tubuh.
Barbagai variasi wine apel mengandung sejumlah besar senyawa fenolik seperti
aroma, dan rasa. Buah apel yang baik untuk difermentasi men jadi cider adalah
dengan baik pada keadaan sangat asam (pH 3-4) dalam sari buah dan dapat
10
tahan pada kadar alkohol 10% atau lebih. Keadaan dalam sari buah segera
alkohol naik sekitar 10-15% dan membantu mengeluarkan zat warna dari bahan
(Wikipedia, 2011).
mikroorganisme yang secara alami hidup pada buah anggur khususnya khamir
primer. Wine adalah minuman beralkohol yang dibuat dari sari buah anggur
(must). Wine dibuat dari fermentasi gula yang ada di dalam buah anggur yang
kemudian akan diubah menjadi alkohol. Selain buah anggur, wine sebenarnya
dapat dibuat dari buah-buahan lain, seperti pisang, salak, apel, dan stoberry. Hal
wine adalah bahan yang memiliki kandungan gula maupun bahan yang
pengaruh yang berbeda nyata dari perlakuan penelis sebagai blok terhadap
tingkat kesukaan warna wine apel. Sedangkan pada perlakuan konsentrasi ragi
perlakuan konsentrasi ragi yang berbeda terhadap warna wine apel. Panelis dan
konsentrasi ragi pada peritungan anova menunjukkan Fhit > Ftabel, maka Ho
diterima. Dan berdasarkan uji lanjut bnt menunjukkan bahwa konsentrasi ragi
berpengaruh nyata terhadap warna wine apel. Dimana konsentrasi ragi yang
11
1,5 %, 2,5 %, dan 4,5%. Hal ini menunjukkan warna wine yang paling disukai
oleh panelis yaitu warna wine dengan penambahan konsentrasi ragi sebesar 0,5
%. Dari tabel 1.3 dapat dilihat nilai rata-rata tertinggi yang diperoleh pada
sebesar 3,1 dengan kriteria agak suka sampai sangat suka, sedangkan nilai rata-
rata terendah dengan pemberian perlakuan konsentrasi ragi 4,5 % sebesar 2,3
dengan kriteria tidak suka sampai sangat suka. Pada konsentrasi ragi 0,5 %
menghasilkan warna kuning jernih tidak keruh. Hal ini dikarenakan pada
konsentrasi ragi ini merupakan wine apel dengan derajat kemurnian yang sangat
menimbulkan kekeruhan pada wine apel. Hal ini sesuai dengan penelitian
Gunam et al. (2009), tentang penilaian panelis terhadap evaluasi sensorik yaitu
warna pada wine salak. Pada tabel 1.4 menunjukkan uji lanjut bnt parameter
berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap aroma wine apel. Hal ini sesuai dengan
penelitian Gunam et al. (2009) tentang penilaian sensoris parameter aroma wine
salak. Nilai rata-rata aroma wine apel dapat dilihat pada tabel 1.6. dari tabel 1.6
konsentrasi 4,5 % sebesar 3,95 dan terendah pada perlakuan konsentrasi ragi
0,5 % sebesar 3 dengan kriteria agak beraroma alkohol sampai sangat beraroma
penambahn konsentrasi ragi. Menurut Gunam et al. (2009), bahwa aroma wine
12
salak ditentukan oleh senyawa volatil seperti asam-asam lemak, alkohol, dan
ester, dimana ester ini menjadi komponen utama pembentukan aroma wine dan
flavour. Komponen aroma wine terbagi atas dua yaitu diturunkan dar bahan baku
dan dihasilkan dari proses fermentasi. Kualitas wine apel dari segi warna dan
aroma yang dihasilkan dari tiap konsentrasi ragi berdasarkan penilaian panelis
penambahan konsentrasi ragi tidak disukai oleh panelis dari segi warna
yang lain (meningkatnya konsentrai ragi) karena terbentuk warna yang keruh
akibat aktivitas dari mikroorganisme tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian
Gunam et al. (2009) tentang penilaian panelis terhadap evaluasi sensoris dari
wine salak.
rata-rata table wine yaitu total solid 2-3 %, karbohidrat 0,03-0,5 %, asam-asam
0,5-1 %, abu 0,15-0,3 %, tanin asam amino, senyawa aroma dan alkohol.
Kerusakan wine terjadi baik secara non mikrobial maupun mikrobial. Kerusakan-
proses fermentasi, dan perubahan yang terjadi selama fermentasi. Suhu dan
waktu fermentasi yang sesuai yaitu kebanyakan sel khamir untuk wine akan
13
tumbuh baik pada suhu 27-30 oC. Pemeraman dapat berlangsung selama
beberapa bulan atau beberapa tahun yang akan menyebabkan perubahan fisik
dan flavour wine. Pemeraman akan memberikan aroma atau bouquet yang
merupakan salah satu karakteristik wine. Karakteristik wine yang bagus yaitu
beraroma alkohol, jernih, warna khas anggur dan tidak mengandung asam volatil
yang tinggi. Karena wine dengan kandungan asam-asam volatil yang tinggi
WINE
14
KESIMPULAN
cerevisiae
4. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan (kosentrasi ragi)
wine apel.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas wine yaitu bahan baku,
15
ACARA II
TEPUNG MOCAF
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cassava dalam bahasa latin yaitu Manihot utilisima atau dalam bahasa
Indonesia dikenal dengan nama singkong atau ketela pohon. Singkong biasanya
tumbuh di daerah tropis dan subtropics. Singkong atau cassava ini merupakan
sumber karbohidrat. Singkong atau cassava banyaj diolah menjadi beragai jenis
makanan sebagai pengganti nasi atau sumber karbohidrat lainnya. Salah satu
sebagai salah satu produk oalahan pangan. Tepung mocaf merupakan salah satu
jenis tepung yang dapat menggantikan tepung terigu atau tepung gandum yang
kayu yang diproses melalui prinsip modifikasi sel umbi kayu secara fermentasi.
asam laktat. Senyawa asam dari proses fermentasi akan menghilangkan aroma
dengan tepung ubi kayu biasa. Tepung mocaf memiliki keunggulan yaitu warna
tepung lebih putih, viskositas lebih tinggi, daya rehidrasi lebih baik, dan citarasa
ubi kayu dapar ditutupi. Mocaf sangat berpotensi sebagai substitusi terigu
16
krususnya terigu yang berprotein rendah. Akan tetapi, perlu sedikit perubahan
dalam prosesnya agar dihasilkan produk dengan mutu optimal. Oleh karena itu,
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari pengaruh jenis
inokulum dan lama perendaman terhadap sifat fisik dan kimia tepung mocaf.
17
TINJAUAN PUSTAKA
unggulan yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan nilai jual yang tinggi.
MOCAF (Modified Cassava Flour) adalah produk dari ubi kayu yang diproses
mocaf disuga dipengaruhi oleh jenis khamir yang ditambahkan saa fermentasi,
penambahan kultur juga berpengaruh terhadap lama waktu fermentasi ubi kayu
(Amanu, 2014).
Bakteri Asam Laktat (BAL) yang mampu menghasilkan enzim pektinolitik dan
menghasilkan cita rasa tertentu yang dapat menutupi cita rasa singkong (Widya,
2011).
terigu, yaitu putih, lembut, dan tidak berbau singkong. Dengan karakterisrik yang
mirip dengan terigu, tepung MOCAF dapat menjadi komoditas subtitusi tepung
18
terigu. Indonesia memiliki tingkat permintaan yang tinggi terhadap tepung terigu,
baik oleh industri atau rumah tangga. Sedangkan kapasitas produksi tepung
menyebabkan harga tepung terigu menyebabkan harga tepung terigu yang tinggi
(Dahlia, 2012).
daya hidrasi (berkaitan dengan kelarutan). Hasil hidrolisis pati yang berupa
sehingga menghasilkan cita rasa tertentu yang dapat menutupi cita rasa
merupakan sumber pati. Sedangkan kadar serat pada MOCAF adalah sekitar
3,4% dan kadar serat pada tepung terigu berkisar 2%2,5%. Kadar serat pada
terigu memiliki karakteristik lebih lembut dan gelasi yang lebih tinggi
dibandingkan MOCAF. Kadar lemak pada MOCAF adalah 0,4% sedangkan kadar
lemak pada tepung terigu berkisar 1,52%. MOCAF memiliki kadar protein
baik dari tepung yang dihasilkan berupa naiknya viskositas, kemampuan gelasi,
19
MOCAF meliputi tahap-tahap penimbangan, pengupasan, pemotongan,
2012).
20
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Universitas Mataram.
Prosedur Kerja
1. Dikupas ubi kayu dan dicuci dengan air hangat (suhu 60C)
2. Dirajang ubi kayu dengan ketebalan 1 - 1,5 mm menggunakan
pisau
3. Ditimbang ubi kayu sebanyak 100 gram
4. Ditambahkan inokulum Saccharomyces cereviseae dan
direndam dalam air (fermentasi selama 24, 36, 48, 60, dan 72
jam)
5. Dicuci dan dibilas 2 kali
6. Ditiriskan dan dikeringkan degan sinar matahari
7. Digiling halus dan diayak dengan ayakan 80 mesh
8. Diamati warna dan tekstur tepung MOCAF yang dihasilkan
21
HASIL PENGAMATAN
N Panelis Parameter
o
Warna Tekstur
24 36 48 6 72 E (2) 2 3 48 6 72 E (2)
0 4 6 0
1 Abdul 3 3 2 3 2 1 16 2 2 3 4 2 13 169
3 9
3 Bq diana 3 3 2 3 2 1 16 2 2 2 4 2 13 169
3 9
5 Denda 3 3 2 3 2 1 16 2 2 2 2 2 13 169
0 9
6 Dessy 3 3 2 3 2 11 16 2 2 3 4 2 13 169
9
7 Dian 2 2 2 3 2 11 14 3 2 3 3 2 11 121
4
8 Dwi 3 2 2 3 2 11 12 2 4 2 3 3 17 189
1
9 Elisa 3 2 2 2 3 1 14 4 2 2 2 3 11 121
2 4
10 Fatlul 3 2 2 3 3 11 16 4 3 3 2 3 14 196
9
11 Gita 3 2 2 2 2 1 12 4 2 3 2 3 11 121
2 1
12 Harmi 3 3 2 2 2 11 12 3 2 3 2 2 13 169
22
1
13 Indah 4 2 3 3 2 1 22 4 3 3 4 3 15 229
5 5
14 Imam 3 2 2 3 1 11 12 4 2 2 1 2 11 121
1
15 Isti 3 2 2 2 3 1 16 3 2 2 2 2 13 169
3 9
16 Jumi 2 3 2 4 2 1 10 2 3 3 3 3 16 256
0 0
17 Noval 3 2 2 3 3 1 22 2 3 2 3 2 16 256
4 5
18 Linda 4 3 2 2 3 1 12 4 2 3 4 2 15 225
5 9
19 Mia 3 3 3 2 2 1 19 1 2 3 2 3 11 121
2 6
20 Nada 3 2 3 3 3 1 19 1 3 2 2 2 11 121
3 6
21 Apik 3 2 3 2 3 1 16 3 3 3 2 3 12 144
4 9
22 Windy 2 3 2 3 2 1 12 2 3 2 2 2 11 121
0 1
23 Ifo 3 2 3 2 2 1 16 4 3 3 1 3 12 144
3 9
24 Arifah 3 1 2 2 2 1 81 1 3 3 2 2 10 100
0
25 Nurhaerani 3 3 1 3 1 11 10 1 2 2 1 1 10 100
0
26 Hidayah 3 2 3 2 1 11 14 4 3 2 2 3 11 121
4
27 Nurjumratul 3 2 2 3 1 1 10 3 2 1 1 2 11 121
23
0 0
Jumlah 83 66 63 7 55 8 6 72 6 61
4 0 8 5
Rata-rata 23 23 22 2 20
6 5 5 6 7
Keterangan :
2 = Putih
3 = Agak putih
4 = Agak coklat
5 = Coklat
2 = Lembut
3 = Agak lembut
4 = Agak kasar
5 = Kasar
24
Perlakuan 4 17.131 4,273 14,079 0,000 5***
Kesimpulan :
terhaadap mocaf.
1 24 2,367 A
2 68 2,655 A
3 36 2,810 B
4 41 2,103 Bc
5 42 2,931 C
25
Kesimpulan :
jam.
perlakuan 24 jam.
Kesimpulan :
26
Blok (panelis) : F hit > F tabel terdapat percobaan nyata dari perlakuan
Waktu fermentasi : F hit > F tabel artinya dapat perbedaan yang nyata dari
perbedaan
1 24 2,963 a
2 48 2,655 ab
3 36 2,552 b
4 60 2,310 b
5 72 2,310 b
27
Kesimpulan :
jam.
28
PEMBAHASAN
adalah dengan prinsip memodifikasi sel ubi kayu secara fermentasi dengan
MOCAF memiliki karakteristik yang hampir sama dengan tepung terigu sehingga
MOCAF dapat menjadi bahan substitusi tepung terigu dalam pembuatan produk
Parameter yang dilihat adalah warna dan tekstur dengan jumlah panelis
sebanyak 34 orang. Skala rangking yang digunakan pada warna adalah skala 1
paling putih, skala 2 putih, skala 3 agak putih, skala 4 agak coklat dan skala 5
coklat. Dari hasil pengaatan organoleptik tepung mocaf dapat disimpulkan pada
tabel ANOVA parameter warna blok ( panelis ) tidak terdapat pengaruh yang
berbeda nyata dari perlakuan panelis terhadap tingkat kesukaan warna tepung
mocaf. Pada perlakuan f hitung > f tabel, artinya terdapat pengaruh yang nyata
(signifikan) dari perbedaan waktu fermentasi terhadap mocaf. Pada uji lanjut BNT
29
terdapat perbedaan warna mocaf dengan perlakuan 24 jm tidak berbeda nayata
dengan perlakuan 6 jam namun nyata dengan perlakuan 36, 48 dan 72 jam.
Perlakuan mocaf dengan 60 jam berbeda nyata dengan perlakuan 24 jam. Pada
tabel anova tekstur dapat disimpulan Block panelis f hitung > f tabel artinya
terdapat percobaan yang nyata ari perlakuan panelis terhadap tingkat kesukaan
tekstur mocaf. Pada waktu fermentasi f hitung > f tabel artinya dapat perbedaan
yang nyata dari perbedaan lama fermentasi terhadap tekstur tepung mocaf. Pada
uji lanjut BNJ tekstur perlakuan fermentasi 24 jam memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap tekstur mocaf dan berbeda nyata dengan perlakuan 48 jam
pada perlakuan lama perendaman selama 72 jam memberikan hasil yang paling
Dengan tekstur yang lembut dan warna sangat putih bila dibandingan dengan 4
derajat putih dan tekstur MOCAF. Hal ini dipengaruhi oleh dua faktor yakni
penambahan starter dan lama perendaman yang mempengaruhi kadar air, kadar
medium fermentasi. Inokulum (yang dalam hal ini merupakan starter atau ragi)
digunakan di dalam ragi umumnya terdiri atas berbagai bakteri dan fungi, yaitu
30
Hansenula, Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya. Inokulum ditambahkan
medium.
yang dihasilkan semakin tinggi. Hal ini karena semakin banyak starter yang
menjadi hilang dan membuat produk hasil fernentasi menjadi lebih putih. Sama
komponen penimbul warna dan protein yang dapat menyebabkan warna coklat
(2014), semakin lama fermentasi maka tekstur yang dihasilkan semakin baik. Hal
ini disebabkan karena semakin lama fermentasi maka produksi enzim pektinolitik
dan enzim selulolitik semakin banyak, dengan semakin banyaknya kedua enzim
tersebut maka pemecahan pati dan selulosa menjadi granula-granula halus akan
31
Tepung MOCAF dapat terbentuk karena adanya proses fermentasi
xylinum. Dinding sel singkong yang dihancurkan tadi akan membentuk liberasi
granula pati yang selanjutnya granula pati tersebut akan mengalami hidrolisis
dari tepung MOCAF yaitu tingkat viskositas tepung yang tinggi sehingga tepung
tersebut bisa lengket lebih baik ketika diadon bersama air dibandingkan
viskositas tepung terigu yang rendah. Karena kandungan pati tepung MOCAF
proses liberasi granula pati yang merubah karakteristik tepung (Hidayat, 2009).
sangat luas. Hasil uji coba penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa MOCAF
dapat digunakan sebagai bahan baku dari berbagai jenis makanan, seperti kue
brownish, kue kukus dan sponge cake dapat dibuat dengan berbahan baku
MOCAF sebagai campuran tepungnya hingga 80%. MOCAF juga dapat menjadi
bahan baku beragam kue kering seperti cookies, nastar, dan kastengel (Widya,
2011).
32
KESIMPULAN
fermentasi.
2. Prinsip dasar pembuatan MOCAF adalah dengan prinsip memodifikasi sel
33
ACARA IV
NATA DE PINNATA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Aren (Arenga piata Merr.) merupakan salah satu jenis pohon dari
keluarga palma yang cukup dikenal dikawasan tropis karena manfaatnya yang
beragam. Mulai dari akar, batang, pelepah, daun, buah, ijuk, sampai dengan
pucuk pohon dapat dimanfaatkan. Tandah bunga dapat menghasilkan nira atau
adalah niranya (Hartati, 2010). Pemanfaatan air nira salah satunya yakni dalam
pembuatan nata.
xylinum, bakteri ini dapat mengubah glukosa dalam air nira menjadi selulosa
sehingga banyak diminati. Pembuatan Nata de pinnata pun tidak sulit dan biaya
yang diperlukan tidak banyak. Walaupun nilai gizi Nata de pinnata rendah dan
34
pembuatan nata de pinnata banyak hal yang dapat mempengaruhi pembentukan
gel salah satunya kadar gua dan volume starter. Oleh karena itu, berdasarkan
Tujuan Praktikum
konsentrasi gula dan volume starter yang ditambahkan terhadap mutu nata de
pinnata.
35
TINJAUAN PUASTAKA
Pohon aren atau enau (Arenga piata Merr.) merupakan pohon yang
seperti akar,batang dan daun maupun produksi tanaman ini (buah muda, nira
menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat. Pemanfaatan air nira aren dapat
bahan baku pembuatan gula, serta produk fermentasi seperti tuak/saguer, cuka
dan alkohol. Dalam keadaan segar, rasanya manis dan berbau khas nira. Nira
bakteri Acetobacter acetic dan sel ragi dari suku Sacchoromyces sehingga
secara alami nira akan mudah terfermentasi menjadi alkohol dan asam asetat.
Selain itu melalui proses fermentasi nira. Nata adalah makanan yang dikonsumsi
Cairan nira biasanya disadap dari bunga jantan walaupun bunga betina
juga dapat disadap niranya, namun jumlah dan mutu hasil sedapannya lebih
mengandung gula yang sangat tinggi yaitu 7,5% sampai 15%. Gula utama
penyusun nira adalah sukrosa sekitar 13-17%. Nira juga mengandung glukosa
dan fruktosa tetapi dalam jumlah yang sangat kecil. Nira yang baik bercirikan
masih segar, rasa manis, harum, tidak berwarna dan derajat keasamannya (pH)
36
Keberhasilan dalam pembuatan nata dipengaruhi oleh viabilitas
(kemampuan hidup) bakteri, kandungan nutrisi yang cukup terutama gua sebagai
Nata adalah bahan yang menyerupai gel agar-agar yang terapung pada
Apabila dilihat di bawah mikroskop akan tampak sebagai suatu masa fibril tidak
diperoleh karena biakan ini berkaitan dengan aktivitas bakteri pembentuk nata
( Sutarminingsih, 2004).
rendemen dan ketebalan nata yang diperoleh karena umur biakan berkaitan
merupakan feliket dari bakteri Acetobacter xylinum, maka rendemen nata yang
terbentuk dari proses pembuatan tergantung pada aktivitas bakteri pada media
menjadi selulosa. Selulosa yang terbentuk dalam media tersebut berupa benang-
37
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas piala,
aren segar, asam asetat, magnesium sulfat, gula pasir dan starter.
Prosedur Kerja
38
10 Dwi S. 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4
11 Gita 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3
12 Nifo 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4
13 Dende 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4
14 Linda 4 3 3 2 4 3 3 4 4 2
15 Arifa 4 3 2 2 4 3 4 4 4 2
16 Indah 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3
17 Nurhidaya 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3
h
18 Mia 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4
19 Tia 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4
20 Bq. Putri 4 3 4 3 4 4 3 3 4 2
Keterangan:
2 = Kuning
3 = Agak Putih
4 = Putih
5 = Sangat Putih
2 = Tidak Kenyal
3 = Agak Kenyal
4 = Kenyal
5 = Sangat Kenyal
Kesimpulan:
39
Blok ( Panelis) = F hitung > F tabel, H0 diterima artinya terdapat
pengaruh
yang berbeda nyata dari perlakuan panelis (blok) terhadap
pengaruh
yang berbeda nyata dari perbedaan jumlah starter terhadap
Keseimpulan:
40
18 Denda 3,2 ab
19 Arifa 3 b
20 Tia 3 b
Kesimpulan:
pengaruh
yang berbeda nyata dari perbedaan konsentrasi starter
pengaruh
yang berbeda nyata dari perlakuan panelis (blok) terhadap
Keseimpulan:
9 dan 7
Tidak terdapat pengaruh berbeda nyata antara perlakuan 6 dan 10
serta 8 dan 10
Tabel 4.7 Hasil Uji Lanjut BNT Parameter Testur ( Blok)
Ranking Panelis Rerata Signifikansi
41
1 Nifo 3,8 a
2 Tia 3,6 ab
3 Windy 3,6 ab
4 Isti 3,6 ab
5 Mia 3,6 ab
6 Abdul 3,6 ab
7 Elia 3,6 ab
8 Dwi S. 3,6 ab
9 Gita 3,4 ab
10 Nurhidayah 3,4 ab
11 Arifa 3,4 ab
12 Denda 3,4 ab
13 Dian 3,4 ab
14 Linda 3,4 ab
15 Noval 3,2 ab
16 Indah 3,2 ab
17 Nada 3,2 ab
18 Harmi 3,2 ab
19 Imam 3 b
20 Bq. Putri 3 b
42
PEMBAHASAN
Nata berasal dari bahasa Spanyol yang dalam bahasa inggris berarti
cream sedangkan pinnta merupakan kata yang diambil dari nama jenis pohon
aren (Arenga Pinnata). Nata merupakan jenis makanan penyegar atau pencuci
mulut yang dapat digolongkan pada serat pangan (dietary fiber) yang cukup
sintetik, terbentuk dari proses fermentasi yang bersifat anabolik pada media cair
(Arenga Pinnata L.) yang berbentuk gel kenyal. Kandungan nutrisi nata de
pinnata yang diolah dari nira aren tidak jauhberbeda dengan nutrisi nata yang
lainnya yang diolah dari air kelapa atau air nira kelapa. Nata de pinnata
mengandung kadar air sebesar 97,42%, serat kasar 0,82%, dan protein 0,15%.
Secara fisik nata de pinnata tidak jauh berbeda dengan nata de coco atau produk
lainnya.
Starter yang digunakan dalam pembuatan atau pembentukan nata adalah
bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri ini mampu mengubah gula (glukosa) dalam
air nira menjadi selulosa secara esktraseluler sehingga terbentuk flikel tebal.
berlendir membentuk suatu jalinan yang lama kelamaan akan membentuk suatu
masa yang kokoh dan tebal. Lapisan selulosa ini terbentuk selapis demi selapis
43
Hasil pengamatan dengan uji organoleptik pada parameter warna
hitung < F tabel, H0 ditolak artinya tidak terdapat pengaruh yang berbeda nyata
dari perbedaan jumlah starter terhadap warna nata de pinnata. Hasil uji lanjut
pinnata. Dari hasil uji lanjut ini dapat pula disimpulkan bahwa perlakuan
konsentrasi starter terhadap tingkat tekstur nata de pinnata yang dihasilkan. Hasil
baik dan disukai. Terdapat pengaruh yang berbeda nyata antara perlakuan
penambahan starter 6 ml, 8 ml dan 9 ml. Menurut Suryani (2005), umur biakan
starter dan volume starter sangat mempengaruhi rendemen dan ketebalan nata
yang diperoleh karena umur dan volume biakan berkaitan dengan aktivitas
pembentukan nata.
Nitrogen merupakan salah satu unsur yang dapat merangsang pertumbuhan dan
aktivitas bakteri Acetobacter xylinum dalam hal ini adalah ammonium sulfat.
44
Manfaat starter adalah yaitu berperan dalam pembentukan nata karena bakteri
ini yang mengubah gula menjadi selulosa. Dimana selulosa yang terbentuk
media, temperatur dan oksigen. Senyawa karbon yang dibutuhkan berasal dari
bahan organic seperti ZA dan urea. Bakteri Acetobacter xylinum tumbuh optimal
pada pH 4,3 dan pada suhu 28C sampai 31C. Faktor-faktor yang
terdapat dalam air nira, jumlah gula yang ditambahkan, volume starter, pH, lama
45
KESIMPULAN
pinnata.
4. Perlakuan penambhan starter 6 ml merupakan perlakuan terbaik untuk
menghasilkan warna dan tekstur nata de pinnata yang baik dan disukai.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembuatan nata de pinnta
adalah jumlah gula yang terdapat dalam air nira, jumlah gula yang
46
ACARA V
DUNKIN DOUGHNUT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
camilan yang dapat terbuat dari tepung terigu dan campuran bahan lainnya.
yang cukup familiar di masyarakat. Meski kue ini bukan asli dari Indonesia tetapi
kue ini banyak disukai. Rasa adonan kue ini gurih dan empuk yang disertai
dengan topping beraneka ragam seperti cokelat beras atau gula halus, lelehan
cokelat hingga abon manis. Bahan baku utama yang digunakan untuk membuat
Organisme yang berperan utama dalam produksi roti adalah khamir roti. Jenis
Penambahan ragi tersebut akan mempengaruhi tekstur, struktur dan rasa roti.
2012). Oleh karena itu, pentingnya praktikum ini untuk mengetahui pengaruh
47
Tujuan Praktikum
48
TINJAUAN PUSTAKA
Donat merupakan sejenis kue kecil yang memiliki bentuk khas yaitu
memiliki lubang ditengahnya seperti bentuk cincin. Doughnut atau sering disebut
dengan Donat termasuk makanan camilan siap saji, terbuat dari bahan baku
dikenal dengan ragi roti. Khamir ini digunakan sebagai bahan pengembang pada
pembuatan donat atau jenis rerotian lainnya karena dapat menghasilkan enzim
dapat merombak gula menjadi alkohol dan gas CO2. Adanya gas CO2 yang
Hal ini juga bisa terjadi karena tepung yang diadoni sifatnya elastis sehingga
dapat mengurung gas CO2 yang terbentuk selama proses fermentasi (Anah,
2013).
Meski bukan asli kue lokal, kue yang mempunyai lubang di tengah ini cukup
familiar di masyarakat. Rasa adonan kue ini gurih dan empuk disertai dengan
topping yang beraneka ragam mulai dari cokelat, gula halus hingga abon. Faktor
keempukan donat adalah pada peragian. Tekstur donat yang keras disebabkan
oleh peragian yang tidak sempurna. Adonan donat yang mengembang sempurna
ditandai dengan donat berukuran dua kali lipat dari ukuran semula (Iwandono,
2008).
49
Pembuatan donat perlu diperhatikan volume pengembangan dari adonan
yaitu kemampuan menghasilkan gas CO2 dan kemampuan untuk menahan gas
selama fermentasi. Gas ini kemudian akan terperangkap dalam jaringan gluten
protein sehingga dinamakan sebagai protein sel tunggal. Ragi yang biasanya
2014)
sebagai salah satu makanan basa yang paling kuat. Karena itu kentang sebagai
sangat berguna untuk menjaga cadangan alkali dalam tubuh. Umbi yang satu ini
merupakan penawar racun alami terhadap asam yang berlebihan atau asidosis.
50
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Universitas Mataram.
a. Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini ialah baskom plastik, garisan
b. Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini ialah tepung terigu, kentang,
telur 1 butir, mentega, susu bubuk, gula halus, garam, minyak goreng dan ragi
fermifan.
Prosedur Kerja
2. Diayak dan dicampur dengan susu bubuk, gula halus, garam dan telur.
7. Dicetak.
51
8. Dibiarkan mengembang selama 15 menit.
52
HASIL PENGAMATAN
Keterangan:
Warna : Tekstur :
4. Kuning 4. Lembut
53
Tabel 5.2 Tabel Anova Parameter Warna
SK DB JK KT F hitung F tabel signifikansi
total 99 96,11
Kesimpulan:
-blok (panelis) : F hitung > F tabel, maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh
warna donat
Kesimpulan :
- konsentrasi 2% ragi memiliki rerata 3,05 yang merupakan rerata tertinggi dan
menghasilkan tingkat warna donat yang tidak berbeda nyata (non signifikan)
54
- konsengtrasi ragi 4% memiliki rerata 1,8 dan menghasilkan tingkat warna pada
donat yang tidak berbeda nyata (non signifikan) dengan konsentrasi 5% rerata
- Konsentrasi ragi3% merupakan nilai rerata terendah yaiti 1,4 dan menghasilkan
total 99 98,19
Kesimpulan :
-blok (panelis) : F hitung > F tabel, maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh
tekstur donat
Kesimpulan :
55
- konsentrasi 1% ragi memiliki rerata 3,05 yang merupakan rerata tertinggi yaitu
3,7 dan menghasilkan tingkat tekstur donat yang tidak berbeda nyata (non
pada donat yang tidak berbeda nyata (non signifikan) dengan konsentrasi 4 %
rerata untuk konsentrasi 4% yaitu 2,85 tekstur yang dihasilkan yaitu agak
lembut
-Konsentrasi ragi 2% merupakan nilai rerata yaitu 2,55 dan menghasilkan tingkat
Parameter Tinggi
13 3% 4 5 4,6 3 3 3,5
14 4% 4 4 5,3 3 3 3,8
15 5% 4 5,5 5 3 2 3,6
56
PEMBAHASAN
Donat merupakan salah satu kue yang mempunyai ciri khas yang tidak
dimiliki kue lain. Donat merupakan kue yaitu berbentuk lingkaran yang memiliki
dibedakan atas terigu tipe kuat (hard wheat), tipe sedang (medium wheat) dan
Donat biasanya terbuat dari tepung terigu kuat karena dapat menyerap air
dalam jumlah besar, dapat mencapai konsistensi adonan yang tepat, memiliki
elastisitas yang baik untuk menghasilkan donat dengan remah halus, tekstur
pada terigu tipe kuat paling tinggi dibandingkan dengan terigu tipe lainnya. Dalam
pembuatan donat penggunaan tepung terigu tipe kuat lebih disukai karena
kemampuan gluten (jenis protein pada tepung terigu) yang sangat elastis dan
digoreng akan menjadi mekar. Hal ini dapat terjadi karena terbentuknya struktur
berongga dalam donat. Adonan yang telah jadi harus ditutup dengan kain saring
yang telah direndam dalam air agar gas CO2 yang dihasilkan oleh
(fermipan) yang berbeda yaitu 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%. Proses pembuatan
57
(kneading), fermentasi, pencetakan (rounding) dan penggorengan atau
Adonan didiamkan (proofing) pada suhu 32-38C selama 15 menit. Ragi roti
tumbuh sangat cepat selama pengadukan adonan, fermentasi dan proofing dan
dihasilkan sedikit etanol dan gas CO 2. Etanol yang dihasilkan akan menguap
selama penggorengan, sedangkan gas CO2 ditahan gluten terigu sehingga roti
mengembang.
perhitungan ANOVA untuk blok (panelis) yaitu F hitung > F tabel, maka Ho
ditolak, artinya terdapat pengaruh yang nyata dari perlakuan panelis (blok)
terhadap tingkat warna donat, untuk perlakuan yaitu F hitung > F tabel, maka Ho
konsentrasi ragi yang digunakan terhadap warna donat. Sedangkan untuk uji
lanjut BNT parameter warna diperoleh konsentrasi 2% ragi memiliki rerata 3,05
yang merupakan rerata tertinggi dan menghasilkan tingkat warna donat yang
tidak berbeda nyata (non signifikan) dengan konsentrasi ragi 1% memiliki tingkat
warna agak kuning, konsengtrasi ragi 4% memiliki rerata 1,8 dan menghasilkan
tingkat warna pada donat yang tidak berbeda nyata (non signifikan) dengan
yaitu coklat, Konsentrasi ragi3% merupakan nilai rerata terendah yaiti 1,4 dan
berdasarkan perhitungan ANOVA untuk blok (panelis) yaitu F hitung > F tabel,
maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang nyata dari perlakuan panelis
(blok) terhadap tingkat tekstur donat sedangkan untuk perlakuan yaitu F hitung >
58
F tabel, maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang berbeda nyata dari
berdasarkan uji lanjut diperoleh konsentrasi 1% ragi memiliki rerata 3,05 yang
merupakan rerata tertinggi yaitu 3,7 dan menghasilkan tingkat tekstur donat yang
tidak berbeda nyata (non signifikan) dengan konsentrasi ragi 3%. Konsengtrasi
ragi 5% memiliki rerata 3,05 dan menghasilkan tingkat tekstur pada donat yang
konsentrasi 4% yaitu 2,85 tekstur yang dihasilkan yaitu agak lembut. Konsentrasi
ragi 2% merupakan nilai rerata yaitu 2,55 dan menghasilkan tingkat tekstur pada
ragi yang digunakan dalam pembuatan donat maka pertambahan volume akan
semakin besar dan menghasilkan struktur yang semakin lunak disertai struktur
yang makin halus. Hal ini terjadi karena Saccharomyces cerevisiae menghasilkan
lebih banyak gas yang dapat mengembangkan adonan. Donat paling bagus
59
dihasilkan dengan penggunaan ragi 3 % karena pertambahan volumenya lebih
besar daripada penambahan ragi yang lainnya. Tekstur donat yang lembut
berukuran dua kali lipat ukuran semula. Selain itu, empuknya adonan donat bisa
diluar saja tetapi bagian dalam belum terlalu matang atau warna donat terlalu
cokelat. Pada saat suhu rendah pembentukan gas akan terhambat. Proses
penggorengan maka warnanya akan cokelat. Oleh karena itu, waktu dalam
tumbuhnya jamur (kapang). Untuk mencegah hal ini terjadi maka dalam
jamur seperti sodium propionat atau kalsium propionat dengan kadar 0.32-0.38%
oleh faktor peragian dan kekalisan adonan. Tekstur donat yang keras disebabkan
oleh peragian yang tidak sempurna. Adonan donat yang sempurna ditandai
60
KESIMPULAN
sebagai berikut :
Saccharomyces cereviseae.
semakin mengembang.
61
ACARA VI
TAPE
PENDAHULUAN
Latar Belakang
karbohidrat pada singkong menjadi glukosa yang membuat tape terasa manis
walaupun tidak diberi gula. Kemudian glukosa itu akan dimakan untuk
Rasa manis dari tape dipengaruhi oleh kadar gula dari tape. Dalam
proses fermentasi, pati akan diubah menjadi gula oleh kapang jenis
alkohol. Ragi sangat diperlukan dalam proses pembuatan tape. Selain ubi kayu,
jenis bahan yang mengandung karbohidrat lain juga dapat difermentasi menjadi
diketahui sebagai zymase yang berperan pada fermentasi senyawa gula, seperti
glukosa menjadi etanol dan karbondioksida (Ela, 2009). Oleh karena itu,
62
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari pengaruh
63
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape
dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda
glukosa yang membuat tape terasa manis walaupun tidak diberi gula. Kemudian
lunak. Jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol (Ela, 2009).
Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan
fermentasi adalah etanol, asam laktat dan hidrogen. Akan tetapi beberapa
komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan
aseton. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang
menggunakan daun pisang, daun jati, daun waru dan plastik. Untuk mendorong
64
pertumbuhan jamur Saccharomyces cerevisiae dengan baik secara aerasi untuk
jenis raginya), ragi digunakan sebagai starter dalam pembuatan roti maupun
berbagai jenis makanan hasil fermentasi tradisional, seperti tape, tempe, oncom,
dan kecap juga untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman
65
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Universitas Mataram.
a. Alat-alat praktikum
dan mika.
b. Bahan-bahan praktikum
Prosedur Kerja
66
HASIL PENGAMATAN
67
PEMBAHASAN
Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda
pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme. Zat pati yang ada dalam
bahan makanan diubah menjadi bentuk yang sederhana yaitu gula, dengan
bantuan suatu mikroorganisme yang disebut ragi atau khamir (Annisa, 2010).
Bahan baku yang digunakan dalam praktikum ini adalah singkong.
Singkong adalah umbi atau akar pohon yang panjang dengan daging umbinya
meskipun di tempatkan pada lemari pendingin, hal ini karena singkong rentan
tumbuhan yang mengandung karbohidrat. Khamir dapat diisolasi dari tanah yang
berasal dari kebun anggur, kebun buah-buahan dan biasanya khamir berada di
dalam cairan yang mengandung gula, seperti cairan buah, madu, sirup, dan
sebagainnya. Bentuk sel khamir biasanya bulat, oval, dan biasanya tidak
68
Penggunaan ragi tape dalam pembuatan tape singkong tidak hanya
bersinergis dalam proses fermentasi tape singkong. Srarter ragi tape merupakan
alkohol dan bermacam-macam zat organik lain sementara itu Acetobacter dapat
merombak alkohol menjadi asam. Beberapa jenis jamur juga terdapat dalam ragi
tape, antara lain Chlamydomucor oryzae, Mucor sp, dan Rhizopus sp.
69
KESIMPULAN
sederhana.
2. Singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat dan
dan alkohol.
Starter ragi tape memiliki populasi campuran dari spesies-spesies genus
70
DAFTAR PUSTAKA
Amanu, F.N. 2014. Pembuatan Tepung MOCAF Di Madura (Kajian Varietas Dan
Lokasi Penanaman) Terhadap Mutu dan Rendemen. Jurnal Pangan dan
Agroindustri. 2 (3):161-169.
Any. 2008. Kentang Penawar Racun Alami. Harian Jawa Pos (10 Desember
2008).
Aryani, Putri. 2011. Donat Kentang Sehat. Jakarta: Terbitan Brahaya Pedia.
Ayres et al. 2012. Produk fermentasi buah (Anggur, Cider dan Vinegar).
http://produk-fermentasi-buah-anggur-cider-vinegar.pdf/. [diakses pada
tanggal 15 November 2016]
Gunam , Ida B. W. Dan Luh Putu W. 2009. Pengaruh Jenis dan Jumlah Gula
pada Karakteristik Wine Salak. AGROTEKNO 15 (1) : 12-19.
Hawusiwa, Eko S., Agustin Krisva W dan Dian Widya N. 2015. Pengaruh
Konsentrasi Pasta Singkong dan Lama Fermentasi pada Proses
Pembuatan Minuman Wine Singkong. Jurnal Pangan dan Agroindustri 3
(1): 147-155.
Iwandono, Kasta. 2008. Peragian Sempurna, Donat Lebih Empuk. Harian Jawa
Pos (10 Desember 2008).
71
Jono, 2010. Media Pembungkus. http://scribd. (Diakses pada tanggal 22
November 2015).
Kus, Srihartini. 2011. Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari. Surakarta: UNS Press.
Lempang, Mody. 2013. Produksi Nata Fruticants Dari Nira Nipah. Jurnal
Penelitian Hasil Hutan. Volume 31(2): 110-119.
Santoso, A., 2010. Karakteristik Tape Buah Sukun Hasil Fermentasi Penggunaan
Konsentrasi Ragi yang Berbeda. Jurnal Magister Teknologi Fermentasi.
ISSN 0215-9511. No. 73 Th. XXII September 2010.
Suryani, A., Hambali Dan Suryadarma. 2005. Membuat Aneka Nata. Jakarta:
Penebar Swadaya.
72
Widya, R. 2011. Teknologi Pembuatan Makanan Dengan Menggunakan Tepung
Mocaf Sebagai Subtitusi Tepung Terigu. STPP Medan. Medan.
73